Kelakuan Iren

Karena aku masuk shift siang, jadinya aku baru pulang jam 10 malam. Masuk jam 2 siang, pulang jam 10 malam.

Saat membuka pagar, aku melihat lampu kamar Iren masih menyala. Pintunya terbuka lebar.

Dari luar, aku bisa melihat dia sedang menonton anime dari komputernya.

Ternyata dia juga suka nonton anime?!

Segera aku menghampiri kamarnya. Kuketuk pintunya yang terbuka lebar itu. Dia menoleh.

"Kamu juga suka nonton anime?" tanyaku antusias.

Mohon maaf, gini nih kalau otaku ketemu sama orang yang juga suka anime. Bawaannya seneng banget.

Iren tersenyum dan mengangguk menjawab pertanyaanku.

"Masuk aja, nggak papa," ujarnya.

Aku segera masuk ke kamarnya.

Di kamar Iren ada meja untuk menaruh komputernya dan juga satu kursi. Dia pasti bawa sendiri.

Kutatap layar komputernya.

"Waah, kamu nonton anime tanpa subtitle! Kereen!!" ucapku.

Iren tersenyum mendapati pujianku. "Sebenarnya aku translator anime."

Aku membulatkan mata. "Hah?!! Benarkah?!!"

Iren mengangguk. "Kamu tahu aplikasi Otakunire?"

"Tentu saja. Aku nonton anime dari aplikasi itu!!"

"Itu aku yang buat aplikasinya. Semua anime yang ada di situ, aku yang menerjemahkan."

"Wuahh, keren!! Aku nggak nyangka bisa ketemu sama translator anime!!"

"Kamu suka genre apa Tis?"

"Aku suka semua genre!" jawabku.

"Kamu juga suka genre Shojou Ai?"

Aku mengerutkan alisku. "Yang cewek suka cewek?"

Iren mengangguk.

"Ahaha. Genre itu banyak adegan gitunya. Aku kurang suka nonton yang ada adegan gitunya."

"Kenapa? Seru tahu!! Sini deh, coba nonton sekali aja. Kamu pasti bakalan suka!" Iren menepuk kursi yang didudukinya.

Dia menyuruhku duduk di kursi itu? Tapi kan kursinya sedang ia duduki.

"Kenapa malah bengong?! Sini duduk!" Iren menarikku duduk satu kursi dengannya. Kami berbagi kursi.

"Tuh kan, muat! Orang kamu langsing gini, pasti muatlah kursinya," ucap Iren lagi.

Baru juga animenya mau mulai, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu.

"Tisa!"

Aku menoleh, Andri berdiri di ambang pintu.

"Tanganku kena pisau, aku minta Betadine kamu dong!"

Tiba-tiba dia nyelonong masuk dan menarik tanganku keluar dari kamar Iren.

Andri kenapa sih, aneh. Dia kan punya Betadine, kenapa malah minta sama aku? Lagian dia kan juga tahu kalau aku nggak punya Betadine.

Dia menarikku masuk ke dapur. Kemudian dia mengintip keluar dapur. Terlihat dia celingak-celinguk mengecek sesuatu.

"Ndri, kamu kan tahu aku nggak punya Betadine. Kok kamu malah minta sama aku sih?!"

"Ssstt! Tadi itu aku cuma bohong, biar bisa ngajak kamu keluar dari kamar Iren."

Aku mengernyit tidak mengerti.

"Aku kan udah bilang sama kamu. Jangan deket-deket sama Iren. Dia itu tertarik sama kamu."

Aku memijit keningku. Kemudian tawaku pecah. "Ndri, omongan kamu itu nggak masuk akal banget gitu lho. Mana ada cewek suka sama cewek?! Konyol banget tahu nggak sih! Hahaha!"

"Sa, kamu harus percaya sama aku! Tadi aku lihat dia mainin ujung rambut kamu dari belakang!"

"Ah, udahlah Ndri! Ini udah malam, aku mau tidur!'

Aku pergi meninggalkan Andri.

Baru keluar dari dapur, aku dikejutkan dengan Iren yang berdiri di depan pintu kamarku.

"Iren, ada apa?"

"Kau meninggalkan hpmu di kamarku."

"Oh iya, aku lupa!" Aku meraih hp yang dijulurkan Iren.

"Tisa, tanganmu kecil sekali? Imut!" Iren memegang tanganku ketika aku meraih hp.

Dia mengelus satu persatu jariku.

"Maaf ya Ren, Tisa-nya mau tidur, udah malam!" tiba-tiba Andri melepaskan tangan Iren dari tanganku dan langsung mendorongku masuk ke kamar.

Andri apa-apaan sih?!

Aku membuka pintu kamarku lagi.

"Ngapain masih keluar? Udah, sana tidur!" ternyata Andri masih ada di depan pintu kamarku. Dia menutup pintu kamarku lagi.

Andri kenapa sih sampai segitunya? Konyol banget tahu nggak, masa iya Iren suka sama aku? Kan nggak mungkin.

________

Hari ini aku dapat shift siang lagi.

Karena masih malas untuk mandi di pagi hari, aku memutuskan untuk cuci muka saja.

Tiba-tiba kepala Iren muncul di salah satu kamar mandi.

"Tis, sini deh!" panggilnya.

Aku pun menghampirinya.

Astaga!! Nih anak udah telanjang bulat, masih aja buka pintu.

Bisa kulihat dengan jelas bagian atas tubuhnya. Sementara bagian bawah tubuhnya bersembunyi di balik pintu.

"Tolong gosokkan punggungku." Iren membuka pintunya lebih lebar lagi.

Aku terbelalak. "Iren! Jangan dibuka lebar-lebar pintunya! Nanti kalau ada anak cowok yang lihat gimana?!!"

"Makanya sini kamu masuk! Tolong gosokin punggungku!" Iren menarik tanganku masuk ke kamar mandi.

Astaga. Sekarang tubuhnya yang polos tanpa apapun terekspos sempurna di mataku.

Dia duduk membelakangiku, sementara aku masih berdiri.

"Kenapa malah bengong? Ini sponnya." Iren menyodorkan spon kepadaku.

Nih anak nggak ada malu-malunya sama aku ya?!

Aku meraih spon itu dan mulai menggosok punggungnya.

"Makasih ya Tis. Sebagai gantinya, kalau kamu mandi aku mau kok gosokin punggungmu," ujar Iren.

"Ahaha. Nggak usah Ren."

"Nggak papa, aku nggak keberatan kok!"

Aku yang keberatan!

Setelah selesai menggosok punggung Iren, aku mencuci muka.

Kemudian aku ke dapur untuk masak mie instan.

Ya, seperti inilah anak kosan. Tiada hari tanpa mie instan.

Ternyata di dapur ada Mbak Lina. Sepertinya dia sedang memasak mie instan juga.

Dia tidak menyadari kedatanganku karena sedang berbicara dengan seseorang di telfon.

"Vano, aku kangen sama kamu," ucapnya.

Vano? Bukannya pacar Mbak Lina namanya Restu ya? Kan cowok yang dipukulin sama Om-om waktu itu namanya Restu. Kenapa sekarang berubah jadi Vano?

"Aku juga kangen sama junior kamu," lanjutnya.

Apa?!! Junior?!

"Nggak, kita nggak bisa ngelakuinnya di sini. Nanti ketahuan sama Ibu kos. Tapi aku udah nggak tahan!" Mbak Lina memainkan ujung rambutnya.

"Hah? Pakai jariku sendiri? Emangnya rasanya sama??"

Aku terbelalak mendengar kata-kata Mbak Lina.

Kemudian Mbak Lina menoleh menghadap diriku. Dia terlihat salah tingkah ketika menyadari keberadaanku.

"Udah dulu ya Van. Daah.." Mbak Lina segera mematikan telfonnya.

"Eh, Tisa! Mau masak mie juga?" tanyanya.

"Iya Mbak."

Aku menyalakan kompor untuk memasak air.

Sambil menunggu air mendidih, aku duduk di kursi yang disediakan di dapur.

Hanya dapur yang memiliki kursi dan meja di kosan ini.

"Gimana pipi kamu? Masih sakit nggak?" Mbak Lina melihat bekas di pipiku yang kena tampar.

Aku menggeleng. "Udah nggak sakit kok Mbak."

Mbak Lina menyentuh pipiku. "Kelihatannya masih ada bekas memar. Maaf ya."

"Iya, nggak papa kok Mbak."

Tiba-tiba ada seseorang yang menepis tangan Mbak Lina dari pipiku.

Aku menoleh. Ternyata Iren yang menepisnya.

"Kenapa pipinya Tisa?" aku menangkap raut tidak suka di wajah Iren.

Mbak Lina sedikit bingung dengan Iren yang tiba-tiba muncul dan menepis tangannya.

"Kemarin Tisa kena tampar gara-gara aku," jawab Mbak Lina.

"Apa?!! Terus gimana?!!" Iren meraih wajahku dengan kedua tangannya. "Masih sakit nggak Tis?!" dia terlihat khawatir.

Aku menggeleng. "Udah nggak sakit kok!"

Iren masih meneliti setiap inci wajahku.

Karena dia lebih tinggi dariku, wajahku sampai mendongak karena dipegangnya.

Iren mengelus pipiku dengan lembut. "Syukurlah kalau sudah nggak sakit."

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

bucin_nya lee donghae

bucin_nya lee donghae

😱😱😱😱 serabi vs serabi🤣🤣

2022-02-26

1

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

yang satu doyan gagang gayung 🤣🤭

yang satu jeruk makan jeruk 😂😂😂😂😂

2021-12-18

1

Zuni Asnawati

Zuni Asnawati

next thor...

2021-11-15

1

lihat semua
Episodes
1 Nggak Bisa Tidur Gara-Gara Suara Aneh
2 Inilah Aku
3 Sol Sepatu Lepas
4 Lagu Pengantar Tidur
5 Dasar Netizen
6 Tamu Tak Diundang
7 Melawan Om Nyeremin
8 Penghuni Baru
9 Kelakuan Iren
10 Kunci Kos Hilang
11 Dijemput
12 Berkunjung Ke Rumah
13 Dicium
14 Iren Menyukaiku
15 Iren Pindah
16 Dikejar Debt Collector
17 Ditampar Lagi
18 Nggak Jadi Dicium
19 PENGUMUMAN
20 Bertemu dengan Jodoh
21 Jalan-jalan Bareng
22 Nggak Jadi Makan di Kafe
23 Mbak Lina Keguguran
24 Dipecat
25 Impian Yang Menjauh
26 Kerja
27 Assisten Direktur?
28 Ternyata Dia Direkturnya
29 Obat
30 Es Krim Untuk Sepasang Kekasih
31 Pertemuan Saat Meeting
32 Tisandra Putri Kusuma
33 Koko
34 Toko Perlengkapan Bayi
35 Satu Minggu
36 Sumpelan
37 Besar Sebelah
38 Lampu
39 Mengganti Lampu
40 Mesin Foto Kopi Baru
41 Ke Rumah Pak Yosua
42 Mendung Tapi Panas
43 Hadiah Untuk Tante Ima
44 Suka Udang
45 Wallpaper
46 Gosip Yang Beredar
47 Jawaban
48 Yosi
49 Pengakuan
50 Di Balik Tembok
51 Makan-makan
52 Pawang
53 Om Andri
54 Jual Bakso
55 Mawar
56 Obrolan Berkuah
57 Ayah Salah Paham
58 Siapa Tiwi?
59 Kepo
60 Tiwi Datang
61 Identitas Tiwi
62 Terjalin Dan Terputus
63 Rumah Andri
64 Bertemu Mantan Calon Mertua
65 Untuk Pembaca Yang Tercinta
66 Kedatangan Seseorang
67 Hareudang
68 Makan Bersama
69 Istri Kedua
70 Gaun Pengantin
71 Jadi Perempuan
72 Ke Rumah Sakit
73 Di Rumah Sakit
74 Ditelfon
75 Dering Yang Bersamaan
76 Bagaimana Dia Bisa Tahu?
77 Kata Sandi
78 Penghuni Baru Lagi
79 Siapa Faiz?
80 Kiriman Gaun pengantin
81 Dress Warna Maroon
82 Bernyanyi Bersama
83 Survei Bercocok Tanam
84 Makan Malam Bersama
85 Makan Malam Bersama 2
86 Tunangan
87 Terkuak
88 Andri Cemburu
89 Kejadian Di Gang Sepi
90 Kejadian Di Gang Sepi 2
91 Kenapa Secepat Ini?
92 TAMAT
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Nggak Bisa Tidur Gara-Gara Suara Aneh
2
Inilah Aku
3
Sol Sepatu Lepas
4
Lagu Pengantar Tidur
5
Dasar Netizen
6
Tamu Tak Diundang
7
Melawan Om Nyeremin
8
Penghuni Baru
9
Kelakuan Iren
10
Kunci Kos Hilang
11
Dijemput
12
Berkunjung Ke Rumah
13
Dicium
14
Iren Menyukaiku
15
Iren Pindah
16
Dikejar Debt Collector
17
Ditampar Lagi
18
Nggak Jadi Dicium
19
PENGUMUMAN
20
Bertemu dengan Jodoh
21
Jalan-jalan Bareng
22
Nggak Jadi Makan di Kafe
23
Mbak Lina Keguguran
24
Dipecat
25
Impian Yang Menjauh
26
Kerja
27
Assisten Direktur?
28
Ternyata Dia Direkturnya
29
Obat
30
Es Krim Untuk Sepasang Kekasih
31
Pertemuan Saat Meeting
32
Tisandra Putri Kusuma
33
Koko
34
Toko Perlengkapan Bayi
35
Satu Minggu
36
Sumpelan
37
Besar Sebelah
38
Lampu
39
Mengganti Lampu
40
Mesin Foto Kopi Baru
41
Ke Rumah Pak Yosua
42
Mendung Tapi Panas
43
Hadiah Untuk Tante Ima
44
Suka Udang
45
Wallpaper
46
Gosip Yang Beredar
47
Jawaban
48
Yosi
49
Pengakuan
50
Di Balik Tembok
51
Makan-makan
52
Pawang
53
Om Andri
54
Jual Bakso
55
Mawar
56
Obrolan Berkuah
57
Ayah Salah Paham
58
Siapa Tiwi?
59
Kepo
60
Tiwi Datang
61
Identitas Tiwi
62
Terjalin Dan Terputus
63
Rumah Andri
64
Bertemu Mantan Calon Mertua
65
Untuk Pembaca Yang Tercinta
66
Kedatangan Seseorang
67
Hareudang
68
Makan Bersama
69
Istri Kedua
70
Gaun Pengantin
71
Jadi Perempuan
72
Ke Rumah Sakit
73
Di Rumah Sakit
74
Ditelfon
75
Dering Yang Bersamaan
76
Bagaimana Dia Bisa Tahu?
77
Kata Sandi
78
Penghuni Baru Lagi
79
Siapa Faiz?
80
Kiriman Gaun pengantin
81
Dress Warna Maroon
82
Bernyanyi Bersama
83
Survei Bercocok Tanam
84
Makan Malam Bersama
85
Makan Malam Bersama 2
86
Tunangan
87
Terkuak
88
Andri Cemburu
89
Kejadian Di Gang Sepi
90
Kejadian Di Gang Sepi 2
91
Kenapa Secepat Ini?
92
TAMAT
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!