Menemui Camer

Menurut kabar yang beredar di tempat itu, Rembulan sudah lama menghilang, tidak ada kabar lagi.

Apalagi setelah kejadian itu tidak ada berita lagi yang terdengar Fera bahkan tidak menemukan sesuatu yang dapat membuktikan jika Rembulan masih hidup.

Flashback on

Awan masih belum juga sadar sudah tiga hari setelah kejadian kecelakaan itu terjadi Awan di temukan di tepi jurang sedangkan Rembulan sampai detik ini masih belum di temukan.

Entah apa yang terjadi, seseorang mengatakan saat kejadian kendaraan yang di kendarai Awan dan Rembulan masuk ke dalam jurang.

Dan Awan di temukan di pinggir jurang sedangkan Rembulan belum di temukan menurut saksi mata Rembulan masuk ke dalam sungai yang berarus deras.

Tim SAR sudah mencari namun sampai sekarang tidak ad titik terang, dan ibu dari Rembulan kala itu menangis sejadi-jadinya. Namun mau di kata, Rembulan mungkin sudah hanyut dan meninggal pada saat itu.

Fera tidak bisa lagi melihat putranya yang masih belum sadarkan diri akhirnya Awan di bawa untuk berobat ke kota.

Namun sayang nya saat Awan sadar dia tidak mengingat apapun.

Dan bahkan sifatnya berubah entah karena apa.

Dan dia juga bahkan tidak ingat memiliki liontin setengah hati.

Liontin itu masih melekat di leher Awan mungkin gara-gara liontin itu Awan menjadi sosok yang tidak tahu cinta. Mungkin karena liontin itulah yang membuat Awan masih terombang-ambing hatinya.

Flashback off

Hampir enam jam perjalanan dan akhirnya mereka sudah sampai di Jawa.

Mereka semua melihat hamparan padi, tapi sayangnya padi nya masih belum menguning.

Masih terlihat hamparan seperti rumput di kanan kiri jalan.

Vina tersenyum dia tidak merasa kecewa dia hanya ingin melihat sosok wanita yang akan di jodohkan dan di jadikan istri kakaknya.

Mobil melewati gang sempit dan berjajar rumah-rumah penduduk di kanannya ada sebuah sungai yang airnya kecoklatan.

Seseorang keluar dari rumah bertembok bata.

Wanita itu mengulum senyuman dan mempersilahkan keluarga Alvin untuk masuk ke dalam rumah.

Memang dasarnya di kampung banyak orang yang terlihat kepo apalagi biasanya jarang ada mobil yang berhenti di rumah Ibu Lasni.

Apa yang mobil itu lakukan di sana?

"hey.. Sopo kui?" takon Ibu ibu rempong biasa.

"Hey Siapa itu?

" Ya Allah ojo do kepo, wes rono O nek ameh ngerumpi sesok wae." gemes bu Lasmi ngrundel.

"Ya Allah jangan pada kepo, sudah pergi sana jika ingin ngerumpi besok saja." Gemas bu Lasmi menggerutu.

"Tetangga kita masih belum berubah juga ternyata." ucap Fera sambil menggeleng pelan melihat tingkah laku para tetangga yang sukanya rupiah sampai besok dan besoknya lagi dan besoknya lagi mungkin setahun masih belum kelar jika mereka sudah ngerumpi.

"Biasa nek kui gak kaget."

" Biasalah itu, tidak terkejut." mereka pun saling tertawa bersamaan.

Vina hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal nih pada bicara apa sih enggak ngerti.

Sedangkan Awan mengerti apa yang ibunya bicarakan hanya saja dia diam saja.

"Dimana Bunga?" tanya Fera yang tidak melihat sosok anak dari teman masa kecilnya itu.

"Bunga, dia ada di dalam masuk lah, " ucap Lasmi yang mempersilahkan keluarga dari Alvin untuk masuk.

"Bunga sekarang usianya sudah berapa?" tanya Fera yang ingin tahu.

"Kira-kira dua puluh tahunan, dia sudah lulus SMA kira-kira dua tahun yang lalu."

"Memangnya dia tidak kuliah?" tanya Fera yang ingin tahu.

"Jika anaknya kesayangan bapaknya bagaimana, aku sebagai ibu tidak memaksa lah jika dia memang tidak ingin melanjutkan pendidikannya. " Vina memandang ke sekeliling rumah ini hanya berdinding bata, tidak sempit dan tidak juga luas mungkin lebih tepatnya minimalis lah.

"Mas Bimo memang sayang sama Bunga memang dari kecil." Lasmi tersenyum kecut sejak ada anak ini di dalam hidupnya suaminya menjadi bisa tersenyum lagi. Ya walaupun sebenarnya Bunga yang di maksudkan Fera ini bukan Bunga yang dulu.

Bunga yang sekarang adalah sosok yang berbeda dan orang yang berbeda.

Keduanya sangat bersyukur karena telah mendapatkan pengganti anaknya yang sudah lama tiada.

"Memang suamiku sangat menyayangi Bunga,"

"Sampai dia sendiri pun hampir gila karena kehilangan anak kesayangan nya, untunglah semenjak ada Bunga walaupun bukan bunga anak kandung mereka"sosok anak ini sangat membuat hidup keduanya merasa berwarna-warni lagi keduanya bisa tertawa dan bercanda dan menyekolahkan Bunga walaupun hanya tamat SMA. Karena Bunga memilih untuk selalu dekat dengan kedua orang tuanya.

"Nah ini anaknya." ucap Lasmi yang melihat Bunga yang mengantarkan minuman.

Vina tertegun melihat wajah Bunga, sangat cantik sekali dengan rambut yang di gerai.

Tapi tunggu wajahnya mengingatkannya pada seseorang yang sangat ia kenal, tapi siapa? Wajah ini dan senyuman ini ah siapa sih. Membuat penasaran saja.

"Ibu, mereka siapa?" tanya Bunga yang ingin tahu apakah ini adalah keluarga dari orang yang akan di jodohkan dengan dirinya? Entahlah jika ia dia akan menerima nya dengan senang hati yang terpenting ibu dan bapaknya bahagia.

"Suaranya itu seperti mirip dengan suara Rembulan, tidak mungkin kan, kan Kak Rembulan sudah meninggal, pasti ini hanya mirip saja." Vina berpikir sejenak bagaimana mungkin dia sampai membandingkan Bunga de,ngan Rembulan hah pikiran pikiran.

"Tuh lihat kan Vina saja sampai tidak berkedip karena melihat calon kakak iparnya." ucap Fera membuat Vina membuatkan matanya ternyata ibunya melihat ekspresi wajahnya yang terkejut bukan kepalang.

"Hehe... Bagaimana tidak bengong bu orang cantik nya itu loh." jawab Vina sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bisa bisanya dia membandingkan orang di saat ada banyak padang mata yang melihat tingkahnya ah dasar.

"Ah kamu bisa saja." ucap Bunga yang akan masuk lagi ke dapur.

"Bocah iki, malah mblandang lungo ae, lingeh o, iku calon bojomu."

"Anak ini, malah kabur pergi aja, duduk lah, itu calon suamimu."

Mendengar hal itu Bunga segera duduk bersebelahan dengan Vina. Dan Vina pun tidak sengaja melihat kalung yang melingkar di leher calon kakak iparnya.

Tapi Vina diam saja dia seakan pernah melihat kalung itu entah dimana?

"Begini nak, kami berdua dulu pernah bersepakat jika anak kami itu jika laki-laki dan perempuan maka akan kami jodohkan dan pas sekali anak saya laki-laki dan anak dari Bimo adalah perempuan jadi kedatangan saya untuk melamar bukan begitu bu?" Fera tersenyum apa lagi setelah melihat wajah asli dari Bunga yang sangat cantik.

Hanya saja terlalu alami tanpa polesan bedak di wajahnya.

"Kak nanti kita pergi kuliah bareng." ucap Vina membuat Bunga tersenyum simpul memikirkan kuliah saja dia tidak.

"Bagaimana Wan dia cantik kan?" Awan yang dari tadi hanya melamun pun bingung harus menjawab pertanyaan dari ibunya.

Apa yang harus dia katakan.

"Hah! Tadi ibu bilang apa?" tanya Awan yang sedikit terkejut karena bingung harus menjawab apa?

Episodes
1 Perjodohan
2 Misteri Cinta Awan
3 Wanita misterius
4 Siapa??
5 Menemui Camer
6 Iso iso tekor bandar
7 Penerus
8 Berpikir
9 Ingatan
10 Siapa Dia?
11 Ampun deh!!
12 Kebalik
13 Wah Perkasa sekali
14 Bersikukuh
15 Masa Lalu Kelabu
16 Kelicikan Zena
17 Kejujuran
18 Pembual
19 Penasaran
20 Salah Paham
21 Posisi Macam Apa Ini???
22 Cie Perhatian
23 Bayi besar
24 Kuatnya Terlalu
25 Belajar Memasak
26 Semakin Kepo
27 Harimau Manja
28 Suara Misterius
29 Rencana Licik Erna
30 Bayi Besar Berulah
31 Menyadari
32 Cumi sepesial
33 Memang Harusnya Seperti itu
34 Haruskah jujur?
35 Harapan
36 Kenapa???
37 Harimau Buas???
38 Dalam bahaya
39 Keterlaluan
40 Bodoh
41 Terlalu mencurigakan
42 Penawar
43 Mereka Lagi
44 Keterlaluan
45 Tidak Berefek
46 Berharap??
47 Siapa dirinya?
48 Salah Sangka
49 Jadi???
50 Ngeri....
51 Yang Di Cari
52 Memang Dia
53 Mengapa??
54 Ceroboh
55 Tapi Kan?
56 Waspada
57 Mana Mungkin
58 Benar-Benar
59 Dasar
60 Kok Jadi Bertengkar
61 Masih Tidak Peka
62 Gagal
63 Penasaran
64 Ngeselin
65 Kenapa?
66 Perhatian?
67 Balas Budi
68 Tukang Ngejek
69 Gitu Doang?
70 Bisa jantungan nih
71 Masa??
72 Kan Cuma Bercanda
73 Maaf
74 Sakit
75 Tidak Perlu Satu Harapan
76 Pelit Amat
77 Maaf Karena Tidak Jujur
78 Cowok Gila!
79 Bingung
80 Pusing Jadinya
81 Tidak tanggung tanggung
82 Apa Apaan nih Cowok
83 Salah Bicara
84 Harus?
85 Muke Gile
86 Memang Salah
87 Mau Bagaimana???
88 Bilang Saja Khawatir???
89 Seharusnya Kamu Ingat
90 Cie cemburu
91 Rupanya?
92 Rencana
93 Kepo
94 Alasan
95 Nih Orang
96 Nih anak
97 Kenapa Sih
98 Hah
99 Ada yang aneh?
100 Dasar Vina
101 Semoga Saja
102 Tukang Rese
103 Cinta???
104 Tukang Maksa
105 Sangat Cantik
106 Mirip Putri
107 Ampun Deh Bulan Rembulan
108 Misterius
109 Semakin Tak Mengerti
110 Tidak Peka
111 Hal Benar?
112 Panik
113 Tidak Pengertian
114 Masa Kecil
115 Mana mungkin
116 Peka nih
117 Jatah
118 Berantem terussss
119 Romantis katanya!
120 Dua Hati Saling Cinta
121 Rupanya
122 Cinta???
123 Kok Gini!
124 Siapa sebenarnya
125 Wanita itu lagi
126 Cemburu
127 Usil
128 Memang Sudah Gila
129 Dia????
130 Harus!!!
131 Si Rese
132 Terlalu Perduli
133 Belagak manja
134 Terlalu khawatir
135 Cemburu?
136 Peka dong
137 Lagi dan lagi bertengkar
138 Cari Kesempatan
139 Bertemu dengan Keluarga
140 Rencana
141 Satu Alasan
142 Tak ingin melibatkan mu
143 Khawatir kah????
144 Prasangka
145 Kok Di Rumah???
146 Ingin Tahu
147 Peka dong!
148 Rencana
149 Drama
150 Rencana lain
151 Rencana apa???
152 Orang Misterius
153 Alasan lain
154 Khawatir???
155 Khawatir atau khawatir????
156 Menyebalkan
157 Rupanya
158 Kesal
159 Cemas
160 Gara-gara Tiara
161 Dia Lagi
162 Kok Jadi takut,
163 Ternyata
164 Jangan Ganggu
165 Kurang Peka
166 Alasan Lain
167 Cari cara
168 Hutan??
169 Tidak paham
170 Alasan lain
171 Rese
172 Kesal
173 Gara gara ayam
174 Tidak menyangka
175 Khawatir
176 Keras kepala
177 Sikap Rembulan
178 Cari kesempatan
179 Episode terakhir....
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Perjodohan
2
Misteri Cinta Awan
3
Wanita misterius
4
Siapa??
5
Menemui Camer
6
Iso iso tekor bandar
7
Penerus
8
Berpikir
9
Ingatan
10
Siapa Dia?
11
Ampun deh!!
12
Kebalik
13
Wah Perkasa sekali
14
Bersikukuh
15
Masa Lalu Kelabu
16
Kelicikan Zena
17
Kejujuran
18
Pembual
19
Penasaran
20
Salah Paham
21
Posisi Macam Apa Ini???
22
Cie Perhatian
23
Bayi besar
24
Kuatnya Terlalu
25
Belajar Memasak
26
Semakin Kepo
27
Harimau Manja
28
Suara Misterius
29
Rencana Licik Erna
30
Bayi Besar Berulah
31
Menyadari
32
Cumi sepesial
33
Memang Harusnya Seperti itu
34
Haruskah jujur?
35
Harapan
36
Kenapa???
37
Harimau Buas???
38
Dalam bahaya
39
Keterlaluan
40
Bodoh
41
Terlalu mencurigakan
42
Penawar
43
Mereka Lagi
44
Keterlaluan
45
Tidak Berefek
46
Berharap??
47
Siapa dirinya?
48
Salah Sangka
49
Jadi???
50
Ngeri....
51
Yang Di Cari
52
Memang Dia
53
Mengapa??
54
Ceroboh
55
Tapi Kan?
56
Waspada
57
Mana Mungkin
58
Benar-Benar
59
Dasar
60
Kok Jadi Bertengkar
61
Masih Tidak Peka
62
Gagal
63
Penasaran
64
Ngeselin
65
Kenapa?
66
Perhatian?
67
Balas Budi
68
Tukang Ngejek
69
Gitu Doang?
70
Bisa jantungan nih
71
Masa??
72
Kan Cuma Bercanda
73
Maaf
74
Sakit
75
Tidak Perlu Satu Harapan
76
Pelit Amat
77
Maaf Karena Tidak Jujur
78
Cowok Gila!
79
Bingung
80
Pusing Jadinya
81
Tidak tanggung tanggung
82
Apa Apaan nih Cowok
83
Salah Bicara
84
Harus?
85
Muke Gile
86
Memang Salah
87
Mau Bagaimana???
88
Bilang Saja Khawatir???
89
Seharusnya Kamu Ingat
90
Cie cemburu
91
Rupanya?
92
Rencana
93
Kepo
94
Alasan
95
Nih Orang
96
Nih anak
97
Kenapa Sih
98
Hah
99
Ada yang aneh?
100
Dasar Vina
101
Semoga Saja
102
Tukang Rese
103
Cinta???
104
Tukang Maksa
105
Sangat Cantik
106
Mirip Putri
107
Ampun Deh Bulan Rembulan
108
Misterius
109
Semakin Tak Mengerti
110
Tidak Peka
111
Hal Benar?
112
Panik
113
Tidak Pengertian
114
Masa Kecil
115
Mana mungkin
116
Peka nih
117
Jatah
118
Berantem terussss
119
Romantis katanya!
120
Dua Hati Saling Cinta
121
Rupanya
122
Cinta???
123
Kok Gini!
124
Siapa sebenarnya
125
Wanita itu lagi
126
Cemburu
127
Usil
128
Memang Sudah Gila
129
Dia????
130
Harus!!!
131
Si Rese
132
Terlalu Perduli
133
Belagak manja
134
Terlalu khawatir
135
Cemburu?
136
Peka dong
137
Lagi dan lagi bertengkar
138
Cari Kesempatan
139
Bertemu dengan Keluarga
140
Rencana
141
Satu Alasan
142
Tak ingin melibatkan mu
143
Khawatir kah????
144
Prasangka
145
Kok Di Rumah???
146
Ingin Tahu
147
Peka dong!
148
Rencana
149
Drama
150
Rencana lain
151
Rencana apa???
152
Orang Misterius
153
Alasan lain
154
Khawatir???
155
Khawatir atau khawatir????
156
Menyebalkan
157
Rupanya
158
Kesal
159
Cemas
160
Gara-gara Tiara
161
Dia Lagi
162
Kok Jadi takut,
163
Ternyata
164
Jangan Ganggu
165
Kurang Peka
166
Alasan Lain
167
Cari cara
168
Hutan??
169
Tidak paham
170
Alasan lain
171
Rese
172
Kesal
173
Gara gara ayam
174
Tidak menyangka
175
Khawatir
176
Keras kepala
177
Sikap Rembulan
178
Cari kesempatan
179
Episode terakhir....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!