4. Pesta Pernikahan 2

Arga masih memegang undangan yang baru saja disampaikan Iden. Undangan pernikahan Dio, klien sekaligus teman kuliah Arga dulu.

"Yakin juga dia sama perempuan itu." komentarnya yang diangguki Iden.

Iden merupakan sahabat Arga. Selain sahabat, Iden merupakan wakilnya diperusahaannya itu. Duet keduanya terbukti ampuh dalam memajukan perusahaan. Iden yang tampan, sosok flamboyan tapi penyayang itu selalu mendukung penuh ide dan keputusan Arga. Tak jarang pula dia turut menyumbangkan isi otaknya yang encer itu.

"Datang sendiri kan lu?" tanya Iden tapi terdengar seperti ledekan.

"Gua datang sama elu!" balas Arga.

"Eits! gue udah punya kecengan jadi malam ini gue berangkat bareng doi." tolak Iden semakin menyudutkan Arga.

"Sialan lu!" umpat Arga sembari melemparkan bollpoin mahalnya yang dapat dihindari Iden.

"Udah ah, gue balik duluan, siap-siap." ucapnya menaik turunkan alisnya dengan wajah tengilnya.

Arga hanya tersenyum miring sambil mengibaskan tangannya, mengusir Iden.

Malam harinya, Arga benar-benar datang sendiri. Suasana ballroom tempat berlangsungnya pesta yang dipenuhi tamu undangan membuat Arga tidak bisa menemukan sahabat-sahabatnya dengan mudah. Dilangkahkan kakinya keluar ruangan itu. Begitu keluar ruangan, matanya bersiborok dengan mata seorang wanita cantik bertubuh semampai. Riasannya yang natural menambah manis wajah itu.

Deg.

Jantungnya berdetak lebih cepat. Dirinya seperti dejavu. Mata itu? Dia merasa pernah menatapnya sebelumnya. Tapi dimana? Disadarinya wanita itu melempar senyum padanya. Lalu menunduk.

"Cantik." pujinya dalam hati.

Pandangannya tidak lepas dari wajah wanita cantik itu, hingga yang terlihat hanya punggungnya saja dan berjalan menjauh kemudian hilang dibalik pintu.

Arga baru saja akan menyusul wanita tadi tapi kemudian mendengar namanya disebut. Dia menoleh kearah suara. Dilihatnya para sahabatnya sudah berkumpul disana. Tanpa pendamping. Entah kemana para istri dan kekasih mereka. Dapat dipastikan mereka akan bergosip. Apalagi kalau bukan menggosipi Dio sang pengantin baru.

"Wah-wah, duren sawit kita nih!" sambut Darren, sang mantan playboy.

Arga terkekeh mendengar sambutan sahabatnya itu. Kemudian saling ber tos ria.

"Akhirnya, menikah juga si Dio." ujar Darren.

"Iya tuh, masih syok gue." sambut Iden, disambut kekehan yang lainnya.

"Iya sih, kalo diinget-inget dramanya, kayaknya ngga bakal kan?" timpal Raka.

Arga hanya geleng-geleng kepala sambil terkekeh menanggapi celetukan celetukan sahabat-sahabatnya itu. Dirinya juga merasa belum percaya. Dio yang dikenalnya sangat pemilih dan mengidolakan wanita mandiri akhirnya menjatuhkan pilihan pada seorang wanita yang mereka anggap drama queen dan manja. Sangat bertolak belakang dengan tipe Dio. Wajarlah sahabat-sahabatnya syok.

"Belum kasih selamat kan?" tanya Raka pada yang lainnya yang dibalas gelengan.

"Rame tadi, mau ngucapin selamat aja kayak antri BLT!" seru Darren.

"Kayak elu pernah antri BLT aja." celetuk Arga disambut kekehan yang lainnya.

Sepulang dari pestanya Dio, Arga langsung masuk ke kamarnya. Segera membersihkan diri dan bersiap mengistirahatkan tubuhnya yang penat.

Ingatannya tertuju pada sosok wanita pemilik mata kelinci tadi. Dirinya semakin penasaran. Mata itu membuat jantungnya berdetak cepat, darahnya berdesir. Arga baru menyadarinya. Dia? Siapa?

Lama larut dalam pikirannya yang menerawang kemana-mana, akhirnya tubuh penat itu tertidur dengan lelapnya.

Drrrt drrrt.

Getar ponsel yang di mode silent menarik Arga dari mimpinya. Bukan mimpi yang diharapkannya.

"Halo." sapa Arga.

"Pagi Pak, sekedar mengingatkan Pak, hari ini anda punya janji dengan Bu Malika." terang Dian sang sekretaris cantik dan seksi Arga mengingatkan.

"Ini hari minggu Dian, kenapa bisa saya masih punya janji temu? Terus, siapa Malika?" tanya Arga kesal.

"Maaf Pak, anda sendiri yang menjanjikan Bu Malika untuk bertemu di hari minggu dan meminta saya mengingatkan bapak." terang Dian sebal tapi tetap dengan suara selembut pantat bayi.

Iya. Sebal. Atasannya itu selalu lupa jika sudah membuat janji dengan wanita-wanita pilihan ibu negara. Hingga seperti tugas rutin Dian untuk mengingatkannya kembali.

Arga terdiam sambil memijit pangkal hidung mancungnya. Dia mendadak pusing. Kenapa dia harus setuju bertemu Malika?

"Pak? Anda masih disana?" tanya Dian memastikan pesannya tersampaikan dengan baik.

"Hem." jawab Arga.

"Hmmm, bisa nggak kamu batalkan janji ini?" lobinya.

Iya. Sebisa mungkin dia tidak bertemu wanita itu. Dirinya hanya ingin beristirahat dirumah saja seharian.

"Aduh Pak, Bu Malika pasti nanti mengadu ke ibu negara." cemas Dian.

"Berarti bisa ya kamu cancel janji ini?" tanya Arga tapi lebih terdengar seperti perintah.

"Soal ibu saya, nanti saya yang handle." lanjut Arga.

"Ng... Tapi Pak... ?" Dian bingung.

"Saya kasih bonus." rayu Arga.

"Oke Pak, deal!" sambar Dian menyanggupi dengan semangat.

Arga hanya menggelengkan kepalanya. Sekretaris cantiknya yang seksi itu suka sekali diberi bonus. Apa aja asal ada bonusnya, lancar terkendali. Arga menghela napas. Dirinya beruntung memiliki orang-orang kepercayaan dan sahabat yang berotak gemilang.

"Giliran bonus aja, cepet", Arga terkekeh.

Setelah memutus sambungan ponselnya, Arga kembali menyelami alam mimpinya.

Tok tok tok.

Pintu diketuk perlahan, tapi Arga yang masih bergelung selimut tidak merespon.

"Mas Arga, Mas..." seru Bi Sumi dari luar kamar.

Tidak ada sahutan.

"Mas Arga, Mas..." seru Bi Sumi mengulangi panggilan.

Kali ini merasa namanya disebut, Arga mengerjapkan matanya. Menyesuaikan penglihatannya yang silau karena ternyata hari sudah siang. Tadi pagi, sebelum kembali pulas setelah menerima telpon dari Dian, dirinya sempat membuka tirai dan pintu balkon. Sehingga cahaya matahari yang terang benderang dapat masuk dengan luasa siang ini.

"Mas Arga..." Bi Sumi masih setia memanggil namanya.

Dengan langkah gontai Arga membuka pintu kamarnya dan menemukan Bi Sumi berdiri disana.

Rambutnya yang berantakan tidak mengurangi kadar ketampanannya yang sudah semakin matang. Hanya memakai celana boxer tanpa atasan.

Bi Sumi sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Makanya Arga hanya mengizinkan Bi Sumi yang mengurusnya. Sebenarnya selain Bi Sumi, Arga masih memiliki 1 lagi asistern rumah tangga lainnya, hanya saja usianya lebih muda dari Arga. Dan Arga tidak ingin asistennya yang lainnya itu melihatnya tanpa pakaian lengkap. Mau ditaruh dimana harga dirinya.

"Maaf Mas, Bibi terpaksa bangunin Mas Arga." ucap Bi Sumi.

"Ada apa Bi? Aku capek pengen tidur aja ngga pengen makan, apalagi pergi-pergi." kata Arga sedikit kesal karena tidurnya terganggu.

"Itu Mas, ada tamu, perempuan cantik." info Bi Sumi dengan wajah bingung.

Tamu? Perempuan? Pikir Arga ikutan bingung.

"Sebentar Bi, tunggu disini!" perintah Arga.

Arga masuk kedalam kamarnya dan mengambil ponselnya. Menghubungi Dian, sekretarisnya.

"Halo Pak." sapa Dian diseberang sana.

"Gimana tadi? Udah kamu cancel kan?" tanya Arga memastikan.

"Beres itu Pak." sahut Dian bangga.

Arga memutus sambungan telpon dan terdiam. Terus siapa yang datang? Arga membuka pintu kamarnya lagi.

"Ya sudah Bi, suruh tunggu ya, aku siap-siap." perintah Arga yang diangguki Bu Sumi.

Arga menuruni tangga perlahan. Tidak ingin sang tamu menyadari kedatangannya.

"Ehem!" Arga berdehem memecah keheningan.

Seorang wanita cantik dengan pakaian kurang bahannya nenoleh kearah suara lalu tersenyum begitu melihat Arga. Arga terkejut melihat sang tamu tapi segera menetralkan perasaannya. Kepalanya pusing lagi. Kenapa wanita itu disini?

"Ada apa!?" tanyanya ketus.

"Ngga ada, hanya ingin menyapa." jawabnya santai.

Arga menghela napas dan membuangnya kasar. Wanita yang pernah dicintainya dan menjadi bagian dari hidupnya itu ingin menyapanya? Untuk apa? Dirinya malas jika berhubungan dengan wanita itu. Rasa sakit yang ditorehkan teramat dalam. Walau sudah kering tapi masih berbekas. Melihat wanita itu membuatnya menyesal karena pernah mencintainya dan menikahinya. Riska.

"Ohya, dan ini." lanjut Riska sambil menyerahkan selembar kertas setebal kertas buffalo.

"Aku akan menikah, aku mengundangmu." ucapnya.

Arga hanya memandangi kertas setebal kertas buffalo yang ternyata undangan itu tanpa ada keinginan menerimanya. Riska terkekeh lalu meletakkannya diatas meja.

"Sepertinya kamu ngga akan datang, tapi aku tetap berharap." pungkas Riska.

Merasa kedatangannya tidak diharapakan membuat hatinya terluka. Riska berjalan menuju pintu dan menghilang dibalik pintu gerbang rumah Arga. Ingatan itu muncul kembali. Berkelebat santai dipikiran Arga.

"Mama! Jangan pergi, Devan sayang mama." ucap seorang bocah lelaki berusia 5 tahun itu dengan air mata mengalir dikedua pipi gembilnya.

"Riska, aku mohon sayang, jangan pergi, kita punya Devan, tolong tinggallah disini." mohon Arga pada Riska.

"Plis demi Devan, demi aku. Aku mencintaimu, aku bisa memberi apapun yang kamu mau. Tolong jangan pergi." rayu Arga.

Tapi ambisi Riska terlalu besar, dan lagi, saat ini hatinya telah terbagi. Cintanya pada Arga mulai memupus. Pesona fotografer sekaligus pemilik agensi tempatnya bernaung telah menghipnotisnya. Riska jatuh dalam pelukan pria blesteran Perancis itu.

Setengah berlari Riska melangkah meninggalkan dua lelaki yang pernah dicintainya sepenuh hati. Arga hanya memandang punggung istrinya itu dengan perasaan gamang. Tangannya mengepal, merasakan sakit menusuk-nusuk hatinya. Rahangnya mengeras, sorot matanya tajam dan kelam.

Arga bukannya tidak mengetahui tingkah laku istrinya di luar sana, tapi demi Devan putra semata wayangnya, dia mengabaikan perasaannya mencoba memaafkan Riska. Dan ya, setelah mengetahui perselingkuhan istrinya, Arga seolah enggan menyentuhnya.

Brak!

Benturan benda keras menyadarkannya dari pikirannya yang melayang kemana-mana. Tatapannya nanar menyaksikan putranya terbaring dengan kepala berlumuran darah. Putranya itu ternyata berlari keluar gerbang rumahnya, mengejar sang mama. Tapi naas, sebuah motor yang gagal menghindar karena tiba-tiba Devan muncul, menabraknya dengan keras.

"Oh, ngga! Devan!" Arga bergegas menghampiri tubuh kecil tak berdaya itu.

Matanya memejam, tangannya mengepal. Arga menghela napas dan membuangnya dengan kasar. Ingatan itu masih begitu terasa nyata dipelupuk matanya.

Happy reading, Novelians.

Episodes
1 1. Mimpi
2 2. Menghangat
3 3. Pesta Pernikahan
4 4. Pesta Pernikahan 2
5 5. Terbayang
6 6. Bertemu
7 7. Bertemu Kembali
8 8. Hanya Sahabat
9 9. Meresahkan
10 10. Mata Kelinci Dalam Mimpi
11 11. Rasa Bersalah
12 12. Kita Berteman?
13 13. Selangkah Lebih Dekat
14 14. Ingin Bertemu
15 15. Menunggu Kabarmu
16 16. Perasaan Lega
17 17. Tom Dan Jerry
18 18. Akhirnya Terkuak
19 19. Ketakutan Tiara
20 20. Rindu Menggantung
21 21. Melabuhkan Rindu
22 22. Memastikan
23 23. Ada Harapan
24 24. Gara Gara Salah Sangka
25 25. Mengikuti Hania
26 26. Tiket Liburan Digenggaman
27 27. Drama Di Ruang Privat
28 28. Mencari Tahu
29 29. Melancarkan Aksi
30 30. Apa Hadiah Yang Berkesan?
31 31. Makan Siang Bersama
32 32. Aku Percaya
33 33. Bertemu Tiara
34 34. Tiara Bersamaku
35 35. Dia Tiaraku
36 36. Kencan
37 37. Pikiran Mesum
38 38. Ajakan Piknik
39 39. Benar-Benar Rindu
40 40. Menepati Janji
41 41. Ikut Denganmu
42 42. Tolong Jangan Salah Paham
43 43. Meluruskan Masalah
44 44. Masih Kesal
45 45. Gara-Gara Reflek
46 46. Hati Yang Menghangat
47 47. Tiara Menghilang
48 48. Mantan
49 49. Salah Tingkah
50 50. Kamu Yang Kuinginkan
51 51. Berselisih Paham
52 52. Berdamai
53 53. Liburan Telah Usai
54 54. Liburan Telah Usai 2
55 55. Back To Real Life
56 56. Masalah Arga
57 57. Menghapus Resah
58 58. Jangan Salah Paham
59 59. Membujuk Hania
60 60. Digoda Wanita Penggoda
61 61. Wanita Penggoda Lainnya
62 62. Arga Bertemu Galih
63 63. Berebut Perhatian
64 64. Pengakuan Kecil
65 65. Ingatan Galih
66 66. Ada Apa Dengan Tiara
67 67. Kehadiran Arga
68 68. Bertemu Wanita Penggoda
69 69. Mendadak Ribet
70 70. Tidak Sendiri
71 71. Omelan Hania
72 72. Dia Milikku
73 73. Menghindar
74 74. Kegelisahan Hania
75 75. Menyelamatkan Arga
76 76. Modus
77 77. Obrolan Pria
78 78. Tak Sebanding
79 79. Wanita Yang Kukejar
80 80. Semakin Ingin Melindunginya
81 81. Hadiah Tak Terkira
82 82. Pria Yang Mengangumi
83 83. Tidak Rela
84 84. Pernyataan Arga
85 85. Arga Cemburu
86 86. Bukan Cinta Pertama
87 87. Terbukalah Padaku
88 88. Berseteru Lagi
89 89. Mengenali Rival
90 90. Sepaket Komplit
91 91. Tidak Akan Mengalah
92 92. Aku Menunggumu
93 93. Mambela Diri
94 94. Memanjakan Lidah Dan Perut
95 95. Memilih Gaun
96 96. Mantan Bikin Gregetan
97 97. Anugerah Terindah
98 98. Foto Dalam Galeri Ponsel
99 99. Bertemu Ibu Negara
100 100. Sayap Kiri Arga
101 101. Trust On You
102 102. Bukan Pelakor
103 103. Aku Sedang Berdoa
104 104. I Miss You
105 105. Musuh Dalam Selimut
106 106. Tetap Percaya
107 107. Terjebak
108 108. Siapa Yang Menjebak?
109 109. Pasti Cepat Kembali
110 110. Hancurkan Hatinya
111 111. Hania Kecelakaan
112 112. Depe
113 113. Menunggu Tiara
114 114. Kepergian Tiara
115 115. Penyesalan Ryan
116 116. Rencana Untuk Hania
117 117. Serangan Dini Hari
118 118. Really Miss You
119 119. Hania Menghilang
120 120. Tak Bisa Berhenti
121 121. Mencari Hania
122 122. Tak'kan Meninggalkamu
123 123. Serigala Berbulu Domba
124 124. Hancur
125 125. Ujian Untuk Kita
126 126. Terpuruk
127 127. Arga VS Galih
128 128. Melepas Rindu
129 129. Mengunjungi Makam Tiara
130 130. Pikiran Hania
131 131. Wanita Terhormat
132 132. Melamarmu Lagi
133 133. Ayo Kita Menikah
134 134. Terbayang Lagi
135 135. Arga VS Raka
136 136. Dia Tidak Bersalah
137 137. Ada Yang Cemburu
138 138. Ada Yang Harus Kujaga
139 139. Tempat Paling Nyaman
140 140. Aku Menginginkanmu
141 141. Izin Menikah
142 142. Sah!
143 143. After Merit
144 144. Kita Sahabat
145 145. Bukan Malam Biasa
146 146. Biasakan Dirimu
147 147. Kedatangan Sahabat
148 148. Mual Pagi Hari
149 149. Khawatir
150 150. Bukan Milik Arga
151 151. Dia Bagian Darimu
152 152. Permintaan Konyol
153 153. Permintaan Ibu Hamil
154 154. Mencemaskan Hania
155 155. Tertolong
156 156. Kedatangan Rosa
157 157. Menjaga Hania
158 158. Kehilangan Dia
159 159. Perhatian Arga
160 160. Mendadak Rindu
161 161. Buket Bunga Lili
162 162. Bertemu Raka
163 163. Kedatangan Tante Monica
164 164. Hania Dimana!
165 165. Menemukanmu
166 166. Arga Vs Oom Aris
167 167. Pengorbanan Raka
168 168. Rayuan Arga
169 169. Pemakaman Raka
170 170. Pengakuan Arga
171 171. Apa Bisa?
172 172. Bukan Syukuran Biasa
173 173. Kecurigaan Iden
174 174. Prahara Keluarga Pratama
175 175. Sedikit Demi Sedikit
176 176. Kekesalan Arga
177 177. Ingin Memeluk Hania
178 178. Gadis Kecil Dalam Foto
179 179. Dia Ancaman
180 180. Memastikan Sekali Lagi
181 181. Dia Lagi!
182 182. Hania Tahu
183 183.Wanita Yang Mirip Hania
184 184. Jadi Boleh?
185 185. Curhatan Bela
186 186. Hania Atau Mirip Hania?
187 187. Bantuan Galih? Yes or No?
188 188. Galih Beraksi
189 189. Rencana Galih
190 190. Ungkapan Hania
191 191. Ditahan
192 192. Galih Dan Rosa
193 193. Sekeping Ingatan Yang Kembali
194 194. Niat Terselubung
195 195. Mengenali Syana
196 196. Si Pemilik Suara Merdu
197 197. Panggil Mama, Sayang
198 198. Syukurlah, Dia Tumbuh Dengan Baik
199 199. Rindu Tiara
200 200. Akur Dengan Mantan
201 201. Kabar Baik Vs Kabar Buruk
202 202. Pingsan Berjama'ah
203 203. Hatiku Ada Yang Punya
204 204. Teman Tapi Mesra?
205 205. Panggilan Papa
206 206. Hadiah Tak Terkira
207 207. Mulai Bekerja
208 208. Ternyata Menyukainya
209 209. Kedatangan Iden
210 210. Rencana Yang Berhasil Dan Kejutan
211 211. Kaos Kaki Dalam Pigura
212 212. Penolakan Arga
213 213. Iden Galau
214 214. Ungkapan Hati Bela
215 215. Duo Batita
216 216. Bahagia Bersama
Episodes

Updated 216 Episodes

1
1. Mimpi
2
2. Menghangat
3
3. Pesta Pernikahan
4
4. Pesta Pernikahan 2
5
5. Terbayang
6
6. Bertemu
7
7. Bertemu Kembali
8
8. Hanya Sahabat
9
9. Meresahkan
10
10. Mata Kelinci Dalam Mimpi
11
11. Rasa Bersalah
12
12. Kita Berteman?
13
13. Selangkah Lebih Dekat
14
14. Ingin Bertemu
15
15. Menunggu Kabarmu
16
16. Perasaan Lega
17
17. Tom Dan Jerry
18
18. Akhirnya Terkuak
19
19. Ketakutan Tiara
20
20. Rindu Menggantung
21
21. Melabuhkan Rindu
22
22. Memastikan
23
23. Ada Harapan
24
24. Gara Gara Salah Sangka
25
25. Mengikuti Hania
26
26. Tiket Liburan Digenggaman
27
27. Drama Di Ruang Privat
28
28. Mencari Tahu
29
29. Melancarkan Aksi
30
30. Apa Hadiah Yang Berkesan?
31
31. Makan Siang Bersama
32
32. Aku Percaya
33
33. Bertemu Tiara
34
34. Tiara Bersamaku
35
35. Dia Tiaraku
36
36. Kencan
37
37. Pikiran Mesum
38
38. Ajakan Piknik
39
39. Benar-Benar Rindu
40
40. Menepati Janji
41
41. Ikut Denganmu
42
42. Tolong Jangan Salah Paham
43
43. Meluruskan Masalah
44
44. Masih Kesal
45
45. Gara-Gara Reflek
46
46. Hati Yang Menghangat
47
47. Tiara Menghilang
48
48. Mantan
49
49. Salah Tingkah
50
50. Kamu Yang Kuinginkan
51
51. Berselisih Paham
52
52. Berdamai
53
53. Liburan Telah Usai
54
54. Liburan Telah Usai 2
55
55. Back To Real Life
56
56. Masalah Arga
57
57. Menghapus Resah
58
58. Jangan Salah Paham
59
59. Membujuk Hania
60
60. Digoda Wanita Penggoda
61
61. Wanita Penggoda Lainnya
62
62. Arga Bertemu Galih
63
63. Berebut Perhatian
64
64. Pengakuan Kecil
65
65. Ingatan Galih
66
66. Ada Apa Dengan Tiara
67
67. Kehadiran Arga
68
68. Bertemu Wanita Penggoda
69
69. Mendadak Ribet
70
70. Tidak Sendiri
71
71. Omelan Hania
72
72. Dia Milikku
73
73. Menghindar
74
74. Kegelisahan Hania
75
75. Menyelamatkan Arga
76
76. Modus
77
77. Obrolan Pria
78
78. Tak Sebanding
79
79. Wanita Yang Kukejar
80
80. Semakin Ingin Melindunginya
81
81. Hadiah Tak Terkira
82
82. Pria Yang Mengangumi
83
83. Tidak Rela
84
84. Pernyataan Arga
85
85. Arga Cemburu
86
86. Bukan Cinta Pertama
87
87. Terbukalah Padaku
88
88. Berseteru Lagi
89
89. Mengenali Rival
90
90. Sepaket Komplit
91
91. Tidak Akan Mengalah
92
92. Aku Menunggumu
93
93. Mambela Diri
94
94. Memanjakan Lidah Dan Perut
95
95. Memilih Gaun
96
96. Mantan Bikin Gregetan
97
97. Anugerah Terindah
98
98. Foto Dalam Galeri Ponsel
99
99. Bertemu Ibu Negara
100
100. Sayap Kiri Arga
101
101. Trust On You
102
102. Bukan Pelakor
103
103. Aku Sedang Berdoa
104
104. I Miss You
105
105. Musuh Dalam Selimut
106
106. Tetap Percaya
107
107. Terjebak
108
108. Siapa Yang Menjebak?
109
109. Pasti Cepat Kembali
110
110. Hancurkan Hatinya
111
111. Hania Kecelakaan
112
112. Depe
113
113. Menunggu Tiara
114
114. Kepergian Tiara
115
115. Penyesalan Ryan
116
116. Rencana Untuk Hania
117
117. Serangan Dini Hari
118
118. Really Miss You
119
119. Hania Menghilang
120
120. Tak Bisa Berhenti
121
121. Mencari Hania
122
122. Tak'kan Meninggalkamu
123
123. Serigala Berbulu Domba
124
124. Hancur
125
125. Ujian Untuk Kita
126
126. Terpuruk
127
127. Arga VS Galih
128
128. Melepas Rindu
129
129. Mengunjungi Makam Tiara
130
130. Pikiran Hania
131
131. Wanita Terhormat
132
132. Melamarmu Lagi
133
133. Ayo Kita Menikah
134
134. Terbayang Lagi
135
135. Arga VS Raka
136
136. Dia Tidak Bersalah
137
137. Ada Yang Cemburu
138
138. Ada Yang Harus Kujaga
139
139. Tempat Paling Nyaman
140
140. Aku Menginginkanmu
141
141. Izin Menikah
142
142. Sah!
143
143. After Merit
144
144. Kita Sahabat
145
145. Bukan Malam Biasa
146
146. Biasakan Dirimu
147
147. Kedatangan Sahabat
148
148. Mual Pagi Hari
149
149. Khawatir
150
150. Bukan Milik Arga
151
151. Dia Bagian Darimu
152
152. Permintaan Konyol
153
153. Permintaan Ibu Hamil
154
154. Mencemaskan Hania
155
155. Tertolong
156
156. Kedatangan Rosa
157
157. Menjaga Hania
158
158. Kehilangan Dia
159
159. Perhatian Arga
160
160. Mendadak Rindu
161
161. Buket Bunga Lili
162
162. Bertemu Raka
163
163. Kedatangan Tante Monica
164
164. Hania Dimana!
165
165. Menemukanmu
166
166. Arga Vs Oom Aris
167
167. Pengorbanan Raka
168
168. Rayuan Arga
169
169. Pemakaman Raka
170
170. Pengakuan Arga
171
171. Apa Bisa?
172
172. Bukan Syukuran Biasa
173
173. Kecurigaan Iden
174
174. Prahara Keluarga Pratama
175
175. Sedikit Demi Sedikit
176
176. Kekesalan Arga
177
177. Ingin Memeluk Hania
178
178. Gadis Kecil Dalam Foto
179
179. Dia Ancaman
180
180. Memastikan Sekali Lagi
181
181. Dia Lagi!
182
182. Hania Tahu
183
183.Wanita Yang Mirip Hania
184
184. Jadi Boleh?
185
185. Curhatan Bela
186
186. Hania Atau Mirip Hania?
187
187. Bantuan Galih? Yes or No?
188
188. Galih Beraksi
189
189. Rencana Galih
190
190. Ungkapan Hania
191
191. Ditahan
192
192. Galih Dan Rosa
193
193. Sekeping Ingatan Yang Kembali
194
194. Niat Terselubung
195
195. Mengenali Syana
196
196. Si Pemilik Suara Merdu
197
197. Panggil Mama, Sayang
198
198. Syukurlah, Dia Tumbuh Dengan Baik
199
199. Rindu Tiara
200
200. Akur Dengan Mantan
201
201. Kabar Baik Vs Kabar Buruk
202
202. Pingsan Berjama'ah
203
203. Hatiku Ada Yang Punya
204
204. Teman Tapi Mesra?
205
205. Panggilan Papa
206
206. Hadiah Tak Terkira
207
207. Mulai Bekerja
208
208. Ternyata Menyukainya
209
209. Kedatangan Iden
210
210. Rencana Yang Berhasil Dan Kejutan
211
211. Kaos Kaki Dalam Pigura
212
212. Penolakan Arga
213
213. Iden Galau
214
214. Ungkapan Hati Bela
215
215. Duo Batita
216
216. Bahagia Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!