Raisa kembali termenung dengan tatapan menerawang.
"Sa,pulang yuk" Ajak Airin lagi yang sedari tadi merasa risih berada di tempat itu
"Sebentar lagi,Rin" Responnya santai dengan pandangan hampa
"Sa,kita ini perempuan baik-baik. Tidak seharusnya kita pergi ke tempat seperti ini. Dan,ini..." Airin menunjuk pada segelas minuman memabukkan yang tadi Raisa pesan
"Kita tidak pernah mengenal minuman ini,Sa" Lanjut Airin
"Hanya coba-coba saja. Toh aku cuma cicip sedikit kan! Dan rasanya memang aneh" Raisa tertawa sumbang
"Kita pulang sekarang. Tidak baik jika lama-lama berada di tempat seperti ini,terlebih ini sudah jam..." Airin mengangkat tangan kanannya dan melihat penunjuk waktu yang melingkar disana
"Astaga... sudah jam sepuluh,Sa" Airin mendelik dengan mulut yang sedikit menganga
Raisa hanya tertawa ringan.
"Oke,Oke.... Setengah jam lagi" Ucapnya kemudian
Sebenarnya Airin ingin pulang saja dan meninggalkan Raisa sendirian. Tapi karena Raisa sedang dalam keadaan kacau,dia agak khawatir. Takut saja jika Raisa berbuat hal yang diluar akal sehatnya. Akhirnya dia tetap terpaku di tempat duduknya,menunggu waktu yang sudah disepakati bersama Raisa tadi.
Ditengah kebimbingan dan pikiran yang meremang,Raisa menangkap dua sosok laki-laki yang menarik perhatiannya. Bukan karena tampangnya yang ganteng,bukan pula penampilan yang stylish. Tapi obrolan mereka berdua yang membuat Raisa membuka pendengarannya lebar-lebar seraya mendengarkan dengan sungguh-sungguh topik yang sedang dibicarakan.
Jarak mereka yang cukup dekat,ditambah suara yang agak nyaring seolah tak peduli dengan pengunjung cafe yang lain,membuat telinga Raisa menangkap obrolan mereka dengan jelas.
"Rama...Rama... Mau sampai kapan kamu akan jadi jomblo?" Ucap lelaki itu pada lelaki yang satunya. Dia memanggil temannya dengan sebutan Rama,yang diperkirakan usianya lebih dewasa jika dilihat dari tampangnya
Rama hanya tersenyum seraya mengusap-usap dagunya.
"Kamu contoh aku lah,berpetualang mencari gadis impian" Seloroh lelaki itu
"Playboy maksudnya" Cibir Rama diikuti oleh tawa ringan
"Lebih tepatnya selektif" Sanggah lelaki itu
Rama menggeleng.
"Yuda...Yuda... Kenapa aku harus punya saudara sepupu seperti kamu" Ujar Rama
"Daripada kamu,sudah sekian purnama masih saja belum bisa move on dari va..." Rama keburu melotot sebelum Yuda menyelesaikan kalimatnya
"Oke...Oke...sorry" Rama mengangkat kedua tangannya dengan wajah yang agak menyesal
Raisa masih fokus mendengarkan obrolan dua laki-laki dewasa tersebut. Tapi setelah itu,suara Yuda semakin lirih. Tidak masalah baginya,karena Raisa masih bisa mendengar dengan jelas obrolannya.
"Kalau boleh saran nih ya. Lebih baik kamu cari gadis yang masih vir..." Ucap Yuda setengah berbisik pada Rama
"Untuk...?" Rama menatapnya bingung
"Untuk apalagi... " Yuda mengerling ke arah Rama sambil tersenyum nakal
"Ide konyol" Maki Rama dengan pukulan telak di lengan Yuda
"Dengar dulu" Yuda mengatur nafas dan mulai menampakkan wajah serius
"Kita tidak akan pernah tahu akan jatuh cinta pada siapa suatu saat nanti. Jika pada akhirnya kamu jatuh ke pelukan wanita baik-baik,kamu amat sangat beruntung. Tapi coba kamu pikir,jika cintamu tertambat pada wanita yang sudah jand...atau lebih parahnya lagi wanita jal... Kamu yang rugi kan? Kamu tahu sendiri lah cinta itu buta dan tak bisa kita cegah"
Rama tampak serius mendengarkan petuah dari Yuda. Sama sekali tidak ada bantahan atau pukulan seperti tadi. Rama mencerna baik-baik ucapan sepupunya itu yang notabene sering ganti-ganti perempuan. Sudah pasti pengalamannya tentang dunia perempuan jauh lebih luas daripada dirinya.
"Jika ucapanku yang tadi dianggap salah,kamu cukup bercermin pada pengalaman kamu sendiri. Kamu sudah cinta setangah mati pada...oke,tak akan aku sebut namanya. Tapi dia malah sudah tak segel lagi"
Rama masih terus mencerna ucapan Rama tanpa berkomentar sedikit pun. Sedangkan Raisa yang juga masih setia mendengarkan obrolan mereka,tiba-tiba saja kejatuhan ide yang entah datangnya darimana. Ide liar pastinya.
"Sa..." Airin menepuk bahu Raisa yang berhasil membuatnya terkejut
Raisa menempelkan jari telunjuknya di bibir. Tanda jika dia menyuruh Airin untuk diam. Raisa kemudian mendengarkan kembali obrolan dua lelaki yang ada di sebelahhya tersebut.
"Maksud kamu perempuan yang rela menyerahkan dirinya demi beberapa lembar uang?" Tanya Rama kemudian
"Yap...betul sekali. Tapi tentu saja kamu harus membayarnya mahal karena yang kamu cari adalah perempuan yang masih vir..."
Rama tampak mengernyitkan dahi. Tapi sejurus kemudian dia tertawa lebar.
"Terus aku harus mencari wanita yang kamu sebutkan tadi itu dimana?"
Entah setan jenis apa yang sedang menguasai diri Raisa hingga kakinya bergerak maju untuk menghampiri Rama dan juga Yuda yang tidak dikenalnya itu.
Tanpa rasa malu sedikitpun Raisa mendudukkan tubuhnya di bangku kosong,tepat di depan mereka berdua seraya berkata " Aku lah wanita yang kamu cari itu. Aku bersedia" Ujarnya dengan sangat yakin sambil menatap wajah Rama
Sontak saja mereka berdua kaget karena tiba-tiba saja ada perempuan cantik bak jelmaan bidadari duduk dihadapannya dan menawarkan diri.
Dari arah yang lain,Airin yang juga tak kalah terkejutnya akhirnya menyusul Raisa dengan langkah ragu sambil menundukkan pandangannya.
"Sa... kamu masih waras kan?" Bisik Airin sambil menarik lengan Raisa
Rupanya masalah yang menimpa Raisa telah melumpuhkan fungsi otaknya hingga dia nekat ingin melakukan hal yang di luar akal sehatnya hanya demi sebuah obsesi.
Rama juga Yuda memperhatikan Raisa keseluruhan sambil mengernyit heran. Kulit putih bersih seolah tak pernah terpapar debu maupun sinar matahari langsung, serta rambut panjang lurus nan hitam yang tergerai dengan indahnya,dan juga tampilan modis yang berhasil membuat mereka terheran-heran. Gadis yang menawarkan diri tersebut jelas bukan kriteria gadis yang kekurangan uang. Lalu untuk apa dengan relanya dia menawarkan diri pada lelaki yang belum dikenalnya.
Mata tegas nan bulu mata lentik milik Rama bertemu dengan sepasang bola mata indah milik Raisa,sungguh kesempurnaan yang nyata.
"Ma..maaf,teman saya lagi..." Airin kembali menarik lengan Raisa agar pergi dari sana
"Rin,kamu tunggu di mobil" Kalimatnya terpotong setelah Raisa berbisik lirih di telinganya
"Sa,kamu mau apa?" Balas Airin yang juga berbisik di telinga Raisa
Sebelum sempat memjawab pertanyaan Airin,ponselnya sudah keburu berdering.
Mama calling...
"Kesempatan yang bagus" Batinnya
"Maaf tunggu sebentar" Ucap Raisa pada Rama yang masih terpaku disana
Cepat-cepat Raisa berdiri dari duduknya untuk kemudian berbisik lagi pada Airin.
"Tolong katakan pada mama,malam ini aku menginap di rumah kamu" Raisa memberikan benda yang masih bedering itu pada Airin
"Bicaranya di dalam mobil agar mama tidak curiga" Lanjutnya kemudian
Airin yang panik dan juga bingung,akhirnya mengikuti titah Raisa. Segera keluar dari cafe untuk kemudian melaksanakan apa yang Raisa tadi minta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments