Raisa dan Airin bersorak gembira di halaman sebuah SMA yang selama 3 tahun ini menjadi tempat mereka untuk menimba ilmu. Nama mereka muncul di pengumuman kelulusan.
"Yey...Akhirnya kita lulus" Sorak Raisa sambil memeluk Airin. Teman yang paling dekat dengannya di sekolah. Dari sekian banyak teman Raisa,hanya Airin yang membuatnya merasa nyaman. Raisa bisa bercerita apapun pada Airin tanpa banyak berkomentar
"Tapi sepertinya setelah ini kita akan berpisah" Ucap Airin dengan wajah yang cemberut
"Hanya untuk sementara waktu kan!" Sahut Raisa,masih dengan wajah gembiranya
"Kalau kamu tidak rela aku pergi,kamu ikut aku saja. Kita kuliah di luar negeri sama-sama" Ucap Raisa lagi dengan entengnya
"Aku bukannya tidak mau tapi aku tidak bisa jauh dari ayah dan ibuku" Balas Airin dengan polosnya
"Mau sampai kapan kamu hanya menjadi penunggu rumah dan nempel terus dengan ayah ibumu? Kita ini sudah lulus SMA. Sudah waktunya mencari pengalaman,karena suatu saat nanti kita akan menjadi orang yang mandiri" Raisa tampak serius mengutarakan kalimatnya
"Aku tidak mempunyai keberanian seperti kamu. Biarlah aku kuliah disini saja" Ucapnya sederhana
Airin adalah gadis lugu yang sebagian waktunya dia habiskan di perpustakaan. Airin sebenarnya juga berasal dari keluarga yang berada. Tapi dalam hal pergaulan,Airin kurang bergaul dengan teman-temannya. Dia tidak suka keluar rumah,menghabiskan waktu dan uangnya bersama teman-teman. Kalau pun terpaksa keluar,itu pun karena Raisa yang mendesaknya. Dia lebih nyaman berada di rumah bersama ayah dan ibunya,itu lah sebabnya dia akan sangat cemas bila berjauhan dari orangtuanya itu. Tidak seperti Raisa yang berambisi kuliah di negeri orang dan menjadi lulusan terbaik. Pintar dan kaya,setara dengan keinginannya tersebut. Tapi tidak dengan Airin. Walaupun dia juga memiliki itu semua,keinginan dia hanya satu yaitu bisa kuliah dengan benar dan menjadi seorang dosen.
"Baiklah tidak apa-apa. Kita memang mempunyai jalan yang berbeda tapi aku yakin suatu saat nanti kita akan sama-sama sukses" Balas Raisa kemudian
Airin pun tampak tersenyum.
"Kalian sedang apa disini?" Seorang laki-laki tiba-tiba saja menepuk pundak mereka dari belakang dengan agak keras hingga keduanya berteriak secara bersamaan
"Bima"
Ya,Bima adalah teman laki-laki yang paling dekat dengan mereka berdua. Bima seolah menjadi pelengkap di antara persahabatan keduanya. Bima selalu hadir di tengah-tengah mereka. Kejahilan Bima menjadi warna tersendiri bagi Raisa dan juga Airin.
"Anak-anak yang lain lagi merayakan kelulusan,kalian malah mojok disini. Sedang membahas apa sih?" Bima langsung mendudukkan tubuhnya di tengah-tengah mereka hingga membuat Raisa dan juga Airin harus bergeser ke samping
"Kita sudah lulus,tentu saja kita membicarakan tentang kuliah" Jawab Raisa
"Oh iya bagaimana Sa,jadi kuliah di luar negeri?" Tanya Bima
"Tentu saja" Jawabnya yakin
"Kamu sendiri Bim,rencananya mau kuliah dimana?" Airin menyela
"Aku tak mempunyai kesempatan untuk menentukan akan kuliah dimana,semua sudah di atur oleh abangku" Jawab Bima
"Seperti apa sih abangmu itu? Apapun yang sudah menjadi keputusannya,pasti kamu akan menurut. Dia galak ya" Sungut Raisa
Bima terbahak mendengarkan.
"Abangku itu tegas jika menyangkut soal masa depanku. Tapi dia orangnya baik kok"
"Kamu selalu saja mengatakan jika abangmu itu baik tapi kamu tidak pernah mengajak kami kerumahmu dan memperkenalkam kami dengan abangmu itu" Protes Raisa
"Kalau aku mengajak kalian ke rumah dan bertemu dengan abangku,nanti kalian malah jatuh cinta sama abangku. Terutama kamu Sa" Kilah Bima
"Ih mana mungkin. Aku tidak suka dengan lelaki galak yang terlalu banyak aturan" Raisa melipat tangannya di dada dan berdiri dari duduknya. Raut wajahnya juga sedikit terlihat emosional
"Tapi abangku tampan loh. Lihat saja adiknya,sudah pasti abangnya juga tampan" Bima memegang dagunya sendiri dan berbicara dengan penuh percaya diri
"Hahaha...Kamu ada-ada saja Bim" Raisa tak bisa menahan tawanya,membuat Airin juga ikut tertawa. Bima selalu saja membuat mereka berdua tertawa bahagia
"Jangan-jangan alasan kamu tidak mempunyai pacar selama ini,itu juga karena aturan abangmu itu ya?" Seketika Raisa menghentikan tawanya dan wajahnya berubah menjadi serius
"Tidak juga. Abangku tidak pernah melarangku untuk berpacaran" Jawab Bima santai
"Lantas...?"
"Kamu seperti pernah berpacaran saja. Kamu sendiri tidak pernah memiliki kekasih" Bima juga beranjak dari duduknya dan mengusal kepala gadis itu dengan gemasnya
"Aku tidak tertarik untuk berpacaran. Aku ingin sukses terlebih dahulu" Raisa menyingkirkan tangan Bima dan membenahi rambutnya yang sedikit berantakan
"Ya sama. Sebenarnya aku menyukai seorang perempuan sejak lama tapi aku tidak berani mengungkapkannya. Aku ingin menjadi laki-laki yang pantas dulu,baru setelah itu aku akan langsung meminangnya" Bima tampak serius sambil memandang wajah Raisa
"Cepat diutarakan perasaanmu itu Bim. Nanti keburu diambil orang" Airin yang sedari tadi hanya jadi pendengar,akhirnya berkomentar juga
"Aku tidak khawatir karena aku tahu dia bukanlah wanita yang mudah jatuh cinta pada laki-laki" Bima masih tak memindahkan pandangannya pada Raisa seolah kalimatnya itu tertuju padanya. Sedangkan orang yang dipandanginya sedang fokus menatap ke arah lain
"Tapi belum tentu juga dia mau sama kamu" Raisa pun kembali tertawa dengan renyahnya
"Itu berarti dia bukan jodohku" Lagi-lagi Bima menjawab dengan santai
"Terserah kau saja lah" Balas Raisa jengah
"Setelah ini kalian mau kemana?" Tanya Bima kemudian
"Kalau aku mau pulang saja. Aku sudah tidak sabar memberi tahu ayah dan ibuku kalau aku lulus" Gadis polos itu selalu saja pulang tepat waktu
"Tidak hari-hari biasa,tidak hari kelulusan,kamu sama saja Rin. Tetap saja pulang tepat waktu" Omel Raisa
"Bagaimana kalau kita makan-makan dulu" Ajak Bima kemudian
"Boleh juga" Raisa setuju
"Tapi...." Sedangkan Airin masih menggantung
"Ayolah Rin. Kapan lagi kita bisa pergi bersama! Setelah ini kita belum tentu bisa bertemu lagi,karena kita mempunyai tujuan yang berbeda" Bujuk Bima akhirnya
"Aku telpon ibuku dulu ya. Kalau dia mengizinkan,aku akan pergi bersama kalian" Airin langsung mengambil ponsel di dalam tasnya dan berbicara agak menjauh dari Raisa dan juga Bima
Setelah beberapa menit,Airin menyudahi perbincangannya dan menutup panggilannya.
"Bagaimana Rin,ibumu mengizinkan?" Tanya Raisa
Airin mengangguk.
"Ya sudah,ayo kita pergi" Bima melangkah lebih dulu,mengawali dua teman perempuannya
Mereka bertiga pun akhirnya pergi merayakan kelulusan dengan cara yang sederhana,yaitu menghabiskan beberapa jam bersama teman dekat sambil menikmati beberapa menu makanan kesukaan mereka. Setelah ini,mereka sendiri tidak ada yang tau seperti apa jalan yang harus mereka lalui untuk mencapai cita-cita mereka.
Bersambung....
Jangan lupa like,komennya. Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nia Nara
Masa remaja masa penuh dengan impian. Tidak terasa sudah lebih 20 tahun yg lalu, yg artinya saya menua dan ternyata hidup serasa berjalan di tempat 😅
2025-01-17
1