Setelah sholat dzuhur dan bersih-bersih Annisa keluar dari kamarnya dan turun ke bawah. Terlihat Ibu Elly sedang menonton tv. Annisa mendekati Ua nya dan duduk di sebelahnya.
“Sudah sholatnya, Nis?” tanya Ibu Elly.
“Sudah Ua,” jawab Annisa.
“Kalau begitu ayo kita makan,” Ibu Elly mengajak Annisa menuju ke ruang makan.
Annisa duduk di kursi makan di sebelah Ibu Elly. Di atas meja makan sudah tersaji berbagai macam makanan.
“Ua tidak tau makanan kesukaanmu. Jadi Ua suruh Bi Minah masak bermacam-macam makanan, semoga Annisa suka,” kata Ibu Elly.
“Annisa suka apa saja, Ua. Annisa tidak pernah pilih-pilih makanan,” ujar Annisa.
Sebagai anak dari keluarga yang ekonominya pas-pasan membuat Annisa tidak pernah pilih-pilih makanan. Baginya sudah bisa makan setiap hari sudah alhamdullilah.
“Kalau mau request makanan kesukaan Annisa bilang saja ke Bi Minah, biar Bi Minah masakin,” kata Ibu Elly.
“Iya, Ua,” jawab Annisa.
Lalu Bu Elly dan Annisa menyantap makan siangnya. Mereka makan dengan tenang. Setelah selesai makan siang Bu Elly mengajak Annisa untuk duduk-duduk di sofa ruang keluarga. Ibu Elly mengajak Annisa berbicara.
“Besok Annisa beli formulir ke kampus, ya. Nanti diantar sama Pak Maman. Tadinya Ua mau menyuruh Roland yang anterin kamu, tapi Ua belum tau dia ada kuliah atau tidak,” kata Ua Elly.
“Biar Annisa naik kendaraan umum saja Ua,” kata Annisa.
“Eh… jangan, kamu belum tahu jalanan di Jakarta nanti kamu nyasar atau culik orang. Astagfirullohalazim hal adzim,” ucap Ibu Elly.
“Nanti kalau Annisa sudah hafal jalanan di ibu kota Ua akan belikan kamu motor. Biar Annisa kalau mau kemana-mana bisa pergi sendiri. Kalau sekarang kemana-mana diantar Pak Maman dulu,” kata Ibu Elly.
“Apa nanti akan merepotkan Ua kalau Pak Maman harus mengantar Annisa?” tanya Annisa dengan tidak enak.
“Ua tidak merasa di repotkan. Lagi pula Ua jarang pergi kemana-mana, lebih sering di rumah,” jawab Bu Elly.
“Sekarang Annisa istirahat dulu. Nanti sore kita terusin lagi ngobrolnya. Sekarang Ua ngantuk mau tidur siang dulu,” kata Ibu Elly.
“Ya, Ua,” kata Annisa lalu berjalan menuju ke kamarnya.
Benar saja apa yang Ibu Elly katakan dalam waktu beberapa menit Annisa tertidur dengan pulas. Mungkin ia kecapean selama perjalanan dari Padalarang ke Jakarta.
Pukul empat sore Annisa terbangun dari tidurnya. Ia sengaja pasang alarm di ponselnya agar ia tidak kebablasan tidur sampai magrib.
Annisa langsung mandi sore dan sholat ashar. Setelah itu Annisa keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur. Di dapur terlihat para ART nampak sibuk sedang mempersiapkan makan malam.
“Bibi, ada yang bisa Annisa bantu?” tanya Annisa pada Bi Minah.
“Eh…..Non Annisa. Nggak ada perlu dibantu, Non. Di sini sudah ada bagiannya masing-masing. Jadi Non cukup duduk saja,” jawab Bi Minah.
“Nggak apa-apa kok, Bi. Annisa sudah terbiasa membantu Mama masak,” kata Annisa.
“Jangan, Non. Nanti Ibu marah kalau melihat Annisa bantu-bantu di dapur,” terang Bi Minah.
“Ya, sudah kalau tidak boleh masak. Annisa bantu cuci piring saja, ya?” ujar Annisa.
Bi Minah menghela napas, memang maksud Annisa baik hanya mau membantu. Tapi Bi Minah takut kalau Bu Elly marah karena membiarkan Annisa membantunya di dapur.
“Jangan Non, biar Bibi yang cuci piring,” tolak Bi Minah.
“Non duduk saja atau nonton TV. Biasanya jam segini ada acara TV yang rame, Non,” kata Bi MInah.
“Nggak ah, Bi. Bosen nonton TV terus,” jawab Annisa.
“Kalau nggak mau nonton TV buatkan saya juice,” kata seseorang yang berada di belakang Annisa.
Annisa menengok ke belakang, seseorang laki-laki muda berwajah tampan berpakaian t shirt biru dongker dan celana jeans biru gelap masuk ke dapur.
“Kenapa tadi katanya nggak mau nonton TV? Mendingan buatkan saya juice,” kata laki-laki itu sambil mengambil gelas dan air dingin dari kulkas lalu meminumnya.
Bi Minah menghampiri laki-laki muda itu.
“Biar nanti Bibi yang buatkan, Den. Aden mau juice apa?” kata Bi Minah.
Laki-laki itu mengacuhkan perkataan Bi Minah. Ia menoleh ke arah Annisa.
“Namanya Annisa, kan?” tanya laki-laki muda itu ke Annisa,
“iya,” jawab Annisa.
“Ya sudah, sekarang buatkan saya juice buah naga. Nanti kalau sudah selesai antarkan ke kamar saya,” perintah laki-laki itu.
Annisa langsung bangun dari duduknya.
“Baik Kak akan saya buatkan,” balas Annisa.
“Panggil saya Roland,” kata Roland.
“Baik A Roland. Akan Annisa buatkan,” kata Annisa.
Bi Minah yang merasa tidak enak melihat Annisa disuruh.
“Bibi buatkan ya, Den. Nanti Ibu marah kalau Non Annisa disuruh sama Aden,” kata Bi Minah.
“Nggak apa-apa, Bi. Ua nggak akan marah kalau cuma buatkan juice untuk A Roland,” ucap Annisa.
“Tuh Bi dengerin kata Annisa nggak apa-apa, kok,” kataRoland pada Bi Minah.
“Bi Minah cukup kasih tau takarannya.”
“Annisa, saya tunggu juicenya di kamar, ya. Nggak pake lama!” kata Roland.
“Iya A, sekarang juga Annisa buatkan,” jawab Annisa.
Lalu Roland keluar dari dapur dan berpaspasan dengan Ibu Elly.
“Roland, kamu sudah pulang?” tanya Bu Elly.
“Iya baru saja datang, terus lansung minta Annisa buatkan juice. Nggak apa-apa kan Ma kalau Roland menyuruh Annisa yang buat?” kata Roland.
“Kalau Bibi sedang sibuk tidak apa-apa nyuruh Annisa sekali-sekali. Tapi nggak boleh terlalu sering. Annisa ke sini untuk kuliah, bukan untuk disuruh-suruh,” jawab Bu Elly.
“Iya, Ma. Roland nggak bakalan sering-sering menyuruh keponakan kesayangan Mama,” kata Roland lalu pergi dari dapur.
“Eh….Roland katanya minta juice kok malah pergi?” Bu Elly menoleh ke arah Roland dan memanggilnya.
“Mau sholat ashar terus mandi,” jawab Roland dengan suara agak keras tanpa menoleh ke belakang.
Bu Elly cuma geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya.
Annisa mengambil buah naga dari dalam kulkas.
“Bi Minah, ini seberapa bagian yang dipakai buat juice?” tanya Annisa sambil memperlihatkan buah naga ke Bi Minah.
“Buah naganya setengah saja, dikasih gula putih sesendok makan terus airnya setengah gelas ini,” Bi Minah mengambil gelas berukuran tinggi dari lemari di ruang makan lalu di berikan ke Annisa.
“Airnya setengah gelas ini,” kata Bi Minah.
“Den Roland suka juice yang tidak terlalu cair dan tidakterlalu kental.”
“Ya, Bi,” Annisa mulai membuat juice yang diajarkan oleh Bi Minah.
Ibu Elly mendekati Annisa.
“Bisa nggak, Nis?” tanya Ibu Elly yang sedang memperhatikan keponakannya membuat juice.
“Bisa Ua. Tadi sudah dikasih tau sama Bi Minah,” jawab Annisa yang sedang mengupas buah naga.
“Kalau Annisa mau bikin aja sekalian,” kata Ibu Elly.
“Ya, Ua. Annisa nanti saja. Ini buat Aa Roland dulu,” jawab Annisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Tolan ini tipekal bossy ya..??
2024-05-17
2
putrie
terbalik mandi dulu baru sholat 😁😁😁
2022-09-02
1
Noer Anisa Noerma
semangat
2022-06-19
1