Aku merebahkan tubuhku ke kasur. Bingung dengan keadaan yang ada. Apalagi kenyataan kalau semua ini bukan mimpi?!! Banyak sekali misteri dalam hidupku kali ini.
Pertama : Aku yang koma selama sebulan penuh, padahal tubuhku baik-baik saja. Bahkan dokter sendiri heran kenapa aku bisa koma dalam kondisi yang sehat. Meski kepalaku terbentur waktu jatuh pingsan, eh... apa aku harus menyebutnya jatuh koma ya? Ok. Meski kepalaku terbentur saat aku jatuh koma, tapi kata dokter yang merawatku tidak ada masalah serius di kepalaku, bahkan aku juga sudah melihat dan memeriksa hasil rontgen kepalaku yang memang baik-baik saja. Hmm.... kalau di ingat-ingat lagi sebelum koma, William melempar botol kecil padaku dan........... sepertinya karna itu ya?
Kedua : siapa yang membayar biaya rumah sakitku yang mahal itu?? Saat aku pulang sekolah, aku langsung pergi ke rumah sakit tempatku di rawat, aku memang sudah tau kalau rumah sakit yang ku tempati itu memang mewah. Tapi kemarin aku langsung pulang tanpa memperhatikan apapun. Dan barusan, saat pulang sekolah aku langsung melesat ke rumah sakit tempatku di rawat, betapa terkejutnya aku, rumah sakit ini besar sekali!!! Sudah seperti hotel saja! Apalagi saat aku iseng bertanya pada dokter berapa biaya saat aku di rawat, betapa terkejutnya aku, sampai mataku membelalak. Kalau di kartun mungkin mataku sudah copot. Untuk biaya menginapnya saja 96.000.000,00!! 96 juta rupiah!! Itu masih termasuk rawat inapnya loh! Belum biaya lainnya. Pamanku dapat uang dari mana? Gajinya sebulan hanya setara gaji UMR, jadi mana mungkin sanggup membiayaiku sebegitu banyaknya! Pamanku juga bukan orang bodoh yang akan menghutang sampai ratusan juta Cuma karna ingin merawat di kamar VIP. Jika ada kamar biasa, kenapa harus kamar VIP? Pemikirannya pasti seperti itu. Dan lagi, Pamanku sama sekali tidak terlihat seperti sedang terlilit hutang sama sekali, jadi tidak mungkin dia menghutang. Tapi.... siapa yang membiayai perawatanku??
Ketiga : kenapa aku tiba-tiba jadi pintar? Ini yang paling membuatku bingung. Karna bagaimanapun aku akui, kalau aku sangat bodoh. Aku pernah mencoba belajar seharian penuh sebelum ujian, namun sayang, semua yang ku pelajari seperti sia-sia. Ga ada satupun yang nyangkut di otak. Eh... nyangkut dikit sih, meski hanya 10% dari yang kupelajari. Tapi... kenapa saat terbangun dari koma tiba-tiba aku jadi pintar? Tidak mungkin kan saat kepalaku terbentur, otakku bergeser dan membuatku jadi pintar? Mustahil!!! Mana mungkin otak bisa bergeser. Kalau rusak baru bisa.
Terakhir.... perlakuan Paman Bibiku yang sangat baik padaku sejak aku sadar. Tapi kalau hal ini wajar sih. Mereka pasti khawatir padaku, apalagi aku baru sadar dari komaku. Meskipun Paman Bibiku sering marah dan memukulku, tapi bagaimanapun mereka itu aslinya memang baik. Adalah hal yang wajar Paman Bibi memarahi dan memukulku. Habisnya.... aku ini payah sekali.
Sambil rebahan di kasur, aku menatap langit-langit kamarku. Sepertinya aku terlalu lelah berfikir tentang keanehan dalam diriku, jadi tanpa sadar aku tertidur dan lupa mengganti pakaianku.
“Rangga... Rangga.... ayo bangun dulu dan makan malam”
Mendengar suara Paman, seketika aku langsung bangun, terkejut. Makan malam? Makan malam biasanya jam 7 malam, dan sepertinya aku tadi tertidur dari jam 2 siang. Untung Pamanku lagi MODE BAIK karna aku baru sadar dari koma, kalau tidak, tidak mungkin dia mengetuk pintu dengan perlahan dan membangunkanku dengan nada lembut. Kalau aku yang biasanya, pasti sudah kena omelan, atau bahkan kena pukul.
“Baik Paman, aku akan segera kesana setelah bersiap-siap”
“baik. Paman akan menunggumu di bawah”
Setelah Paman pergi, aku mengganti pakaian santaiku dan langsung turun ke bawah untuk makan malam bersama. Wah.... ternyata paman benar-benar menungguku, bukan Cuma Paman, Bibi dan Siska juga belum ada yang menyentuh makanannya. Aku jadi merasa koma-ku ini adalah sebuah keberuntungan luar biasa.
“kemari dan makanlah” kata Paman, saat melihatku.
Aku mengangguk, berjalan dan mulai makan bersama semuanya.
“Tadi kau pulang lebih awal? Apakah tubuhmu merasa tidak enak? Atau apakah ada yang sakit?”
Aku tersedak makananku. Benar juga! Aku lupa, kalau tadi Paman bilang akan menjemputku. Aku mengambil segelas air, meminumnya. “aku baik-baik saja ko Paman. Aku pulang lebih awal karna sudah selesai mengerjakan ujianku”
Paman memandangku dengan sedih. “tidak apa, Paman tau kalau kau baru sehat, jadi tidak sempat belajar. Kau bisa ikut ujian remedial nanti, Siska akan membantu belajar”
Hal yang wajar, Paman berfikir aku asal-asalan mengisi lembar ujianku.
“Ayah, apa ayah belum dengar gosip?” Siska menatap Paman dengan antusias. “katanya soal ujian Rangga hari ini benar semua. Bahkan sempurna!”
“Hus... kau ini dengar gosip darimana sih?sudah... jangan mengatakan itu, nanti Rangga sedih.” Bibi menegur siska.
Siska beralih menatapku. Sepertinya ingin memastikan apakah gosip yang dia dengar itu asli atau tidak.
“err.... iya.” Aku menatap semuanya malu “Aku pulang cepat hari ini karna sudah selesai mengerjakan soal ujianku. Kata bu Rosa, jawabanku benar semua”
Semua menatapku tak percaya, bahkan sampai alat makan yang di pegang jatuh.
Paman adalah yang pertama kali tersadar dari rasa terkejutnya. “mungkin gurumu ingin menghiburmu karna tidak ingin kau bersedih dan kembali sakit” Paman berkata untuk menenangkanku. Dia beranjak untuk mengambil alat makan baru.
“tidak mungkin ayah! Bu Rosa bukan orang seperti itu!” Siska menggebrak meja. “bu Rosa bukan tipe orang yang bersimpatik hanya karna muridnya sedang sakit, dia akan tetap memberi soal-soal sulit sama seperti yang lain.”
Paman berhenti berjalan menatap Siska, kemudian menoleh padaku.
“Emm.... yang di bilang kak Siska itu benar” aku menggaruk pipiku yang tidak gatal.
Suasana kembali hening, tanpa ada yang melakukan satupun pergerakan.
“Rangga! Ayo cepat ke dokter, sepertinya penyakitmu serius!” Paman yang panik menarik tanganku untuk pergi ke rumah sakit.
“kami akan menunggu di rumah, cepat beritahu kami jika ada yang salah dengan kesehatannya!” Bibi tidak kalah panik dari paman.
“Baik!!” Paman langsung keluar membawaku pergi ke rumah sakit dengannya.
Aku Cuma bisa mematung. Bingung. Hei... aku baik-baik saja. Eh.... atau tidak ya? Tapi apapun itu, bukankah menjadi pintar itu anugrah??
...****************...
“Dokter, coba priksa lagi? Apa benar keponakan saya tidak punya penyakit serius? Dia tiba-tiba jadi pintar! Bukankah itu aneh?” Paman bertanya berkali-kali pada dokter. Tapi kali ini bukan dokter cantik yang merawatku kemarin. Dan ini juga bukan rumah sakit tempatku di rawat. Ini rumah sakit biasa.
Dokter menatap Pamanku heran. Seolah mengatakan ‘bukankah bagus kalau dia jadi pintar?’
“saya sudah memeriksanya dua kali sesuai permintaan anda, tapi saya sama sekali tidak melihat ada yang salah dari tubuh keponakan anda.”
“lalu kenapa dia tiba-tiba jadi pintar?”
Aku menarik baju Pamanku “Paman, lebih baik ayo kita pulang” entah kenapa, aku malah merasa malu. “lagi pula lihatlah... aku sehat. Kalau aku jadi pintar, bukankah itu bagus? Jika aku merasa ada yang salah dari tubuhku, aku akan langsung memberitahu Paman” aku mencoba menenangkan Pamanku, supaya tidak membuat masalah disini. Lagipula aku merasa sehat-sehat saja.
"tapi..." Paman masih khawatir padaku.
“tidak apa... tidak apa....” aku kembali membujuk paman “lagipula aku bosan ada di rumah sakit”
“Baiklah. Tapi kau harus langsung memberitahu paman jika tubuhmu sakit!”
“Siap...”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Endro Budi Raharjo
pinter drmn ya....
2025-01-04
0
Scurity MT
260
2022-03-07
1
Gua Cowo 🗿
abis speedrun SAO bingung mau ngapain ;-;
2022-02-17
3