"Beri aku waktu mas, aku butuh waktu untuk memantapkan hati dan diriku, mengizinkan mu untuk menikah lagi bukan perkara mudah mas," kata Dini yang mencoba mengikhlaskan segalanya.
"Tapi aku mohon pikirkan ini lagi, karena kami sudah memiliki Yusuf, bagaimana pun dia juga akan menjadi putra mu, dan kita bisa membesarkannya bersama," kata Sandi.
"Iya mas, aku akan memberikan jawabannya sesegera mungkin."
Orang tua Dini terkejut, pasalnya putri mereka akan memiliki madu yang akan membuatnya terluka.
Sedang Sandi seperti tidak memikirkan bagaimana rasa hancurnya Dini saat ini.
"Nak. jangan bodoh, kamu akan terluka saat melihat mereka," kata pak Harto.
Tapi Dini seperti tak menggubrisnya dan mengajak Sandi masuk kedalam rumah.
Dini memilih menguatkan dirinya sepenuhnya, dia ingin mengerti dari sudut pandang Sandi.
Sandi pun memilih tidur, sedang Dini memikirkan apa yang di maksud oleh keluarga Feby.
Tapi dia tetap tak memiliki jawabannya, dia pun seakan menemui jalan buntu.
Dini pun memilih untuk meminta kemantapan hati untuk memilih, sedang orang tua Sandi juga khawatir tentang anak-anak mereka.
Sudah tiga hari Dini terus sholat istikharah, dan hari ini dia menemui Sandi yang terlihat termenung.
"Mas tolong antar aku ke rumah orang tua Feby, agar aku bisa berbicara dengan mereka," katanya dengan suara bergetar.
"benarkah? kamu mau melakukan ini?" tanya sandi senang
"Iya mas, aku akan melakukannya demi mas, dan demi kita semua," jawab Dini dengan senyum yang di paksakan.
"Kamu memang istri yang terbaik dek, ayo kita berangkat, dan kita beli makanan kesukaan Yusuf dulu ya," kata Sandi begitu semangat.
Dini pun ikut senang melihat semangat suaminya yang hilang selama tiga hari ini.
Bahkan pria itu bahkan tak menyentuh makanannya sedikit pun, karena terus memanggil nama Yusuf.
Mereka pun menuju ke toko kue terlebih dahulu, "sini dek, ini adalah kue kesukaan Yusuf, sama seperti mu, dia menyukai brownies dengan kacang almond."
"Iya mas, kita belikan untuk yang lain juga ya," jawab Dini.
"Ah itu ... Feby tak menyukai kue seperti ini, dia hanya menyukai tiramisu," jawab Sandi.
"Tidak apa-apa mas, mbak tolong tiramisunya dua dan brownies almond dua, serta kue lapis legitnya dua ya," kata Dini.
"Iya mbak, mohon di tunggu," jawab pelayan toko.
Sandi pun langsung memeluknya dengan erat, "terima kasih sayang, aku akan adil saat kita bersama nantinya."
"Iya mas, aku mengerti," kata Dini lembut.
Mereka pun segera menuju ke rumah Feby, saat sampai Dini tak mengira jika Feby adalah putri orang kaya.
Saat datang mereka mendengar suara Yusuf yang sedang menangis, bahkan Soraya sedikit kuwalahan.
"Assalamualaikum ..." salam Sandi.
"Waalaikum salam, mau apa kemari? jika ingin menghina kami lagi pergi!" usir Soraya.
"Tidak Bu, saya ingin meminta maaf, makanya saya mengajak istri saya Dini kemari," jawab Sandi memohon.
Mendengar tangisan Yusuf, Dini pun mendekat dan mengulurkan tangannya tanpa sadar.
"Mau ikut ibu?" tanya Dini.
Yusuf pun tak terduga malah mau dan langsung tenang saat Dini menyanyikan sholawat nabi.
Bahkan bocah itu terus menyentuh pipi Dini, Feby datang dengan membawa botol susu terkejut melihat Yusuf di gendongan Dini.
"Mbak Dini, mas Sandi," kaget Feby.
"Feby urus mereka dulu, biar ibu panggil ayah mu," kata Soraya sedikit ketus.
"Iya Bu, mas sandi dan mbak Dini, mari silahkan masuk, Yusuf memang sedang rewel beberapa hari ini, kemarikan mbak," kata Feby memberikan susu pada putranya.
"Tidak apa-apa, bisakah aku menggendongnya dulu," mohon Dini.
"Tentu," jawab Feby.
Tak terduga Ibnu datang bersama Soraya dan seorang pria yang duduk di kursi roda.
Dini pun langsung berdiri melihat pria itu, pasalnya baru kali ini, Dini melihat secara langsung kakek dari ayahnya.
Pria itu bahkan melihat ketiganya dengan tajam, "kemarikan cicitku, Feby!" panggilnya dengan keras.
Yusuf yang di gendongan Dini takut mendengar suara keras sang kakek buyut, "kakek, tolong biarkan Yusuf dengan mbak Dini ya, aku mohon ..."
"Terserah, kalian berdua mau apa kemari? setelah lama orang tua mu mengira ayahnya ini sudah mati," kata kakek Cahyono.
"Maafkan kami kakek, ayah memang tidak pernah membahas anda, tapi ayah juga selalu merindukanmu," jawab Dini.
"Tidak masalah ayah, sekarang Dini cucu mu juga sudah datang, ada apa kalian kemari?" tanya Ibnu sedikit melunak.
"Kedatangan saya ingin minta maaf, setelah apa yang terjadi kemarin paman, saya mewakili suami saya ingin meminta Feby sebagai istri kedua mas Sandi."
"Mbak Dini, jangan lakukan ini, aku bisa mengalah karena kalian berhak bahagia, dan ini semua salahku yang hadir di antara kaloan, jadi jika ada yang harus pergi itu aku," jawab Feby sedih.
"Tidak Feby, ini keputusan ku, lagi pula Yusuf butuh ayahnya, jadi aku ikhlas jika mas sandi menikahimu, jika perlu aku akan membantu untuk mengurus semua sidang isbat kalian," jawab Dini.
"Ya Allah mbak, tidak perlu sampai seperti ini, maafkan aku ..." kata Feby.
"Sudah dek, sekarang kita akan menjaga keluarga ini, kita akan menjadi keluarga yang sempurna untuk Yusuf ya," kata Dini meyakinkan.
Feby melihat kearah Sandi yang mengiyakan, dan orang tuanya juga mengizinkan.
Sang kakek pun melihat Dini, "kemarilah nak, biar aku lihat cucu yang sudah hampir dua puluh tahun tak melihatnya."
Dini memberikan Yusuf pada sandi dan mendekat kearah pak Cahyono, "kamu baik nak, semoga Allah segera memberimu kabar bahagia," katanya sambil mengusap jilbab Dini.
"Terima kasih Kakek, tapi bisakah aku bertemu kakek setiap saat, karena Dini ingin berbicara dengan kakek lebih lama," mohon Dini.
"Tentu nak, datang saja kesini," kata pak Cahyono.
"Nyonya ini kuenya?" tanya seorang asisten rumah tangga.
"Yusuf ini tadi kue yang di belikan ibu Dini sayang, Yusuf mau nak?" tanya Feby melihat putranya yang begitu senang.
Yusuf pun memakannya dengan lahap, "terima kasih mbak, sudah membelikan kue kesukaan Yusuf, dan aku juga tu jika mbak juga menyukai kue ini," kata Feby memeluk Dini.
Dini tak mengira jika Feby mengetahui segalanya, "apa mas Sandi mengatakan segalanya tentang ku."
"Iya mbak, aku ingin mengenal mbak Dini lebih dekat lagi, bahkan aku belajar masak makanan kesukaan mbak," kata Feby semangat.
"Baiklah, kita bisa masak bersama setelah ini, sebelum itu besok kamu, aku dan mas Sandi akan ke pengadilan untuk mendaftarkan sidang isbat pernikahan kalian berdua," kata Dini.
Feby pun mengangguk, Sandi pun tersenyum senang melihat Dini dan Feby yang sudah mulai dekat.
Bahkan keduanya akan menjadi saudara sekarang, dan itu akan baik untuk perkembangan Yusuf.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Nur Kaila
itu mah si sandi yg ke enakan
2022-03-02
0
Eva Pramita
menang banyak dong sandi
2022-02-21
0
Hartina Laga
kalau aku ga rela dimadu mending cerai aja
2021-12-31
0