BAB 3 Iyas Arora menyiapkan Kejutan

Mobil Laras pun terparkir di garasi rumah nya, ia melepas ikat pengamannya seraya berkata

"Siapa jam segini bertamu dan mencari ku???

apakah salah satu klien ku??? tapi... barusan aku sudah dari sana..."

Laras pun turun dari mobilnya, dan langsung masuk ke dalam rumahnya, matanya terkejut saat bertatapan dengan tamu yang Oma nya maksud,

pandangan mereka bertemu satu sama lain, tanda tanya memenuhi isi kepala Laras.

"Sedang apa dia... apa tujuannya... "dalam hati

begitulah pertanyaan yang ingin dia lontarkan, namun ia tidak berani bertanya seperti itu,

"Selamat malam nona Laras pramudya"

tamu itu mengulurkan tangannya ke hadapan Laras,

"selamat malam tuan,"

Laras menerima uluran tangan itu tanda kesopanannya, mata mereka masih bertatap, tersirat ambisi di mata keduanya,

"Silahkan duduk tuan valko...apakah sudah lama menunggu???"

"Tidak begitu lama, hanya sekitar 40 menitan"

Laras pun duduk dengan penuh berwibawa, ia tau tamu laki-laki di hadapannya ini adalah seseorang yang penuh dengan kelicikan, Laras sudah sering menemukan hal seperti ini, jadi ia sudah terbiasa dengan tak tik murahan yang di lakukan valko, pengacara yang akan menjadi lawannya besok,

"Apa tujuan anda kemari tuan????"

"Nona Laras...saya tau anda akan berusaha memenangkan kasus besok,tapi pikirkanlah, apa yang akan anda dapatkan setelah memenangkan kasus ini,uang ..tidak mungkin... karena mereka tidak akan mampu membayar pengacara sehebat anda, tapi, jika anda berpihak pada klien saya besok dan memastikan klien saya menang, berapapun yang anda minta klien saya pasti akan memberikan kepada anda," ucap pengacara Valko

Laras langsung terperanjat dari duduknya, berjalan menyendekapkan kedua tangan nya di dadanya, mengitari kursi yang di duduki oleh Valko,

"Apakah anda takut tuan valko...?

anda tidak usah khawatir, jika klien anda memang tidak bersalah, aku pastikan dia akan menang dalam kasus besok, tapi ... itu mustahil... kedatangan anda kemari sudah menunjukkan jika klien anda memang seorang yang bejat, tuan valko... baiklah...aku akan mundur menjadi pengacaranya besok dengan satu syarat"

"syarat apa yang andai minta nona,"

senyuman kemenangan terpancar di bibir valko, ia tidak begitu yakin akan apa yang ia dengar barusan,

"Syaratnya mudah,aku ingat tuan valko mempunyai seorang adik perempuan, bagaimana... kalau saya menyuruh orang untuk memperkosanya,dan saya akan membuat laporan jika adik anda dan orang suruhan saya melakukan dengan suka sama suka, pasti akan menyenangkan bukan...."

senyum yang muncul di bibir Laras, bukan senyum biasanya, senyum itu menunjukkan kemarahannya,isyarat bahwa dia akan benar- benar melakukan apa yang dia ucapkan, seketika wajah valko memias,ia tidak menyangka bahwa Laras akan mengatakan hal itu,

"Bagaimana tuan... apakah anda setuju dengan syarat saya...?"

Dengan masih menahan amarah, Laras mencoba membaca pikirannya valko,

"Tuan valko diningrat, lawanlah saya besok dengan rencana matang dan cerdas, dan saya akan pastikan, klien anda tidak akan bisa mengelak seperti kemaren lagi, sekarang anda pergilah..."usir Laras

Wajah valko masih sama, menahan amarahnya, ia menatap Laras dengan rasa kessal,

"Nona Laras bersiap-siap lah, saya akan membuat anda mengerti posisi anda sebagai perempuan, perempuan memang sudah kodratnya berada di bawah kaki laki-laki, dan besok saya akan membuat anda hancur di bawah kakiku"ucap Valko penuh amarah

"Akan saya tunggu saat-saat itu tuan, dan perlu anda tahu juga, saya juga akan membuktikan derajat wanita bisa sepadan dengan laki-laki," tantangan Laras

Langkah kaki Valko menciptakan bunyi tersendiri di marmer putih ruang tamu itu, Laras yang menatap punggung besar itu sudah mulai menjauh sedikit merasa lega.

***

"Bagaimana pa... bukannya sangat cocok??" dia cantik, baik,sopan,ramah, dari keluarga baik-baik, dan sekarang sudah mendapatkan gelar pengacara terbaik, menurut papa bagaiamana??"

"Ma... mama tau sendiri bagaimana watak putra mu, apakah dia akan mau kita jodohkan, mengingat tempramen dia sangat kasar, papa takut akan menyakiti wanita itu,"

"Ada kita yang akan menjaga mereka, kita akan mengawasi mereka pa, mama sangat menyukai wanita itu, sangat dan sangat menyukainya, bahkan jika putramu tidak mau, rasanya mama ingin menjadikan dia putriku, dia sangat manis,"

Tuan Arya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya yang sangat menginginkan wanita itu,

"Pa.. bagaimana kalau kita undang dia dan keluarganya makan malam,"

"kapan??"

"besok"

"Tidak bisa.. wanita itu ada sidang penting besok,"

"Benarkah.... dia pasti butuh dukungan, kita kesana ya pa... kita lihat calon mantu kita,"

Istrinya mengkhayal, entah apa yang di khayalannya, wajahnya penuh dengan senyuman, membuat Tuan Arya sulit untuk tidak mewujudkan keinginan istrinya itu,

"Baiklah kita akan hadir besok,"

"Apa kita ajak saja Iyas pa...dia pasti akan sangat menyukai wanita itu,"

"Tidak usah ma, dia besok ada meeting keluar kota,"

"Ya.. gagal lagi.... "

"Kita bisa mengundangnya lain hari, saat sidang nya selesai, jadi mama jangan sedih begitu"

"Benarkah....papa memang yang terbaik"

***

"Loh... sayang... kemana tamunya??"

"Dia sudah pergi Oma, lain kali jangan biarkan dia masuk,Laras tidak menyukai nya,"

"Apa dia mengganggu mu??"

"Dia pengacara lawan Laras besok di persidangan Oma, dia kesini ingin bernegosiasi dengan ku, dia menyuruhku mundur untuk kasus ini, dengan imbalan kliennya akan memberikan apapun yang Laras minta,sudah jelas kan, laki-laki itu yang salah, kalau Aqilla mundur entah bagaimana nasib wanita lain di kemudian hari,"

Laras menghembuskan nafas beratnya, terlihat jelas kelelahan di wajahnya, di tambah lagi dengan datangnya tamu yang tidak di undang itu, membuat mood nya semakin buruk saja.

Gelap nya langit sudah semakin mengaupi alam, terang rembulan dan remang-remang bintang mengindahkan malam itu, Laras berdiri dekat jendela kamar nya, menikmati indahnya langit malam ini,

Ia tersenyum getir saat terlintas bayangan seseorang,

"Kau tau.... aku tidak menemukan orang itu, kau bilang dia kan muncul seperti seorang pangeran, huh.. itukan khayalan mu, kau menyumpahi ku untuk sulit jatuh cinta... hei sahabat bodohku...kau puas sekarang, dengan sumpah mu itu, sampai sekarang aku masih jomblo, tidak ada pria satupun yang mendekatiku.... aku mengutuki mu sungguh mengutuki mu... sahabat jahat ku,

kakak....aku merindukanmu..."

air mata jatuh saat ia menengadahkan kepalanya, ia teringat seseorang yang 2 tahun lalu sudah pergi jauh meninggalkannya, dia kakak sekaligus saudra Laras, karena nya Laras menjadi seperti yang sekarang, melupakan mimpinya yang ingin menjadi polwan, dan mengganti nya dengan menjadi seorang pengacara.

***

"Tuan sudah waktunya Anda pulang"

"Kau ingin mengaturku... pergilah....sudah kau jalani perintahku"

"Sudah tuan, bukti itu sudah saya selipkan di salah satu bukti yang di miliki nona aqilla,"

"Baiklah... wanita manis... terimalah kejutan dariku.... aku pria baik kan .... "

Entah apa yang di rencanakan Iyas, namun senyum di bibirnya mengisyaratkan ada motif di baliknya,

"Sayang... beneran kamu tidak mau ku layani malam ini,aku menginginkan lebih dari ini sayang..."

Wanita di sampingnya merajuk ingin segera menerima sentuhan, namun Iyas tidak menginginkan nya, langkah kaki wanita itu terlintas di depannya, membuat Iyas langsung mendorong wanita di sampingnya dan langsung berdiri.

"Anda kenapa tuan..."

"Sayang... apa yang kau lakukan"

teriak wanita yang tersungkur di bawah lantai,

"Kamu pergilah, ini tips buat kamu, jangan berharap lebih dariku, aku hanya butuh teman baut minum bukan untuk tidur mengerti...."

Iyas langsung meninggalkan tempat itu,diikuti oleh sekertaris pribadinya, wanita itu berdecak kesal,semua rencana yang wanita itu susun gagal sia-sia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!