Keesokan harinya, sandi sudah berangkat dan berkumpul di titik yang sudah di sepakati.
Bagus sudah bersama Bima, Krena tiba-tiba Adi sakit jadi tak bisa ikut, dan sandi kaget melihat Feby yang sudah datang.
“Kamu di antar siapa? Oh ya kalian punya SIM?” tanya Sandi pada kedua remaja itu.
“Aku di bareng mereka berdua, jangan khawatir mereka mah udah punya SIM dan KTP, maklum dulu sekolahnya telat, jadi bangkitan deh,” jawab Feby sambil meledek kedua temannya.
“Dasar kamu ini, ya sudah pakai ini biar tak kedinginan,” kata Sandi memakaikan kupluk pada Feby.
Sesaat mata mereka saling bertemu dan jantung mereka kembali berdetak dengan cepat.
Purnomo pun datang bersama istrinya, dia tak terkejut karena Sandi sudah mengatakan semuanya pada Purnomo.
Mereka pun mulai berkendara menuju ke kota itu, Sandi pun membonceng Feby.
Feby pun memeluk perut Sandi dengan erat, bahkan selama perjalanan, mereka terus berbincang dan tertawa.
Bahkan saat sampai di rest area, Sandi tak sengan untuk mengambilkan air minum atau pun makanan untuk Feby.
Vita yang melihat perhatian Sandi pun di buat tak percaya, pasalnya kedua orang itu seperti pasangan baru menikah.
Bahkan Sandi tak segan membenarkan tali sepatu Feby yang lepas, “mas lihat Sandi, kok aku merasa mereka punya hubungan spesial ya?”.
“Kamu ini ngomong apa sih, mereka itu hanya saling membantu, lagi pula tak mungkin Sandi menghianati istrinya,” jawab Purnomo masih positif thinking.
Vita pun mempercayai perkataan suaminya, mereka pun melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta, saat sampai mereka pun memutuskan mencari hotel.
Tapi sayangnya hotel tempat mereka menginap sedang penuh karena akhir tahun.
“Kalau begini, biar kami cari hotel di dekat sini, kan tak mungkin kita memaksakan harus kumpul di sini,” usul Sandi.
“Tapi kalian itu bukan pasangan suami istri,” kata Vita yang tak suka usul Sandi.
“Tenang Vita, aku akan mencari dua kamar untuk kami, dan kami tak mungkin melakukan hal buruk itu,” jawab Sandi.
Vita pun kalah, kini Feby dan Sandi sudah mencari ke beberapa hotel dekat dengan hotel tempat teman-teman mereka.
Tapi Sandi tak menemukan satu pun, akhirnya terpaksalah mereka menyewa hotel yang tinggal satu kamar.
Hotel itu juga hanya memiliki satu tempat tidur, “kamu mandi dulu, aku mau menelepon orang rumah,” kata Sandi.
Feby pun mengangguk, dia pun langsung ke kamar mandi dan menyegarkan diri.
Setelah itu giliran Sandi, Feby pun mengirimkan pesan pada teman-temannya, agar tidak khawatir.
Tak lama hujan pun turun dengan begitu deras, Feby pun masuk ke dalam selimut.
Saat selesai mandi, sandi pun duduk di ranjang, tapi Feby sudah memberi batasan di antara mereka.
“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Sandi.
“Aku sedang berpikir, dosa gak ya jika mencintai suami orang, aku tau jika itu salah, tapi aku nyaman dengannya,” kata Feby tersenyum.
“Mending kamu cari yang lain deh, daripada dengan suami orang,” jawab Sandi.
“Bagaimana bisa begitu, tiap hari bertemu, satu ruangan, dan lagi sekarang aku hanya melihatnya sebagai pria biasa, maafkan aku ....”
Sandi terdiam melihat tangisan Feby di malam sendu diiringi oleh tetesan hujan yang jatuh ke bumi.
Entah siapa yang memulai, Sandi dan Feby sudah berpelukan dan saling berciuman.
Malam dingin itu pun menjadi saksi dia anak manusia yang tenggelam dalam cinta terlarang.
Sandi bahkan sudah melupakan semua ikatan dan juga istrinya, sedang Feby terbuai oleh setiap sentuhan yang diberikan oleh Sandi.
Mereka pun tak hanya sekali melakukan itu, Sandi bahkan beberapa kali mengulangi perbuatannya bersama Feby.
Mendengar penjelasan Sandi yang begitu tenang menceritakan setiap detail.
Membuat hati dari Dini pun merasa begitu sakit, pria yang sudah dia dampingi selama enam tahun itu bahkan tak menunjukkan rasa bersalah sedikit pun padanya.
“Apa begitu mudah kamu melupakan ikatan kita? Apa alasannya mas, kenapa kamu melakukan ini padaku,” tangis Dini kembali terdengar menghakimi.
“Mas, biarkan aku pergi, dari awal semua ini sudah kesalahan ku, jangan hancurkan rumah tangga mu, biarkan aku membesarkan putra ku sendiri,” kata Feby yang memeluk putranya dengan erat.
“Tidak, aku ayahnya, bagaimana kamu bisa mengatakan hal itu Feby!” bentak Sandi.
“Terus apa mau mu sandi, kamu ingin melakukan apa!” sarkas pak Ibrahim ayah sandi.
“Aku hanya ingin meminta Dini menyetujui jika aku menikahi Feby, karena aku harus bertanggung jawab pada putraku,” Jawab Sandi menantang ayahnya.
“Anak durhaka, ibu tidak pernah mengajari mu kurang ajar Sandi,” kata Bu Sulastri yang menampar pipi Sandi cukup keras.
“Jika itu mau mu, biarkan putra mu dan wanita itu di besarkan oleh Dini, tapi ayah tak akan pernah mengizinkan kamu menikahi wanita itu,” kata pak Ibrahim.
Tanpa di duga keluarga dari Andini pun datang, betapa terkejutnya pak Harto melihat putrinya, menantunya dan keponakan jauhnya.
Dini pun langsung berlari memeluk sang ayah yang datang bersama Bu Fatmah.
“Ayah ... Bawa aku pergi dari sini, aku tak bisa tinggal bersama mas Sandi,” tangis Dini.
“Pakde ....” lirih Feby yang kaget mendengar panggilan dari Dini.
Gadis itu pun terduduk lemas, dia tak mengira akan menjadi duri di pernikahan dari sepupunya.
“Kamu kenapa sayang?” panggil Sandi pada Feby yang gemetar.
Feby tidak menjawab pertanyaan itu, tapi hanya terus menangis sambil melihat kearah pak Harto dan Bu Fatma.
“Maafkan aku .... Maafkan aku ....” kata Feby tak tahu lagi harus mengatakan apa.
“Sandi. Kenapa kamu memanggil gadis lain dengan panggilan seperti itu,” tanya pak Harto pada menantunya itu.
“Maafkan Sandi ayah, sebenarnya dia adalah istri yang sudah saya nikahi siri selama ini, karena saya melakukan kesalahan hingga membuatnya hamil,” jawab Sandi.
“Kamu tahu siapa gadis itu?” tanya Bu Fatma yang sudah tak bisa menahan amarahnya lagi.
Bu Fatma pun menghampiri Feby dan menampar gadis itu, pak Harto pun hanya bisa menutup mata dan memeluk putrinya agar tenang, Feby pun menerima semua perlakuan kasar mereka, karena dia yang bersalah dalam semua ini.
“Bude tak mengira jika kamu bisa melukai kakak sepupu mu seperti ini Feby, apa salah bude dan keluarga hingga kamu bisa seperti ini,” kata Bu Fatma.
Semua orang pun kaget menyadari hal itu, sedang Feby tak bisa menjawab sedikit pun, dia pun hanya bisa memeluk putranya dalam tangisnya. Sandi bahkan terkejut mengetahui jika Feby dan Dini adalah saudara sepupu.
Dini tak mengira jika wisata bersama anak muridnya malah membuka rahasia besar suaminya.
Bagaimana dia tidak terluka, saat melihat Sandi bermain dan tertawa bersama seorang bocah laki-laki.
Bahkan Dini bisa melihat bagaimana mesranya Sandi bersama Feby, yang ternyata di akui sebagai istri sirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ririn Danayanti
kok langsung loncat banyak banget Thor tiba2 punya anak hamilnya tidak tahu
2023-03-09
0
Nur Kaila
meningan tinggalin laki model begitu 😡
2022-03-02
0
Sulati Cus
sakit ternyata sesakit-sakitnya butuh waktu tuk sembuh jd ak yg emosi
2021-12-19
0