Suara rintihan siapa itu?
Apakah kamar mandi ini benar-benar berhantu?
Aku membuka telinga lebar-lebar. Berusaha mendengarkan suara tadi.
Astaga! Itu suara Mbak Lina dengan seseorang!
Kuusap kasar wajahku. Sudah sinting mereka.
Kukemasi handuk dan pakaian gantiku. Bergegas aku keluar dari kamar mandi, tidak tahan mendengar suara itu.
Saat keluar dari kamar mandi, aku berpapasan dengan cowok penghuni baru tadi.
Kutatap sabun dan handuk di tangannya. Sepertinya dia juga mau mandi.
Suara desah*n Mbak Lina kembali terdengar.
Cowok itu menatapku terkejut. Sepertinya dia ingin bertanya, tapi urung. Segera kuhempas langkahku keluar dari ruangan itu.
Aku duduk di depan pintu kamarku. Aku akan menunggu Mbak Lina keluar, baru aku akan mandi.
Cowok tadi juga ikut mengikutiku. Dia duduk di depan pintu kamarnya.
Yang membuatku betah di sini, selain biayanya yang murah, di sini kosnya juga sangat bersih. Jadi aku bisa duduk di lantai. Meskipun itu di luar kamarku.
"Mereka tadi ...." Cowok itu membuka suara. "Ah, sudahlah. Lupakan!" lanjutnya.
Detik berubah menjadi menit, mereka masih belum keluar.
"Ini nggak bisa dibiarin. Aku harus telfon Ibu kos!" Cowok itu bangkit dari duduknya, masuk ke dalam kamar.
Dari luar aku bisa mendengar dia berbicara dengan ibu kos.
"Masuklah ke kamarmu. Ibu kos bentar lagi datang ke sini untuk menegur mereka. Jangan sampai mereka melihatmu. Atau mereka akan mengira dirimulah yang telah mengadukan perbuatan mereka pada Ibu kos," ucap cowok itu padaku.
Aku mengangguk mengerti.
Kenapa tidak dari dulu aku melakukan itu ya?
Aku masuk ke kamarku. Tak selang berapa lama, terdengar suara motor matic dari luar. Itu pasti Ibu kos. Kemudian terdengar ibu kos memarahi Mbak Lina.
Terdengar juga Ibu kos menyuruh Mbak Lina meninggalkan kos kami karena perbuatan tidak senonohnya.
Mbak Lina sampai berbohong mengatakan kalau laki-laki yang bersamanya adalah suaminya.
Mbak Lina terus memohon sampai akhirnya ibu kos memberikan satu kesempatan lagi untuk Mbak Lina.
Kemudian semuanya sunyi kembali.
Perlahan, aku keluar dari kamar. Mengintip, apakah Mbak Lina masih di luar kamar.
Nihil.
Tidak ada siapa-siapa di luar sekarang. Aku tersenyum dan bergegas ke kamar mandi.
Di kamar mandi aku berpapasan dengan penghuni baru tadi.
"Mau mandi?" tanyanya.
"Iya," sahutku.
"Jangan sering mandi malam-malam, entar rematik."
Aku menatapnya heran. "Nah, situ juga mau mandi malam kan?"
"Hehehe. Iya sih." Cowok itu malah nyengir.
Dasar nggak jelas. Nasehatin orang supaya nggak mandi malam, tapi sendirinya juga mandi malam.
Aku masuk ke kamar mandi, meninggalkan cowok itu.
________
Akhirnya setelah sekian lama, hidupku menjadi tenang. Tak ada lagi suara aneh dari kamar Mbak Lina.
Haaahhh ... tenangnya ... aku suka kesunyian ini.
Tiba-tiba terdengar suara petikan gitar dari kamar sebelah kiri kamarku. Kamar si penghuni baru.
Karena kasurku mepet tembok sebelah kiri, suara petikan gitar itu terdengar jelas di telingaku. Ternyata dia pandai bermain gitar.
Meskipun aku nggak tahu itu lagu apa, tapi enak di dengar.
"Boleh request lagu nggak?" Spontan kututup mulutku. Aku keceplosan ngomong.
Aduh! Aku keceplosan. Semoga, meskipun kamarnya nggak kedap suara, dia nggak denger suaraku! Semoga!
Beberapa saat sunyi, tak ada jawaban. Syukurlah, sepertinya dia tidak mendengar suaraku.
"Boleh!" Tiba-tiba suara laki-laki menyahut.
Mataku membulat. Astaga! Ternyata dia mendengarnya. Aku harus jawab atau nggak ya? Lagian nih dinding kok nggak ada privasinya sama sekali sih?
Aku masih bergeming, tidak menjawab.
"Katanya mau request?" tanyanya lagi dari seberang tembok.
"Wind - Akeboshi lagunya Naruto," ucapku akhirnya.
Tak ada petikan suara gitar. Aku baru teringat, tak semua orang nonton Naruto.
Apa yang aku pikirkan? Dia pasti nggak tahu lagu itu. Nggak semua orang nonton Naruto.
"Sudahlah, lupakan! Kamu pasti nggak tahu lagunya. Mainin lagu lain aja!" ucapku memutuskan.
Tapi tiba-tiba saja, petikan gitar mulai terdengar lagi.
Itu lagu yang aku sebut! Dia tahu lagu Naruto!
Dia mulai memetik gitar dengan nada lagu Naruto yang kusebut. Wind - Akeboshi, adalah lagu kesukaanku.
Aku menitikkan air mata mendengar lagu itu. Teringat masa kecil Naruto yang tidak punya siapa-siapa.
Gitar itu terus dipetiknya, hingga akhirnya selesai. Aku mengusap air di sudut mataku.
"Makasih," ucapku padanya, sebelum akhirnya aku terlelap tidur.
________
Aku terbangun saat lampu di kamarku mendadak mati. Aku tidak bisa tidur dalam keadaan gelap. Rasanya seperti sesak.
Kulihat jam dari hpku. Jam 00.17
Aku membuka pintu kamar, melihat lampu-lampu di kamar lain. Hanya kamarku dan kamar si penghuni baru yang mati lampunya.
Aku bergegas menuju dapur. Di sana ada kotak yang tertempel di dinding dengan tulisan 'Danger' seperti yang ada di kotak listrik pada umumnya.
Kubuka tutup kotak itu. Aku bingung mana yang harus aku otak-atik supaya lampu kamarku menyala.
"JANGAN DISENTUH! Nanti kesetrum!"
Spontan aku langsung menjauhkan tanganku dari kotak itu. Aku terperanjat kaget mendengar suara itu.
Saat menoleh, penghuni baru itu sudah ada di belakangku.
"Kamu hobinya ngagetin orang ya? Tiba-tiba nongol di belakang! Langkah kakimu aja nggak kedengeran. Kamu terbang ya?"
Dia hanya tertawa kecil menanggapi ucapanku. "Ngapain kamu di sini?" tanyanya.
"Kamu sendiri ngapain di sini?" Aku malah balik nanya.
"Lampu kamarku mati, makanya aku kesini," jawabnya.
Oh, ternyata dia juga nggak bisa tidur kalau mati lampu.
"Tolong geser sedikit!"
Aku menggeser tubuhku dari depan kotak listrik. Dia mengambil posisiku tadi, berdiri di depan kotak listrik. Terlihat dia mengotak-atik isi kotak listrik itu.
"Coba lihat keluar, lampu kamar kita udah nyala nggak?"
Aku melihat keluar, lampu kamarku sudah nyala. Begitu juga dengan lampu kamarnya.
"Sudah nyala," ucapku.
Kami pun keluar dari dapur.
"Makasih," ucapku singkat.
Kruyuuuuk!
Tiba-tiba saja perutku bunyi.
Aduh! Nih perut bikin malu aja. Gini nih, kalau aku bangun tengah malam. Pasti bawaannya lapar.
"Kamu lapar?" tanya cowok itu. "Perutmu bunyi tuh!"
Benar-benar bikin malu nih perut!
"Nggak kok. Aku nggak lapar. Udah dulu ya, aku masuk kamar." Aku berlalu masuk kamar.
Benar-benar memalukan rasanya saat ada orang yang mendengar perut kita berbunyi.
Terus saja aku mengubah posisi tidur. Mencari posisi nyaman agar aku terlelap tidur, tapi sia-sia. Aku tidak akan bisa tidur jika merasa lapar.
Aku membuka pintu kamar. Bergegas menuju dapur.
Kubuka lemari dapur. Ada mie instan bertuliskan namaku di sana. Masih utuh lima bungkus. Aman.
Di kosan, kami selalu menuliskan nama kami di setiap barang yang kami miliki agar tidak diambil penghuni lain.
Aku memasak air untuk merebus mie instan. Setelah kenyang, aku pasti bisa tidur.
"Katanya tadi nggak lapar?"
Lagi-lagi aku terperanjat kaget oleh suara itu. Siapa lagi pemilik suara itu kalau bukan cowok, si penghuni baru.
Aku hanya bisa nyengir menanggapi pertanyaannya tadi.
"Kamu sendiri ngapain di sini?" Giliran aku yang bertanya.
"Aku juga lapar. Aku tidak akan bisa tidur jika lapar," jawabnya.
Lah, sama dong. Akhirnya kami memasak mie instan masing-masing.
Berikutnya, tak ada obrolan lagi. Kami saling memakan mie instan tanpa suara. Dan kembali ke kamar masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ganuwa Gunawan
Laaaaah ngapa jadi curhat s naruto sih Tisa..
eat dah lagu jaran goyang ke.. atau lagu embung balik.
2022-10-12
1
EkaYulianti
wah kamar mandinya sereem🤣
ada dua ekor hantu🤣
2022-10-10
1
nuna_ruu
seketika aku langsung nyanyi
Don't try
To look so wise
Don't cry
'Cause your so right
Don't dry
With fakes or fears
'Cause you will hate yourself in the end~
omigot... aku selalu suka bagian awal hentakan sticknya yang kretak kretek di awal lagu 🙈
2022-01-03
1