Bab 2.

Sinar matahari mulai menyinari bumi. Ayumi mengerjakan matanya. Setelah sinar matahari menyilaukan mata Ayumi. Ia mengucek kedua matanya. lalu, ia melirik ke arah jam beker. Ayumi terkejut melihat sudah pukul 7 lewat. Merasa sudah terlambat pergi ke sekolah. lalu, dengan kilat Ayumi membasuh muka dan menggosok giginya saja, tanpa pergi mandi. karena,jika Ayumi mandi akan terlambat masuk ke sekolah. mengingat hari ini ada ulangan matematika. Ayumi akan mandi di sekolah saja dari pada harus terlambat pergi ke sekolah.

Saka yang tidak mau membuat adiknya terlambat pergi ke sekolah sendirian dengan setia menunggu adiknya itu keluar dari kamar.

Mama Ria sedari pagi hanya bisa mengomel, karena Ayumi bangun kesiangan. tidak seperti biasanya.

"Saka, kenapa kamu belum juga beranjak pergi ke sekolah, ini sudah jam berapa? kenapa kamu malah berdiri di pintu gadis durhaka seperti dia!" teriak mama Ria.

"Saka masih mau menunggu Ayumi mah. Saka tidak mau adik Saka di hukum gara-gara terlambat datang," jawab Saka.

"Ck, ... kau ini, terlalu baik dan polos kepada Ayumi," kesal mama Ria.

Ayumi akhir nya keluar dari kamar terkejut melihat Saka yang ada di depan pintu kamarnya.

"Kak Saka, kenapa belum berangkat?" tanya Ayumi seraya melihat jam pada pergelangan tangannya.

"Jika adik kakak belum berangkat ke sekolah, maka kakak juga tidak mau berangkat ke sekolah sendirian tanpa kamu," keluh Saka.

Ayumi tersenyum mendengar kakak nya itu, ia mau menunggu Ayumi meski hari mulai sedikit siang.

"Ayo kak kita berangkat nanti kita benar-benar terlambat!" Ajak Ayumi menarik tangan Saka keluar dari rumahnya

"Baiklah Ayo."

***

Selama ulangan matematika berlangsung, Ayumi benar-benar tidak mengamati lembaran soal dengan benar. ia masih memikirkan perkataan mama Ria. apa dia akan mengambil keputusan itu atau tidak.

Banyak teman-teman sekelas Ayumi berbisik- bisik menunggu untuk mendapatkan contekan dari Ayumi. namun, Ayumi malah bengong sampai waktu jam ulangan matematika habis.

Bell jam istirahat berbunyi. Ayumi tersadar dari lamunannya. ia melihat soal ulangan matematika masih kosong belum ada yang ia jawab. Karena Ayumi siswi yang genius dengan kilat mengisi lembar soal itu hampir 70% Ayumi menjawabnya sebelum Guru pengawas mengambil lembaran tersebut.

Bulan mendengus kesal. karena, ia menunggu Ayumi tidak kunjung menoleh kebelakang. padahal, ia sudah memanggil namanya saat guru pengawas keluar dari kelas.

"Kau kenapa saat aku memanggil nama kamu tidak menoleh," kata Bulan kepada Ayumi.

Gadis bermata sipit ini hanya diam tidak mendengar sahabatnya itu membuat Bulan bertambah kesal. ia memutuskan untuk pergi ke kantin.

Sepanjang lorong menuju kantin Bulan hanya menggerutu kesal dengan Ayumi. malah dirinya di abaikan begitu saja.

"Bu, minta bakso extra pedas satu iya!" teriak Bulan.

Bulan jika sedang kesal atau marah akan melampiaskan pada makanan yang super pedas. meski setelah nya harus pergi bolak-balik ke dalam toilet.

Ayumi memilih duduk di dalam kelas sampai jam istirahat selesai. Bulan sahabat nya masuk. menatap Ayumi yang sangat berbeda hari ini,

"Ayumi, apa kamu tadi tidak istirahat?"

Ayumi hanya mengangguk "Apa kamu sakit," kata Bulan kembali, menempelkan tangannya ke kening Ayumi tapi tidak demam.

"Kau tidak demam. lalu, kenapa kamu diam saja, sebenarnya ada apa? kamu tidak anggap aku sahabat mu lagi sampai kamu mendiami aku seperti ini," tutur Bulan.

Tiba-tiba Ayumi menghamburkan memeluk tubuh Bulan. Ayumi menangis dalam pelukan sahabat nya itu. terdengar isak tangis Ayumi di balik pelukannya.

"Ayumi kamu menangis ada apa?" Bulan mulai khawatir melihat sahabatnya itu tiba-tiba menangis. Mereka mengurai pelukannya.

"Ay-yumi di paksa menikah dengan mama Ria." Dengan sedikit terbata. Ayumi akhirnya mau buka suara.

"What ... serius kamu Ay?" pekik Bulan.

Ayumi mengangguk dan ia kembali menitihkan air matanya. Ayumi menceritakan semua kejadian saat dia bertemu Ny. Arum.

Bulan memeluk Ayumi kembaki kedalam pelukannya, ia menepuk punggung Ayumi "Kenapa kamu selalu menderita seperti ini" bisikan Bulan, melepas pelukan mereka "Terus apa keputusan mu?" Ayumi hanya menganggat bahunya tidak tahu.

***

"Ayumi apa kamu sudah mengambil keputusan," seru mama Ria yang melihat Ayumi baru saja pulang dari sekolah.

Mama tega Ayumi saja baru pulang sekolah sudah di tagih jawaban. apa dia akan senang jika ayumi mengambil keputusan ini.

Batin Ayumi.

Ayumi hanya memejamkan matanya. lalu, menghela napas panjang. "Ayumi ganti baju dulu mah," jawab singkat Ayumi langsung masuk kamar tanpa menatap wajah mama tiri nya.

"Ya sudah sana ganti bajumu semoga kamu menerima keputusan ini. mama sangat berharap itu!" teriak mama Ria saat Ayumi sudah jauh dari nya.

Ayumi masuk ke dalam kamarnya. Ayumi kembali menangis ia masih binggung keputusan apa yang harus dia ambil.

Ayumi ingat sama Mommynya, ia dengan segera menganti baju nya dan keluar kamar lagi. namun, tidak melihat mama Ria. Ayumi memutuskan untuk pergi ke makam mommy nya yang selalu rindukan. Ayumi menyetop taksi yang kebetulan lewat di depan rumah dengan segera masuk ke dalam taksi dan pergi meninggalkan rumah.

Tidak butuh lama Ayumi tiba di tempat tujuan. Ayumi membeli bunga terlebih dulu sebelum ke makam ibunya itu. Ayumi membeli seikat bunga lili. karena, ibu nya sangat menyukai bunga lili berwarna putih.

Ayumi meletakan bunga lili di atas pusaran makam ibunya.

"Mom, Ayumi datang membawa bunga kesukaan Mommy." Tangan Ayumi mengusap nisan mommy nya.

"Bagaimana kabar Mommy disana? Ayumi sangat merindukan Mommy. kapan Mommy akan membawa Ayumi?" Ayumi kembali menangis ia tidak kuasa membendung rasa kangen nya terhadap sang ibu yang selalu ia sayangi.

"Mom, maaf Ayumi telah menangis di hadapan Mommy." mencoba tersenyum dengan menyeka air matanya.

Ayumi merasa sangat tidak adil. Ayumi harus kehilangan mommy nya saat ia berusia 7 tahun. bahkan tidak lama mommy nya meninggal, Dady nya menikah lagi dengan mama Ria dengan alasan agar Ayumi ada yang merawat nya. namun, janji tinggal janji mama Ria tidak merawat Ayumi dengan benar. sampai Ayumi menjadi gadis yang sangat mandiri di usia yang masih belia.

Langit mulai menghitam rintik air hujan mulai turun membasahi tubuh gadis cantik yang masih memeluk batu nisan yang menancap di antara gundukan tanah. Ayumi masih betah memeluknya ingin rasanya ia menyusul sang ibu yang telah melahirkan nya itu. rasanya hidup ini tidak adil baginya, melihat Dady nya yang terbaring lemah di rumah sakit. dirumah di paksa untuk menikah dengan pria yang tidak kenal oleh ibu sambungnya itu. bahkan, dirinya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

"Mom, Ayumi harus bagaimana? apa Ayumi harus menikah muda sekarang? bahkan Ayumi masih sekolah."

Tangisan Ayumi semakin pecah di campur dengan air hujan yang membasahi tubuhnya. hujan semakin lebat. namun, Ayumi tidak kunjung bangkit dari makam mommy nya. ia masih setia memeluknya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

kasihan sekali nasibnya

2023-09-19

0

🇮🇩 F E E 🇵🇸

🇮🇩 F E E 🇵🇸

Gak lanjoet baca lg. Semangat nulisnya. Tllu byk kesalahan penulisan. Sukses ya.

2022-03-26

2

🇮🇩 F E E 🇵🇸

🇮🇩 F E E 🇵🇸

TDK perlu ada titik & kata ia dipertengahan kalimat. Lgsg sj dibikin satu kalimat smua.

2022-03-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1.
2 Bab 2.
3 Bab 3.
4 Bab 4.
5 Bab 5.
6 Bab 6.
7 Bab 7.
8 Bab 8.
9 Bab.9
10 Bab 10.
11 Bab 11.
12 Bab 12.
13 Bab.13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab.16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab.40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43.
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab, 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84.
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97
98 Bab. 98
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134
135 Bab. 135
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 151
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab.161
162 Bab. 162
163 Bab. 163
164 Bab. 164
165 Bab.165
166 Bab. 166
167 Bab. 167
168 Bab. 168
169 Bab. 169
170 Bab. 170
171 Bab. 171
172 Bab. 172
173 Bab. 173
174 Bab. 174
175 Bab. 175
176 Bab. 176
177 Bab. 177
178 Bab. 178
179 Bab 179
180 Bab. 180
181 Bab. 181
182 Bab. 182
183 Bab.183
184 Bab. 184
185 Bab. 185
186 Bab. 186
187 Bab. 187
188 Bab. 188
189 Bab. 189
190 Bab. 190
191 Bab. 191
192 Bab. 192
193 Bab.193
194 Bab. 194
195 Bab. 195
196 Bab. 196
197 Bab. 197
198 Bab. 198
199 Bab. 199
200 Bab. 200
201 Bab. 201
202 Bab. 202
203 Bab. 203
204 Bab. 204
205 Bab. 205
206 Bab. 206
207 Bab. 207
208 Bab. 208
209 Bab. 209
210 Bab. 210
211 Bab.211
212 Bab. 212
213 Bab. 213
214 Bab. 214
215 Bab. 215
216 Bab. 216
217 Bab. 217
218 Bab. 218
219 Bab. 219
220 Bab. 220
221 Bab. 221
222 Bab. 222
223 Bab. 223
224 Bab. 224
225 Bab. 225
226 Bab.226
227 Bab. 227
228 Bab. 228
229 Bab. 229
230 Kupu-kupu Malam
Episodes

Updated 230 Episodes

1
Bab 1.
2
Bab 2.
3
Bab 3.
4
Bab 4.
5
Bab 5.
6
Bab 6.
7
Bab 7.
8
Bab 8.
9
Bab.9
10
Bab 10.
11
Bab 11.
12
Bab 12.
13
Bab.13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab.16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab.40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43.
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab, 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84.
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97
98
Bab. 98
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134
135
Bab. 135
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 151
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab.161
162
Bab. 162
163
Bab. 163
164
Bab. 164
165
Bab.165
166
Bab. 166
167
Bab. 167
168
Bab. 168
169
Bab. 169
170
Bab. 170
171
Bab. 171
172
Bab. 172
173
Bab. 173
174
Bab. 174
175
Bab. 175
176
Bab. 176
177
Bab. 177
178
Bab. 178
179
Bab 179
180
Bab. 180
181
Bab. 181
182
Bab. 182
183
Bab.183
184
Bab. 184
185
Bab. 185
186
Bab. 186
187
Bab. 187
188
Bab. 188
189
Bab. 189
190
Bab. 190
191
Bab. 191
192
Bab. 192
193
Bab.193
194
Bab. 194
195
Bab. 195
196
Bab. 196
197
Bab. 197
198
Bab. 198
199
Bab. 199
200
Bab. 200
201
Bab. 201
202
Bab. 202
203
Bab. 203
204
Bab. 204
205
Bab. 205
206
Bab. 206
207
Bab. 207
208
Bab. 208
209
Bab. 209
210
Bab. 210
211
Bab.211
212
Bab. 212
213
Bab. 213
214
Bab. 214
215
Bab. 215
216
Bab. 216
217
Bab. 217
218
Bab. 218
219
Bab. 219
220
Bab. 220
221
Bab. 221
222
Bab. 222
223
Bab. 223
224
Bab. 224
225
Bab. 225
226
Bab.226
227
Bab. 227
228
Bab. 228
229
Bab. 229
230
Kupu-kupu Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!