"Kenapa kamu nangis?" tanya Salsa kepada Bella,
"Harusnya itu aku yang nangis bukan kamu. Sekarang puas kamu udah ngehancurin rumah tangga orang lain. Dimana perasaan kamu sebagai seorang wanita, aku yakin pasti kamu tahu gimana rasanya disaat rumah tangga kita dilanda kebahagiaan namun sekarang semuanya sudah hilang sirna karena kamu" ucap Salsa menunjuk ke arah wajah Bella dengan tersenyum miris.
"Maafin aku, aku enggak berniat buat ngancurin rumah tangga kamu. Ini semua salah paham, kamu dengerin dulu penjelasan dari Dimas. Aku berani sumpah kalau Aku dan Dimas...,"
"Diam" bentak Salsa memotong ucapan Bella,
"Harusnya kamu itu sadar diri, kamu enggak tau malu ya, udah jelas-jelas kamu bersalah dan sekarang kamu malah ngelak dan cari alasan. Kamu pikir aku bodoh. Demi apapun kalian berdua Memang Pantas jadi suami-istri tukang berkilah dan tukang bohong."
" Salsa cukup hentikan semua omong kosong ini."
" kamu belain dia? bisa-bisanya kamu belain wanita ini, dan malah ngebentak aku"
"Dimas berhenti jangan bentak Salsa, kita berdua memang salah dan enggak Seharusnya kamu ngebentak istri kamu sendiri"
" Dasar wanita ular jangan sok baik ya, istri yang mana sekarang. Istri Dimas itu ada 2" balas Salsa dengan wajah yang sudah memerah dan hendak menampar Bella. Namun sebelum tangan Salsa mendarat ke pipi Bella, Dimas sudah Mencegah lebih dulu dan menangkis dengan kasar tangan Salsa.
Bella yang menyaksikannya hanya bisa menggeleng ke arah Dimas, supaya Dimas tidak berbuat kasar kepada Salsa.
" Dimas Stop, aku mohon hentikan tindakan Kasar kamu terhadap Salsa."
"Masuklah" perintah Dimas dengan nada dingin, Bella hanya bisa menuruti semua perkataan dari Dimas, dan tidak bisa menentang perintahnya. Bella langsung masuk ke dalam kamar dengan Bayinya yang sedang menangis. Mungkin karena terganggu oleh pertengkaran tadi hingga membuat bayi Bella menangis.
Bella pergi menaiki tangga menuju kamar dengan di antar oleh seorang Maid yang di perintahkan oleh Dimas.
*****
"Salsa, aku mohon dengar penjelasan aku. Salsa Pliss." ucap Dimas memohon dan langsung mengejar Salsa yang berlari menuju anak tangga dengan menangis.
Dimas dengan langkah cepat mengimbangi langkah kaki Salsa, dan langsung menarik pergelangan tanganya.
Hingga membuat Salsa menubruk dada bidang milik Dimas. Dan tidak bisa berkutik karena Dimas memeluk Salsa dengan sangat erat.
Salsa hanya bisa menangis dan terus menangis.
"Lepasiinnn Dimas, aku mohon tolong lepasin aku." ucap Salsa memohon kepada Dimas dengan suara lemah, dan berusaha melepaskan cekalan tangan Dimas yang menahannya agar tidak pergi.
"Sa, aku mohon dengerin aku dulu!" ucap Dimas dengan suara serak akibat menangis, dan mencium kening istrinya itu. Dimas menangis namun tidak mengeluarkan suara dan hanya mengeluarkan air mata saja.
"Gimana aku mau ngedengerin kamu Dimas. Bahkan kamu sendiri enggak pernah mau ngedengerin aku, aku minta supaya kamu ngelepas tangan aku. Tapi kamu enggak mau nurutin Dimas." Jawab Salsa sambil menangis dan terus mencoba untuk memberontak dari pelukan Dimas.
"Aku enggak akan pernah ngelepasin kamu Sayang. Sampai kapan pun, aku juga enggak bakalan ngebiarin kamu buat pergi."
"Kamu egois Dimas, kamu cuman mau menang nya sendiri." teriak Salsa,
Dimas semangkin mengeratkan pelukannya, dan bahkan Salsa juga semangkin bertambah histeris.
Dimas secara perlahan melepaskan pelukannya saat melihat Salsa sudah tenang.
"Aku mau kita Cerai."
"Syuttt. Jangan bicara seperti itu lagi Sa, aku enggak mau. Aku enggak sangup jika hidup tanpa kamu,"
Dimas meraih wajah Salsa dan menangkup wajah Salsa mengarahkan nya kewajah Dimas.
Namun Salsa enggan untuk menatap wajah Dimas, dan memalingkan wajahnya kesamping.
"Sebegitu jijik kah wajah suami mu ini Sayang. Heemm! Bahkan untuk melihatnya saja kau tidak mau, kau boleh menampar wajah ku sekarang juga Sa, jika kau mau lakukan lah sepuasnya. Tapi ku mohon jangan diamkan aku seperti ini, apalagi sampai meminta kita untuk bepisah, aku tidak sanggup Sa. Lebih baik kau memaki dan menampar wajahku dari pada harus mendiamkan ku seperti ini."
Salsa tidak bergeming dan malah semangkin menundukan wajah nya dari Dimas.
"Kenapa kamu tega" ucap Salsa dengan Suara serak basahnya karena habis menangis,
Dimas menggeleng dan langsung menangkup kedua pipi Salsa, dan terlihat jelas wajah yang kusut, mata sembab akibat menangis serta rambut yang acak acakan. Dimas langsung mencium bibir Salsa.
Salsa memberontak dengan sekuat tenaganya, namun Dimas malah semangkin ******* bibir halus Salsa dengan kasar dan bringas. Tidak perduli dengan Salsa yang sudah hampir kehabisan nafas, dan langsung memukul tengkuk leher Salsa hingga membuat Salsa menjadi tidak sadarkan diri (pingsan). Untung enggak mati ya Tante,
Dimas langsung menggendong tubuh Salsa dan membawanya kedalam kamar.
Secara perlahan Dimas menaruh tubuh Salsa Kekasur King Size berwarna putih itu, Dimas membelai rambut Salsa dan mengusap perlahan bibir Salsa yang sudah membengkak dan bahkan mengeluarkan Darah segar akibat ulah Dimas yang menggigit Salsa hingga berdarah. Dimas perlahan mendekat ke wajah Salsa dan mencium bibir halus dan lembut yang sangat di rindukannya itu. Menciumnya dengan lembut, Dimas menyudahi ciumannya dan mengelap bibirnya yang terdapat sedikit darah segar, yang berasal dari bibir Salsa.
"Maafkan aku Sayang. Tapi aku sangat merindukan mu, semoga setelah ini kau tidak akan membenciku, dan mungkin pasti kau akan memaki ku setelah kejadian ini." ucap Dimas dengan nada bimbang,
"Huffft" ' suara hembusan nafas kasar'
"Aku merindukanmu, dan maafkan aku.
Aku sudah tidak bisa menahan nya lagi,"
Dimas langsung membuka kancing kemeja dan juga celananya, setelah itu Dimas beralih melucuti pakaian Salsa satu persatu.
* Dan mulailah yang itu, apasih namanya aku masih bocil. Jadi masik polos Tante, aku masih kecil tak tun twang, tak tun twang. Belum tau apa apa, tak tun twang, tak tun twang.
Jadi sampek sini aja, ntar kenak marah bapak ku, di tendangnya pulak aku nanti.
Curhatan hati sang Bocil*
Setelah melakukan uwak uwak.
Dengan nafas yang tersenggal senggal Dimas langsung mengambil selimut untuk menutupi tubuh polos istrinya. Dimas mengecup kening Salsa dan menciumi wajah Salsa tanpa henti.
"Maafkan aku Sayang" gumam Dimas,
Dimas langsung tertidur. Mungkin karena kelelahan habis melakukan aktivitas ranjang, Dimas langsung terlelap bersama dengan Salsa ke Alam mimpinya masing masing. Dengan tubuh keduanya masih sama sama polos dan hanya ditutupi oleh selimut putih yang tebal.🙉 Ampun Pak, Bapak ku menangis melihat ini.
Bapak gue bilek: "Bukan anak gue tu".🔪
*****
"Bik, Dimas kemana?" Tanya Bella kepada Maid yang mengantarkan nya tadi kekamar.
"Loh, Non Bella. Kok turun?" tanya sang Maid,
"Oh, saya mau ngisi air panas di termos buat susunya Rafa."
"Minum susu Instan ya Non?"
"Iya Bik, Rafa juga minum ASI kok. Cuman saya kasih susu Pormula supaya nanti Rafa terbiasa minum susu Pormula waktu saya tinggal kerja," balas Bella dengan tersenyum ramah.
Bella langsung pergi berlalu dan melupakan pertanyaan nya tadi kepada Sang Maid untuk menanyakan keberadaan Dimas. Karena Sang Maid tersebut tidak mau membuat Bella sakit hati dan sengaja mengalihkan pembicaraan, karena jika nanti Ia bilang bahwa Dimas dan Salsa sedang berada di dalam kamar. Dan tentu saja Sang Maid paham apa yang sedang dilakukan Dimas saat ini.
Karena secara tidak sengaja, tadi Sang Maid melihat Dimas dan Salsa sedang berciuman di bawah anak tangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
ZaeV92
waduuuh 😳
2022-05-29
0
Sukliang
dimas jahay
2022-04-18
1
Sulati Cus
iy emang kan lu anak istrinya Bpk lu
2022-02-23
0