"Baik Tuan, Semua yang Anda perintahkan padaku akan Saya laksanakan. Kalau begitu
Saya permisi dulu," David berbalik dan keluar dan meninggalkan Fathur dan Rindu berdua dalam kamar itu.
"Kenapa hanya berdiri disitu, Aku membelimu bukan untuk jadi patung pajangan di sini. Cepat kemari dan Layani Aku seperti seorang Raja,"
bentak Fathur pada Rindu.
Mendengar bentakan Fathur, Rindu segera mendekat dan berdiri tepat di hadapan Fathur yang saat itu sedang duduk diatas kursi sambil menyilangkan kedua kakinya menyerupai hurup X.
"Kenapa hanya berdiri seperti itu, cepat buka baju Aku," kembali Rindu dapat bentakan dari Fathur.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Rindu segera membuka jas Milik Fathur dan meletakkanya diatas Meja dan kembali mematung seperti tadi
hingga membuat Fathur tambah geram dibuatnya.
"Buka baju itu seperti ini, Dasar bodoh," Fathur bangkit dari tempat duduknya dan merobek baju milik Rindu.
"Kenapa Tuan setega ini padaku, Apa salahku pada Tuan sehingga Tuan memperlakukan Aku seperti ini?," Rindu menutup tubuhnya menggunakan kedua tanganya. Baju yang saat itu dia pakai setengahnya sudah robek oleh ulah Fathur.
Rindu kembali menangis. Rasa sakit yang dia derita semakin bertambah dengan perlakuan Fathur yang tidak manusiawi padanya menambah deretan luka dalam hatinya.
"Aku mau menyiksamu, mau membunuhmu itu terserah Aku karena Aku sudah membayarmu,
Semua perempuan di dunia ini sama saja, Mereka hanya butuh uang dan uang tanpa mempedulikan perasaan seorang pria. Termaksud dirimu, bukan?," Fathur mencengram dagu Rindu dengan sangat kuat hingga menbuat Rindu membuka mulutnya.
Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Fathur. Fathur segera mencium Rindu.
Lama Fathur melakukan itu hingga dia harus terhenti saat Rindu mengelak.
"Uhss..uhus......" Rindu segera menarik nafas dalam-dalam untuk mengganti oksigen yang sempat hilang akibat kelakuan Fathur.
"Ini gadis benar-benar polos atau pura-pura polos," tatap Fathur pada Rindu yang masih terus menghirup udara dalam ruangan itu.
"Tolong jangan perlakukan Aku sekasar ini Tuan," Rindu memelas pada Fathur.
"Baik, kalau kamu mau Aku berbuat lembut padamu, cepat ikuti perintahku,".
"Tapi Aku belum pernah melakukan hal itu Tuan, Aku mohon lepasin Aku," Rindu terus memohon supaya Fathur mau melepaskanya.
"Enak saja kalau bicara, cepat buka atau kulempar dirimu dari lantai ini kelantai dasar " kembali Fathur membentaki Rindu.
Kini tubuh Rindu kembali bergetar mendengar ancaman dari Fathur.
Mata Fathur terbelalak melihat tubuh Rindu. Bola matanya hampir saja keluar andaikan tidak terhalang oleh kulit matanya.
Walaupun badan Rindu terlihat kecil tapi postur tubuhnya sedikit padat dan terlihat imut dan menggemaskan.
Fathur menelan menarik nafas dalam-dalam.
Fathur segera mengankat tubuh Rindu naik keatas pembaringan.
Fathur terus saja menyentuh tubuh mungil.
Fathur tidak peduli sama sekali dengan penderitaan gadis belia itu.
Kembali Rindu meringis setelah sesuatu masuk kedalam tubuhnya tapi kali ini lebih hebat dari sebelumnya.
Mata Rindu terbelalak, seluruh tubuhnya mengejang menahan rasa sakit.
Karna tidak kuat menahan rasa sakit itu, Rindupun pingsan dan sudah tidak mengingat apa-apa lagi.
Setelah selesai meluapkan apa yang selama ini dia pendam, Fathur pun tertidur di samping Rindu dan memeluk tubuh mungil Rindu begitu
erat seakan-akan dia tak ingin melepaskanya.
Detik berganti menit,menit berganti jam hingga
tidak terasa malam pun berganti pagi.
Kicauan burung-burung dan tiupan angin pagi membuat Rindu terjaga dari tidur panjangnya.
Rindu mencoba membuka mata. Pelukan Fathur dan suasana kamar yang asing baginya membuat dirinya tersentak kaget.
Rindu mencoba mengingat kembali peristiwa semalam dan seketika itu pula dia mendorong tubuh Fathur untuk menjauh darinya.
Setelah terlepas dari pelukan Fathur, Rindu segera mengambil selimut dan menutupi seluruh.
tubuhnya.
Rindu bangun dari tempat tidur lalu
menyandarkan tubuhnya pada punggung tempat
tidur.
"Ya Tuhan, apa yang Aku lakukan ini, Apa aku masih pantas menyebut dan mengaduh lagi padamu. Aku hina, Aku najis, Aku kotor," Rindu
mengucak-ucak rambutnya dengan kasar dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya sambil terisak.
Fathur yang mendengar tangisan Rindu segera terbangun. Pelan-pelan sekali dia membuka kedua matanya dan mendapati Rindu sedang
duduk sembari tertunduk dan menangis.
Ada rasa kasihan juga melihat penderitaan gadis itu, tapi sedapat mungkin dia tepis.
Kelakuan Ibunya dan Tania mantan istrinya membuat rasa kasihanya seketika itu juga hilang.
"Jangan pura-pura menangis!. Cepat mandi dan pergilah dari sini. Aku tidak mau melihatmu lagi
setelah kejadian ini, paham!," Fathur bangkit dari tidurnya dan mengambil handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.
Rindu tidak menjawab, dia langsung bangun dari tempat duduknya setelah mendengar perkataan Fathur.
Belum juga dia melangkah, Rindu meringis kesakitan dan
menjatuhkan tubuhnya begitu saja diatas lantai.
"Adu sakit......."
Fathur yang melihat itu segera berlari menghampirinya.
"Kamu kenapa!, jangan coba membohongiku dan pura-pura sakit seperti ini," Fathur memegang punggung Rindu.
"Untuk apa juga Aku berbohong pada manusia yang tidak punya hati sepertimu, lepasin Aku. kamu tidak boleh menyentuhku lagi karena
kontrak kita sudah habis" Rindu mencoba mengumpulkan kembali tenaganya untuk berdiri.
Tapi lagi dan lagi, sama seperti tadi rasa peri itu masih sangat terasa.
"Besar juga nyalimu mengataiku manusia tidak punya hati. Ingat gadis bodoh, baru kali ini ada perempuan yang menolak untuk aku sentuh.
Di luaran sana banyak perempuan yang antri ingin berada di posisimu. kamu harusnya bersyukur karna seorang Fathur rahman mau
menyentuh tubuh kecil dan kerempengmu ini," senyum ejek Fathur pada Rindu.
TERUS BERI LIKE, COMENT DAN JUGA VOTE AGAR AUTHOR LEBIH SEMANGAT LAGI UPLOAD. TERIMA KASIH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Marliah
semangat
2024-06-20
0
Imam Sutoto Suro
keren thor lanjutkan
2023-05-13
0
Didik Setyawan
gk seru bnget crtax,jd males...
2023-04-12
0