Part 4 : Senyuman Aneh

Saat pulang sekolah, Zianca memutuskan pulang menggunakan angkutan umum, biasanya ia akan nebeng pulang dengan Fina, namun udah beberapa hari ini sepeda motor Fina sedang rusak. Sementara Puput tinggal tidak jauh dari sekolah, jadi dia selalu di antar jemput oleh Ibunya.

Zianca menunggu busway di halte depan sekolahnya. Di jam-jam sore seperti ini biasanya busway itu memang akan datang terlambat.

Ia mendengarkan lagu-lagu kesukaannya menggunakan wireless earphone nya. Ia berdiri di pojok halte, menghindari kerumunan siswa dan siswi lain yang juga ikut mengantri.

Tiba-tiba seseorang menarik sebelah wireless earphone nya, mengagetkan Zianca yang terbelalak kaget.

"Lagi dengerin apa sih??" Seru Aaron mengagetkan Zianca.

"Kamu belum pulang?"

"Belum.. aku lagi nungguin busway.." jawabnya enteng sambil masih mengenakan sebelah wireless earphone Zianca di telinganya.

"Busway?? Mobil kamu mana?" Tanya Zianca heran.

"Lagi di bengkel.." jawabnya singkat memejamkan matanya menikmati lagu yang berirama di telinga kirinya.

Zianca hanya mengangguk tak berkomentar.

"Kamu tinggal di komplek Anggrek kan?" Tanya Aaron melepas wireless earphone Zianca.

"Iya.. kok kamu tau??"

"Dulu kamu kan pernah kasih tau ke aku.." jawabnya lagi.

Zianca mengingat-ingat kapan ia pernah memberitahu Aaron alamat rumahnya, karena seingatnya mereka tidak pernah membahas hal pribadi satu sama lain.

"Kamu emang selalu pulang sendiri ya?" Tanyanya lagi.

"Iya.."

"Gimana kalau mulai besok aku yang anterin pulang??"

"Ehh nggak usah.. rumah aku lumayan jauh dari sini.."

"Nggak pa-pa.. kita searah kok.."

Zianca hanya tertegun, dia tidak pernah tau kalau rumah Aaron searah dengan jalan rumahnya.

"Nggak perlu.. makasi ya tawarannya.." geleng Zianca mantap.

Tak lama busway pun tiba di halte. Zianca dan Aaron segera masuk ke dalam busway tersebut, busway itu penuh sesak seperti biasanya. Zianca memilih berdiri di dekat pintu, sementara Aaron berada tidak jauh darinya.

Zianca tampak tidak memperdulikan sekelilingnya. Ia hanya berdiri menghadap ke pintu, pandangannya kosong memandang keluar. Aaron ternyata tengah memperhatikannya dengan seksama tanpa ia sadari.

Sesekali Zianca bergerak dan mencuri pandang ke arah Aaron, lagi-lagi ia mendapati Aaron menatapnya dengan tatapan aneh. Zianca segera mengalihkan pandangannya, pura-pura tidak melihat ke arah Aaron.

Ada 10 halte yang telah di lalui hingga Zianca tiba di halte depan komplek perumahannya.

Saat turun, Zianca sempat menoleh ke arah Aaron, ia tampak menyeringai aneh pada Zianca. Dia benar-benar tampak berbeda saat berada di luar sekolah, sama seperti dirinya. Dia akan menjadi pribadi yang berbeda ketika seorang diri atau sedang bersama keluarganya.

Ia masih harus berjalan kaki sekitar 2 km ke dalam, 50 meter pertama dari jarak gerbang ke dalam itu merupakan taman bermain dan pepohonan yang sangat rindang, Ayahnya selalu was-was ketika Zianca berjalan kaki melewati area itu. Tetapi tak ada pilihan lain, karena hanya itu satu-satunya jalan masuk ke dalam komplek perumahan mereka.

Zianca mempercepat langkahnya, ia merasa ada yang sedang mengikutinya. Ia bahkan sudah tidak tau lagi lagu apa yang sedang berirama di kedua telinganya. Ia merasa mulai panik, ia semakin mempercepat langkahnya, hingga tiba-tiba seseorang menarik bahunya keras.

"Arghh !!" Sontak Zianca langsung meringkuk sambil berjongkok di pinggir jalan dan terpekik ketakutan.

Tangan itu menarik sebelah wireless earphone Zianca.

"Heh !! Apaan sih !!" Celetuk Mikha panik mendengar pekik kuat Zianca.

Zianca melongo melihat kakaknya Mikha tengah berdiri di hadapannya.

"Kak Mikha??"

"Makanya kalau lagi dengerin lagu suaranya jangan terlalu keras.. daritadi aku panggil-panggil.." gerutu kakaknya ketus.

"Maaf kak.. aku pikir tadi ada orang yang ngikutin aku.."

"Ya iyalah.. aku orangnya !!" Ia melangkah cepat meninggalkan Zianca kesal.

"Kak.. tunggu aku.." Zianca segera berlari kecil menyusul langkah cepat Mikha.

"Maaf ya.." imbuh Zianca lirih.

"Cepetan.." jawabnya masih terdengar kesal.

Hubungan Zianca dan Mikha tidak selalu baik dan tidak selalu buruk. Terkadang mereka sangat mesra dan akur satu sama lain, namun terkadang saling berteriak dan bertengkar karena hal-hal sepele seperti musuh bebuyutan.

Meskipun begitu, Zianca sangat menyayangi Mikha, meski kadang Mikha bersikap sesukanya dengan dia, namun dia tidak peduli dengan hal itu, dia tetap menyayangi kakaknya.

****

Makan malam bersama hal dirumah hal yang biasa di lakukan. Hampir tiap malam ayahnya membelikan nasi goreng bakso pedas kesukaan Zianca, sementara saat Mikha pulang, ayahnya akan membelikan bihun goreng seafood pedas manis.

Makan malam itu seperti biasanya, tidak ada hal yang istimewa.

"Udah kamu bayarkan uang semester kamu??" Tanya ibunya memulai percakapan.

"Udah dong Ma.. udah aman.." sahut Mikha enteng.

"Semoga kuliah kamu lancar terus ya Nak.. kamu kan kuliah sambil bekerja.. lebih baik kamu juga harus belajar menghemat.. ya minimal untuk mencukupi keperluan pribadi kamu.." Ryo tau kalau Mikha masih suka minta uang jajan dari istrinya, namun Winda tidak pernah memberitahunya hal itu.

"Aduh Pa.. biaya hidup zaman sekarang itu emang tinggi, apa apa serba mahal.. sehari aja cuma buat makan aku habis ratusan ribu.." ujar Mikha santai sambil menyantap bihun gorengnya.

"Ha?? Emang kamu makan apa?? Makan dimana??" Timpal ayahnya kaget.

"Ya di cafe lah Pa.. atau nggak kadang temen-temen ngajak makan di mal.. mana ada yang murah.."

"Ya ampun.. kan sayang duitnya Mikha.. kenapa nggak makan di kantin kantor? Kamu bilang di kantor ada kantinnya??" Ayahnya terkejut mendengar pernyataan Mikha.

'Aku aja jajan sehari cuma 15 ribu.. bisa-bisanya kak Mikha sehari habisin ratusan ribu..' batin Zianca takjub.

Dia pun sempat berpikir untuk bekerja sambil kuliah nantinya, dia sangat ingin hidup mandiri seperti kakaknya, dan yang pasti ingin menabung banyak uang agar bisa membeli rumah dan kendaraan sendiri di masa depan.

"Ya ampun Pa.. kenapa sih heboh banget?? Biasa kok ngabisin banyak uang untuk belanja makan.. lagian dia udah bekerja.. ya wajar aja kalau dia ingin menikmati hasil keringatnya sendiri.." celetuk ibunya membela.

"Kamu selalu aja belain perlakuan yang salah.. harusnya kamu tegur Mikha.. biar dia bisa belajar menghemat.. kamu pikir aku nggak tau selama ini kamu masih sering kirim uang jajan untuk dia?? Aku nggak masalah kamu kasih dia uang saku.. tapi aku rasa itu hal yang nggak wajar.. dia punya gaji yang cukup besar, uang kuliah juga masih kita yang tanggung.. aku juga masih kasih dia uang saku bulanan.. tapi kamu juga masih selalu kirimin dia uang saku mingguan diam-diam kan?? Coba kamu hitung-hitung, berapa banyak uang yang dia habiskan dalam sebulan.. dia hanya menghabiskan banyak uang untuk foya-foya.." omel ayahnya kesal.

"Jadi Papa keberatan kasih aku uang saku??" Celetuk Mikha sinis.

"Papa cuma ingin kamu belajar menghemat.. punya tabungan untuk diri kamu sendiri di masa depan.. kamu nggak perlu mikir untuk kasih papa dan mama kamu apa-apa.. kamu bisa mengatur hidup kamu jadi lebih baik itu sudah cukup.." Ryo segera bangkit dari duduknya, ia meninggalkan makan malamnya dan pergi naik ke lantai 2 menuju ruang kerjanya.

Mikha dan ibunya tampak sangat kesal. Sementara Zianca yang mendengar perdebatan itu hanya terus mempercepat makannya, setelah selesai ia segera bangkit dari duduknya, mengemas piring dan gelas kotornya, lalu mencuci bersih piring dan gelas kotor itu.

Kemudian ia segera berlalu masuk ke dalam kamarnya.

Terpopuler

Comments

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Mampir memberi like. 3 bab dulu ya...

2022-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Zianca
2 Part 2 : Kisah Buk Tini (true story)
3 Part 3 : Aaron 'Junior Idola'
4 Part 4 : Senyuman Aneh
5 Part 5 : Mandiri
6 Part 6 : Penuh Kejutan
7 Part 7 : Tipe Ideal
8 Part 8 : Pacar Pertama
9 Part 9 : Perkara Makalah
10 Part 10 : 'EX'
11 Part 11 : Beasiswa Luar Negeri
12 Part 12 : Tamparan Keras
13 Part 13 : Kunjungan Tak Terduga
14 Part 14 : 'Miss You'
15 Part 15 : Perempuan Ular
16 Part 16 : Obrolan A-Z
17 Part 17 : Sisi Lain
18 Part 18 : Konglomerat
19 Part 19 : Nggak Penting !!
20 Part 20 : Perempuan Tidak Tau Malu
21 Part 21 : Lebih dari Benci
22 Bab 22 : P e n c u r i
23 Bab 23 : M I K H A #1
24 Bab 24 : M I K H A #2
25 Bab 25 : Kabur dari Rumah
26 Bab 26 : Cafe Buku
27 Bab 27 : Ancaman Tuan Besar
28 Bab 28 : 'Istri saya'
29 Bab 29 : Terburu-buru
30 Bab 30 : Dendam Mikha
31 Bab 31 : Jerman
32 Bab 31 : Kesepakatan
33 Bab 32 : Tunggu Aku..
34 Bab 33 : Ulah Aaron
35 Bab 34 : Korban Kekerasan
36 Bab 35 : Pergi Selamanya..
37 Bab 36 : Kembalikan Anakku..
38 Bab 37 : Kesedihan Zianca
39 Bab 38 : Trauma
40 Bab 39 : Tahanan
41 Bab 40 : Teman Terdekat
42 Bab 41 : Wanita Gila
43 Bab 42 : Telah Berubah
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Part 1 : Zianca
2
Part 2 : Kisah Buk Tini (true story)
3
Part 3 : Aaron 'Junior Idola'
4
Part 4 : Senyuman Aneh
5
Part 5 : Mandiri
6
Part 6 : Penuh Kejutan
7
Part 7 : Tipe Ideal
8
Part 8 : Pacar Pertama
9
Part 9 : Perkara Makalah
10
Part 10 : 'EX'
11
Part 11 : Beasiswa Luar Negeri
12
Part 12 : Tamparan Keras
13
Part 13 : Kunjungan Tak Terduga
14
Part 14 : 'Miss You'
15
Part 15 : Perempuan Ular
16
Part 16 : Obrolan A-Z
17
Part 17 : Sisi Lain
18
Part 18 : Konglomerat
19
Part 19 : Nggak Penting !!
20
Part 20 : Perempuan Tidak Tau Malu
21
Part 21 : Lebih dari Benci
22
Bab 22 : P e n c u r i
23
Bab 23 : M I K H A #1
24
Bab 24 : M I K H A #2
25
Bab 25 : Kabur dari Rumah
26
Bab 26 : Cafe Buku
27
Bab 27 : Ancaman Tuan Besar
28
Bab 28 : 'Istri saya'
29
Bab 29 : Terburu-buru
30
Bab 30 : Dendam Mikha
31
Bab 31 : Jerman
32
Bab 31 : Kesepakatan
33
Bab 32 : Tunggu Aku..
34
Bab 33 : Ulah Aaron
35
Bab 34 : Korban Kekerasan
36
Bab 35 : Pergi Selamanya..
37
Bab 36 : Kembalikan Anakku..
38
Bab 37 : Kesedihan Zianca
39
Bab 38 : Trauma
40
Bab 39 : Tahanan
41
Bab 40 : Teman Terdekat
42
Bab 41 : Wanita Gila
43
Bab 42 : Telah Berubah
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!