Ketika Benci Diatas Segalanya..

Asmara mulai merasa ketakutan. Wajahnya pias. Dia benar benar tak mengerti apa yang salah dari dirinya. Dua kali dia diperdaya oleh orang yang berbeda. Tapi yang satu ini terlihat lebih mengerikan. Bahkan tangan Asmara sudah terikat sangat kencang.

Laki laki itu perlahan mendekat. Dilubuk hati kecilnya ada perasaan tak tega melihat gadis yang dia cintai berada dalam keadaan seperti ini, Namun saat mendengar nama atau melihat wajah perempuan di depannya, dia langsung teringat wajah kakaknya yang sekarat. Dan seketika kebencian langsung menyeruak memenuhi rongga dadanya.

Tangan Angkasa mengcengkeram dagu Asmara. Matanya beradu pandang dengan mata merah yang sudah tergenang airmata dan penuh ketakutan.

"Kamu tidak kenal siapa saya.?" Tanya Angkasa sinis, dan Asmara hanya menggelengkan kepalanya. Angkasa mengambil ponselnya dan menekan layar galeri mencari sebuah foto. Setelah ketemu.

"Tapi kamu kenal dengan wajah ini bukan.?" Asmara mengernyit, kemudian dia menggeleng.

"JANGAN BOHONG ASMARA..!!! bentak Angkasa didepan wajah Asmara. Asmara semakin sangat ketakutan. dan dia mulai terisak. Dihempaskannya wajah Asmara.

"Hiks hiks hiks, sungguh tuan, saya tidak mengenal orang itu.."

Angkasa dengan geram menjambak rambut asmara membuat perempuan itu semakin kesakitan dan isakannya semakin keras.

"kamu pikir, aku percaya.? kamu pikir aku akan percaya begitu saja.? TIDAK...!!!!!!! KARENA KAMU DIA MEREGANG NYAWA..!!! KARENA ULAH KAMU DIA MATI SIA SIA.. KARENA WANITA SEPERTIMU HAH...!!!!!!

Asmara terperangah, dia benar benar tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Angkasa.

"Hiks hiks hiks, tu_an, sungguh aku tidak mengerti apa maksud tuan.?"

"NGGA PERLU PURA PURA DASAR GADIS MUNAFIK.!!!!!"

plak..!!!!!

Tamparan yang begitu keras membuat Asmara terjerembab ke atas kasur. dia semakin meraung raung.

"Kalo bukan kamu yang melakukannya, lalu apa ini.?" Angkasa melempar tas yang berisi ponsel dan identitas Asmara. Mata Asmara terbelalak. Benda dihadapannya hilang tiga hari yang lalu.

Angkasa kembali menarik rambut Asmara dengan kasar dan mencondongkan kepala Asmara kesebuah layar ponsel yang angkasa pegang.

"Buka matamu..!! Lihat..!! lihat video ini.!!!" Asmara memperhatikan layar ponsel dan dia tercengang. Dalam video yang diambil dari cctv sebuah ruang keluarga nampak asmara terburu buru keluar dari kamar. Asmara mencoba berpikir dan matanya terbelalak.

"Kamu sudah ingat Hah.?"

"Tuan, sungguh, malam itu saya tidak melakukan apa apa, saya hanya berusaha menyelamatkan diri."

"JANGAN BOHONG ASMARA..!!!!!"

"Sungguh tuan saya berani sumpah, malam itu saya hampir diperkosa."

Apa.? diperkosa.? kamu akan diperkosa.?" Asmara mengangguk ketakutan "Dan kamu pikir aku percaya.? jangan mimpi Asmara. Aku lebih tau kakakku sendiri.." Asmara tercengang kembali

"Kakak.?"

"Yah, dia kakakku, orang yang paling aku percaya melebihi apapun, seburuk buruknya dia, dia ngga bakal merusak perempuan, bahkan perempuanlah yang datang sendiri kehadapannya.."

"Tapi sungguh tuan, saya berkata jujur, saya..."

"HENTIKAN OMONG KOSONGMU ASMARA..!!!!! atau jangan jangan, kamu yang menyerahkan dirimu sendiri malam itu.?" Asmara terperangah. Air mata Asmara mengalir tiada henti.

"Hiks hiks, tuan sungguh, saya tidak mengenal kakak anda. Malam itu saya benar benar tidak tahu apa apa.."

"DIAM..!!!! bukankah ponsel dan kartu identitasmu cukup menjadi bukti yang kuat untuk menjebloskanmu ke penjara.?" Asmara terhenyak. Asmara mematung. dia sendiri bingung karena dia juga tidak punya bukti sama sekali.

"Tapi kamu tenang saja Asmara. aku tidak akan menjebloskanmu kepenjara. Itu terlalu ringan. aku akan menghukummu sampai engkau selalu merasa takut jika mendengar nama ANGKASA ARTA RAJASA.."

Asmara tercekat, dia bahkan seperti kesulitan menelan ludahnya sendiri saat nama yang begitu familiar, dia dengar dari mulut pria yang dari tadi menampakan aura kemarahan kepadanya.

Angkasa menyalakan layar ponselnya dan dia mencari ke daftar menu kemudian menyentuhnya.

"Kamu lihat ini..?" Asmara memperhatikan ponsel yang Angkasa todongkan di depan matanya. Matanya terbelalak. Airmatanya kembali tumpah.

"Aku akan kirim foto foto ini, kesemua orang termasuk keluargmu asmara.." Tangis Asmara semakin mengiba.

"Hiks hiks hiks, saya mohon jangan tuan. saya mohon. hiks hiks hiks.." permohonan yang Asmara utarakan sama sekali tak digubris oleh Angkasa. Dia menatap layar ponselnya sambil tersenyum sinis. Dia melihat foto foto yang telah dia rekayasa ketika Asmara tak sadarkan diri. foto foto itu terlihat seakan akan Asmara sedang tidur tanpa busana dengan berbagai macam pria.

"Bodohnya kamu meninggalkan ponselmu, dan itu jalan mudah bagi saya untuk mendapatkan seluruh kontak orang orang terdekatmu." Ujar Angkasa sambil menyeringai.

Asmara semakin meraung raung. Dia benar benar di ambang putus asa.

"Katakan.!!! katakan alasanmu, kenapa kau membunuh kakakku.? kenapa kau tega meracuninya HAH...!!!!" Lagi lagi Asmara merasa terkejut.

Angkasa meraih dagu Asmara dan menariknya kehadapan wajahnya.

"Apa alasanmu sampai kau meracuni.?"

"Hiks hiks hiks, Tuan sungguh saya tidak mengerti apa yang kau katakan.."

"Jawab jujur atau aku akan berbuat yang lebih kasar lagi HAH..!!!!

"Sungguh tuan, saya tak melakukan apapun hiks hiks hiks.."

"Oh jadi kamu lebih milih berbohong, oke kalau itu maumu, jangan salahkan saya, jika saya mulai bertindak lebih kasar.."

Angkasa menghempas tubug Asmara hingga terbaring, kemudian dia pun naik keatas ranjang. Asmara semakin ketakutan, di tambah tangan Angkasa meraih bagian atas baju Asmara dan

Brrreeet. baju itu disobek Angkasa hingga hampir memperlihatkan sesuatu yang bisa membangkitkan gairah.

Asmara semakin merintih dan menangis, dia benar benar tak mampu nelawan kekasaran Angkasa. Apalagi salah satu tangan Asmara terikat kuat membuat dia semakin kesulitan melakukan perlawanan.

Baju Asmara sudah terkoyak habis dan angkasa juga mulai melucuti bajunya sendiri. Dengan kasar dan membabi buta, Angkasa mulai menindih tubuh Asmara dan menyerangnya.

Asmara hanya menangis dan menangis, karena apa yang selama ini dia jaga, telah terenggut hanya karena kesalahan yang tak pernah dia lakukan.

pergulatan secara paksa itu berlangsung cukup lama. hingga akhirnya.

Angkasa bangkit setelah merasa puas menikmati tubuh Asmara. Senyum liciknya terus dia sunggingkan. Sedangkan Asmara tergolek lemah tak berdaya. Hanya menangis yang sanggup dia lakukan

"Percuma kau menjaga kesucianmu kalau kelakuanmu lebih kejam dari binatang, dan ini belum seberapa, akan ada hukuman lain yang harus kau tanggung saat pulang nanti.."

Asmara hanya bisa merintih. Dia menarik kain penutup kasur dan menggunakanya untuk menutupi tubuhnya. Dia benar benar merasa kesakitan di sekujur tubuhnya.

Angkasa meraih bajunya dan memakainya kembali. kemudian dia mengambil sebuah goodi bag dan melemparkannya ke tubuh Asmara. dia juga melepaskan ikatan tangan Asmara.

Angkasa hendak beranjak meninggalkan Asmara, namun dia berbalik dan berkata pelan.

"Ini baru permulaan, akan ada hal lain yang kamu terima hingga kamu merasa menyesal telah lahir didunia ini.."

########

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

dasar picik angkasa,,SDH dpat visum dokter kalau kkk nya overdosis,,masih aja dendam

2023-12-07

0

Anggit Juliadi

Anggit Juliadi

diluar kamat ada cctv ... emang di dalam kamar itu gak ada cctv apa ya???
jadi angkasa bisa melihat apa yg terjadi .... kau akan sangat2 menyesal telah memperkosa .. mempermalukan dan menyakiti hati wanita yg kau cintai angkasa ...

2023-03-08

0

Winarti 151

Winarti 151

haeduchhhhhh ! angkasa awas nti km bucin y Tak lempar bakkiak nti drimu guemesssss q 😬😁

2022-01-08

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Dendam..
2 Diperdaya..
3 Ketika Benci Diatas Segalanya..
4 Terusir..
5 Menuju Kisah Baru...
6 Kebaikan Dari Sebuah Nasib Buruk..
7 Dua Berita..
8 Menyakitkan..
9 Bangkit Dan Terpuruk..
10 Waktu Berjalan Begitu Cepat..
11 Asmara..??
12 Dia Asmara..
13 Cerita Dari Zia..
14 Dan Akhirnya..
15 Seberkas Luka Yang Tersirat..
16 Aku Sakit Melihatmu Kesakitan..
17 Benih Dari Kejahatan..
18 Mencari Cara Menebus Dosa..
19 Nasehat Dua Ibu..
20 Bertemu Lagi..
21 Di Dukung Takdir..
22 Hati Ke Hati..
23 Langit Biru..
24 Masih Bersama Langit Biru..
25 Langit Biru Lagi..
26 Amarah Asmara..
27 Aku Bisa Gila..
28 Cinta Jangan Kau Benci..
29 Tamu..
30 Titah Pak Edi..
31 Keputusan...
32 Nikmat Tuhan..
33 Mas..
34 Mendekati Hati..
35 Seperti Tanpa Masalah..
36 Mas Kawin..
37 Lebih Dekat Denganmu..
38 Perdebatan Yang Membahagiakan..
39 Kencan Kilat..
40 Hubungan Baik Tanpa Ikatan..
41 Paginya Sang Presdir..
42 Keluarga Kecil Sang Presdir..
43 Masih Tentang Keluarga Kecil Presdir..
44 Kembali Ke Kota..
45 Pertemuan Kembali..
46 Asmara Dimata Bapaknya..
47 Calon Suami Takut Istri..
48 Jangan Lelah Ya Mas..
49 Mencoba Membuka Hati..
50 Duhh Anak Anak Marah..
51 Takut Dibuang..
52 Ayah VS Si Kembar..
53 Menikmati Waktu Untuk Berdua..
54 Ketakutan Seorang Wanita..
55 Kok Panas Ya..
56 Idaman..
57 Asmara Sewaktu Kecil..
58 Langit Biru Pun Tahu..
59 Permintaan Langit Biru..
60 Rencana..
61 Niat Asmara..
62 Tahun Baru Status Baru..
63 Cerita Naga Dan Gua..
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Awal Dendam..
2
Diperdaya..
3
Ketika Benci Diatas Segalanya..
4
Terusir..
5
Menuju Kisah Baru...
6
Kebaikan Dari Sebuah Nasib Buruk..
7
Dua Berita..
8
Menyakitkan..
9
Bangkit Dan Terpuruk..
10
Waktu Berjalan Begitu Cepat..
11
Asmara..??
12
Dia Asmara..
13
Cerita Dari Zia..
14
Dan Akhirnya..
15
Seberkas Luka Yang Tersirat..
16
Aku Sakit Melihatmu Kesakitan..
17
Benih Dari Kejahatan..
18
Mencari Cara Menebus Dosa..
19
Nasehat Dua Ibu..
20
Bertemu Lagi..
21
Di Dukung Takdir..
22
Hati Ke Hati..
23
Langit Biru..
24
Masih Bersama Langit Biru..
25
Langit Biru Lagi..
26
Amarah Asmara..
27
Aku Bisa Gila..
28
Cinta Jangan Kau Benci..
29
Tamu..
30
Titah Pak Edi..
31
Keputusan...
32
Nikmat Tuhan..
33
Mas..
34
Mendekati Hati..
35
Seperti Tanpa Masalah..
36
Mas Kawin..
37
Lebih Dekat Denganmu..
38
Perdebatan Yang Membahagiakan..
39
Kencan Kilat..
40
Hubungan Baik Tanpa Ikatan..
41
Paginya Sang Presdir..
42
Keluarga Kecil Sang Presdir..
43
Masih Tentang Keluarga Kecil Presdir..
44
Kembali Ke Kota..
45
Pertemuan Kembali..
46
Asmara Dimata Bapaknya..
47
Calon Suami Takut Istri..
48
Jangan Lelah Ya Mas..
49
Mencoba Membuka Hati..
50
Duhh Anak Anak Marah..
51
Takut Dibuang..
52
Ayah VS Si Kembar..
53
Menikmati Waktu Untuk Berdua..
54
Ketakutan Seorang Wanita..
55
Kok Panas Ya..
56
Idaman..
57
Asmara Sewaktu Kecil..
58
Langit Biru Pun Tahu..
59
Permintaan Langit Biru..
60
Rencana..
61
Niat Asmara..
62
Tahun Baru Status Baru..
63
Cerita Naga Dan Gua..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!