"Lucas," lirih Sabrina saat melihat wajah pria yang menolongnya.
"Dasar ke pa rat, berani sekali kalian melakukan ini pada menantu keluarga Ramos!" ucap pria yang baru saja menyelamatkan kehormatan Sabrina. Pria itu mengepalkan tinjunya di depan wajah pria bertopi.
Belum sempat Lucas menghajar pria bertopi, kedua preman lainnya berusaha menyerang dari belakang. Pria berkalung berusaha memukul Lucas, tapi dengan cepat Lucas mengelak.
Terjadi baku hantam di antara ketiga preman dengan Lucas. Bagi Lucas yang memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni, sangat mudah untuk menjatuhkan ketiga preman itu.
Setelah melumpuhkan semua lawannya, Lucas menghampiri Sabrina yang berdiri di dekat ranjang. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Lucas.
Sabrina mengangguk, meski pipinya masih terasa perih.
"Ayo kita pulang," ajak Lucas.
Sabrina mengangguk. Ia pun berjalan di belakang Lucas. Di saat mereka hampir keluar dari kamar, Fabian datang dengan raut kagetnya. Ia bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Ketiga orang suruhannya, tergeletak tak berdaya. Sementara istrinya terlihat akan pergi bersama Lucas.
"Apa yang terjadi?" tanya Fabian yang terlihat bodoh.
Lucas menyeringai. "Bukankah kau yang lebih tahu!" sindir Lucas.
Fabian tercengang, menafsirkan perkataan Lucas.
"Aku tidak pernah menyangka jika kau akan sekejam itu pada istrimu. Kau menjadikannya santapan bagi para anjing gila ini!" Lucas menampilkan raut jijik saat menatap Fabian.
"Aku tidak bisa bayangkan jika ayah sampai tahu perbuatan bodohmu ini."
Tanpa menunggu jawaban dari Fabian, Lucas mengajak Sabrina pergi. "Ayo!"
Sabrina melangkah dengan patuh menuruti ajakan Lucas. Mereka berdua keluar meninggalkan Fabian dalam kamar bersama ketiga orang suruhannya. Ia menatap marah pada ketiganya. "Apa yang kalian lakukan?" teriaknya pada pria berkumis.
"Ma-maafkan kami, Tuan. Kami tidak bisa mengendalikan teman kami," jawabnya takut.
"Apa kau bilang! aku hanya menyuruh kalian menakut-nakutinya saja, bukan untuk menyentuhnya apa lagi menyakitinya!" Melihat wajah preman itu Fabian bertambah marah. Apa lagi saat mengingat ucapan Lucas tentang ayahnya. Seperti orang gila, Fabian melampiaskan kemarahannya pada ketiga orang suruhannya. Nampaknya nasib apes sedang bersama ketiga preman itu, setelah babak belur dihajar Lucas, kini mereka harus merasakan juga bogem mentah dari tuan mereka.
Sabrina dan Lucas terus berjalan meninggalkan kamar itu. "Bagaimana bisa kau tiba-tiba ada di sana?" tanya Sabrina yang berada di belakang Lucas.
Pria yang tak kalah tampan dari Fabian itu menghentikan langkahnya. Sejenak ia mengingat bagaimana bisa ia sampai di kamar itu.
Saat petugas keamanan kelab baru saja keluar dari ruang VIP dengan membawa segepok uang, Lucas yang baru saja tiba merasa curiga.
"Bukankah ruang VIP ini, ruangan milik Fabian?" gumamnya pada diri sendiri.
Ia pun mengikuti petugas keamanan itu. "Hai!" seru Lucas.
Petugas keamanan menoleh. "Iya, Tuan."
"Apa aku boleh tahu pekerjaan apa yang kau lakukan sehingga Fabian membayarmu sebanyak itu?" tanya Lucas to the point.
Petugas itu melirik uang dalam genggamannya, lalu dengan cepat berusaha menyembunyikannya.
"Katakan saja kalau kau masih ingin bekerja di sini!" ancam Lucas.
"Maaf, Tuan. Saya tidak bisa memberitahu, Tuan Fabian akan sangat marah pada saya." Penjaga itu berkata jujur, tentu saja ia tidak ingin membuat masalah dengan Tuan Muda keluarga Ramos itu. Meski tubuhnya lebih besar dari Fabian, tapi kekuasaan Fabian lebih besar darinya, sebab itu ia tak berani melawan.
"Baguslah, kalau begitu bersiaplah untuk angkat kaki dari tempat ini!" Lucas kembali mengancam.
Mendengar ancaman Lucas, penjaga itu jadi ragu. Ia tahu benar siapa yang sedang berbicara dengannya. Tuan Muda keluarga Ramos. Meski hanya anak tiri, Lucas pun menyandang nama Ramos di belakang namanya. Tuan Muda ini juga punya nama dan kedudukan yang sama dengan Fabian. Mereka sama-sama bisa membuat dirinya kehilangan pekerjaan. "Jangan Tuan, saya akan bicara."
Penjaga itu menceritakan rencana Fabian yang memintanya untuk membawa beberapa preman guna menakut-nakuti wanita yang ia sendiri tidak tahu siapa wanita itu. Ia hanya melaksanakan perintah dan akan mendapatkan imbalan yang besar.
Lucas bertanya tentang ciri-ciri wanita yang di maksud. Penjaga pun bercerita, ciri fisik dari wanita itu. Sama persis dengan Sabrina.
Tak menunggu lama, Lucas segera pergi ke kamar yang diberitahukan oleh si penjaga. Sampai di kamar itu, Lucas langsung menerobos masuk, hingga dua preman lainnya tak siap untuk menghadang Lucas. Ia sangat marah saat tahu apa yang akan preman itu perbuat pada adik iparnya.
"Maaf ... aku tidak akan banyak bertanya," ucap Sabrina saat Lucas tak kunjung menjawab.
Lucas menoleh, ia tersenyum pada Sabrina. Baru saja ia akan menjelaskan bagaimana ia bisa menyelamatkan Sabrina, saat tiba-tiba Fabian muncul dari arah belakang wanita itu dan membawanya pergi dengan paksa.
Sabrina yang tak siap merasa kesusahan mengikuti langkah lebar Fabian. Sebelum menghilang di balik pintu keluar, Sabrina sempat menoleh ke arah Lucas. Dari sorot matanya, ia ingin mengucapakan terima kasih.
Lucas hanya bisa menatap Perlakuan kasar Fabian pada Sabrina.
Fabian sungguh pria yang kasar, ia melempar Sabrina begitu saja ke dalam mobil dan membanting pintu dengan keras. Ia melajukan mobilnya dengan ugal-ugalan. Sabrina sendiri tak berani bertanya atau pun meminta Fabian untuk hati-hati.
Ia kecewa dengan perlakuan Fabian kali ini, bahkan sangat marah. Bisa-bisanya pria ini membayar preman untuk merusak kehormatannya. Sabrina tak peduli lagi dengan cara mengemudi Fabian, bahkan kalau harus mengalami kecelakaan dan mati, mungkin akan lebih baik baginya.
Sayangnya, Fabian terlalu mahir mengemudi. Mereka berdua selamat sampai di rumah. Fabian turun, ia memutar dan membuka pintu untuk Sabrina. Untuk kesekian kali, Fabian menarik Sabrina keluar dan menyeretnya masuk ke dalam.
Sabrina berusaha menahan tangisnya, ia tak ingin lagi menangis untuk pria seperti Fabian. Toh, sudah sering pria ini menyakitinya. Ia harus kuat.
Fabian yang arogan, kembali melempar Sabrina di atas ranjang. Ia me nindih tubuh wanita malang itu. "Apa yang kau lakukan tadi, apa kau mencoba merayu Lucas, hah!" teriak Fabian.
Sabrina terdiam, ia bahkan memalingkan wajahnya. Sungguh, ia tak ingin melihat lagi wajah pria ini. Ia benci dengan wajah yang berada tepat di atasnya.
"Kau berani menghindariku!" Fabian marah saat Sabrina memalingkan wajahnya. Wanita itu tetap saja diam. Ia memilih menjadi patung, bahkan saat Fabian mulai memaksakan bibirnya untuk saling menyatu.
Ia biarkan Fabian melakukan apa pun yang ia mau, tapi Sabrina tetap bertahan untuk tidak menikmati setiap perlakuan Fabian. Semua sangat sulit, sebab seberapa pun ia mencoba mati rasa, tapi respon tubuhnya selalu mengkhianatinya.
"Kenapa kau diam, apa kau sedang berusaha menolakku sekarang?" tanya Fabian sinis.
"Aku ingin lihat, seberapa mampu kau bertahan dengan apa yang akan aku lakukan. Ku rasa kau harus diberi sedikit pelajaran karena sudah berani menggoda pria lain!" Fabian kembali me nindih tubuh Sabrina, setelah melepas kemejanya.
"Lakukan apa pun yang kau mau, karena mulai besok kau tidak akan pernah bisa melakukannya. Kita akan bercerai!" Sabrina memberanikan diri untuk membuka suaranya.
Perkataan Sabrina justru membuat Fabian menghentikan aksinya. Ia turun dari tubuh istrinya, menyambar kemeja yang sempat ia lempar. Tanpa kata, Fabian keluar dari kamarnya.
Sabrina meraung sekuat-kuatnya. Ia tumpahkan segala rasa sakit dalam tangisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
yeonjunlope
rasa ingin ku sleding
2023-12-28
0
Bunda Aish
ayo Sabrina! lakukan sesuatu agar kamu bisa lepas dari pengecut itu
2023-11-06
1
💖 sweet love 🌺
Sabrina nya cuma bisa nangis doang kah ☹️
2023-10-25
1