Sinar matahari mulai menyinari bumi. Ayumi mengerjakan matanya. Setelah sinar matahari menyilaukan mata Ayumi. Ia mengucek kedua matanya. lalu, ia melirik ke arah jam beker. Ayumi terkejut melihat sudah pukul 7 lewat. Merasa sudah terlambat pergi ke sekolah. lalu, dengan kilat Ayumi membasuh muka dan menggosok giginya saja, tanpa pergi mandi. karena,jika Ayumi mandi akan terlambat masuk ke sekolah. mengingat hari ini ada ulangan matematika. Ayumi akan mandi di sekolah saja dari pada harus terlambat pergi ke sekolah.
Saka yang tidak mau membuat adiknya terlambat pergi ke sekolah sendirian dengan setia menunggu adiknya itu keluar dari kamar.
Mama Ria sedari pagi hanya bisa mengomel, karena Ayumi bangun kesiangan. tidak seperti biasanya.
"Saka, kenapa kamu belum juga beranjak pergi ke sekolah, ini sudah jam berapa? kenapa kamu malah berdiri di pintu gadis durhaka seperti dia!" teriak mama Ria.
"Saka masih mau menunggu Ayumi mah. Saka tidak mau adik Saka di hukum gara-gara terlambat datang," jawab Saka.
"Ck, ... kau ini, terlalu baik dan polos kepada Ayumi," kesal mama Ria.
Ayumi akhir nya keluar dari kamar terkejut melihat Saka yang ada di depan pintu kamarnya.
"Kak Saka, kenapa belum berangkat?" tanya Ayumi seraya melihat jam pada pergelangan tangannya.
"Jika adik kakak belum berangkat ke sekolah, maka kakak juga tidak mau berangkat ke sekolah sendirian tanpa kamu," keluh Saka.
Ayumi tersenyum mendengar kakak nya itu, ia mau menunggu Ayumi meski hari mulai sedikit siang.
"Ayo kak kita berangkat nanti kita benar-benar terlambat!" Ajak Ayumi menarik tangan Saka keluar dari rumahnya
"Baiklah Ayo."
***
Selama ulangan matematika berlangsung, Ayumi benar-benar tidak mengamati lembaran soal dengan benar. ia masih memikirkan perkataan mama Ria. apa dia akan mengambil keputusan itu atau tidak.
Banyak teman-teman sekelas Ayumi berbisik- bisik menunggu untuk mendapatkan contekan dari Ayumi. namun, Ayumi malah bengong sampai waktu jam ulangan matematika habis.
Bell jam istirahat berbunyi. Ayumi tersadar dari lamunannya. ia melihat soal ulangan matematika masih kosong belum ada yang ia jawab. Karena Ayumi siswi yang genius dengan kilat mengisi lembar soal itu hampir 70% Ayumi menjawabnya sebelum Guru pengawas mengambil lembaran tersebut.
Bulan mendengus kesal. karena, ia menunggu Ayumi tidak kunjung menoleh kebelakang. padahal, ia sudah memanggil namanya saat guru pengawas keluar dari kelas.
"Kau kenapa saat aku memanggil nama kamu tidak menoleh," kata Bulan kepada Ayumi.
Gadis bermata sipit ini hanya diam tidak mendengar sahabatnya itu membuat Bulan bertambah kesal. ia memutuskan untuk pergi ke kantin.
Sepanjang lorong menuju kantin Bulan hanya menggerutu kesal dengan Ayumi. malah dirinya di abaikan begitu saja.
"Bu, minta bakso extra pedas satu iya!" teriak Bulan.
Bulan jika sedang kesal atau marah akan melampiaskan pada makanan yang super pedas. meski setelah nya harus pergi bolak-balik ke dalam toilet.
Ayumi memilih duduk di dalam kelas sampai jam istirahat selesai. Bulan sahabat nya masuk. menatap Ayumi yang sangat berbeda hari ini,
"Ayumi, apa kamu tadi tidak istirahat?"
Ayumi hanya mengangguk "Apa kamu sakit," kata Bulan kembali, menempelkan tangannya ke kening Ayumi tapi tidak demam.
"Kau tidak demam. lalu, kenapa kamu diam saja, sebenarnya ada apa? kamu tidak anggap aku sahabat mu lagi sampai kamu mendiami aku seperti ini," tutur Bulan.
Tiba-tiba Ayumi menghamburkan memeluk tubuh Bulan. Ayumi menangis dalam pelukan sahabat nya itu. terdengar isak tangis Ayumi di balik pelukannya.
"Ayumi kamu menangis ada apa?" Bulan mulai khawatir melihat sahabatnya itu tiba-tiba menangis. Mereka mengurai pelukannya.
"Ay-yumi di paksa menikah dengan mama Ria." Dengan sedikit terbata. Ayumi akhirnya mau buka suara.
"What ... serius kamu Ay?" pekik Bulan.
Ayumi mengangguk dan ia kembali menitihkan air matanya. Ayumi menceritakan semua kejadian saat dia bertemu Ny. Arum.
Bulan memeluk Ayumi kembaki kedalam pelukannya, ia menepuk punggung Ayumi "Kenapa kamu selalu menderita seperti ini" bisikan Bulan, melepas pelukan mereka "Terus apa keputusan mu?" Ayumi hanya menganggat bahunya tidak tahu.
***
"Ayumi apa kamu sudah mengambil keputusan," seru mama Ria yang melihat Ayumi baru saja pulang dari sekolah.
Mama tega Ayumi saja baru pulang sekolah sudah di tagih jawaban. apa dia akan senang jika ayumi mengambil keputusan ini.
Batin Ayumi.
Ayumi hanya memejamkan matanya. lalu, menghela napas panjang. "Ayumi ganti baju dulu mah," jawab singkat Ayumi langsung masuk kamar tanpa menatap wajah mama tiri nya.
"Ya sudah sana ganti bajumu semoga kamu menerima keputusan ini. mama sangat berharap itu!" teriak mama Ria saat Ayumi sudah jauh dari nya.
Ayumi masuk ke dalam kamarnya. Ayumi kembali menangis ia masih binggung keputusan apa yang harus dia ambil.
Ayumi ingat sama Mommynya, ia dengan segera menganti baju nya dan keluar kamar lagi. namun, tidak melihat mama Ria. Ayumi memutuskan untuk pergi ke makam mommy nya yang selalu rindukan. Ayumi menyetop taksi yang kebetulan lewat di depan rumah dengan segera masuk ke dalam taksi dan pergi meninggalkan rumah.
Tidak butuh lama Ayumi tiba di tempat tujuan. Ayumi membeli bunga terlebih dulu sebelum ke makam ibunya itu. Ayumi membeli seikat bunga lili. karena, ibu nya sangat menyukai bunga lili berwarna putih.
Ayumi meletakan bunga lili di atas pusaran makam ibunya.
"Mom, Ayumi datang membawa bunga kesukaan Mommy." Tangan Ayumi mengusap nisan mommy nya.
"Bagaimana kabar Mommy disana? Ayumi sangat merindukan Mommy. kapan Mommy akan membawa Ayumi?" Ayumi kembali menangis ia tidak kuasa membendung rasa kangen nya terhadap sang ibu yang selalu ia sayangi.
"Mom, maaf Ayumi telah menangis di hadapan Mommy." mencoba tersenyum dengan menyeka air matanya.
Ayumi merasa sangat tidak adil. Ayumi harus kehilangan mommy nya saat ia berusia 7 tahun. bahkan tidak lama mommy nya meninggal, Dady nya menikah lagi dengan mama Ria dengan alasan agar Ayumi ada yang merawat nya. namun, janji tinggal janji mama Ria tidak merawat Ayumi dengan benar. sampai Ayumi menjadi gadis yang sangat mandiri di usia yang masih belia.
Langit mulai menghitam rintik air hujan mulai turun membasahi tubuh gadis cantik yang masih memeluk batu nisan yang menancap di antara gundukan tanah. Ayumi masih betah memeluknya ingin rasanya ia menyusul sang ibu yang telah melahirkan nya itu. rasanya hidup ini tidak adil baginya, melihat Dady nya yang terbaring lemah di rumah sakit. dirumah di paksa untuk menikah dengan pria yang tidak kenal oleh ibu sambungnya itu. bahkan, dirinya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
"Mom, Ayumi harus bagaimana? apa Ayumi harus menikah muda sekarang? bahkan Ayumi masih sekolah."
Tangisan Ayumi semakin pecah di campur dengan air hujan yang membasahi tubuhnya. hujan semakin lebat. namun, Ayumi tidak kunjung bangkit dari makam mommy nya. ia masih setia memeluknya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Nendah Wenda
kasihan sekali nasibnya
2023-09-19
0
🇮🇩 F E E 🇵🇸
Gak lanjoet baca lg. Semangat nulisnya. Tllu byk kesalahan penulisan. Sukses ya.
2022-03-26
2
🇮🇩 F E E 🇵🇸
TDK perlu ada titik & kata ia dipertengahan kalimat. Lgsg sj dibikin satu kalimat smua.
2022-03-26
1