Part 5 : Mandiri

Di dalam kamar, Zianca duduk di meja belajarnya, memeriksa ponselnya. Ada pesan baru dari Fina.

"Lo tadi pulang bareng Aaron ya??" Tulisnya singkat.

Zianca yang bingung segera membalas pesan itu, bagaimana Fina bisa tau? Karena seingatnya Fina sudah lebih dulu pulang menggunakan ojek online.

"Tau darimana?"

"Tau dong.. Aaron tadi nanya lo pulang sama siapa, terus gue bilang kalau lo pulang naik busway karena gue nggak bawa kendaraan, terus dia diem aja sih.. gue tanya kenapa katanya pengen ngajak lo pulang bareng.. cieee..." balas Fina lagi.

"Kayaknya ada yang aneh deh.. dia juga tau gue tinggal dimana.."

"Dulu dia pernah nanya alamat rumah lo sama gue.. tapi itu udah lama banget sih.. kenapa baru sekarang ya doi ngikutin lo pulang??"

"Seriusan?? Emangnya rumahnya dimana sih?"

"Kalau nggak salah di daerah Langga deh.."

Zianca tertegun, daerah Langga itu sangat jauh dari rumahnya, daerah itu pusat perkotaan, kalaupun ada perumahan disana itu komplek perumahan super elit, ditambah lagi arah jalannya juga beda jauh kalau dari sekolah menuju rumahnya dan rumah Zianca, Zianca pun berpikir keras, kenapa Aaron berbohong padanya. Pertama soal tau alamat rumahnya, ia mengatakan kalau dialah yang memberitahu Aaron alamat rumahnya, lalu dia juga berbohong soal jalur rumah mereka yang searah.

"Mungkin dia ada keperluan di sekitar sini.. kan deket deket sini ada banyak kos-kosan.. mungkin temennya ada yang ngekos di deket sini.." balas Zianca berusaha tidak peduli.

"Kayaknya nggak mungkin deh.."

"Au ah gelap.." balas Zianca singkat.

Zianca segera meletak ponselnya di atas meja, kemudian ia menyalakan laptopnya ingin memeriksa info perguruan tinggi.

Samar-samar ia masih bisa mendengar kalau ibunya dan Mikha masih berbincang bersama. Mikha memang sangat dekat dengan ibu mereka, sementara Zianca dekat dengan ayahnya. Ayahnya tidak pernah membeda-bedakan perhatian pada anaknya, namun Mikha selalu menyalah artikan setiap perkataan ayahnya, itu penyebab perdebatan antara mereka berdua sering terjadi.

Zianca mengulik setiap detail info perguruan tinggi di daerahnya maupun yang di luar kota. Ia memang pernah berencana untuk kuliah di luar kota, dia ingin hidup mandiri. Di satu sisi ia ingin tinggal sendiri, agar tidak lagi sering berdebat dengan ibunya. Ibunya sering memancing perselisihan antara mereka, dengan memperbesar masalah-masalah kecil yang sepele. Terkadang saat lelah setelah pulang bekerja, ibunya akan melampiaskan rasa lelahnya dengan memarahi Zianca tanpa alasan, lalu akan berujung dengan perdebatan antara ibu dan ayahnya yang selalu membela Zianca yang tidak tau kesalahannya apa. Itu benar-benar membuatnya merasa tertekan.

Saat fokus memilih-milih artikel, tiba-tiba ia menemukan sebuah artikel yang berisi info beasiswa keluar negeri yang di sponsori oleh sebuah perusahaan besar di kotanya. Perusahaan itu memang yang terbesar di kotanya, bahkan ayahnya bekerja di salah satu anak cabang perusahaan itu. Ayah Zianca seorang IT di perusahaan perbankan. Sementara ibunya seorang akuntan di perusahaan media massa.

Mereka hidup cukup mapan, namun 3 tahun lalu, mereka harus menanggung hutang di bank yang cukup besar untuk biaya kuliah Mikha yang pertama di universitas kedokteran, namun Mikha berhenti di pertengahan semester 2 dengan alasan tidak sanggup lagi meneruskan kuliahnya di kedokteran, padahal orang tuanya harus meminjam di bank uang yang sangat banyak untuk itu, tapi ayah dan ibunya tidak mempermasalahkan itu, mereka tidak pernah memaksakan keputusan anak-anak mereka untuk urusan pendidikan, yang penting anak-anak mereka bertanggung jawab dan menyelesaikan pendidikannya dengan sangat baik. Kini ia tengah berkuliah lagi di universitas swasta jurusan akuntansi.

Itu kenapa ayahnya cukup keras pada Mikha, karena dia sosok yang kurang bertanggung jawab dengan setiap keputusan yang dia ambil meski ia anak yang pintar.

Zianca melihat rincian tawaran beasiswa itu untuk di beberapa negara di Eropa. Zianca terus fokus membaca, dan dia merasa sangat tertarik dengan itu. Setelah selesai kuliah mereka juga dijamin akan langsung mendapat pekerjaan dengan posisi dan gaji yang besar. Hal itu mengingat bahwa perusahaan itu memang sangat besar dan sukses, jadi tawaran yang mereka berikan tidak main-main.

Selama kuliah semua biaya akan di tanggung, mereka dapat tempat tinggal, uang makan, uang transport, uang saku, uang kuliah, dll. Akhirnya Zianca bertekad ingin mencoba beasiswa itu.

****

Saat bangun, tidak seperti biasanya rumah mereka terdengar sangat sepi. Di liriknya jam di dinding pukul 6.25 pagi. Biasanya jam segini ibunya sudah mulai mengomel. Zianca yang merasa aneh bangkit dari tidurnya, segera memeriksa keluar. Dia tidak menemukan siapapun, namun ia melihat sesuatu di meja makan. Ia mendekati meja makan itu.

Sarapannya telah tersedia dan ada catatan kecil di atas meja.

"Kami berangkat duluan karena harus mengantar Mikha berangkat kerja.. kamu jangan lupa sarapan.. hati-hati di jalan ya.." tulis papanya jelas. Disana juga terdapat uang pecahan 5ribu dan 10ribu dari ibunya. Bahkan kalau di pikir-pikir uang itu tidak cukup untuk uang transportasi dan makan siangnya. Namun Zianca tidak pernah ambil pusing soal itu karena ia punya tabungan cukup banyak.

Zianca hanya bisa menghela nafas pelan, ia sudah merasa mual membayangkan pengap dan penuh sesaknya busway di pagi hari seperti ini. Dia juga yakin pasti akan terlambat datang ke sekolah.

Zianca segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah, saat hendak menyimpan ponselnya ke dalam tas, ternyata ia mendapat pesan singkat dari ayahnya, pesan itu di kirim pukul 5.40 pagi tadi.

"Papa ada tinggalin uang transport buat kamu di dalam saku tas kamu.. kamu naik ojek online aja biar nggak telat.. jangan lupa sarapan.. hati-hati di jalan ya Nak.." Zianca memeriksa laci tasnya, ada selembar uang pecahan 50 ribu.

Padahal di dalam sana masih ada uang pecahan 50 ribu yang sebelumnya di kasih ayahnya.

Zianca lalu mengambil kedua lembaran uang 50ribu itu dan memasukkannya ke dalam celengan besinya dalam lemari pakaian.

Di dalamnya banyak lembaran uang pecahan 10ribu, 20ribu dan 50ribu. Sudah hampir 3 tahun terakhir ia menabung, dan tidak pernah menghitunganya, saat SMP dulu dia juga menabung selama 3 tahun, lalu setelah lulus sekolah ia menghitung uang tabungan itu, ternyata mencapai 8 juta rupiah.

Dari uang itu ia membeli ponsel baru, sepatu baru, tas baru dan laptop baru untuknya. Ia juga membelikan kado untuk ayah dan ibunya berupa sepatu kerja untuk sang ayah, dan tas kerja untuk sang ibu. Zianca lah yang selalu memberi kado di hari spesial kedua orang tuanya, sementara Mikha tidak pernah memberi kado apapun, malah kadang ia pasti sering melupakan hal penting itu.

Episodes
1 Part 1 : Zianca
2 Part 2 : Kisah Buk Tini (true story)
3 Part 3 : Aaron 'Junior Idola'
4 Part 4 : Senyuman Aneh
5 Part 5 : Mandiri
6 Part 6 : Penuh Kejutan
7 Part 7 : Tipe Ideal
8 Part 8 : Pacar Pertama
9 Part 9 : Perkara Makalah
10 Part 10 : 'EX'
11 Part 11 : Beasiswa Luar Negeri
12 Part 12 : Tamparan Keras
13 Part 13 : Kunjungan Tak Terduga
14 Part 14 : 'Miss You'
15 Part 15 : Perempuan Ular
16 Part 16 : Obrolan A-Z
17 Part 17 : Sisi Lain
18 Part 18 : Konglomerat
19 Part 19 : Nggak Penting !!
20 Part 20 : Perempuan Tidak Tau Malu
21 Part 21 : Lebih dari Benci
22 Bab 22 : P e n c u r i
23 Bab 23 : M I K H A #1
24 Bab 24 : M I K H A #2
25 Bab 25 : Kabur dari Rumah
26 Bab 26 : Cafe Buku
27 Bab 27 : Ancaman Tuan Besar
28 Bab 28 : 'Istri saya'
29 Bab 29 : Terburu-buru
30 Bab 30 : Dendam Mikha
31 Bab 31 : Jerman
32 Bab 31 : Kesepakatan
33 Bab 32 : Tunggu Aku..
34 Bab 33 : Ulah Aaron
35 Bab 34 : Korban Kekerasan
36 Bab 35 : Pergi Selamanya..
37 Bab 36 : Kembalikan Anakku..
38 Bab 37 : Kesedihan Zianca
39 Bab 38 : Trauma
40 Bab 39 : Tahanan
41 Bab 40 : Teman Terdekat
42 Bab 41 : Wanita Gila
43 Bab 42 : Telah Berubah
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Part 1 : Zianca
2
Part 2 : Kisah Buk Tini (true story)
3
Part 3 : Aaron 'Junior Idola'
4
Part 4 : Senyuman Aneh
5
Part 5 : Mandiri
6
Part 6 : Penuh Kejutan
7
Part 7 : Tipe Ideal
8
Part 8 : Pacar Pertama
9
Part 9 : Perkara Makalah
10
Part 10 : 'EX'
11
Part 11 : Beasiswa Luar Negeri
12
Part 12 : Tamparan Keras
13
Part 13 : Kunjungan Tak Terduga
14
Part 14 : 'Miss You'
15
Part 15 : Perempuan Ular
16
Part 16 : Obrolan A-Z
17
Part 17 : Sisi Lain
18
Part 18 : Konglomerat
19
Part 19 : Nggak Penting !!
20
Part 20 : Perempuan Tidak Tau Malu
21
Part 21 : Lebih dari Benci
22
Bab 22 : P e n c u r i
23
Bab 23 : M I K H A #1
24
Bab 24 : M I K H A #2
25
Bab 25 : Kabur dari Rumah
26
Bab 26 : Cafe Buku
27
Bab 27 : Ancaman Tuan Besar
28
Bab 28 : 'Istri saya'
29
Bab 29 : Terburu-buru
30
Bab 30 : Dendam Mikha
31
Bab 31 : Jerman
32
Bab 31 : Kesepakatan
33
Bab 32 : Tunggu Aku..
34
Bab 33 : Ulah Aaron
35
Bab 34 : Korban Kekerasan
36
Bab 35 : Pergi Selamanya..
37
Bab 36 : Kembalikan Anakku..
38
Bab 37 : Kesedihan Zianca
39
Bab 38 : Trauma
40
Bab 39 : Tahanan
41
Bab 40 : Teman Terdekat
42
Bab 41 : Wanita Gila
43
Bab 42 : Telah Berubah
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!