Dasar Netizen

Dari kecil aku sudah tertarik dengan jahit menjahit. Aku sangat suka dengan suara mesin jahit.

Karena itulah, sekarang aku bekerja di pabrik tekstil bagian menjahit. Jatah libur, seminggu satu kali.

Hari ini aku shift pagi. Sebenarnya aku sudah pulang jam dua siang tadi, tapi karena aku ambil lembur, aku baru pulang jam empat sore.

Aku membaringkan tubuhku di kasur. Melepas penat sebentar.

Tok tok tok!

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku.

Malas sekali rasanya ingin membuka pintu, tapi tetap saja, aku harus membukanya.

Saat kubuka pintu, ada Ibu kos dengan make up menornya.

Kenapa ibu kos ke sini? Bukankah aku sudah membayar uang kos untuk bulan ini?

"Tisa, tetangga Ibu ada yang hajatan. Ini ada nasi kotak buat kamu!" ucapnya sambil menyerahkan kotak putih.

Wah! Rejeki anak soleh!

Kuraih kotak putih itu. "Terimakasih banyak Bu," ucapku sumringah.

Lumayan, nggak keluar duit buat makan malam.

"Sekalian, titip buat anak cowok yang baru ngekos itu ya. Dari tadi Ibu ketuk pintunya, tapi kayaknya masih belum pulang deh." Ibu kos menyerahkan kotak putih lagi.

Lah! Kok jadi dititipin ke aku sih? Ingin aku tolak, tapi ibu kos keburu nyerocos lagi.

"Ibu sebenarnya nggak setuju tahu Lina ngekos di sini! Udah anaknya nggak pernah mematuhi peraturan kos, Ke mana-mana selalu pakek bikini doang."

Nah, mulai deh gosipnya!

"Uang kos juga sering nunggak. Terus ya, Ibu juga nggak enak sama tetangga. Masa anak yang ngekos di kosan Ibu, sering jalan sama om-om tua."

Kalian bisa bayangin ngggak, mulutnya ibu kos waktu gosip? Sebelumnya aku mohon maaf ya, sampai meliuk-liuk ngomongnya! Kok bisa gitu ya?

"Mana om-omnya sering gonta-ganti lagi. Kan nggak enak diliatin tetangga. Dikiranya nanti kosan Ibu ini tempat nggak benar lagi," lanjutnya.

Aku memutar bola mata mendengar Ibu kos ngegosipin Mbak Lina.

"Tapi ya, mau gimana lagi. Ibu nggak tega ngusir dia. Apalagi tadi malam dia sampai mohon-mohon kayak gitu."

Aku hanya manggut-manggut saja menanggapinya.

"Eh Tis, tapi kalau Ibu lihat-lihat, kayaknya Ibu nggak pernah lihat kamu jalan sama pacarmu deh!"

Nah, ini nih! Kenapa sekarang pembahasannya jadi ngelantur ke aku?

"Saya nggak punya pacar Bu," jawabku sambil memaksakan senyum.

"Aduh, cantik-cantik kok nggak laku!"

Apa?! Nggak laku?! Emangnya dikira aku ini ikan asin di pasar apa! Dasar netizen! Sering jalan sama cowok dibilang nggak bener, giliran nggak pernah jalan sama cowok dibilang nggak laku!

"Apa mau aku kenalin sama anaknya Ibu? Anaknya Ibu ganteng lho!"

Apalagi maksudnya ini?

Promosi anak?

"Ahaha! Nggak usah deh Bu," lagi-lagi aku memaksakan senyum.

"Aish! Nggak papa atuh! Kamu cantik, anaknya Ibu ganteng. Siapa tahu nanti cocok!"

Tririring! Tririring!

Tiba-tiba hpku berbunyi.

Haaahh ... syukurlah hpku berbunyi. Akhirnya aku akan terbebas dari ibu kos.

"Aduh, maaf ya Bu. Saya mau angkat telfon dulu," ucapku pura-pura bersalah karena tidak bisa menemaninya ngobrol lagi.

"Angkat aja nggak papa. Ibu juga mau pulang kok."

Rumah Ibu kos berjarak dua gang dengan kosan ini.

Aku langsung menutup pintu kamar begitu Ibu kos pergi. Takut-takut, ibu kos malah balik lagi nanti. Bisa nggak kelar-kelar ngobrolnya.

Kuangkat telfon yang terus berbunyi.

"Halo Pit ada apa?"

[ Nanti malam aku nginep di kosan kamu lagi. ]

"Oke! Jangan lupa oleh-oleh sempol ya!"

[ Siap Bos! ]

Tut tut tut

Pipit menutup sambungan telfonnya.

Benar-benar rejeki anak soleh!

Udah dapat nasi kotak gratis. Eh, sebentar lagi sempol datang.

Tririring!

Lagi-lagi hpku berbunyi. Pipit menelfonku lagi.

"Kenapa lagi?"

[ Nanti malam jangan makan dulu! Nanti aku bawa nasi banyak. Kita buat nasi goreng bareng. Bahan-bahan lainnya juga aku bawa! ]

"Ada apa nih? Kok tumben ke sini bawa nasi segala?"

[ Ibuku masak nasi terlalu banyak. Daripada basi, mending dibawa ke sana kan! ]

"Oke dah kalau gitu. Sampai ketemu nanti!"

Aku menutup sambungan telfon.

Tuh kan, bener-bener rejeki anak soleh.

Aku nggak perlu nunggu nanti malam buat makan nasi kotak dari Ibu kos.

Aku makan sekarang aja. Nanti malam kan buat nasi goreng.

Aku membuka nasi kotak dari Ibu kos.

Wah, lauknya ayam bakar.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk melahap habis nasi kotak itu. Aku melirik nasi kotak yang satunya.

Oh iya! Aku lupa nasi kotak milik cowok penghuni baru itu.

Segera kuambil nasi kotak itu dan keluar kamar.

Aku mengetuk pintu kamarnya. Tak ada sahutan.

Kuketuk lagi pintu itu. Masih tak ada sahutan. Mungkin dia masih belum datang.

Ck! Memangnya kenapa harus aku sih yang ngasih nasi kotaknya? Kenapa ibu kos nggak menitipkannya pada penghuni kos yang lain saja?

Tiba-tiba pintunya terbuka. Kusodorkan nasi kotak di tanganku.

"Ini Om, nasi kotak dari Ibu kos!"

"Sudah aku bilang aku bukan om-om.

Kita itu cuma beda satu tahun!"

"Kalau begitu, Kak! Ini ambil nasi kotaknya!" Tanganku masih setia menyodorkan nasi kotak itu.

"Aku bukan pembina Pramuka!"

Heeghh!

"Terserahlah! Ini, nasi kotaknya!" Kusodorkan nasi kotak itu langsung ke tangannya.

Aku berlalu dari hadapannya.

"Andri! Namaku Andri!"

Aku menoleh ke arahnya. Siapa juga yang nanya?

"Tisaaa!" Tiba-tiba Pipit datang dan memelukku.

"Apa yang kau lakukan dengan cowok tampan ini? Apa kau sudah mulai dekat dengannya?" bisiknya.

Aku memutar bola mata mendengar bisikannya. Kulepas pelukannya itu.

"Ngomong apaan sih kamu? Ayo kita masuk kamar!" Aku menarik tangannya, masuk ke kamar.

Sebelum masuk kamar, sempat-sempatnya Pipit masih berpamitan kepadanya.

"Kita masuk dulu ya," ucapnya dengan tersenyum.

Kutatap banyak kantong plastik yang ditenteng Pipit.

"Mana sempolnya? Katanya tadi oleh-oleh sempol?" tanyaku.

"Pertama-tama, katakan dulu. Apa sekarang kamu mulai berbicara dengan cowok tampan tadi?"

Dia heboh banget sih!

"Tadi Ibu kos ngasih aku nasi kotak. Ibu kos juga nitipin nasi kotak cowok tadi ke aku. Tadi itu aku cuma ngasih nasi kotak aja kok."

"Oh, kirain."

"Mana sempolnya?"

"Ih, nggak sabar banget sih! Nih!" Pipit menyodorkan plastik berisi sempol. Kami pun melahap sempol itu.

"Tis, kamar sebelah tumben sepi?" tanya Pipit.

Ya iya lah! Orang udah dimarahin sama ibu kos.

"Tadi malem mereka ngelakuin lagi nggak Tis?" Pipit memajukan wajahnya ke arahku.

Astaga! Pertanyaan macam apa itu?

"Nggak tahu! Aku tadi malam tidur nyenyak banget! Jadi nggak denger suara apapun!" ucapku bohong.

Pipit tampak menghela nafas kecewa.

Ekspresi apa itu? Apa dia mengharapkan aku mendengar sesuatu?

Terpopuler

Comments

EkaYulianti

EkaYulianti

gak asik dengerin suara suara aneh kayak gitu, pit. bisa bikin jantung berdebar, kepala pusing, badan meriang, tangan dan kaki panas dingin.
yang enak itu, langsung praktek dg pak Su bahagia lahir & batin😘😘😘

2022-10-10

1

nuna_ruu

nuna_ruu

ungkapan nasi kotak...
"sederhana tapi menyenangkan"~
udah mirip banget sama FLnya

2022-01-03

2

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

si pipit somplak 🤣

2021-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 Nggak Bisa Tidur Gara-Gara Suara Aneh
2 Inilah Aku
3 Sol Sepatu Lepas
4 Lagu Pengantar Tidur
5 Dasar Netizen
6 Tamu Tak Diundang
7 Melawan Om Nyeremin
8 Penghuni Baru
9 Kelakuan Iren
10 Kunci Kos Hilang
11 Dijemput
12 Berkunjung Ke Rumah
13 Dicium
14 Iren Menyukaiku
15 Iren Pindah
16 Dikejar Debt Collector
17 Ditampar Lagi
18 Nggak Jadi Dicium
19 PENGUMUMAN
20 Bertemu dengan Jodoh
21 Jalan-jalan Bareng
22 Nggak Jadi Makan di Kafe
23 Mbak Lina Keguguran
24 Dipecat
25 Impian Yang Menjauh
26 Kerja
27 Assisten Direktur?
28 Ternyata Dia Direkturnya
29 Obat
30 Es Krim Untuk Sepasang Kekasih
31 Pertemuan Saat Meeting
32 Tisandra Putri Kusuma
33 Koko
34 Toko Perlengkapan Bayi
35 Satu Minggu
36 Sumpelan
37 Besar Sebelah
38 Lampu
39 Mengganti Lampu
40 Mesin Foto Kopi Baru
41 Ke Rumah Pak Yosua
42 Mendung Tapi Panas
43 Hadiah Untuk Tante Ima
44 Suka Udang
45 Wallpaper
46 Gosip Yang Beredar
47 Jawaban
48 Yosi
49 Pengakuan
50 Di Balik Tembok
51 Makan-makan
52 Pawang
53 Om Andri
54 Jual Bakso
55 Mawar
56 Obrolan Berkuah
57 Ayah Salah Paham
58 Siapa Tiwi?
59 Kepo
60 Tiwi Datang
61 Identitas Tiwi
62 Terjalin Dan Terputus
63 Rumah Andri
64 Bertemu Mantan Calon Mertua
65 Untuk Pembaca Yang Tercinta
66 Kedatangan Seseorang
67 Hareudang
68 Makan Bersama
69 Istri Kedua
70 Gaun Pengantin
71 Jadi Perempuan
72 Ke Rumah Sakit
73 Di Rumah Sakit
74 Ditelfon
75 Dering Yang Bersamaan
76 Bagaimana Dia Bisa Tahu?
77 Kata Sandi
78 Penghuni Baru Lagi
79 Siapa Faiz?
80 Kiriman Gaun pengantin
81 Dress Warna Maroon
82 Bernyanyi Bersama
83 Survei Bercocok Tanam
84 Makan Malam Bersama
85 Makan Malam Bersama 2
86 Tunangan
87 Terkuak
88 Andri Cemburu
89 Kejadian Di Gang Sepi
90 Kejadian Di Gang Sepi 2
91 Kenapa Secepat Ini?
92 TAMAT
93 Pengumuman
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Nggak Bisa Tidur Gara-Gara Suara Aneh
2
Inilah Aku
3
Sol Sepatu Lepas
4
Lagu Pengantar Tidur
5
Dasar Netizen
6
Tamu Tak Diundang
7
Melawan Om Nyeremin
8
Penghuni Baru
9
Kelakuan Iren
10
Kunci Kos Hilang
11
Dijemput
12
Berkunjung Ke Rumah
13
Dicium
14
Iren Menyukaiku
15
Iren Pindah
16
Dikejar Debt Collector
17
Ditampar Lagi
18
Nggak Jadi Dicium
19
PENGUMUMAN
20
Bertemu dengan Jodoh
21
Jalan-jalan Bareng
22
Nggak Jadi Makan di Kafe
23
Mbak Lina Keguguran
24
Dipecat
25
Impian Yang Menjauh
26
Kerja
27
Assisten Direktur?
28
Ternyata Dia Direkturnya
29
Obat
30
Es Krim Untuk Sepasang Kekasih
31
Pertemuan Saat Meeting
32
Tisandra Putri Kusuma
33
Koko
34
Toko Perlengkapan Bayi
35
Satu Minggu
36
Sumpelan
37
Besar Sebelah
38
Lampu
39
Mengganti Lampu
40
Mesin Foto Kopi Baru
41
Ke Rumah Pak Yosua
42
Mendung Tapi Panas
43
Hadiah Untuk Tante Ima
44
Suka Udang
45
Wallpaper
46
Gosip Yang Beredar
47
Jawaban
48
Yosi
49
Pengakuan
50
Di Balik Tembok
51
Makan-makan
52
Pawang
53
Om Andri
54
Jual Bakso
55
Mawar
56
Obrolan Berkuah
57
Ayah Salah Paham
58
Siapa Tiwi?
59
Kepo
60
Tiwi Datang
61
Identitas Tiwi
62
Terjalin Dan Terputus
63
Rumah Andri
64
Bertemu Mantan Calon Mertua
65
Untuk Pembaca Yang Tercinta
66
Kedatangan Seseorang
67
Hareudang
68
Makan Bersama
69
Istri Kedua
70
Gaun Pengantin
71
Jadi Perempuan
72
Ke Rumah Sakit
73
Di Rumah Sakit
74
Ditelfon
75
Dering Yang Bersamaan
76
Bagaimana Dia Bisa Tahu?
77
Kata Sandi
78
Penghuni Baru Lagi
79
Siapa Faiz?
80
Kiriman Gaun pengantin
81
Dress Warna Maroon
82
Bernyanyi Bersama
83
Survei Bercocok Tanam
84
Makan Malam Bersama
85
Makan Malam Bersama 2
86
Tunangan
87
Terkuak
88
Andri Cemburu
89
Kejadian Di Gang Sepi
90
Kejadian Di Gang Sepi 2
91
Kenapa Secepat Ini?
92
TAMAT
93
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!