Kalian pasti tahu kan pemeran Iron Man. Menurutku Om itu mirip dengannya.
Namun dalam versi perut sedikit buncit. Hahaha.
Dia memang terlihat sedikit gagah, tapi sayangnya aku bukan pecinta Om-om.
Aku berpapasan dengannya di kamar mandi. Sepertinya dia habis mandi.
Dia hanya memakai celana kolor dan singlet warna putih yang tipis. Ada handuk warna maroon tergantung di lehernya.
Dia tersenyum mengangguk kepadaku. Aku pun membalasnya.
Dari singlet tipisnya, aku bisa melihat ada bulu yang tumbuh di dadanya.
Saat dia berlalu dari hadapanku, tiba-tiba seseorang menutup mataku.
"Jaga mata! Masih di bawah umur!"
Aku melepas tangan yang menutupi mataku.
"Aish! Ck, memangnya aku lihat apaan?!"
"Aku bisa melihat kamu memandang dada Om itu!" ujar Andri.
"Ngawur!! Aku nggak lihat dada Om itu tahu!! Lagi pula, aku nggak doyan sama Om-om!" Aku segera menghempas langkahku masuk ke kamar mandi.
Cuuurrr!
"Buset! Ndri, kalau buang air kecil air kran-nya nyalain dong! Suara buang air kecilnya kedengeran sampai sini tahu!"
Setelah aku mengatakan itu, kini suara tadi berubah menjadi suara air kran.
________
Setelah bersiap-siap berangkat kerja, aku bergegas keluar dari kamar.
Saat membuka pagar, aku melihat sebuah mobil berhenti tak jauh dari kosan. Seseorang dengan pakaian jas rapi keluar dari mobil itu.
Aku terbelalak melihat wajah orang itu.
Ayah!!
Aku urung membuka pagar dan berlari kembali masuk ke kamarku.
Dari jendela kamar, aku mengintip keluar. Ayah membuka pagar kosan.
Ada urusan apa Ayah datang ke sini?!
Dari balik korden, aku melihat Om penghuni baru itu keluar dari kamarnya.
"Maaf, saya mau tanya sesuatu," ucap Ayah ke Om itu.
"Ya, silahkan."
"Saya melihat tanda di pagar, kalau ini kos-kosan campuran. Apakah di sini ada penghuni yang namanya Tisa?"
"Maaf, saya penghuni baru di sini. Jadi saya belum terlalu mengenal penghuni yang lainnya," jawab Om itu.
Huuff..
Syukurlah! Untung aku belum kenalan sama Om itu. Jadi dia nggak tahu namaku!
"Oh, tunggu sebentar. Saya punya fotonya, siapa tahu dia tinggal di sini!"
Aku membulatkan mata. Terlihat Ayah mengeluarkan hpnya.
Gawat! Kalau sampai Om itu melihat fotoku, dia pasti akan langsung mengenali foto itu!
"Yaah, hp saya mati. Padahal fotonya ada di dalam hp."
Yes!!
Tapi Ayah masih belum menyerah. Dia bertanya lagi.
"Apakah penghuni yang lainnya ada? Saya akan bertanya pada mereka. Siapa tahu mereka mengenal orang saya maksud."
"Kalau jam segini sih, sepertinya pada keluar semua," sahut Om itu.
Ayah menghela nafas mendengar jawaban Om itu. "Kalau begitu terimakasih, saya permisi dulu."
Ayah sampai mencariku kemari. Mulai sekarang, aku harus berhati-hati kalau keluar!
Setelah Ayah pergi, aku keluar kamar dan bergegas berangkat kerja.
Untung tadi yang muncul Om itu. Coba kalau penghuni yang lain. Saat Ayah menyebut namaku, pasti mereka langsung mengatakan kalau aku tinggal di kosan ini!
________
Baru juga keluar dari pabrik, aku melihat Ayah mondar-mandir di depan pabrik tempat kerjaku.
Dia menghampiri setiap karyawan yang baru keluar dari pabrik. Terlihat Ayah menunjukkan hpnya kepada mereka.
"Pernah lihat anak ini nggak Mbak?" tanya Ayah pada salah satu karyawan.
Aku segera bersembunyi.
Karyawan yang ditanyai Ayah menggeleng. Aku menghela nafas lega.
Tapi Ayah masih belum menyerah. Dia masih berusaha bertanya pada karyawan yang lain.
Mataku membulat saat melihat Lilis yang berjalan ke arah Ayah.
Bisa gawat kalau Ayah bertanya ke Lilis. Lilis kan kenal aku!
Aku segera menarik Lilis bersembunyi denganku.
"Tisa! Kamu ngagetin aja deh! Kenapa main tarik-tarik segala sih?!"
"Sst! Diam!" Aku langsung membekap mulutnya.
Ludahnya menempel di tanganku. Segera aku mengusapkannya ke baju Lilis.
"Kamu lihat Om yang pakek jas rapi di depan sana?"
Lilis melihat arah yang aku tunjuk. "Iya, kenapa?"
"Dia itu debt collector!" ucapku berbohong.
Lilis mengernyit dan kembali melihat Ayah. "Tapi kalau dia debt collector, kok bajunya rapi banget? Pakai jas pula!"
"Ck, kamu jangan lihat dari penampilannya! Bisa aja dibalik pakaian rapinya itu, ada pisau atau pistol yang terselib. Kan kita nggak tahu! Aku itu punya hutang sama dia!"
Mata Lilis membulat. "Ya ampun Tisa, emangnya kamu beli apaan? Sampai ngutang segala?!"
"Duhh, ceritanya panjang! Yang penting sekarang, kamu harus bantu aku!! Kalau nanti Om itu tanya ke kamu tentang aku, kamu harus bilang kalau kamu nggak kenal aku ya!"
"Emangnya kamu punya utang berapa sama Om itu?! Biar aku bantu nyicil!!"
Ya ampun, dia baik banget sih!
Maaf ya Lis, aku harus bohong sama kamu!
"Sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih ya Lis, karena niat kamu udah baik banget. Tapi utang aku itu banyak!! Kamu bisa membantuku dengan cara yang aku bilang tadi aja, itu sudah sangat cukup membantuku Lis!"
"Baiklah!" Lilis mengangguk mantap. Kemudian dia berjalan meninggalkanku.
Terlihat Ayah mengahampiri Lilis. "Permisi, saya mau tanya."
"Pernah lihat anak ini?" Ayah menunjukkan hpnya ke Lilis. "Siapa tahu dia kerja di sini."
Lilis melihat hp Ayah yang berisi fotoku. Kemudian dia menggeleng. "Selama saya kerja di sini, saya nggak pernah lihat anak ini Om."
Raut wajah Ayah terlihat kecewa. "Kalau begitu, terimakasih ya."
Sebenarnya aku kasihan melihat Ayah nyari-nyari aku kayak gini.
Tapi kalau niat Ayah nyuruh aku pulang hanya untuk menjodohkanku, aku nggak mau pulang.
Aku bahkan tidak pernah kenal dengan orang yang mau dijodohkan sama aku.
Di sebrang jalan aku melihat ada tukang ojek yang hendak pergi. Sebelum dia pergi, aku bergegas lari ke arahnya.
"Pak, tolong anterin saya!" Aku langsung naik ke sepedanya.
"Maaf, saya bukan ojek." Orang itu menoleh ke arahku.
Aku terkejut. "Loh, Om penghuni baru itu kan?!"
Dia pun sama terkejut. "Iya! Kamu tetangga saya di kosan kan?" tanyanya.
"Iya Om! Om mau pulang ke kosan?" dia mengangguk.
"Saya nebeng ya Om. Pliss! Saya lagi dikejar-kejar sama debt collector. Itu orangnya!" Aku menunjuk Ayah yang lagi sibuk bertanya dengan para karyawan.
"Masih muda udah punya utang aja kamu!"
"Duuh, ceritanya panjang Om. Tapi boleh nggak kita jalan aja dulu, sebelum orang itu ngeliat saya Om!"
Om penghuni baru pun menjalankan motornya.
________
Sampai di kosan, kami disambut dengan tatapan tajam dari seorang wanita.
"Jadi gini ya Mas kelakuan kamu di belakangku! Ternyata kamu nggak pulang ke rumah alasannya karena kamu selingkuh dengan dia!!" teriak wanita itu dengan menunjuk hidungku.
"Dasar pelakor kamu!" teriaknya lagi.
Aku terbelalak mendengar tuduhannya.
Apa-apaan nih?! Baru datang udah dituduh jadi pelakor aja!
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
bucin_nya lee donghae
terima nasib aja dah 🤣🤣
2022-02-27
0
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
waduh ternyata si om itu lagi pundung dengan istrinya 🤣🤣🤣🤣🤭
2021-12-18
1
ninink lasahido
hahaha 🤣🤣🤣
ngakak aku....bagus ceritanya Thor.👍👍👍👍
2021-12-04
1