BAGI KALIAN YANG SUDAH MEMPERBAHARUI APLIKASI MANGATOON / NOVELTOON, KALIAN BISA MEMBERIKAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF LOH. CARANYA CUKUP TEKAN, PARAGRAF YG INGIN DIKOMENTARI.
YUK BANTU AKOH MENINGKATKAN POPULARITAS NOVEL INI, DENGAN MEMBERIKAN KOMENTAR SEBANYAK-BANYAKNYA 🤭
MOHON DUKUNGANNYA YA 🙏
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
Kalila Nasution Point of View
Malam ini sebenarnya aku ingin tidur bersama Bang Alid dan Bang Rav. Malam ini akan jadi malam terakhir bagi kami untuk bisa berkumpul bertiga. Karena besok, Bang Alid harus pergi melanjutkan pendidikannya ke Bogor.
Sebenarnya ada sedikit perasaan lega ketika mendengar Bang Alid akan melanjutkan pendidikannya di pulau Jawa. Itu artinya aku akan sedikit terbebas dari aturan-aturan Bang Alid. Namun, entah kenapa malam ini terasa sesak.
Aku belum bisa membayangkan hari-hari tanpa Bang Alid. Entah kapan aku bisa bertemu kembali dengannya. Mungkin Bang Alid bisa pulang setiap idul fitri. Hingga kami bisa berkumpul setahun sekali. Tapi uang yang dimiliki mamak pasti tidak sebanyak itu, hingga Bang Alid bisa pulang setiap tahun. Walaupun Bang Alid mendapatkan beasiswa, tetap saja biaya hidup selama di sana, ditanggung oleh mamak.
Ataukah kami baru akan bertemu setelah dia menyelesaikan pendidikannya? Empat tahun? atau Lima tahun? Pasti aku akan sangat merindukannya.
Dengan membawa boneka kelinci kesayanganku, aku berjalan menuju kamar Bang Alid dan Bang Rav. Kamar mereka berdua memang sama. Karena ruang tidur di rumah ini hanya ada tiga. Kamar kedua kakak laki-laki ku, kamar kakek dan nenek, serta kamarku bersama mamak.
Aku mengetuk pintu, “Bang ...,” panggilku manja.
Terdengar suara Bang Alid dari dalam sana, “apa Dek?” tanyanya.
“Aku masuk ya,” pintaku. Bang Alid dan Bang Rav mengabulkan permintaanku. Aku langsung menampakkan deretan gigi putihku ketika sudah berada di ruangan itu. Cengiran yang ku lemparkan, membuat Bang Rav mendapatkan bahan untuk menggodaku.
“Kenapa kau Kuntet? Kurang sajen?” tanya Bang Rav. Aku tak memedulikannya, hanya meliriknya tajam. Aku pun melangkah cepat dan merebahkan tubuhku di samping kanan bang Alid, karena Bang Rav ada di sebelah kirinya.
“Aku tidur di sini ya Bang.”
Ku lihat bang Alid tersenyum lembut, kemudian membawa ku dalam pelukannya. Rasanya aku ingin menangis saat itu. Entah kapan lagi aku bisa dipeluk olehnya seperti ini.
Namun entah apa yang merasuki Bang Rav. Hingga dia melompati aku dan Bang Alid, lalu ikut memelukku. Aku kini benar-benar sudah seperti guling yang diapit oleh dua pria. Rasanya sesak.
Aku pun mendorong lengan dan kaki Bang Rav, agar dia melepaskan aku dari dekapannya. Namun tentu saja hal itu tidak mudah, karena dia malah makin mengeratkan pelukannya. Bang Rav malah mengajak Bang Alid untuk memelukku dengan erat. Mereka berdua benar-benar membuat ku tak bisa bernapas.
Dengan sekuat tenaga, akhirnya aku bisa meloloskan diri dari kungkungan kedua lelaki gila itu. Aku langsung duduk dan memukuli mereka dengan guling. Berulangkali aku hantam tubuh mereka dengan guling. Namun, bukannya merasa kesakitan atau pun kesal, kedua lelaki gila itu malah terlihat girang. Mereka terus terkekeh-kekeh walau mendapatkan pukulan guling yang ku layangkan secara bertubi-tubi.
“Memang dasar lah kalian, abang-abang yang gak ada akhlak! Gak ada akhlak! gak ada akhlak!”
Aku sangat kesal mendengar ledakan tawa Bang Alid dan Bang Rav. Aku pun memutuskan untuk meninggalkan kamar itu. Aku masih bisa mendengar riuh tawa mereka hingga masuk ke kamarku.
Aku bernapas lega, ketika mendengar tawa kedua abangku itu mereda. Akhirnya mereka bisa tenang juga, pikirku.
Namun beberapa saat kemudian, suara teriakan kembali terdengar di kamar itu. Bahkan juga terdengar suara umpatan dari Bang Alid.
Entah apa yang mereka lakukan di sana. Yang jelas, mamak langsung keluar kamar dan memarahi kedua pria gila itu.
“Tidur kalian!”
Suara berisik itu seketika reda. Biar tau rasa mereka! Aku pun langsung memejamkan mataku dan terlelap.
***
Khalid Nasution Point of View
Malam ini entah mengapa Kalila ingin tidur bersama kami. Mungkin dia merasa, jika ini malam terakhir kami bertiga bisa berkumpul bersama sebelum kepergian ku ke kota Bogor. Namun ide gila Rav untuk memeluk Lila dengan erat, membuat adik manjaku itu kesal dan keluar dari kamar ini.
Dan setelah Kalila keluar dari kamar ini, tingkah si gila Rav, benar-benar membuat aku bergidik. Dia berusaha memeluk dan mencium ku.
“B*bi kau! anj*ng! monyet!”
Aku pun mengabsen seluruh penghuni yang ada di kebun binatang. Sementara si gila itu, dia terkekeh-kekeh dan tetap berusaha ingin menciumi wajahku.
Sepertinya, para tetangga pun mendengar umpatan yang aku layangkan kepada Rav. Begitu juga dengan suara terkekeh Rav yang menggelegar. Namun itu semua tak berlangsung lama, karena mamak langsung memarahi kami.
“Tidur kalian!”
Aku dan Rav spontan terdiam mendengar amukan mamak. Rav bahkan menutup mulut dengan kedua tangannya. Sementara aku sibuk mengusap bekas ciuman Rav yang menempel basah di pipiku. Menjijikkan!
Kamar ini pun menjadi hening seketika. Ku lirik Rav yang telah memunggungi ku. Aku tersenyum menatap punggungnya. Anak gila ini, sedari kecil selalu merebut perhatian orang dengan tingkah konyolnya.
Walaupun begitu, RAV juga selalu mendapatkan juara di sekolah. Basket adalah hobinya. Dan dia juga berprestasi di ekstrakurikuler yang diminatinya itu. Namun dia juga seorang playboy. Sejak Sekolah dasar, si gila ini sudah mulai menggoda anak perempuan. Bahkan kini, dia dekat dengan banyak wanita.
Sejujurnya aku takut, takut sifat ayah yang suka bermain wanita menular padanya. Aku menghela napas berat. Bisakah Rav menjaga Lila nantinya, jika dia selalu sibuk dengan teman wanitanya?
“Rav ...,” panggilku. Dia pun hanya berdehem menjawab panggilanku.
“Tolong jaga Lila ya, Dek.”
“Beres,” jawabnya singkat. Aku langsung menoyor kepala adikku yang gila ini.
“Menjaga Lila dan mamak, bukan cuma tugas Abang. Aku juga anak laki-laki di rumah ini Bang. Abang jangan khawatir.”
Rasanya lega mendengar jawaban ini dari mulut si gila itu. Tidak biasanya dia berbicara serius seperti ini. Apa mungkin dia merasa terbebani dengan kepergian ku?
Ah ... Rasanya aku tak ingin pergi meninggalkan rumah ini. Rasanya aku ingin memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Mamak sehat selalu. Kalila dan Rav sekolah dengan benar.
Rav tumbuh menjadi pria yang baik. Kalila juga bisa menjadi wanita yang baik, mendapatkan pria yang baik dan menyayanginya kelak.
“Rav ... Jaga Lila dengan benar ya. Jangan biarkan dia dekat dengan pria manapun.”
Mendengar ucapan ku, entah mengapa Rav menegakkan badannya. Untuk pertama kalinya, Rav membantahku.
“Untuk hal itu, aku tidak mau Bang. Aku akan menjaga Lila dengan caraku. Memastikan dia baik-baik saja. Tidak kekurangan satu apapun. Hanya itu yang aku bisa.”
Aku ikut menegakkan badanku dan menatap tajam Rav. “Melarangnya berpacaran adalah salah satu langkah, untuk memastikan dirinya baik-baik saja. Abang tidak mau dia bertemu pria macam kau!”
“Pria macam aku?”
“Iya ... Pria macam kau. Pria macam ayah. Yang menganggap wanita hanya permainan saja!”
Malam itu aku benar-benar kesal dengan Rav. Namun aku menyesali ucapan yang menyamakan Rav dengan ayah.
Aku benar-benar tidak mau Rav tumbuh dewasa menjadi pria seperti ayah. Rav menatapku tajam. Rahangnya mengeras. Aku tau jika dia tersinggung dan marah dengan kata-kata yang aku lontarkan tadi.
“Jangan pernah Abang samakan aku dengan tua bangka itu! Asal Abang tau ... aku—Kairav Nasution, tidak pernah mempermainkan perempuan.”
Mata Rav yang menyala membuatku tersenyum. Akhirnya aku bisa bernapas lega, karena aku sudah yakin, jika Rav tidak akan tumbuh menjadi pria menjijikkan seperti ayah. Pria yang tidak bertanggung jawab. Pria yang meninggalkan anak istri dan sibuk bermain wanita di luar sana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jejak 👣 :
Sajen : makanan dan benda lain (seperti bunga dan dupa) yang dipersembahkan dalam upacara bersaji, yaitu upacara yang dilakukan dengan tujuan berkomunikasi atau berinteraksi dengan makhluk gaib. (sumber : Wikipedia)
...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE 👍, tuliskan KOMENTAR✍️ kamu dan BERI GIFT & VOTE yaaa .......
...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...
...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
୧⍤⃝🍑𝕸y💞🍭Gil🏹
gituu amat ayahnya😏
2022-03-21
0
N Hayati
kalau ayahnya kenapa yah ko ninggalin mereka padahal anak-anaknya sangat menyenangkan buat orang tuanya
2022-02-04
1
N Hayati
your mother is person strong and great become a hero for littel your family
2022-02-04
0