gadis yang menarik

Saat sampai Sandi pun masuk ke dalam rumah bersama Dini, setelah menyapa mertuanya.

Sandi bermain dengan anak-anak dari adik Dini, ingin rasanya Dini mencurahkan semua isi hatinya pada sang ibu.

Tapi semua itu akan mempengaruhi kesehatan sang ibu yang mulai sakit-sakitan.

“Kamu kenapa nduk? Ada masalah?” tanya sang ibu yang khawatir melihat putri pertamanya itu.

“Tidak ada Bu, Dini Cuma kangen ibu saja, makanya Dini main kesini, lagi pula besok mas Sandi akan sangat sibuk di bengkel, jadi mumpung luang kami kesini,” terang Dini tersenyum.

“Baiklah ini percaya, tapi jika ada sesuatu, tolong beritahu ibu ya nak, karena kamu itu selalu menyembunyikan semuanya sendiri,” lirih Bu Fatma.

Setelah merasa puas bersama keluarganya, Dini dan Sandi pun memutuskan untuk pulang.

Tapi saat sampai suasana rumah sedang tak enak, terlihat orang tua sandi sedang duduk di ruang keluarga sambil membahas sesuatu.

Tapi bahasan itu berakhir saat keduanya datang, “dek, kamu masuk dulu, ada yang ingin mas bicarakan dengan ibu dulu,” perintah Sandi.

“Baik mas, Dini permisi dulu ya pak. Bu,” pamit Dini.

Sulastri langsung masuk ke dalam kamar karena dia sedang tak enak hati dan takut Dini mendengar semua omongannya, dia takut itu akan menyakiti menantunya itu.

“Ibu kenapa? Tolong jangan seperti ini Bu ....”

Sandi pun bersimpuh dan meletakkan kepalanya di pangkuan sang ibu.

“Ibu lelah San, ibu lelah setiap hari mendengar para tetangga menghina istrimu, mereka mengatakan jika istrimu itu mandul, padahal kalian juga baru satu tahun menikah,” kata Bu Sulastri.

“Bagi kami yang penting itu bukan omongan tetangga, tapi apa yang ibu dan ayah pikirkan,” Jawab sandi menenangkan ibunya itu.

Akhirnya hari ini terlewati juga, sedang besok sandi harus mengarahkan empat orang siswa-siswi yang praktek di tempatnya.

Keesokan harinya, Dini sibuk membuatkan kue untuk menyambut para anak magang.

Sandi pun memeluk Dini yang sedang mengemas kue itu ke dalam stoples.

“Mereka pasti akan suka jika di berikan kue begini, oh ya dek, lusa depan, aku dan anak-anak mau touring motor ke Jogjakarta, apa kamu mau ikut, sekalian kita menikmati waktu berdua,” kata Sandi.

“Mas bukannya aku menolak, tapi mas kan tahu sendiri jika kondisiku itu lemah kalau terlalu lama terkena angin lama,” jawab Dini.

“Terus aku sendirian lagi gitu, kejam amat kamu dek,” kata Sandi sedikit marah.

“Jangan marah dong, kali ini mas boleh ajak siapa pun yang bisa menemani mas deh, dan janji aku gak akan marah,” kata Dini.

“Kamu yakin dek, jangan ingkar janji ya,” kata Sandi.

“Iya mas, aku janji,” jawab Dini.

Dia tak tahu jika keputusan dan janjinya akan menghancurkan dirinya suatu saat nanti.

Akhirnya Sandi berangkat tanpa mengantar Dini, saat sampai tak sengaja Sandi menabrak seorang gadis.

“Ah maaf, kamu sedang menunggu ku?” tanya sandi terkejut melihat gadis di depannya.

“Iya pak, karena kata mas Iwan, kalau aku kerjanya tunggu pak Sandi datang,” jawab Feby sambil tersenyum sopan.

“Baiklah ayo ikut masuk, dan panggil mas saja biar terdengar akrab ya.”

Feby pun tersenyum malu mendengar ucapan Sandi, keduanya pun masuk ke dalam ruangan kantor.

Feby pun langsung begitu akrab dengan Sandi, apalagi Feby adalah gadis yang ceria dan ramah.

Bahkan Sandi terus tertawa bersama Feby, keduanya pun bahkan memeriksa bagian gudang berdua.

Tak sengaja saat Feby memeriksa bagian penyimpanan sparepart, Sandi tersandung jeriken berisi solar.

Dia pun jatuh tersungkur dan kepala Sandi terbentur tembok cukup keras.

“Mas kenapa?” kaget Feby mrligat Sandi yang sudah memegangi kepalanya.

Feby pun langsung menghampiri Sandi, kemudian gadis itu pun meniup luka di kening Sandi.

Tiba-tiba jantung keduanya berdetak begitu keras saat saling bertatapan.

“Ah ... Maaf ya mas, aku refleks tadi,” kata Feby tak enak.

“Tak masalah, sekarang kita ke dalam saja, apa pekerjaan mu sudah selesai?” tanya Sandi.

“Iya mas, ini sudah selesai,” jawab Feby.

Akhirnya keduanya pun makin dekat, apalagi Sandi seakan merasakan jiwa mudanya kembali saat bersama Feby.

Iwan dan pegawai yang lain tak mau mencampuri urusan sandi, karena mereka tak ingin bermasalah dengan Sandi yang memiliki temperamen yang buruk.

Hari berganti Minggu, Sandi bahkan merasa makin semangat dalam menjalani kehidupannya.

kini acara touring yang akan diikuti pun makin dekat, Sandi pun memberanikan diri mengajak Feby.

“Kamu mau ikut touring bersama saya, kebetulan Purnomo juga ikut,” ajak Sandi.

“Nanti merepotkan mas Sandi, lagi pula saya gak mau kalau harus berduaan saja,” jawab Feby.

“Kami ikut kok Feby, tadi mas Sandi juga mengajak kami, dan kami sudah mengiyakan, lagi pula anggap saja refreshing sebelum tahun baru,” jawab Bagus teman Feby.

“Baiklah kalau begitu, tapi nanti malam mas Sandi harus menelepon orang tuaku dan meminta izin ya,” kata Feby.

“Tentu, jika perlu aku akan datang dan meminta mu langsung pada orang tuamu,” jawab Sandi asal.

“Jangan ngawur ah, memang mas mau melamar aku, kalau mau segitunya, ha-ha-ha,” tawa Feby.

Sandi pun malah merasa tertantang, jika dua belum menikah, mungkin dia akan meminang Feby.

Akhirnya hari itu pun berakhir, Adi membonceng Feby untuk mengantarkan gadis itu pulang.

“Eh Feby ... Kami kok dekat banget sih dengan mas Sandi, kamu gak tau jika mas Sandi itu sudah nikah?” tanya Adi penasaran.

“Tahu lah, kamu kira aku buta, wong di kantornya ada foto istrinya kok, tapi aku hanya menganggap mas Sandi itu kakak ku, lagi pula kami kan berhubungan secara profesional bukan hubungan yang kau pikirkan itu, ya kali aku jadi PELAKOR,” jawab Feby sambil memukul helm Adi.

“Ya maaf, kan aku Cuma tanya doang, he-he-he,” tawa Adi mendapatkan jawaban Feby.

Tapi sebenarnya, hati orang siapa yang tau, karena tanpa Feby sadari mereka sudah memasuki hubungan yang lebih dari teman atau saudara.

Saat di rumah pun Sandi pun akan berusaha mengirimkan pesan pada Feby meski hanya sekedar mengingatkan makan.

Sedang Dini yang tak pernah menaruh curiga pun tak aneh melihat suaminya.

Karena selama ini, Sandi juga sibuk dengan ponselnya untuk mengurus pekerjaan secara online.

“Mas ayo tidur, katanya besok mau touring, jadi mas harus istirahat ya,” kata Dini memeluk tubuh Sandi dari belakang.

“Iya dek, oh ya kamu nanti mau di belikan apa?”.

“Tidak ada, asal mas kembali dengan sehat pun aku sudah begitu bahagia,” jawab Dini.

“Baiklah, sesuai keinginan dari istriku yang cantik ini,” jawab Sandi.

Terpopuler

Comments

Nur Kaila

Nur Kaila

bibit bibit plakor 😞

2022-03-02

0

Nuriyah

Nuriyah

seru ni 😍😍😍😍😍😍😍😍

2022-01-15

0

eza

eza

hahhhhh udah dag fdig dug
lanjut

2021-12-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!