Iren Menyukaiku

Aku terbelalak, Iren menciumku!

Untungnya aku masih sempat menutupi bibirku dengan tangan. Bibir Iren terhalangi oleh tanganku.

Haaah.. Ciuman pertamaku selamat! Aku berhasil menyelamatkannya.

"Apa yang kau lakukan?!! Kau sudah gila ya?!!"

"Iya! Aku sudah tergila-gila denganmu Tis!!" Iren menghambur memelukku.

Aaaarrgh!!! Dia benar-benar sudah gila!!

Aku menggeliat geli saat Iren mengendus leherku.

"Aaargh!! Lepaskan aku!!" Aku mendorong Iren menjauh.

Segera aku berlari ke kamarku.

Saat aku menutup pintu kamar, tiba-tiba Iren mengganjal pintu dengan kakinya. Sehingga pintu kamarku tidak sepenuhnya tertutup.

Dia membuka pintu kamarku dan menerobos masuk.

Blam!

Iren menutup pintu kamarku dengan keras.

"Keluar kamu dari kamarku!!" Aku mendorong tubuh Iren ke pintu.

Bukk!

Dia mendorongku jatuh ke kasur. Iren segera mengunci pintu kamarku.

"Iren!! Apa yang mau kau lakukan?!!"

Aku segera bangkit berdiri. Tapi Iren mendorongku jatuh kembali ke kasur. Dia menindih tubuhku.

"Aaaarrgh!!! Siapapun, tolong aku!!!"

"YO WES BEN NDUWE BOJO SING GALAK..."

Aaargh!! Sound system sialan!! Tidak ada yang mendengar teriakanku gara-gara sound system itu!

Iren terus berusaha menciumku, aku terus mendorong wajahnya agar tidak menciumku.

"Aku menyukaimu Tis!"

"KAU SUDAH GILA!! AARGHH!!" sekuat tenaga aku berusaha mendorong tubuh Iren.

"AAKH!!" Aku menggelinjang saat Iren memasukkan tangannya menyentuh perutku dari balik baju.

"Iren, sadarlah!! Kita sama-sama perempuan!!"

"Aku tidak peduli!! Aku sudah menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu!!"

Aaarghh!! Andri benar!!

Sebelum tangan Iren sampai ke dadaku, aku menendang Iren yang menindihku.

Segera aku bangkit dan meraih gagang pintu.

Hup!

Iren memeluk tubuhku dari belakang.

"Aaaarrgh!! Lepaskan aku!!"

"Kenapa kau bisa semenarik ini?!" Iren mengendus leherku.

"Iren!! Hentikan!!" Aku menggeliat geli.

Kudorong Iren menjauh. Aku membalikkan badanku menghadapnya.

PLAKK!!

Iren terhenyak memegangi pipinya yang kutampar.

Dia terdiam menatapku. Sepertinya tamparan barusan membuatnya tersadar.

"Tisa, maafkan aku. Aku nggak bermaksud seperti itu!!" Iren hendak menyentuh lenganku.

"Jangan sentuh aku!!" Aku menepis tangannya.

"Maafin aku Tis. Aku benar-benar cinta sama kamu!"

Aaargh! Sepertinya aku kurang keras menamparnya!!

"Iren, kau sudah gila!! Kita sama-sama perempuan!!"

"Aku tidak peduli!! Jadilah pacarku!!"

"Aku nggak mau!! Aku masih waras!!" teriakku.

Dia benar-benar sudah gila. Harusnya aku percaya kata-kata Andri!

"Jadilah pacarku. Aku akan membuatmu bahagia!"

"Sudah kubilang aku nggak mau!! Kita itu sama-sama perempuan!!"

"Apa masalahnya?!! Toh kamu juga nggak punya pacar kan?!!"

Aargh!! Iren sudah nggak waras!!

Aku mengusap kasar wajahku. "Siapa bilang aku tidak punya pacar?! Aku punya pacar!!"

"Bohong!! Aku nggak pernah tuh lihat pacarmu datang kesini!"

"Aku nggak bohong!!"

Iren mengangkat sebelah alisnya. "Kalau begitu, kenalkan pacarmu padaku! Setelah aku percaya kau benar-benar punya pacar, aku tidak akan mengejar kamu lagi!"

Iren memutar kunci pintu. "Itu pun kalau kamu benar-benar punya pacar!" ucapnya sebelum pergi meninggalkan kamarku.

Aku melorot jatuh terduduk. Jantungku masih deg-degan.

Tadi itu nyaris saja. Kalau tidak, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku.

Iren benar-benar sudah gila! Kenapa aku terlambat menyadarinya?!

Aku menyambar hp dan topi hitamku. Aku bergegas keluar dari kamar.

Saat berjalan keluar, aku melewati kamar Iren.

Dia tersenyum melihatku. Segera aku membuang muka ke arah lain.

Segera aku membuka pagar dan menghempaskan kaki dari sana.

Aku berjalan ke alun-alun kota. Karena hari libur, pinggir jalan dipenuhi orang-orang jualan makanan dan mainan.

Aku mendudukkan diriku di kursi taman di tengah alun-alun.

Tak jauh dari tempatku duduk, ada sepasang kekasih duduk berduaan bermesraan.

Aku memijit keningku mengingat perkataan Iren tadi.

"Iren mengatakan tidak akan mengejarku lagi jika aku mengenalkan pacarku padanya. Tapi siapa yang akan kukenalkan?! Aku bahkan tidak punya pacar!!"

Aku menoleh ke pasangan yang duduk tak jauh dariku tadi.

Mataku membulat.

Astaga!! Kenapa mereka melakukannya di tempat ramai seperti ini?!!

Sepasang kekasih tadi saling mengulum bibir. Kuhempas kakiku pergi dari sana.

Tempat ini begitu ramai. Aku tidak bisa berpikir untuk mencari solusi masalahku. Aku harus mencari tempat yang tenang.

Kemudian aku berjalan ke perpustakaan kota.

Aku menatap bangunan di depanku. "Sepertinya di sini adalah tempat paling tenang!"

Aku masuk ke dalam perpustakaan itu.

Setelah meminjam buku, aku memilih tempat duduk di pojokan.

Di sini suasananya hening sekali, terasa sangat damai. Hanya ada suara yang ditimbulkan saat membalik lembar buku.

________

"Mbak, bangun. Perpustakaannya mau tutup." Seseorang menepuk bahuku.

Astaga! Aku ketiduran!

Aku mengusap wajahku menghilangkan rasa ngantuk.

"Maaf Mbak, perpustakaannya sudah mau tutup," ucapnya lagi.

Aku mengangguk. Kutatap sekelilingku, sudah sepi. Di luar juga sudah mulai gelap.

Saat mengecek jam dari hpku, mataku terbelalak.

Ya ampun, ini sudah jam enam lebih. Sudah berapa jam aku tidur di sini?!

"Sebenarnya perpustakaannya sudah tutup dari tadi siang. Tapi saya nggak tega bangunin Mbaknya. Jadi saya biarin Mbaknya tidur, lagi pula saya juga masih menata buku," ucap perempuan yang kuduga adalah penjaga perpustakaan.

"Tapi karena saya sudah mau pulang, jadi saya bangunin Mbaknya," lanjutnya.

"Iya, makasih ya sudah di bangunin." Dia mengangguk tersenyum.

Aku keluar dari perpustakaan itu.

Rasanya aku malas untuk pulang ke kos-kosan. Aku nggak mau ketemu sama Iren.

Karena siang tadi belum makan, perutku sekarang jadi keroncongan.

Aku mencari warung di pinggir jalan. Tapi begitu masuk warungnya, tempatnya sudah full. Mungkin karena ini hari libur.

Aku menghela nafas saat warung dan depot di pinggir jalan semuanya sudah full pengunjung.

Nggak ada ada pilihan lagi. Terpaksa aku harus ke kafe.

Aku kurang suka ke kafe. Di sana semuanya mahal-mahal.

Aku duduk di pojokan kafe. Menunggu pesananku, nasi goreng dan es teh manis. Karena hanya makanan itu yang ramah sama dompetku.

"Bagaimana, apa putrimu sudah pulang ke rumah?"

"Belum."

Aku menoleh mendengar obrolan itu.

Astaga!! Itu Ayah!!

Aku segera mengambil buku menu untuk menutupi wajahku.

"Sampai saat ini dia masih belum pulang. Aku belum berhasil membujuknya pulang," ucap Ayah.

Membujuk?! Bagian manakah yang Ayah maksud membujuk?! Setiap kali dia menelfon dia hanya mengejekku!

"Aku juga nggak tahu dimana alamat dia tinggal. Lalu bagaimana dengan putramu sendiri?" tanya Ayah.

"Haahh." Pria yang ditanyai Ayah menghela nafas.

"Setelah dia tahu aku menjodohkannya, dia pergi dari rumah. Awalnya aku tahu dia tinggal di sebuah apartemen. Tapi sekarang dia sepertinya pindah lagi. Dan saat ini, aku nggak tahu dia tinggal dimana. Aku sudah mencari ke semua apartemen dan hotel. Tapi nggak ketemu."

"Kalau putramu masih mending. Meskipun sekarang dia tidak tinggal serumah denganmu, tapi dia masih mau bekerja di perusahaanmu kan?!" sahut Ayah.

"Lah kalau putriku, aku nggak tahu dia tinggal dimana, aku juga nggak tahu dia kerja apa. Entah jadi apa dia di luaran sana!" lanjut Ayah.

"Tapi aku suka dengan putramu. Dia sangat cerdas dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Aku sudah bertemu dengannya!"

Aku memutar bola mata mendengar Ayah memuji anak orang lain. Dia bahkan tidak pernah memuji anaknya sendiri.

"Putrimu juga sangat berbakat bukan. Aku pernah mendengar, dia berhasil mendapatkan tender yang sangat sulit didapatkan oleh perusahaan lain."

"Ahaha. Itu sudah tidak ada artinya lagi saat dia lebih memilih keluar dari perusahaan!" jawab Ayah.

"Aku ingin perjodohan ini tetap dilanjutkan," ucap Ayah.

Kenapa Ayah keras kepala banget sih?!

"Aku juga setuju!" pria paruh baya di depan Ayah juga menyetujui perkataan Ayah.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

bucin_nya lee donghae

bucin_nya lee donghae

tk kirain yg nyium si andri

2022-02-27

0

nengrony24

nengrony24

sekian lma ku cari kelanjutan yg d FB akhirnya
lanjut

2021-12-25

2

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺​﷽🆅🅸🅽🅰❶﷽⍣⃝కꫝ🎸​᭄꧂

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺​﷽🆅🅸🅽🅰❶﷽⍣⃝కꫝ🎸​᭄꧂

sudah ku duga, 😁

2021-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 Nggak Bisa Tidur Gara-Gara Suara Aneh
2 Inilah Aku
3 Sol Sepatu Lepas
4 Lagu Pengantar Tidur
5 Dasar Netizen
6 Tamu Tak Diundang
7 Melawan Om Nyeremin
8 Penghuni Baru
9 Kelakuan Iren
10 Kunci Kos Hilang
11 Dijemput
12 Berkunjung Ke Rumah
13 Dicium
14 Iren Menyukaiku
15 Iren Pindah
16 Dikejar Debt Collector
17 Ditampar Lagi
18 Nggak Jadi Dicium
19 PENGUMUMAN
20 Bertemu dengan Jodoh
21 Jalan-jalan Bareng
22 Nggak Jadi Makan di Kafe
23 Mbak Lina Keguguran
24 Dipecat
25 Impian Yang Menjauh
26 Kerja
27 Assisten Direktur?
28 Ternyata Dia Direkturnya
29 Obat
30 Es Krim Untuk Sepasang Kekasih
31 Pertemuan Saat Meeting
32 Tisandra Putri Kusuma
33 Koko
34 Toko Perlengkapan Bayi
35 Satu Minggu
36 Sumpelan
37 Besar Sebelah
38 Lampu
39 Mengganti Lampu
40 Mesin Foto Kopi Baru
41 Ke Rumah Pak Yosua
42 Mendung Tapi Panas
43 Hadiah Untuk Tante Ima
44 Suka Udang
45 Wallpaper
46 Gosip Yang Beredar
47 Jawaban
48 Yosi
49 Pengakuan
50 Di Balik Tembok
51 Makan-makan
52 Pawang
53 Om Andri
54 Jual Bakso
55 Mawar
56 Obrolan Berkuah
57 Ayah Salah Paham
58 Siapa Tiwi?
59 Kepo
60 Tiwi Datang
61 Identitas Tiwi
62 Terjalin Dan Terputus
63 Rumah Andri
64 Bertemu Mantan Calon Mertua
65 Untuk Pembaca Yang Tercinta
66 Kedatangan Seseorang
67 Hareudang
68 Makan Bersama
69 Istri Kedua
70 Gaun Pengantin
71 Jadi Perempuan
72 Ke Rumah Sakit
73 Di Rumah Sakit
74 Ditelfon
75 Dering Yang Bersamaan
76 Bagaimana Dia Bisa Tahu?
77 Kata Sandi
78 Penghuni Baru Lagi
79 Siapa Faiz?
80 Kiriman Gaun pengantin
81 Dress Warna Maroon
82 Bernyanyi Bersama
83 Survei Bercocok Tanam
84 Makan Malam Bersama
85 Makan Malam Bersama 2
86 Tunangan
87 Terkuak
88 Andri Cemburu
89 Kejadian Di Gang Sepi
90 Kejadian Di Gang Sepi 2
91 Kenapa Secepat Ini?
92 TAMAT
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Nggak Bisa Tidur Gara-Gara Suara Aneh
2
Inilah Aku
3
Sol Sepatu Lepas
4
Lagu Pengantar Tidur
5
Dasar Netizen
6
Tamu Tak Diundang
7
Melawan Om Nyeremin
8
Penghuni Baru
9
Kelakuan Iren
10
Kunci Kos Hilang
11
Dijemput
12
Berkunjung Ke Rumah
13
Dicium
14
Iren Menyukaiku
15
Iren Pindah
16
Dikejar Debt Collector
17
Ditampar Lagi
18
Nggak Jadi Dicium
19
PENGUMUMAN
20
Bertemu dengan Jodoh
21
Jalan-jalan Bareng
22
Nggak Jadi Makan di Kafe
23
Mbak Lina Keguguran
24
Dipecat
25
Impian Yang Menjauh
26
Kerja
27
Assisten Direktur?
28
Ternyata Dia Direkturnya
29
Obat
30
Es Krim Untuk Sepasang Kekasih
31
Pertemuan Saat Meeting
32
Tisandra Putri Kusuma
33
Koko
34
Toko Perlengkapan Bayi
35
Satu Minggu
36
Sumpelan
37
Besar Sebelah
38
Lampu
39
Mengganti Lampu
40
Mesin Foto Kopi Baru
41
Ke Rumah Pak Yosua
42
Mendung Tapi Panas
43
Hadiah Untuk Tante Ima
44
Suka Udang
45
Wallpaper
46
Gosip Yang Beredar
47
Jawaban
48
Yosi
49
Pengakuan
50
Di Balik Tembok
51
Makan-makan
52
Pawang
53
Om Andri
54
Jual Bakso
55
Mawar
56
Obrolan Berkuah
57
Ayah Salah Paham
58
Siapa Tiwi?
59
Kepo
60
Tiwi Datang
61
Identitas Tiwi
62
Terjalin Dan Terputus
63
Rumah Andri
64
Bertemu Mantan Calon Mertua
65
Untuk Pembaca Yang Tercinta
66
Kedatangan Seseorang
67
Hareudang
68
Makan Bersama
69
Istri Kedua
70
Gaun Pengantin
71
Jadi Perempuan
72
Ke Rumah Sakit
73
Di Rumah Sakit
74
Ditelfon
75
Dering Yang Bersamaan
76
Bagaimana Dia Bisa Tahu?
77
Kata Sandi
78
Penghuni Baru Lagi
79
Siapa Faiz?
80
Kiriman Gaun pengantin
81
Dress Warna Maroon
82
Bernyanyi Bersama
83
Survei Bercocok Tanam
84
Makan Malam Bersama
85
Makan Malam Bersama 2
86
Tunangan
87
Terkuak
88
Andri Cemburu
89
Kejadian Di Gang Sepi
90
Kejadian Di Gang Sepi 2
91
Kenapa Secepat Ini?
92
TAMAT
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!