Setelah melewati perjalanan yang tidak terlalu lama, akhirnya Aliana dan Natasha sampai di kota tempat tinggal mereka.
Mereka berdua berencana untuk menemui ibu panti terlebih dahulu sebelum mereka Pulang ke rumah, selain karena mereka merindukan ibu Merry mobil mereka pun juga berada di panti, karena sewaktu mereka pergi untuk berlibur, Merry lah yang mengantarkan mereka ke bandara.
"Ana apakah aku perlu menghubungi ibu Merry terlebih dahulu, untuk memberitahu bahwa kita sudah sampai dan akan mampir ke panti sebelum pulang ke rumah"
Tasha yang sudah siap untuk menghubungi Merry, dengan menggenggam handphone di tangan.
"Kita langsung datang saja, tidak perlu menghubungi lebih dulu, aku ingin ibu Merry terkejut dengan kedatangan kita, lagian aku tidak mau merepotkan ibu, jika dia tau kita sudah pulang, pasti dia akan bersikeras untuk menjemput kita di bandara."
Tasha pun mengacungkan ibu jari tanda setuju.
Di bandara pun banyak para driver taksi, yang menunggu para penumpang, hal itu membuat Anna dan Tasya tidak perlu kesusahan mencari kendaraan, dan mereka tidak harus berlama-lama menghabiskan waktu di bandara.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menaiki taksi.
"Riio,,"
Aliana yang tiba-tiba menyebut nama pria yang telah mereka temui sewaktu liburan, membuat Tasha terkejut .
"Kenapa kamu menyebut nama pria aneh itu?"
Tasha yang tidak mengetahui apa yang telah dilihat oleh Ana pun merasa heran.
"Aku tadi melihat Rio dia sedang menaiki taksi di belakang kita.
Ah,,, sudahlah mungkin aku salah orang"
Ana yang langsung menepis sendiri perkataannya.
Tasya yang mendengar cerita Ana, langsung terkejut dan langsung mengingat cerita yang dia dengar dari petugas hotel, siapa Rio dan bagaimana orangnya.
Tasya yang tidak ingin membuat sahabatnya itu merasa khawatir dan ketakutan, dia hanya diam dan memikirkan semuanya sendiri dan dia akan mencoba mencari tahu, apakah benar orang yang baru dilihat Ana adalah Rio atau bukan.*
Sesampainya di panti asuhan Ana dan Tasha langsung menemui ibu panti.
"Ibuuu,,"
Merry yang sedang duduk di teras langsung mengenali suara siapa yang telah memanggil namanya.
" Ana,,,Tasha, kenapa kalian tidak memberitahu ibu jika kalian akan pulang hari ini, jika ibu tahu pasti ibu akan menjemput kalian di bandara"
Merry yang merasa menyesal karena tidak tahu jika anak-anak nya itu akan pulang hari ini.
"Tidak apa-apa Bu, kami kesini hanya mampir saja untuk mengambil mobil, sekalian mau kasih oleh- oleh buat ibu dan adik-adik"
Aliana yang berusaha menjelaskan kepada Merry, agar dia tidak menyalahkan dirinya sendiri.
"Iya Bu kami juga berniat untuk memberi kejutan, makanya gak ngabarin ibu dulu."
Setelah mereka selesai melepas rindu, Ana dan Tasha pun langsung pamit pulang, selain hari yang sudah mulai malam, mereka pun harus segera istirahat karena besok harus langsung bekerja.
Sebenarnya Merry sudah menyuruh mereka untuk menginap saja, tapi karena banyak pekerjaan yang sudah menunggu untuk diselesaikan mereka pun harus pulang.
Merry yang memahami kalau mereka memang harus bekerja, akhirnya mengizinkan mereka untuk pulang.
"Ana apakah kamu memiliki pembersih wajah? aku ingin membersihkan wajah tapi punyaku ternyata habis dan aku lupa membelinya"
Sesampainya di rumah mereka akan langsung membersihkan diri sebelum tidur.
" Tunggu sebentar aku akan mencarinya di tas ku"
Ana segera mencarikannya untuk Tasha.
" **,,as,,ha,, Tasha,"
Tasha yang terkejut mendengar sahabatnya memanggil namanya dengan terbata-bata membuatnya berlari ke arah sahabatnya itu.
" Ada apa Ana? Apa yang terjadi kenapa kamu terkejut begitu?"
Tasha ingin memastikan apa yang terjadi pada Ana.
" Tasha lihatlah ini, bagaimana ini bisa ada di tasku"
Natasha pun kaget melihat benda yang ditunjukkan oleh Aliana.
" Bb,,a,agaimana bisa kalung ini bisa ada di tasmu?"
Tasha benar-benar dibuat kebingungan, bagaimana bisa kalung yang sudah dia berikan kepada petugas hotel, sekarang berada di kamarnya.
" Apakah kamu benar-benar sudah menitipkan kalung ini kepada resepsionis hotel?"
Tanya Ana yang memastikan bahwa sahabatnya itu tidak lupa memberikannya, kepada petugas hotel.
" Aku benar-benar sudah melakukannya Ana, lagian kalung ini ada di tasmu, sedangkan aku belum pernah menyentuh tasmu selama dalam perjalanan pulang"
Malam sudah semakin larut, mereka yang berencana langsung tidur setelah sampai di rumah, kini dibuat kebingungan dan tidak bisa tidur karena sebuah kalung, mereka hanya bisa terbaring dengan pikiran yang tidak karuan.
Mereka pun berfikir darimana datangnya kalung ini sebenarnya, mulai mengingat kejadian demi kejadian sewaktu mereka berlibur.
Aliana yang semula berbaring tiba-tiba loncat dari tempat tidur, dia mengingat kejadian aneh waktu mereka berlibur.
" Tasya apakah mungkin kalung ini, milik orang yang pernah menabrak kita waktu kita akan merayakan ulang tahunku?"
Tasha hanya bisa diam mematung memikirkan apa yang telah terjadi.
" Mungkinkah orang itu tidak sengaja menjatuhkannya Ana, tapi walaupun benar dia menjatuhkannya kenapa sekarang kalung ini bisa berada di sini, padahal aku sudah memberikannya kepada petugas hotel."
Natasha yang masih dalam keadaan bingung kemudian memiliki sebuah ide.
Dia segera mengambil Benda kotak berukuran keciln miliknya, kemudian dia memencet beberapa nomor, tidak lama kemudian terdengar suara yang Ramah dari seberang.
" Hallo selamat malam"
Ternyata Tasha menelpon hotel yang kemarin dia tinggali sewaktu liburan.
Tasha cukup lama mengobrol di telepon hingga membuat Ana penasaran.
Tidak lama kemudian Natasha menutup telepon dan menatap tajam sahabatnya.
"Apa yang orang itu katakan Tasha?."
"Dia bilang kalau setelah kita meninggalkan hotel, ada orang yang langsung mengambil kalung itu di resepsionis dan dia menunjukkan kalung yang sama dengan kalung itu."
Cerita Natasha yang semakin membuat Ana penasaran.
"Siapa yang mengambil kalung ini dari petugas hotel?" Tanya Ana
"Petugas hotel bilang orang yang mengambil kalung ini adalah orang yang biasa memesankan kamar hotel untuk Rio."
Ana memandang Tasha dengan tatapan mata yang tajam.
"Apakah benar orang yang kamu lihat di bandara tadi adalah Rio,Ana? Dan bagaimana kamu bisa mengobrol dengan Rio saat di pantai? Sedangkan aku diberitahu petugas hotel jika Rio tidak pernah berbicara dengan siapapun, dia mempunyai pegawai yang selalu melayani keperluannya"
Tasya ingat dengan perkataan resepsionis hotel bahwa Rio adalah orang yang pendiam bahkan tidak pernah berbicara, tidak ada orang dihotel yang pernah mendengar suaranya, tapi bagaimana bisa Ana berbicara dengannya? Bagaimana ana mengetahui namanya.
Ditengah kebingungan, mereka pun tertidur, selain kelelahan ini juga sudah sangat malam.*
Pagi pun datang seperti biasa Aliana akan bangun lebih dahulu.
Ana terbangun dengan kalung yang masih ada dalam genggamannya.
Dia pun meletakan kalung itu dalam kotak perhiasan miliknya, sebelum kemudian bergegas untuk ke kamar mandi.
Setelah dia selesai mandi diapun membangunkan sahabatnya untuk segera mandi dan bersiap untuk bekerja.
Mereka memang masih merasa bingung dengan kalung itu, tapi mereka tidak mau pekerjaan mereka yang sudah menumpuk akan terganggu hanya karena sebuah kalung.
Ana dan Tasha sebenarnya bisa saja tidak usah bekerja lagi, karena mereka sudah memiliki resto yang lumayan sukses bahkan sudah memiliki 3 cabang.
Tapi dengan keputusan bersama mereka tetap mengelola resto induk, mereka tidak ingin jika usahanya hanya sebesar itu saja, Ana dan Tasha memiliki impian My resto and cafe mereka bisa didirikan di berbagai penjuru kota atau mungkin di semua negara.
Sebenarnya masih ada satu alasan lagi kenapa mereka bekerja sangat keras, mereka ingin membangun perusahaan besar yang bisa menjadi tujuan dan tumpuan adik-adik pantinya.
Mereka ingin adiknya tidak perlu merasa bingung lagi dengan pekerjaan setelah lulus sekolah.
Sebenarnya jika mereka tidak memikirkan adik pantinya, hidup Ana dan Tasha sudah lebih dari cukup, dan mereka berdua pun buka orang yang perlu hal-hal mewah.
Ana dan Tasya tahu betul bagaimana rasanya hidup tanpa kedua orang tua, dari situlah mereka bertekad untuk berjuan dan memberikan masa depan yang cerah bagi adik-adik pantinya.***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments