Nggak Jadi Dicium

Wajah Andri semakin dekat denganku. Bibirnya sudah hampir menyentuh bibirku.

Tidak!!

"Stop!!!" Tante Sarah berteriak menghentikan Andri.

Aku menghela nafas lega, Andri tidak jadi menciumku.

Ada senyum kecil di bibir Andri. Sepertinya dia tahu Tante Sarah akan menghentikannya.

Sementara diriku, jantungku rasanya sudah senam di dalam sana.

"Oke, aku percaya!! Jangan main nyosor di depan orang lain dong!!" ucap Tante Sarah.

"Maaf ya, udah nuduh kamu."

Aku menatap malas Tante Sarah. Giliran udah nampar, baru minta maaf.

Apa aku balas nampar dia juga ya. Biar impas gitu. Hehehe. Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi.

"Kamu juga kenapa nggak jelasin?!"

Aku melongo mendengar ucapannya.

Apa katanya barusan?!

Bukannya aku sudah berusaha menjelaskan tapi dia nggak percaya ya?!

Tapi, ya sudahlah! Yang muda memang selalu kalah dari yang lebih tua.

"Mas." Tante Sarah beralih menatap suaminya. "Kita pulang yuk! Aku sudah nggak marah sama kamu."

"Aku sudah terlanjur bayar kosnya untuk satu bulan. Kalau aku pulang sekarang, rugi dong nanti. Uangnya juga nggak bakal kembali!" jawab Om Hendra.

"Kalau gitu aku juga mau tinggal di sini deh! Boleh ya Mas?"

Tante Sarah bergelayut manja di tangan Om Hendra.

Padahal beberapa menit yang lalu, dia marah-marah. Sekarang malah berubah manja-manja. Cepat sekali moodnya itu berubah.

"Ya sudah, kalau gitu aku mau izin sama Ibu kos dulu. Maaf ya, karena istri saya sudah menuduhmu sembarangan," ucap Om Hendra kepadaku.

"Iya Om." Aku mengangguk.

Kemudian dia pergi bersama istrinya masuk ke dalam kamar.

Kini di luar hanya ada aku dan Andri.

Aku baru nyadar kalau tangan Andri masih memelukku.

"Ehem!!" Aku berdehem untuk menyadarkannya. "Tante Sarah udah nggak ada tuh! Tolong tangannya."

Andri langsung melepas pelukannya. "Eh iya, maaf! Aku lupa." Dia terlihat sedikit kikuk. "Habisnya, badan kamu pas di tangan sih!"

Aku menatapnya tajam mendengar kalimatnya yang terakhir.

"Ahaha! Cuma bercanda kok! Jangan marah!"

Aku menghela nafas. "Makasih ya, sudah bantuin aku."

"Iya, sama-sama." Andri mengangguk.

Di luar sudah mulai gerimis. Kami pun akhirnya masuk ke kamar masing-masing.

________

"Hujan-hujan gini, enaknya makan mie kuah kali ya?"

Aku bergegas ke dapur saat hujan tak kunjung reda.

Saat cuaca dingin seperti ini, paling enak makan yang anget-anget.

Pintu dapur terbuka lebar. Saat aku masuk, ternyata ada Andri di dalamnya.

Haduhh, padahal aku masih merasa canggung gara-gara kejadian tadi siang. Mau putar balik, tapi Andri udah terlanjur lihat aku!

"Mau masak mie juga?" tanyanya.

"Iya." Aku menjawab tanpa melihatnya.

Sambil nunggu airnya mendidih, aku duduk di kursi.

Aku dan Andri sama-sama duduk di kursi yang dipisahkan oleh sebuah meja.

"Soal yang tadi siang.." Aku menoleh ke Andri.

Kenapa dia harus bahas tentang itu sih?!!

"Aku minta maaf karena tiba-tiba nyium kening kamu," lanjutnya.

"Iya, nggak papa. Makasih juga karena udah bantu aku."

"Kan tadi kamu udah bilang terimakasih," sahut Andri.

Iya juga ya!

"Ya, nggak papa. Nggak ada salahnya kan terimakasih dua kali?!"

"Iya sih.. Mm, ehem!" Aku melirik Andri yang berdehem. "Sebenarnya itu pertama kalinya aku nyium cewek. Walaupun cuma di kening!"

Aku mendongak menatapnya. "Sama! Itu juga pertama kalinya aku dicium sama cowok!!"

"Masa sih?! Berarti aku yang pertama dong?!"

Aku mengangguk menjawabnya.

"Waduh! Enak ya, kalau pacaran sama orang yang satu kosan dengan kita!!" Tante Sarah tiba-tiba muncul di ambang pintu dapur.

"Setiap hari bisa ketemuan!" ia berjalan masuk dapur.

Sepertinya airku sudah mendidih. Aku pun berdiri untuk memasak mie.

"Ndri, air kamu juga udah mendidih nih!" ucapku memberitahu Andri.

"Kalau di lagu kan lima langkah dari rumah. Kalau kalian mah satu atap tapi terhalang tembok. Hahaha!"

Aku tidak menyahuti perkataan Tante Sarah.

"Mm, siapa tadi nama kamu?"

"Siapa? Saya?" Aku menunjuk diriku sendiri. Tante Sarah mengangguk.

"Tisa!" ucapku memberitahu.

"Ah ya Tisa. Kamu punya mie instan lagi nggak?!" tanya Tante Sarah.

"Ada, tinggal dua Tante. Kenapa?"

"Tante minta satu ya?! Tante lapar nih. Hujan-hujan gini enaknya makan mie!"

Aku mengangguk dengan terpaksa. "Ada di lemari. Tante ambil aja. Yang ada tulisan 'Tisa' itu punyaku."

"Gimana kalau yang ini aja buat Tante?" Tante Sarah mengambil mangkuk yang berisi mie kuah di tanganku.

"Kamu buat yang baru lagi aja! Kan biar bisa lama-lama berduaan sama pacar kamu!"

Setelah dia mengedipkan mata sebelah kirinya, dia pergi meninggalkanku dengan membawa mie kuah yang baru aku buat.

Dasar! Dikasih hati, malah minta jantung! Udah aku kasih mie, eh malah minta yang bisa langsung dimakan!

Dengan kesal, aku kembali memasak air.

Andri hanya terkekeh melihat kejadian barusan.

"Ada ya, orang kayak gitu?!" ujarnya.

"Ya ada lah. Barusan itu orangnya!!" ucapku kesal.

Setelah aku selesai membuat mie yang baru, aku kembali ke kamar meninggalkan Andri yang memakan mienya di dapur.

Saat ingin masuk kamar, aku berpapasan dengan Mbak Lina.

Aku tersenyum menyapanya.

Tanpa sengaja, mataku melihat sebuah terong besar warna ungu di tangannya.

Untuk apa Mbak Lina bawa terong masuk ke kamar?! Oh, mungkin dia baru datang dari pasar. Karena capek, makanya dia nggak langsung menaruhnya di dapur!

Aku tak mau ambil pusing dan berlalu masuk ke kamar. Dengan hati-hati, aku menaruh mangkuk berisi mie kuah di lantai agar tidak tumpah.

"Apa terongnya terlalu besar ya?!"

Samar-samar, aku mendengar suara Mbak Lina bicara sendiri.

"Seharusnya aku beli yang satunya tadi!" ucapnya lagi.

Aku meniup kuah panas sebelum menyeruputnya.

"Muat nggak ya? Aku coba aja deh!"

Aku mengerutkan kening mendengar ucapan Mbak Lina.

Apa maksudnya muat atau nggak?!!

"Sssh.., aww!! Emh.., ahh.. Ternyata muat!! Ssh! ahh..,ohh.. Ini hampir sama seperti punya Restu!! Ahh.."

Aku mengusap kasar wajahku mendengar Mbak Lina mendes*ah.

Sudah gila dia!! Apa ini ulah terong yang dibawanya tadi?!! Heeghh!! Ya ampun! Apa dia sudah nggak waras?!!

Mbak Lina terus saja mendes*h.

Heeeghh!! Sudah cukup!! Aku akan menegurnya!

Aku bangkit keluar kamar. Aku berdiri di depan pintu kamar Mbak Lina.

Aku merasa ragu untuk mengetuk pintu kamarnya. Apakah aku benar-benar akan menegurnya?

"Ahh!! Yeah.."

Kugosok telingaku karena mendengar suara itu lagi.

"Mbak Lina!!" Aku mengetuk pintu kamarnya.

Tapi rupanya pintu itu tidak tertutup rapat. Karena begitu aku mengetuknya, pintu itu malah terdorong terbuka sendiri.

Aku terbelalak melihat pemandangan di dalam kamar Mbak Lina.

Mbak Lina dengan posisi setengah tidur menyender ke tembok.

Mulutnya menggigit bajunya agar naik ke atas. Sementara tangannya ada di tengah-tengah sel*ngkangannya, memegang terong yang aku lihat tadi.

Astaga!! Apa yang aku lihat ini?!!

"Maaf!!!"

Blam!!

Aku refleks menutup pintu kamar Mbak Lina.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Widodo Wilujeng

Widodo Wilujeng

aduh.. tiap ada mbak Lina.. celanaku terasa sempit thor.. lg dikantor gmn nih?

2023-11-13

0

bucin_nya lee donghae

bucin_nya lee donghae

astogeeee napa otak ku jd traveling padahal masih pagi 🤣🤣🤣🤣,.otak suciku jadi ternodai

2022-02-27

0

Sabarita

Sabarita

si otor mah aya aya wae 🤣🤣🤣🤣astogehhhh...terong 🍆🍆🍆🍆

2022-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Nggak Bisa Tidur Gara-Gara Suara Aneh
2 Inilah Aku
3 Sol Sepatu Lepas
4 Lagu Pengantar Tidur
5 Dasar Netizen
6 Tamu Tak Diundang
7 Melawan Om Nyeremin
8 Penghuni Baru
9 Kelakuan Iren
10 Kunci Kos Hilang
11 Dijemput
12 Berkunjung Ke Rumah
13 Dicium
14 Iren Menyukaiku
15 Iren Pindah
16 Dikejar Debt Collector
17 Ditampar Lagi
18 Nggak Jadi Dicium
19 PENGUMUMAN
20 Bertemu dengan Jodoh
21 Jalan-jalan Bareng
22 Nggak Jadi Makan di Kafe
23 Mbak Lina Keguguran
24 Dipecat
25 Impian Yang Menjauh
26 Kerja
27 Assisten Direktur?
28 Ternyata Dia Direkturnya
29 Obat
30 Es Krim Untuk Sepasang Kekasih
31 Pertemuan Saat Meeting
32 Tisandra Putri Kusuma
33 Koko
34 Toko Perlengkapan Bayi
35 Satu Minggu
36 Sumpelan
37 Besar Sebelah
38 Lampu
39 Mengganti Lampu
40 Mesin Foto Kopi Baru
41 Ke Rumah Pak Yosua
42 Mendung Tapi Panas
43 Hadiah Untuk Tante Ima
44 Suka Udang
45 Wallpaper
46 Gosip Yang Beredar
47 Jawaban
48 Yosi
49 Pengakuan
50 Di Balik Tembok
51 Makan-makan
52 Pawang
53 Om Andri
54 Jual Bakso
55 Mawar
56 Obrolan Berkuah
57 Ayah Salah Paham
58 Siapa Tiwi?
59 Kepo
60 Tiwi Datang
61 Identitas Tiwi
62 Terjalin Dan Terputus
63 Rumah Andri
64 Bertemu Mantan Calon Mertua
65 Untuk Pembaca Yang Tercinta
66 Kedatangan Seseorang
67 Hareudang
68 Makan Bersama
69 Istri Kedua
70 Gaun Pengantin
71 Jadi Perempuan
72 Ke Rumah Sakit
73 Di Rumah Sakit
74 Ditelfon
75 Dering Yang Bersamaan
76 Bagaimana Dia Bisa Tahu?
77 Kata Sandi
78 Penghuni Baru Lagi
79 Siapa Faiz?
80 Kiriman Gaun pengantin
81 Dress Warna Maroon
82 Bernyanyi Bersama
83 Survei Bercocok Tanam
84 Makan Malam Bersama
85 Makan Malam Bersama 2
86 Tunangan
87 Terkuak
88 Andri Cemburu
89 Kejadian Di Gang Sepi
90 Kejadian Di Gang Sepi 2
91 Kenapa Secepat Ini?
92 TAMAT
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Nggak Bisa Tidur Gara-Gara Suara Aneh
2
Inilah Aku
3
Sol Sepatu Lepas
4
Lagu Pengantar Tidur
5
Dasar Netizen
6
Tamu Tak Diundang
7
Melawan Om Nyeremin
8
Penghuni Baru
9
Kelakuan Iren
10
Kunci Kos Hilang
11
Dijemput
12
Berkunjung Ke Rumah
13
Dicium
14
Iren Menyukaiku
15
Iren Pindah
16
Dikejar Debt Collector
17
Ditampar Lagi
18
Nggak Jadi Dicium
19
PENGUMUMAN
20
Bertemu dengan Jodoh
21
Jalan-jalan Bareng
22
Nggak Jadi Makan di Kafe
23
Mbak Lina Keguguran
24
Dipecat
25
Impian Yang Menjauh
26
Kerja
27
Assisten Direktur?
28
Ternyata Dia Direkturnya
29
Obat
30
Es Krim Untuk Sepasang Kekasih
31
Pertemuan Saat Meeting
32
Tisandra Putri Kusuma
33
Koko
34
Toko Perlengkapan Bayi
35
Satu Minggu
36
Sumpelan
37
Besar Sebelah
38
Lampu
39
Mengganti Lampu
40
Mesin Foto Kopi Baru
41
Ke Rumah Pak Yosua
42
Mendung Tapi Panas
43
Hadiah Untuk Tante Ima
44
Suka Udang
45
Wallpaper
46
Gosip Yang Beredar
47
Jawaban
48
Yosi
49
Pengakuan
50
Di Balik Tembok
51
Makan-makan
52
Pawang
53
Om Andri
54
Jual Bakso
55
Mawar
56
Obrolan Berkuah
57
Ayah Salah Paham
58
Siapa Tiwi?
59
Kepo
60
Tiwi Datang
61
Identitas Tiwi
62
Terjalin Dan Terputus
63
Rumah Andri
64
Bertemu Mantan Calon Mertua
65
Untuk Pembaca Yang Tercinta
66
Kedatangan Seseorang
67
Hareudang
68
Makan Bersama
69
Istri Kedua
70
Gaun Pengantin
71
Jadi Perempuan
72
Ke Rumah Sakit
73
Di Rumah Sakit
74
Ditelfon
75
Dering Yang Bersamaan
76
Bagaimana Dia Bisa Tahu?
77
Kata Sandi
78
Penghuni Baru Lagi
79
Siapa Faiz?
80
Kiriman Gaun pengantin
81
Dress Warna Maroon
82
Bernyanyi Bersama
83
Survei Bercocok Tanam
84
Makan Malam Bersama
85
Makan Malam Bersama 2
86
Tunangan
87
Terkuak
88
Andri Cemburu
89
Kejadian Di Gang Sepi
90
Kejadian Di Gang Sepi 2
91
Kenapa Secepat Ini?
92
TAMAT
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!