"Baiklah, kalau begitu aku akan coba untuk mempercayai Sena, kak." Ucap Luca sambil menyemangati kakaknya.
"Hmm... kalau begitu bagaimana kalau kita masuk sekarang?" Tanya Alice pada adiknya.
"Mhmm.." Ucap Luca sambil menganggukkan kepalanya, dan segara kembali ke ruang tunggu.
"Hmm... kenapa mereka lama sekalinya? Mhmm... Bagaimana kalau aku mengejutkan mereka berdua? Pasti menyenangkan melihat wajah terkejut mereka. Hahaha.." Ucap Sena berpikir sambil tertawa tipis. Tidak lama kemudian Alice dan Luca pun tiba di depan pintu ruang tunggu. Sena pun langsung berdiri setelah mengetahui bahwa mereka berdua datang dari suara sepatu yang mereka pakai.
"Bagaimana apa kalian setuju?" Ucap Sena yang bersembunyi dibelakang pintu sehingga membuat Luca dan Alice terkejut saat mereka membuka pintu tersebut setelah mereka kembali dari taman keluarga Broglie.
"Astaga Sena, kau membuat kami terkejut saja." Ucap Luca terkejut karena melihat Sena yang tiba-tiba muncul di depan pintu.
"Hahahaha. Wajah kalian saat terkejut sangat lucu. Hahahahaha." Ucap Sena sambil tertawa terbahak-bahak.
"Sena, kau..." Ucap Alice malu karena ditertawai oleh Sena.
"Hahahaha.. maaf, maaf. Ini pertama kalinya aku melihat wajah terkejut milik kalian berdua." Ucap Sena tertawa cekikikan.
"Sena." Ucap Luca dan Alice tambah malu.
"Baiklah, baiklah, aku tidak akan mengulanginya lagi, soalnya melihat wajah kalian saat terkejut itu sangat lucu jadi aku tidak bisa berhenti tertawa, andai aku melukis wajah terkejut kalian tadi, tapi sayangnya aku tidak punya kanvas dan cat lukis." Ucap Sena sedih.
"Sudah, sudah selesai tertawanya, ayo kita masuk. Tidak enak kalau para pelayan melihatmu tertawa seperti itu, Sena." Ucap Alice sambil mendorong Sena kembali masuk ke ruang tunggu.
"Baiklah, jadi bagaimana? Apa kalian akan menceritakan kisah kalian atau tidak?" Tanya Sena tidak sabaran.
"Kami akan menceritakan kisah kami tapi kau juga harus menceritakan kisah mu juga, Sena. Kalau kau tidak setuju maka kami juga tidak akan menceritakan kisah kami padamu, bagaimana apa kau bisa memegang janjimu yang sebelumnya itu, Sena?" Tanya Luca.
"Tentu, aku berjanji." Ucap Sena tegas mengacungkan kedua jarinya.
"Kalau begitu aku yang pertama." Ucap Alice sambil mempersiapkan dirinya.
"Silahkan, kau mulai Alice." Ucap Sena.
"Sebenarnya aku....." Ucap Alice yang berhenti karena malu untuk mengungkapkan jati dirinya yang sebenarnya.
"Ada apa kak? Kenapa kakak berhenti?" Ucap Luca merasa heran dengan sikap kakaknya.
"A-aku tidak apa Luca." Ucap Alice pada adik angkatnya.
"Ba-baiklah, Se-sebenarnya aku... Aku tidak bisa menceritakannya sekarang maafkan aku, Sena." Ucap Alice semakin khawatir.
"Ya, tak apa Alice. Aku paham." Ucap Sena menenangkan Alice.
......................
"Aku pulang." Ucap kakaknya Sena.
"Selamat datang kembali Tuan Muda Eugeo." Ucap Lily yang menyambut kepulangan Eugeo dari Istana.
"Ya. Hmm... Lily mana Sena, Papa dan Mama? Kenapa mereka tidak menyambut ku?" Tanya Eugeo pada Kepala Pelayan nya.
"Ah, Tuan dan Nyonya kedatangan tamu dan sedang berbicara ruang kerjanya, sedangkan Nona Sena, dia sedang berbicara dengan teman-temannya di ruang tunggu, Tuan Muda." Ucap Lily pada Eugeo.
"Tamu? Siapa tamunya, Lily." Tanya Eugeo lagi.
"Count Castina beserta keluarganya, Tuan Muda." Ucap Lily.
"Baiklah kau boleh pergi, Lily. Aku akan menemui Sena di ruang tunggu." Ucap Eugeo pada Lily.
"Tok Tok Tok" bunyi suara pintu yang diketuk.
"Siapa?" Tanya Sena sambil berjalan menuju pintu.
"Sena, apa kau didalam? Kakak masuk ya." Ucap Eugeo yang berdiri didepan pintu.
"Kakak? Kakak, sudah pulang? Kenapa tidak ada yang memberitahuku ya?" Tanya Sena dalam hati.
"Sena?" Tanya Eugeo lagi.
"Ah.. Ya, masuklah, Kak." Ucap Sena menyuruh kakaknya untuk masuk.
"Sena, aku dengar dari Lily katanya kita kedatangan tamu?" Tanya Eugeo penasaran.
"Iya, kak. Count Castina dan keluarganya."
" Owh.. ya, kak, perkenalkan mereka adalah teman baruku namanya Alice Schubert De Castina dan Luca Arendo De Castina. Alice, Luca perkenalkan dia adalah kakakku namanya Eugeo Oregon De Broglie." Ucap Sena sambil memperkenalkan kakaknya pada kedua teman barunya itu.
"Salam Tuan Muda Broglie." Ucap Alice dan Luca bareng.
"Salam juga untuk kalian." Ucap Eugeo pada Alice dan Luca.
"Kak, bagaimana kabar Tuan Putri Lea? Kata Lily, kakak pergi ke Istana untuk bertemu dengan Tuan Putri Lea, tapi kenapa kakak tidak mengajak aku?" Ucap Sena sedikit sedih dan kesal.
"Maaf Sena, aku lupa untuk memberitahumu. Tuan Putri.... beliau... tidak baik, Tuan Putri merasa sangat tertekan setelah mengalami mimpi itu. Dan Tuan Putri bilang, beliau ingin bertemu dengan kita secepatnya." Ucap Eugeo menenangkan hati adiknya yang sedang sedih dan kesal itu.
"Benarkah itu, kak?" Tanya Sena kembali semangat.
"Ya, tentu saja benar, aku tidak akan membohongi adik ku demi keuntungan ku sendiri." Ucap Eugeo sambil mengelus rambut adiknya.
"Hehehehe." Ucap Sena tertawa karena kakak memperhatikannya.
"Ehem... ehem... Tuan Muda Broglie anda tidak lupa pada kami kan?" Ucap Luca pada Eugeo yang lupa pada mereka berdua.
"Hahaha... Maaf, maaf aku lupa kalau ada kalian disini. Owh... ya, kalian berdua panggil saja aku Eugeo, karena kalian teman adik ku jadi tolong jangan terlalu kaku padaku, aku tidak mau ada rasa canggung diantara kita." Ucap Eugeo pada mereka berdua.
"Baiklah, Tuan Eugeo." Ucap Alice.
"Aku bilang E.U.G.E.O. tidak perlu pakai ucapan 'Tuan Muda' begitu." Ucap Eugeo.
"Baiklah, baiklah Eugeo." Ucap Alice sambil keheranan.
"Hehehehe... Ayo kita ke ruang makan, makan malamnya sudah siap. Lily sedang memanggil Ayah, ibu, Tuan Count Castina beserta Nyonya Countess Castina." Ucap Eugeo sambil berjalan keluar dari ruang tunggu.
Sementara itu di ruang kerja Duke Broglie.
"Tok tok tok." Bunyi suara ketukan pintu.
"Tuan, Count dan Countess Castina ingin menemui anda." Ucap seorang pelayan wanita.
"Suruh mereka masuk." Ucap Duke Broglie dari dalam ruang kerjanya.
"Silahkan masuk, Tuan dan Nyonya Castina." Ucap pelayan wanita itu.
"Lama tidak bertemu Rydin, Mia. Bagaimana kabar kalian?" Ucap Duke Broglie pada kedua teman yang telah lama tidak dia temui.
"Kami berdua baik-baik saja, kau sendiri bagaimana kabarmu Louis? Ucap Count Castina pada teman lamanya.
"Aku baik. Silahkan duduk aku akan memanggilkan pelayan untuk membawakan cemilan untuk kalian makan, dan maaf tolong tunggu sebentar ada banyak urusan yang harus aku selesaikan." Ucap Duke Broglie pada temannya.
"Tidak apa, Louis. Hmmm... Louis bagaimana kabar Helena, aku dengar Helena sedang sakit? Aku ingin menemuinya, apa boleh aku menjenguknya, Louis?" Tanya Countess Castina.
"Ah... Kalian pasti mendengarnya didalam perjalanan ya. Helena dia... dia..." Ucap Duke Broglie ragu-ragu.
"Ya, ada apa dengan Helena, Louis? Tolong beritahu aku." Ucap Countess Castina penasaran.
"Louis kita sudah saling mengenal sejak lama, kalau kau ada masalah kau bisa menceritakannya pada kami, kau tidak perlu khawatir." Ucap Count Castina sambil menghampiri Louis.
"Haah.... Baiklah akan aku cerita kan apa yang terjadi pada Helena. Beberapa hari yang lalu Helena, dia mengalami suatu insiden dan itu membuatnya terkena penyakit yang serius, aku sudah berkali-kali memanggil dokter kemari tapi tidak ada yang tau apa penyebabnya." Ucap Louis sedih.
"Baiklah, apa kau bisa menceritakan bagaimana insiden itu terjadi, Louis?" Tanya Count Castina.
"Tentu, sebenarnya beberapa hari yang lalu...." Ucap Louis pada Count Castina sambil mengingat kejadian yang menimpa istrinya.
Malam 2 hari sebelumnya, saat Keluarga Count Castina belum datang. Duchess Broglie berencana untuk pergi ke kediaman keluarganya yang berada dekat dengan wilayah Duke Verita.
"Nyonya, semua barang sudah disiapkan, apa kita langsung berangkat sekarang?" Ucap seorang pelayan yang sedang menaiki barang-barang bawaannya ke atas kereta kuda.
"Ya, ayo kita berangkat." Ucap Duchess Broglie pada pelayan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Nakahara Freya
mohon dukungan, like, dan follow nya ya
2022-03-24
1
Triple.1
semangat kak up nya
2022-03-20
1