Begitu Kalila tiba di gerbang sekolah bersama Khalid yang mengantarnya dengan sepeda motor, Rina dan Anita sudah menunggu di sana. Mengajak Khalid berbincang. Tentu saja Khalid selalu meladeni ocehan teman-teman Kalila yang berkumpul di sana. Hal itu membuat Kalila kesal. Gadis remaja itu hanya bisa menatap kakak lelakinya dengan tajam.
“Feniiii ...,” teriak Kalila. Khalid pun memutar wajahnya, melihat sahabat Kalila yang baru saja tiba. “Assalamualaikum Bang,” ucap Feni sambil mengatupkan kedua tangannya. Feni memang berbeda dengan ketiga temannya. Feni menggunakan jilbab dan benar-benar menjaga tutur kata. Dia pun menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya.
Khalid tersenyum, “wa'alaikumussalam ... baru sampai Fen?”
“Halaaah ... Basa basi busuk! Sudah jelas Feni baru sampai, kenapa harus ditanya lagi?!” ujar Kalila. Gadis remaja itu pun merangkul lengan sahabatnya, “yuk Fen, kita masuk saja. Biarkan saja dua orang centil ini tebar pesona kepada pria galak itu!” cebik Kalila. Rina dan Anita menatap tajam Kalila. Sementara Khalid terkekeh dengan ucapan adik kesayangannya itu.
“Iya, sana masuk. Belajar yang benar!”
Teriakan Khalid mengiringi langkah kaki Kalila dan Feni. kedua gadis remaja itu pun masuk ke lingkungan sekolah mereka. Khalid terus memandangi Kalila dan Feni yang perlahan menjauh.
Aah ... seandainya Kalila seperti Feni yang menjaga pergaulannya dengan para pria, tentu saja dia akan merasa tenang meninggalkan gadis remaja itu. Begitulah yang ada di pikiran Khalid saat ini.
Pria itu memang mengagumi Feni.
Bagaimana bisa, ada gadis remaja yang sudah menjaga dirinya dengan baik seperti Feni. Feni memang gadis luar biasa. Hanya dengan memandangnya saja bisa membuat hati kita menjadi tenang.
Khalid terus memandangi kedua gadis itu— Kalila dan Feni. Ada rasa syukur di hatinya ketika Kalila mendapatkan Feni sebagai sahabatnya. Siapa tau adiknya itu bisa berubah sebaik Feni. Setidaknya menutup auratnya.
“Bang ... Bang Khalid ... Bang!”
Rina dan Anita membuyarkan lamunan Khalid. “Kenapa?” tanya Khalid lembut. Kedua gadis remaja itu langsung tersipu.
“Abang jangan khawatir. Kita akan menjaga Kalila dengan baik,” ujar Rina. Anita pun mengangguk setuju. Khalid tertawa sembari menganggukkan kepalanya.
Rina dan Anita pun terus menyampaikan perasaan sedih mereka, ketika tau Khalid akan melanjutkan pendidikannya di Bogor.
Kedua gadis itu langsung bersorak riang, ketika Khalid mengajak mereka untuk bertukar nomor ponsel. Selama ini, hanya nomor ponsel Feni yang disimpan oleh Khalid. Karena memang Kalila lebih dekat dengan Feni.
Rina dan Anita pun dengan heboh menyampaikannya kepada Kalila. Namun gadis itu malah menanggapinya dengan kesal.
Palingan Abang meminta nomor ponsel Rina dan Anita, hanya untuk menjadi mata-mata.
Itulah yang ada di benak Kalila. Gadis remaja itu memang hapal betul dengan tingkah Khalid. Gadis itu pun hanya bisa menghela napas berat.
“Kenapa?” tanya Feni. “Sedih ya, karena Abang mau kuliah di Bogor?” lanjut Feni.
Kalila menggelengkan kepalanya, “tadinya aku pikir bisa terbebas dari belenggu Bang Khalid. Nyatanya dia punya antek-antek baru,” ucap Kalila sembari melirik kedua temannya yang tengah girang.
“Jangan suudzon, bisa saja Bang Khalid hanya ingin bersilaturahmi dengan mereka.”
“Kau itu terlalu berprasangka baik Fen. Aku kenal watak abangku,” sungut Kalila. Feni hanya tersenyum mendengarnya.
***
Sudah satu Minggu berlalu. Besok pagi Khalid akan berangkat ke Bogor dengan diantarkan oleh Bu Alinah. Malam ini, Kalila memilih untuk tidur di kamar kedua kakak lelakinya. Keadaan kamar itu menjadi ricuh. Karena Kalila kini tidur di antara kedua kakak lelakinya.
“Bang Rav, di sebelah Bang Alid dooong ...,” rengek Kalila. Ia menjadi tidak bisa bernapas karena dekapan kedua lelaki itu.
“Bang Raaaaav .... Yang mau pergi kan Bang Alid. Kenapa Abang peluk aku?!”
“Ya kali, aku peluk Bang Alid!” ujar Kairav. Khalid pun mengangguk setuju.
“Aku pun gak mau, kau peluk!” jawab Khalid sambil bergidik ngeri.
“Makanya kita peluk si Kuntet ini saja Bang!” seru Kairav.
Dan beginilah yang terjadi selanjutnya. Kalila menjadi sasaran empuk kedua kakak lelakinya. Gadis remaja itu, kini bagai bantal guling yang diapit oleh Khalid dan Kairav, hingga Kalila pun berteriak. Tenaganya sudah lelah, karena sedari tadi sibuk menyingkirkan tangan dan kaki Kairav yang ikut memeluknya seperti yang dilakukan Khalid.
Usaha Kalila sia-sia. Kedua kakak lelakinya itu malah semakin mengeratkan pelukan mereka. Gadis itu kembali meronta. Dengan sekuat tenaga, akhirnya dia berhasil meloloskan diri dari kungkungan kedua kakak lelakinya itu.
Kalila langsung duduk dan memukul Khalid dan Kairav dengan guling. Tentu saja mereka terkekeh-kekeh karena perlakuan Kalila. Terlebih gadis remaja itu memukuli mereka sembari berteriak dan menyebutkan kalimat andalannya ketika bertengkar dengan kedua lelaki kesayangannya itu.
“Memang dasar lah kalian, abang-abang yang gak ada akhlak! Gak ada akhlak! gak ada akhlak!” teriak Kalila yang terus memukul Khalid dan Kairav dengan guling. Tidak ada perlawanan dari kedua lelaki itu. Mereka hanya pasrah dan terus terkekeh-kekeh.
Karena merasa kesal dengan tingkah Khalid dan Kairav, Kalila memutuskan untuk meninggalkan kamar itu dengan wajah cemberutnya tentu saja.
Dengan langkah kesal, Kalila turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu. Gadis itu pun keluar dari kamar kedua kakak lelakinya.
Ledakan tawa yang menggema dari Khalid dan Kairav, mengiringi langkah kesal Kalila. Suara tawa Khalid dan Kairav pun terus terdengar hingga Kalila masuk ke kamarnya.
*
Beberapa saat setelah beranjak nya Kalila dari kamar mereka, tawa Khalid dan Kairav pun reda. Sambil menatap langit-langit kamar, masing-masing dari mereka mengusap air yang hampir mengalir dari kedua sudut mata mereka. Khalid dan Kairav sungguh merasa puas sudah mengerjai gadis remaja itu. Kedua lelaki itu menghela napas. Kairav menoleh, menatap Khalid yang tidur di sebelahnya.
“Bang,” panggil Kairav. Khalid pun menoleh, menatap Kairav yang kini sudah merubah posisi tidurnya. Kini mereka saling tatap.
“Kita hanya tinggal berdua di kamar sepi ini, Bang,” ucap Kairav manja. Khalid melirik adiknya dengan tajam. Kairav pun bergerak cepat dan bergelayut manja di lengan Khalid. Kairav bahkan menggesek-gesekkan wajahnya di sana, hingga Khalid bergidik ngeri dan langsung mendorong kasar wajah adik lelakinya itu. Namun Kairav terus berusaha memeluk erat Khalid. Bahkan Kairav hendak mencium abangnya itu.
“Bangs*t kau Rav!” teriak Khalid sambil terus mendorong adik lelakinya. Namun Kairav tentu saja tak berputus asa dan lanjut menggoda Khalid. Bahkan kini, dia sudah berhasil memeluk erat tubuh Khalid.
“B*bi kau! anj*ng! monyet!”
Dan Khalid pun terus mengabsen seluruh penghuni kebun binatang. Kamar itu kembali menjadi riuh. Dan suara riuh mereka baru reda, ketika Bu Alinah menggedor pintu kamar.
“Tidur kalian!”
Bersambung ....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE 👍, tuliskan KOMENTAR ✍️ kamu dan...
...BERI HADIAH & VOTE yaaa .......
...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...
...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
fhayy
seruu nyaaa punya kakak yang asyikk gitu wkwk 😀
2022-04-12
2
୧⍤⃝🍑𝕸y💞🍭Gil🏹
mampir sebentarr
2022-03-14
1
N Hayati
kebayang tiap hari rame tiba2 hrs srpi krn penghuninya satu org tdk ada
2022-02-04
3