Asmara menangis sesenggukan di atas ranjang. Dia ngga menyangka akan mengalami hal semenyakitkan ini. Apalagi orang yang melakukannya adalah orang terkenal yang namanya tak asing lagi. Dia meraung raung meratapi nasib buruk yang baru saja menimpanya.
Dia sendiri ngga habis pikir kenapa dua kakak beradik itu melakukan hal ini. Dan kenapa adiknya bilang kakaknya meninggal karena ulahnya. karena seingat Asmara, malam itu dia bisa melarikan diri dan orang yang hendak memperkosanya masih kelihatan segar dan begitu sehat, meski terlihat seperti orang mabuk. Asmara benar benar ngga ngerti apa yang terjadi setelah dia pergi. kenapa malah dia dituduh membunuh seseorang dari keluarga rajasa.
Setelah agak tenang, Asmara meraih goodi bag dan membukanya. Ternyata isinya baju ganti. Bener bener semua sudah di rencanakan. Asrama masuk ke kamar mandi di dalam kamar itu dan mengganti pakaiannya dan merapikan keadaanya. Dia juga merasakan sakit di daerah kewanitaanya hingga dia berjalanpun agak pincang.
Dia meraih tasnya dan beranjak keluar kamar. dia baru sadar ternyata dia berada di dalam sebuah hotel. Dia melangkah pelan mencari arah pintu keluar hotel. dan tak lama dia pun melihatnya.
Namun lagi lagi Naas, saat dia baru keluar dari gerbang hotel hendak mencari taksi, matany langsung memebalalak.
"Mas ridwan.?"
Dia melihat kakaknya menuju ke arahnya dengan tatapan emosi. Tanpa banyak tanya, Kakaknya langsung menyeretnya ke dalam mobil. Wajah ketakutan kembali Asmara tunjukkan.
"Ternyata begini kerjamu hah..!!!
"Tu tunggu mas, kamu salah paham.."
"SALAH PAHAM APA MARA..!!! bahkan kamu baru saja keluar dari hotel dan kamu mau mengelak, Masuk..!!!" Ridwan mendorong tubuh Asmara masuk kedalam mobil.
Di dalam mobil Asmara kembali terisak karena kakaknya terus memaki dan menghinanya.
"hiks hiks sumpah mas, aku tak melakukan apapun, aku dijebak.."
"Ngga ada orang di jebak terlihat bahagia mara, hentikan omong kosongmu, pantas saja kamu sering pulang pagi sendirian tanpa menejer bodohmu itu. ternyata kamu punya kerjaan sampingan, menijijikkan.."
"Hiks hiks sumpah Mas, aku ngga melakukan apapun, aku...."
"Berisik..!!!! bisa diam ngga..!!!" Asmara sampe tersentak diteriaki kakaknya. Nyalinya menciut. Dia makin terisak.
Tak lama Sesampainya di rumah. Ridwan segera turun dari mobilnya dan berjalan cepat ke arah pintu sebelah.
"Keluar..!!" Dia menarik paksa adiknya. Asmara bener bener sangat ketakutan. Apalagi Asmara melihat seluruh keluarga sudah berkumpul di halaman rumah mereka dan ada beberapa warga yang juga menyaksikannya. Mereka semua menatap kedatangan Asmara dengan tatapan penuh amarah kecuali seorang perempuan yang sedang terduduk terisak.
Ridwan menarik tangan Asmara kemudian dia menghempaskannya hingga Asmara terjatuh di depan keluarganya.
"Hiks hiks hiks.. bu.."
Dengan geram, seorang pria paruh baya mendekati Asmara dan
Plakkk...
"Berhenti memanggil dia ibu, Dia sudah bukan ibumu lagi.." Asmara tercengang, dia menatap ke wajah pria itu.
"Pak, maafin Mara pak, mara ngga melakukan apapun hiks hiks hiks..." Rintih Asmara.
"Terus ini apa Asmara.? Hah..!!" Pria yang ternyata Ayah Asmara melempar beberapa lembar foto ke wajah Asmara sampe Asmara terkesiap dan dia meraih beberapa foto. Matanya membelalak. Foto rekayasa yang dia lihat di ponsel Angkasa benar benar dikirim ke orangtuanya. Asmara segera meraih kaki Ayahnya.
"Asmara tidak melakukan ini pak, ini fitnah hiks hiks hiks, Mara mohon, ini fitnah pak hiks hiks.."
"Fitnah.? Ngga ada fitnah yang terlihat bahagia Mara...!!! Dan berhenti membodohi kami.."
"Mara ngga bohong pak, Mara tak melakukan semua itu, hiks hiks hiks.."
"Sudah lah mas, usir aja Mara, bikin malu keluarga saja.." Teriak salah satu kerabat Mara yang tak lain tantenya.
"Iya mas usir saja, nama keluarga bener bener udah kotor." Ujar keluarga yang lain dan semua keluarga sepakat mengusri Asmara.
"Nggga pak, ngga, Mara mohon jangan usir mara pak, mara ngga salah, hiks hiks hiks.."
"Malik, keluarkan semua barang barang Mara, ngga boleh ada yang tersisa satupun. Dan mulai Malam ini, saya anggap tidak ada nama Asmara dalam keluarga saya.."
Asmara tercekat, dia ngga nyangka ayahnya akan bertindak sejauh itu. Malik, kakak Asmara yang satunya dengan amarah melempar semua barang milik Asmara. Dia mengambil tongkat yang sudah dia siapkan dan berjalan ke arah mobil Asmara kemudian.
Brak.. Brak.. Brak... kaca mobil Asmara remuk. Mailk menghancurkan mobil itu. Asmara sungguh tak percaya, keluarga yang dia pikir sangat menyayanginya langsung berbuat semenyakitkan ini. Dia melihat ke arah sang ibu.Dia hendak beranjak menuju ke arah ibunya yang menatapnya dengan deraian airmata. Namun Sang kakak yang menghancurkan mobil menghalanginya dan mendorongnya.
"Dia bukan ibu mu lagi.." kata kata sang kakak penuh penekanan membuat hati Asmara semakin sakit.
"Ngga mas malik, Ampuni Mara, mara di fitnah, mara ngga salah apapun hiks hiks hiks.."
Malik, seret dia keluar dan kunci pintu gerbang, Dan jangan biarkan perempuan pembuat malu ini berkeliaran disekitar kita.." Titah sang bapak yang langsung dilaksanakan sang anak.
"Nggga pak, ngga, Mara mohon pak mara ngga salah huwaa hwaa hwaaa.."
"Cepat keluar.!!!!" Tarik malik dengan kasar. Mara yang ngga mau berdiri akhirnya di tarik tangannya secara paksa. dia seret hingga kakinya lecet. Mara meraung raung dan memohon tapi tak ada satupun yang menolongnya. Hingga Mara berhasil dikeluarkan dan pintu gerbang segera ditutup dan kunci
"Jangan berharap kembali lagi kerumah ini, jika sampai berani, saya lebih baik membunuhmu daripada membuat keluarga malu seumur hidup, camkan itu.." Ancam malik dan kemudian dia beranjak mengikuti seluruh keluarga masuk ke dalam rumah.
"pak, bu, tolong Mara, tolong percaya sama Mara pak, Mara ngga salah hwaaa hwaa hwaaa.." Namun tak ada satupun yang peduli. Asmara benar benar sendirian. Asmara bersimpuh memunguti beberapa barang terutama pakaian. Tatapan jijik para tetangga makin membuat Asmara sakit. airmatanya tak berhenti mengalir. Dengan berat hati dia beranjak dan tertatih meninggalkan kediamannya. Entah dia mau kemana malam ini. Dia benar benar ngga ada tujuan.
Asmara berjalan semakin jauh meninggalkan rumahnya. Dia hanya melangkah dan melangkah sambil berderai airmata. Sungguh Dia merasa ini terlalu berat. Keluarga yang dia sayang, lebih percaya hanya dengan beberapa lembar foto daripada dirinya.
Asmara terus melangkah hingga tiba tiba ada mobil yang menghadang langkahnya. Asmar mengernyit. Dan dua orang terlihat turun dari mobil dan berjalan cepat kearahnya. Asmara sontak merasa ketakutan.
Gerakan dua pria itu terlalu cepat hingga Asmara tak dapat menghindar dan melarikan diri.
"Siapa kalian, apa yang kalian lakukan.." dua orang ngga langsung menjawab. Salah satu dari mereka membuka pintu belakang mobil. Dan saat pintu terbuka, Mata Asmara membelalak, disana ada seorang pria yang mengeringai jahat kepadanya.
"Tuan Angkasa.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🌼ᴍᴇᴀᴍᴏʀ_ᴍʏʀᴀɴᴅʜᴀ🇲🇾
Keluarga kok langsung percaya? Apa ngak kenal keperibadian anaknya sendiri apa? Emosi gue.
2022-10-14
0
Winarti 151
bangkit mara jdilh wanita kuat n balez perbuatan angkasa..
2022-01-08
2
Mak Aul
angkasa...liat karmamu nanti..
2021-12-19
2