Sambil berjalan menuju parkir mobil Annisa membaca brosur yang diberikan bersama dengan formulir pendaftaran. Annisa tiba-tiba berhenti berjalan dan tertegun membaca brosur itu.
“Kenapa?” tanya Roland melihat Annisa sepertinya kaget membaca brosur itu.
“Aa, mahal sekali uang kuliahnya,” kata Annisa.
“Ya terus kenapa?” tanya Roland.
“Aa ada universitas yang murah nggak?” tanya Annisa sambil berbisik.
Roland tersenyum, ia mengerti maksud Annisa.
“Mau apa Annisa cari universitas yang murah?” tanya Roland dengan sabar.
“Annisa daftar di universitas yang murah. Jangan di tempat yang mahal seperti ini,” jawab Annisa.
Roland merangkul Annisa.
“Dengar ya, Nis. Mamah kan menyuruh kamu kuliah di tempat ini, ya sudah kamu tinggal daftar dan ikut test. Nggak usah kamu pusing soal biaya kuliahnya. Biar itu jadi urusan Mamah dan Papah,” kata Roland.
“Tapi A, Annisa merasa tidak enak,” kata Annisa.
“Nggak usah tidak enak segala. Sekarang yang kamu pikirkan kamu harus kuliah TITIK,” ujar Roland.
“Sekarang kamu pulang, terus isi formulirnya. Besok kembalikan lagi formulirnya agar kamu dapat jadwal test ujian masuk,” nasehat Roland.
“Ayo Aa antarkan ke mobil. Sebentar lagi Aa ada kuliah,” kata Roland.
Roland merangkul bahu Annisa dan membawa Annisa ke tempat parkir mobil.
Sesampainya di parkir mobil Roland membuka pintu mobil untuk Annisa lalu Annisapun masuk ke dalam mobil.
“Nyetirnya hati-hati Pak Maman,” pesan Roland.
“Iya, Den,” jawab Pak Maman.
“Annisa langsung pulang, ya. Jangan kemana-mana lagi,” kata Roland.
“Iya, Aa,” jawab Annisa.
“Assalamualaikum,” ucap Annisa.
“Waalaikumsalam,” jawab Roland.
Kemudian Roland menutup pintu mobil dan mobilpun melaju meninggalkan pelataran parkir.
Roland memandangi hingga mobil tidak terlihat lagi.
“Siapa tuh, Land?” terdengar suara wanita di sebelah Roland.
Roland menoleh ke asal suara.
“Eh….Mita. Baru datang?” sapa Roland.
“Elo belum jawab pertanyaan gue. Siapa cewek barusan?” tanya Mita sekali lagi.
“Adik gue. Dia baru mau masuk kuliah di sini,” jawab Roland.
“Sejak kapan elo punya adik?” tanya Mita lagi.
“Ya sejak dulu. Elo aja yang nggak tau,” jawab Roland.
“Oh…..,” kata Mita.
“Udah yuk ke kelas, sebentar lagi kuliah dimulai,” ajak Roland.
Roland dan Mita berjalan meninggalkan areal parkir.
******
Sesampainya di rumah Annisa langsung menghampiri Ibu Elly yang sedang menonton TV.
“Assalamualaikum, Ua,” ucap Annisa dan langsung mencium tangan Ibu Elly.
“Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh,” jawab Ibu Elly.
Annisa duduk di sebelah Ibu Elly.
“Bagaimana sudah beli formulirnya?” tanya Ibu Elly.
“Sudah, Ua,” jawab Annisa lalu memberkan formulir itu ke Ibu Elly.
Ibu Elly membukanya dan membaca sebentar lalu memberikan kembali ke Annisa.
“Sekarang kamu isi semuanya. Nanti Ua yang tanda tangan,” kata Ibu Elly.
“Tapi Ua, apa biaya kuliah di sana tidak terlalu mahal?” tanya Annisa.
Ibu Elly mengerti maksud Annisa, Ibu Elly tersenyum dan mengusap rambut Annisa.
“Annisa tenang saja, semua untuk keperluan kuliahmu sudah Ua siapkan. Tugas Annisa hanya belajar dan kuliah yang rajin,” ucap Ibu Elly.
“Nanti Annisa akan merepotkan Ua Elly dan Ua Pardi,” cicit Annisa.
“Ua tidak merasa direpotkan. Sudah jangan dipikirkan lagi, sekarang Annisa isi formulirnya. Siapkan persyaratannya. Kalau ada yang harus
difotocopy discan aja pakai printer yang ada di dekat kamar Annisa,” kata Ibu Elly.
“Tapi Annisa tidak tau cara menggunakannya, Ua,” jawab Annisa.
“Ua juga tidak tau cara pakainya. Nanti saja tunggu Roland pulang, minta diajari sama Roland,” kata Ibu Elly.
“Annisa ke atas dulu ya, Ua,” pamit Annisa.
“Ya,” Ibu Elly melanjutkan menonton TV.
Annisa naik ke atas menuju kamarnya.
*******
Keesokan harinya Annisa mengembalikan formulir ditemani Ibu Elly dan Roland. Karena Roland libur, Roland yang menyetir mobil.
“Nanti setelah dari kampus, temani Ua membeli kado untuk Rafa cucu Ua. Besok hari ulang tahun Rafa, dirayakannya sore hari,” kata Ibu
Elly.
Rafa adalah anak Rilandi. Rilandi dan istrinya bernama Mesya meninggal dunia karena kecelakaan. Beruntung sewaktu kejadian Rafa tidak dibawa. Kecelakaan itu terjadi Rilandi dan istrinya menghadiri undangan dari rekanannya di luar kota. Mereka berniat untuk tidak menginap dan pulang kembali ke Jakarta. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak mobil Rilandi yang sedang berhenti di jalan tol karena sedang perbaikan jalan tiba-tiba di tabrak oleh truk toronton yang rem blong. Karena posisi mobil Rilandi ada di barisan paling belakang maka hancur terjepit di antara truk toronton dan mobil yang sedang berhenti di depan. Rilandi dan istrinya langsung meninggal di tempat. Saat itu Rafa yang masih berusia satu tahun sudah menjadi anak yatim piatu. Annisa ingat kejadian itu sewaktu Annisa masih SMA kelas sebelas. Bapak dan Mamah mendadak pergi ke Jakarta dengan menggunakan travel setelah dapat telepon dari Jakarta kalau Rilandi meninggal. Selama tiga hari Annisa ditinggalkan di rumah bersama dengan kedua adiknya. Mamah dan Bapaknya menemani Ibu Elly dan Pak Supardi yang sedang berduka. Jika mengingat kejadian itu Annisa menjadi sedih.
“Sekarang Rafa tinggal dengan siapa?” tanya Annisa.
“Tinggal dengan dengan ibunya Meisya,” jawab Ua Elly.
“Kenapa tidak tinggal dengan Ua?” tanya Annisa.
Ua Elly menoleh ke arah Annisa.
“Kata besan Ua, Ua masih punya Elsa dan Roland. Sedangkan besan Ua anaknya tinggal satu-satunya yaitu Toriq. Jadi dengan adanya Rafa bisa menjadi pengobat rasa rindunya pada Meisya,” jawab Ibu Elly.
“Tapi Rafa sering menginap di rumah Ua. Dia pasti senang jika ada Annisa, karena kalau Roland senang sekali mengganggunya hingga
menangis,” kata Ua Elly.
Tanpa terasa mereka sudah sampai di sebuah mall mewah di bilangan Jakarta Selatan.
“Mamah mau turun di lobby atau di tempat parkir?” tanya Roland.
“Di tempat parkir saja, hitung-hitung sambil olah raga,” jawab Ibu Elly.
“Bener nih turun di tempat parkir? Nanti kalau kakinya cape jangan salahkan Roland, ya,” ujar Roland.
“Nggak akan sakit kakinya. Kan ada Annisa yang menemani Mamah jalan,” kata Ibu Elly.
Roland membelokkan mpbil ke arah tempat parkir dan mencari tempat parkir yang nyaman. Setelah mendapatkan tempat parkir mobil. Merekapun jalan bersama-sama masuk ke dalam Mall.
Ketika di dalam Mall Ibu Elly bukannya mencari tempat untuk keperluan anak batita, tapi Ibu Elly malah mengajak Annisa ke counter-counter untuk kebutuhan remaja seusia Annisa. Ibu Elly nampak antusias memilihkan baju, sepatu dan tas untuk Annisa.
“Untuk dipakai ke ulang tahun Rafa,” kata Ibu Elly ketika Annisa menolak untuk dibelikan baju, sepatu dan tas.
Namun baju yang dibelikan Ibu Elly untuk Annisa cukup banyak jumlahnya.
Bahkan membelikan beberapa make up dasar untuk Annisa.
“Biar nggak kelihatan pucat,” kata Ibu Elly ketika Annisa menolak dibelikan make up.
Ibu Elly menyuruh SPG mencarikan make up yang cocok untuk Annisa.
Annisa hanya menghela nafas melihat barang-barang yang Ibu Elly belikan untuk Annisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sandisalbiah
di syukuran aja Nis.. anggap aja rezeki ank sholeha
2024-05-17
1
susi 2020
,😱
2023-10-10
1
susi 2020
🙄
2023-10-10
1