Part 2 : Kisah Buk Tini (true story)

Setibanya di sekolah, Zianca segera turun dari mobil sedan milik ayahnya. Tak lupa ia berpamitan dengan kedua orang tuanya, menyalami mereka seperti biasa. Ayahnya selalu melemparkan senyum hangat dan termanis miliknya, sedangkan sang ibu kerap kali hanya memasang wajah datar atau ketus.

Zianca berdiri di gerbang sambil menunggu orang tuanya berlalu pergi. Ia lalu menyimpan ponsel dan headset-nya kedalam tas.

"Ziii.." seru seseorang dengan suara unik yang sudah tidak asing lagi. Gadis imut itu tampak berlari menghampiri Zianca.

"Tumben lo nggak make-up-an??" Celetuk Zianca melihat wajah polos Fina yang tanpa riasan itu.

"Iya nih.. buruan masuk yuk.. tadi gue telat bangun.. jadinya nggak sempat dandan.." celotehnya menyeret Zianca masuk. Namun kemudian langkah Zianca terhenti.

"Pagi Buk !!" Seru Zianca ceria dengan suara nyaring melengkingnya ketika melihat Buk Tini di parkiran roda dua.

"Ya ampun neng.. bikin kaget aja.. suaranya itu loh melengking banget.. kedengeran sampe ke gerbang belakang loh.." celetuk Buk Tini kaget, karena ia tengah sibuk mengatur susunan parkiran sepeda motor para murid.

Meski ia seorang perempuan, namun ia sangat kuat. Ia sudah hampir 1 tahun terakhir ini menjadi security di sekolah Zianca.

Zianca segera menghampiri Buk Tini, ia tampak mengeluarkan sebungkus roti abon dari dalam tasnya.

"Nih buk.. jangan lupa sarapan ya.." ujar Zianca tersenyum hangat.

"Aduh neng.. makasih yaa.. cuma neng Zianca aja yang paling perhatian sama ibuk.. semangat belajarnya ya neng.." ujar Buk Tini sungkan.

Memang sudah kebiasaan Zianca yang hampir setiap hari memberikan cemilan pada Buk Tini yang ia bawa khusus dari rumah. Dan teman-temannya sudah biasa melihat pemandangan seperti itu dari sosok Zianca.

Zianca tau kalau Buk Tini itu hanya sebatang kara, orang tuanya telah lama meninggal sejak ia berusia 17 tahun, saat itu ia putus sekolah karena tidak ada keluarga besar orang tuanya yang mau membantu meringankan biaya hidupnya, itu sebabnya ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di kota, awalnya ia bekerja sebagai sales di toko ponsel selama beberapa bulan, karena selalu di cemburui oleh istri pemilik toko, ia pun di pecat, lalu ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ia bekerja cukup lama disana, namun sayangnya majikannya itu harus pindah keluar negeri dan tidak bisa mempekerjakannya lagi, terakhir ia bekerja sebagai asisten manajer sebuah toko elektronik, lebih tepatnya ia selalu di perlakukan seperti seorang pembantu. Saat itulah ia bertemu dengan calon suaminya 10 tahun lalu.

Meski merasa bahwa sang suami adalah belahan jiwanya sampai mati  namun kenyataannya ia justru di ceraikan oleh sang suaminya satu setengah tahun yang lalu dengan alasan paksaan dari kedua orang tua suaminya.

Buk Tini kini baru berusia 31 tahun, cukup muda untuk menjadi seorang janda. Ia bahkan menikah di usia belum menginjak 20 tahun. Suaminya lebih tua 4 tahun darinya itu merupakan anak tunggal di keluarganya. Itu sebabnya ia selalu di tuntut untuk segera menikah dan memiliki seorang cucu ketika sudah menikah.

Mereka telah menikah selama hampir 9 tahun, namun belum juga di karuniai seorang anak. Mertuanya selalu berkeras bahwa putra mereka adalah pria yang sehat dan bugar, itu sebabnya mereka selalu menyalahkan Buk Tini yang belum juga bisa hamil, meski telah melakukan banyak cara, bahkan dokter mengatakan tidak ada masalah dengan hormon dan rahim Buk Tini.

Mereka juga pernah berencana untuk mengadopsi seorang anak, namun mertua Buk Tini menentang hal itu, mereka hanya menginginkan cucu dari keturunan darah mereka, bukan cucu yang di ambil dari panti asuhan.

Satu setengah tahun yang lalu, suaminya ternyata diam-diam di jodohkan oleh orang tuanya dengan seorang janda anak 1, yang mana suami janda itu telah meninggal dunia karena kecelakaan. Mertuanya mengenal perempuan itu dari rekan kerja mereka. Mereka yakin jika perempuan itu pasti bisa memberikan mereka keturunan, karena sudah memiliki seorang anak perempuan dari suami sebelumnya.

Setelah sebulan mereka diam-diam berkencan di belakang Buk Tini, ternyata perempuan itu hamil. Suaminya yang kalut dan merasa bersalah akhirnya memberi tahu Buk Tini. Meski terlambat, namun ia tetap harus memberitahu istrinya, karena ia tidak sanggup lagi membohongi istrinya yang selalu merawat dan mengurusnya dengan sangat baik lebih lama lagi.

"Jangan pernah maafin aku Tin.. ini semua salahku.. seharusnya aku berjuang bersamamu.. seharusnya aku mempertahankan rasa cintaku padamu.. namun aku justru terlena dengan perempuan lain.. tolong.. maafin perilaku kedua orang tuaku padamu Tin.. namun jangan pernah kamu maafin aku.." hanya itu kata-kata yang ia ucapkan sambil bersimpuh di depan Buk Tini.

Sementara 'perempuan' itu ikut serta bersamanya dan tengah menunggu di teras rumah mereka.

Buk Tini hanya menangis tertunduk tak bergeming. Ia berusaha keras menahan isak tangis dan sesak di hatinya. Ia tak sanggup marah apalagi memaki suaminya yang begitu ia cinta. Ia hanya menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian itu.

"Andai ia bisa memberikan anak pada suaminya.."

"Andai ia bisa segera hamil setelah menikah.."

Ia hanya merutuk dirinya sendiri di dalam hati dan terus menerus menyalahkan dirinya sendiri. Tak sedetikpun ia menyalahkan suaminya yang telah mengkhianatinya karena ia begitu mencintai suaminya. Ia hanya bisa menahan amarahnya untuk dirinya sendiri. Ia juga menerima keputusan suaminya dengan lapang dada. Bahkan ia mendoakan kebahagiaan mereka dengan tulus.

Setelah berpisah, Buk Tini segera pindah keluar kota, ia hidup uring-uringan selama berbulan-bulan. Ia hidup dengan tabungan yang seadanya. Hingga suatu hari ia melihat sebuah brosur di kantin makan langganannya, berisikan lowongan kerja sebagai security dengan fasilitas makan dan tempat tinggal serta mendapatkan gaji.

Ia berpikir itu adalah peluang yang sangat besar, ia bisa belajar bela diri secara gratis, bahkan bisa berhemat karena tidak perlu lagi membayar uang makan dan uang sewa untuk tempat tinggalnya.

Akhirnya ia mengikuti pelatihan itu rutin setiap harinya selama 4 bulan sebagai satu-satunya peserta perempuan, hingga ia mendapat lowongan kerja di sekolah Zianca saat ini karena ia dinilai sangat telaten, disiplin dan sangat pembersih. Itu sebabnya kepala sekolah Zianca menyukai kinerja Buk Tini dan memilihnya.

Ia benar-benar membuka lembaran baru disana, berada di lingkungan baru, teman baru, pengalaman baru, dan pekerjaan baru.

Ia benar-benar menjadi pribadi yang baru. Ia bahkan masih berusaha mengikhlaskan cerita masa lalunya yang hingga kini masih sangat menyakitkan. Ia hanya bisa pasrah dengan takdir dan keadaan realita hidupnya. Meski ia sangat merasa sudah ikhlas, namun dia tetap merasa sangat patah hati, selain trauma untuk menjalin hubungan lagi, dia pun belum bisa mengobati luka hatinya yang mendalam.

****

Episodes
1 Part 1 : Zianca
2 Part 2 : Kisah Buk Tini (true story)
3 Part 3 : Aaron 'Junior Idola'
4 Part 4 : Senyuman Aneh
5 Part 5 : Mandiri
6 Part 6 : Penuh Kejutan
7 Part 7 : Tipe Ideal
8 Part 8 : Pacar Pertama
9 Part 9 : Perkara Makalah
10 Part 10 : 'EX'
11 Part 11 : Beasiswa Luar Negeri
12 Part 12 : Tamparan Keras
13 Part 13 : Kunjungan Tak Terduga
14 Part 14 : 'Miss You'
15 Part 15 : Perempuan Ular
16 Part 16 : Obrolan A-Z
17 Part 17 : Sisi Lain
18 Part 18 : Konglomerat
19 Part 19 : Nggak Penting !!
20 Part 20 : Perempuan Tidak Tau Malu
21 Part 21 : Lebih dari Benci
22 Bab 22 : P e n c u r i
23 Bab 23 : M I K H A #1
24 Bab 24 : M I K H A #2
25 Bab 25 : Kabur dari Rumah
26 Bab 26 : Cafe Buku
27 Bab 27 : Ancaman Tuan Besar
28 Bab 28 : 'Istri saya'
29 Bab 29 : Terburu-buru
30 Bab 30 : Dendam Mikha
31 Bab 31 : Jerman
32 Bab 31 : Kesepakatan
33 Bab 32 : Tunggu Aku..
34 Bab 33 : Ulah Aaron
35 Bab 34 : Korban Kekerasan
36 Bab 35 : Pergi Selamanya..
37 Bab 36 : Kembalikan Anakku..
38 Bab 37 : Kesedihan Zianca
39 Bab 38 : Trauma
40 Bab 39 : Tahanan
41 Bab 40 : Teman Terdekat
42 Bab 41 : Wanita Gila
43 Bab 42 : Telah Berubah
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Part 1 : Zianca
2
Part 2 : Kisah Buk Tini (true story)
3
Part 3 : Aaron 'Junior Idola'
4
Part 4 : Senyuman Aneh
5
Part 5 : Mandiri
6
Part 6 : Penuh Kejutan
7
Part 7 : Tipe Ideal
8
Part 8 : Pacar Pertama
9
Part 9 : Perkara Makalah
10
Part 10 : 'EX'
11
Part 11 : Beasiswa Luar Negeri
12
Part 12 : Tamparan Keras
13
Part 13 : Kunjungan Tak Terduga
14
Part 14 : 'Miss You'
15
Part 15 : Perempuan Ular
16
Part 16 : Obrolan A-Z
17
Part 17 : Sisi Lain
18
Part 18 : Konglomerat
19
Part 19 : Nggak Penting !!
20
Part 20 : Perempuan Tidak Tau Malu
21
Part 21 : Lebih dari Benci
22
Bab 22 : P e n c u r i
23
Bab 23 : M I K H A #1
24
Bab 24 : M I K H A #2
25
Bab 25 : Kabur dari Rumah
26
Bab 26 : Cafe Buku
27
Bab 27 : Ancaman Tuan Besar
28
Bab 28 : 'Istri saya'
29
Bab 29 : Terburu-buru
30
Bab 30 : Dendam Mikha
31
Bab 31 : Jerman
32
Bab 31 : Kesepakatan
33
Bab 32 : Tunggu Aku..
34
Bab 33 : Ulah Aaron
35
Bab 34 : Korban Kekerasan
36
Bab 35 : Pergi Selamanya..
37
Bab 36 : Kembalikan Anakku..
38
Bab 37 : Kesedihan Zianca
39
Bab 38 : Trauma
40
Bab 39 : Tahanan
41
Bab 40 : Teman Terdekat
42
Bab 41 : Wanita Gila
43
Bab 42 : Telah Berubah
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!