BAB 4 Bukti

Iyas meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang ia sendiri tidak tau, melihat wajah itu untuk pertama kali, ia benar-benar di ingatkan akan seseorang, tp itu tidak mungkin, itu sudah 4 tahun berlalu, dan orang yang ia tunggu kabarnya tidak pernah ada, hingga membuatnya menjadi seperti ini, berharap orang itu hadir dan melarangnya berbuat semua itu.

" Apakah tuan baik-baik saja"

"Jadwal besok tunda dulu,aku ingin menghadiri sidang itu"

ucap Iyas yang membuat sekertaris nya heran tak percaya, besok adalah rapat penting di cabang luar kota, bagaimana bisa tuannya ingin menunda hal itu, sedangkan rencana itu sudah ia buat sangat memakan waktu,

"Bray... pulanglah.. aku ingin pulang sendiri"

"Tapi tuan.. saya ingin memastikan anda selamat sampai dirumah,saya tidak bisa meninggalkan anda tuan"

"Saya paling tidak suka jika ucapan ku di bantah, pergilah, aku bisa menjaga diriku sendiri, apakah aku selemah itu???"

Tak bisa menjawab lagi akhirnya Brayen pun pergi sesuai perintah tuannya, meski berat ia menatap tuannya yang masih berdiri mematung di depan mobilnya, brayen pun menghentikan taxi yang lewat di depannya dan langsung menghilang dari hadapan tuannya,

"Hufft... kehadirannya sungguh membuatku tidak tenang, benarkah itu dia .. anak itu dulu sekecil ini .."

Iyas memeragakan tinggi badan seseorang yang ia kenal dulu dengan senyum yang tak pernah ia tunjukkan pada orang lain, Iyas pun masuk ke dalam mobilnya,

Mengendarai mobil dengan perasaan aneh, ia berhenti di depan sebuah rumah makan kecil, ia menatap rumah makan itu lalu tersenyum pahit,

*****

"Sayang ... sudah pulang"

"Mama kok belum tidur???

"Mmmmm.... bagaimana bisa tidur sebelum melihat anak mama pulang, bagaimana... pekerjaan mu berjalan lancar dengan lancarkan??"

"Apa ada sesuatu yang ingin mama katakan, ini tidak seperti mama biasanya"

"Ahh, anak mama memang bisa menebak mama dengan baik, kemarilah duduk sama mama"

Mamanya menepuk sofa di sampingnya, mengisyaratkan agar anaknya duduk di samping nya, Iyas berjalan menuju arah itu dan duduk di samping mamanya, sambil menyandarkan tubuhnya yang lelah.

"Sayang.... apa kamu tidak ingin menjadi satu-satunya pemimpin di perusahaan???"

"Kenapa mama bertanya seperti itu, masih ada papa kan untuk jabatan itu,"

"Papa akan resign dari kursi itu saat kau sudah menikah, jadi menikahlah sayang"

"Ini permintaan apa perintah ma..., aku belum memikirkan hal itu, lagian belum ada yang pas untuk aku jadikan istri"

"Mama lihat kau selalu jalan sama wanita, bukannya itu berarti kamu sudah ada pacar"

"Ma.. mereka bukan pacarku... mereka semua murahan, aku tidak mungkin mencari istri sembarangan, mereka terlalu murah untuk menjadi ibu dari anak-anakku"

"Kalau mama kenalin kamu dengan wanita pilihan mama bagaimana??"

"Mama bertanya apa memutuskan"

"Sayang.... mama yakin.. kamu akan menyukai pilihan mama, setidaknya kamu kenalan dulu sama dia, mama sudah menyelidiki tentangnya, kamu tau, dia tidak pernah pacaran sama sekali, manis sekali kan???"

Iyas menatap tingkah mamanya yang seperti orang jatuh cinta

"Mama baik-baik saja kan??"

"Memangnya kamu fikir mama kenapa?

pokoknya mama mau kamu kenalan sama dia tiga hari lagi mama akan mengundangnya makan malam, kamu harus hadir tidak boleh tellat"

Mamanya langsung berdiri meninggalkan Iyas sendiri, Iyas hanya bisa menghela nafas melihat mamanya seakan-akan mendesak menerima sarannya,

Pagi tiba dengan sinar yang terang, kini Laras sudah rapi dengan pakaian formalnya, ia terlihat cantik dengan rambut gelombangnya terurai,

"Sukses ya nak"

"Terimakasih Oma, opa "

Laras memeluk keduanya, dan menyemangati diri sendiri untuk sidang ini, ia sudah menyiapkan semua bukti yang menurutnya sudah mampu membuatnya menang, ia pergi dengan perasaan yang penuh dengan ambisi untuk menang,

"Selamat datang nona Laras...."

seorang satpam memberi salam untuk Laras yang selalu terlihat ramah saat bertatap dengannya.

Laras hanya tersenyum dan menundukkan kepala tanda hormat pada yang lebih tua, saat ia mau masuk ke dalam ruangannya, seseorang menghentikan langkahnya.

"Nona... ada tamu ingin berkunjung dengan anda"

"Siapa..??"

"Nyonya Martha nona....beliau sudah menunggu anda dari tadi, sekarang sudah ada di ruang tunggu"

"Baiklah saya akan kesana, bawakan kopi hijau untuk kami ya..."

"Baik nona"

Pelayan itupun meninggalkan Laras, yang sedang termenung memegang gagang pintu ruangannya

"Untuk apa kesini.. apa ada masalah serius.."

Laras pun menutup pintu ruangannya lagi dan pergi menuju ke ruang tunggu, terlihat nyonya Martha berdiri di dekat jendela, memandang pemandangan hijau yang ada di balik kaca putih itu,

"Nyonya.... "

mendengar suara itu, nyonya Marta menoleh kearahnya sambil tersenyum, dan langsung menghampiri Laras, Laras terkejut dengan tingkah kliennya itu, karena nona Martha langsung memeluknya seperti memeluk seorang putri,

"Jangan panggil nyonya... panggil saja Tante ... ahhh jangan.. jangan.. panggil saja mama bagaimana???"

Laras makin bingung dengan tingkah seorang istri pejabat tinggi itu, ini pertama kalinya Martha melakukan tindakan seperti hari ini,

"Ada apa nyonya, eh maksudnya Tante, apakah ada masalah?? semuanya baik-baik saja kan???"

Laras bingung serta khawatir, tidak seperti biasanya klien nya yang ini datang menemui nya, pasti ada hal buruk menurut nya.

"Semua nya baik-baik saja sayang... saya kesini hanya ingin melihat sidang mu, semangat kamu pasti bisa,"

"Terimakasih ya Tante... atas semangatnya"

Saat mereka sedang berbincang seorang pelayan mengetuk pintu, mendengar sahutan dr dalam pelayan itupun masuk kedalam ruangan itu,

"Silahkan di minum dulu Tan..."

Martha pun menuangkan kopi hijau favoritnya, dengan sekali-kali mencuri pandang dengan Laras.

"Jam berapa nanti...?" .

"jam 9 Tan...Tante sendiri kesini?"

"Ia sayang..., baiklah, Tante hanya ingin menyemangati mu saja disini, kembalilah, Tante mau keruang sidang ingin menunggu mu di sana," ucap Martha sambil memegang kedua tangan Laras, ia merasa beruntung saat Marta menyemangatinya, ia merasa ibunya yang memberi semangatnya.

"Terimakasih ya Tante.. karena sudah mendukungku"

"Pasti sayang.. nanti paman akan menyusul kesini,jadi kamu jangan khawatir"

"Tidak usah repot-repot Tante... biarkan paman bekerja saja"

"Bagaimana... kamu sudah menyiapkan semuanya kan? tidak akan ada kata gagal nanti ia kan??"

"Semoga saja kita menang ya Tante"

Laras menatap ke dua mata jernih milik Martha, ada sedikit kesedihan dalam matanya,

*****

"Jaksa penuntut di persilahkan naik ke atas"

Laras pun tersenyum menatap kliennya yang tertunduk di dekatnya.

"Di sini sudah terlihat jelas, ini bukan seperti yang mereka tuduhkan, wanita itu tidak melakukan atas suka sama suka, bukti itu sudah memberikan kejelasan tersendiri, dan tuan hakim yang terhormat, jika kasus ini di sebut atas suka sama suka, mengapa visum membuktikan bahwa ada tindakan kekerasan di bagian leher seperti bekas cekikan, dan juga lagi ada luka di bagian paha wanita itu, seperti goresan pisau.., apakah jika melakukan hal itu atas dasar suka sama suka, haruskah ada luka"

"Saya keberatan pak hakim, mungkin saja wanita itu memanipulasi bukti, bisa saja pihak korban membuat bukti palsu kita tidak bisa membenarkan atas apa yang dikatakan nona Laras"

Pihak laki-laki sudah berdiri memberi perlawanan, Laras hanya tersenyum sinis menatap ke arah lawannya itu, ya valko sudah menyusun semua nya dengan matang, ia yakin dengan usahanya, karena ia sudah menyuap dokter yang menangani visum pada wanita itu,

"Keberatan di terima...."

"Baiklah.. pak hakim jika bukti itu belum kuat, saya kan memanggilkan saksi mata,"

Laras melihat kearah belakang, dan memberi isyarat untuk seorang polisi untuk membawanya masuk, saksi itu pun naik ke atas mimbar, dan memberi saksi, dan sumpahnya, kalau ia tidak akan pernah berbohong.

Kecemasan valko sudah terlihat sedikit demi sedikit, pak hakim memeriksa semua bukti yang di berikan Laras, dengan di suluti kata-kata yang mungkin bisa memberatkan pelaku, saat hakim itu masih membuka selembar demi selembar kertas sebuah flashdisk terjatuh,

bersambung

Terpopuler

Comments

Ninik H.

Ninik H.

semangat thor

2021-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!