*tap
tap
tap*
Langkah sepasang sepatu terdengar nyaring disepanjang lorong sebuah hotel yang terdapat di lantai atas sebuah club'. Pelan tapi pasti langkah kaki itu terus berjalan menuju ke arah lift.
Ting
Ruang kecil bergerak itu membawa langkah laki-laki itu menuju tempat yang tadinya ia tempati bersama sahabat-sahabatnya. Arga. Laki-laki itu mendapatkan pesan dari Alvin bahwa Daniel sudah datang setelah ia selesai dengan pekerjaannya.
"Woy..... nih dia orangnya. dapat berapa kali muncak loe tadi?" ucap Alvin kala ia melihat kedatangan Arga dari jauh.
Sedangkan Daniel dan David hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan keduanya.
"Sialan loe," balas Arga sambil melayangkan pukulan ke bahu sahabatnya itu.
Arga pun mengambil gelas yang tadinya memang miliknya dan menuangkan sampanye yang ada di sana. Setelah mencapai penuh gelas, Arga langsung menyesap perlahan cairan beralkohol tersebut sambil melemparkan pandangannya ke arah sekitarnya.
"O iya, sekalian gue mau ngomong sesuatu. Lusa kita disuruh ikut Vale datang ke sebuah acara launching Cafe baru," ucap Daniel.
"Cafe baru?" tanya Alvin.
"Iya, acaranya sore sih. Ntar kita barengan aja. Soalnya kata Vale semua dari kita harus ikut. Tanpa terkecuali," jelas Daniel. Alvin, David, dan Arga sejenak terdiam mendengar penuturan dari Daniel.
"Gimana? Loe pada nggak ada acara kan?" tanya Daniel kepada ketiganya.
"Ntar dulu, gue check dulu schedule gue," ucap Alvin menyela sambil memeriksa ponsel miliknya.
"Kalau gue sih gampang, masalah kantor bisa di re-schedule ulang," ungkap Arga yang memang saat ini ia tidak memiliki pekerjaan yang berat. Mungkin kalau hanya pekerjaan ringan, ia bisa mengalihkannya kepada asistennya maupun di jadwalkan ulang. ketiganya hanya menganggukkan kepala mendengar ucapan Arga.
"Wait, gue bilang dulu sama Risky," ucap David sambil mengotak-atik ponselnya.
"Okay, done. gue udah bilang sama si Risky," imbuh David beberapa saat kemudian setelah ia berbalas pesan dengan asisten pribadinya itu.
"Okay kalau begitu, ntar kalau udah saatnya, kalian datang aja ke kantor gue. Soalnya cafe itu letaknya tak jauh dari kantor gue," ucap Daniel kepada ketiganya.
Mereka hanya mengiyakan ucapan laki-laki itu sambil kemudian mereka kembali menikmati waktu bersama ditemani beberapa botol minuman disana.
Merasa sedikit gerah, Arga beranjak dari tempat duduknya sambil membawa gelasnya yang masih berisi red wine nya.
"Mau kemana?" tanya Alvin. Arga yang mendapatkan pertanyaan itu sontak menoleh kepadanya.
"Mau nyari udara segar. Ikut nggak loe?" tanya Arga.
"Boleh juga," sahut Alvin.
Sedangkan Daniel dan juga David hanya bisa geleng-geleng kepala melihat keduanya.
Sebelum turun ke lantai dansa, Arga sejenak berhenti di pinggiran lantai dua tempatnya berdiri sambil mengedarkan pandangannya ke bawah sana.
Sesekali tersenyum ia mengamati wanita demi wanita yang tengah berjoget ria di bawah sana. Saat pandangannya menyapu lautan manusia di bawah sana, kedua matanya menangkap sosok wanita di bawah sana yang tengah tertawa lebar dengan seorang wanita yang ia yakini adalah teman wanita itu.
"Siapa dia?" gumamnya sambil terus memperhatikan wanita tersebut. Senyum yang indah, menambah kesan kecantikan wanita itu kian sempurna. tubuh yang menjulang tinggi ditambah dengan bentuknya yang menyerupai bak gitar spanyol membuat lelaki manapun berdesir melihatnya. Apalagi gaun malam berwarna hitam yang ia gunakan sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih seputih tepung membuat wanita tersebut mampu membuat seorang cassanova seperti Arga tak bisa memalingkan wajahnya barang sedetikpun.
Tak mau menunggu lebih lama lagi, Arga segera meneguk sisa wine miliknya dan berbalik menuju meja sahabatnya.
kletak
Arga langsung meletakkan gelas miliknya disana.
"Gue turun dulu," ucap Arga sambil mengedipkan sebelah matanya kepada kedua sahabatnya yang masih setia duduk di sofa itu. Sedangkan Daniel dan David yang melihat kelakuan Arga hanya bisa tersenyum sambil mengangkat gelas keduanya seakan memberi kode bahwa mempersilakan Arga untuk bertindak semaunya.
"Tungguin gue, Ga." pekik Alvin sambil beranjak dan mengejar sahabatnya itu.
Kedua laki-laki itu kemudian berjalan menuju tangga dan turun ke lantai dansa yang ada dibawah sana. sepanjang berjalan, para wanita di sana senantiasa menggoda keduanya. Ada yang curi-curi pandang, bahkan ada pula yang terang-terangan menawarkan diri kepada Arga maupun Alvin.
"Gue ke sana dulu," ucap Alvin kepada Arga sambil menunjuk ke arah kiri panggung yang ada di sana. Arga yang mendengarnya hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu Alvin langsung bergegas meninggalkan Arga disana.
Sedangkan Arga sejenak terdiam di tempatnya berdiri, sambil pandangannya tak lepas pada sesosok wanita yang berada di jauh depan sana.
Perlahan tapi pasti, Arga mulai melangkahkan kakinya maju membelah lautan manusia yang ada di depannya guna untuk mencapai dimana wanita itu berada.
Walau banyak wanita di sekitarnya yang berusaha menarik perhatiannya, tak membuat Arga tergoda. Justru ia sama sekali tidak menggubris perkataan demi perkataan yang ditujukan untuknya.
Sambil merangkai perkataan yang akan ia ucapkan kepada wanita itu, Arga melangkah dengan gaya coolnya.
Saat dirinya sudah berada tepat di belakang tubuh wanita itu, indra penciumannya dapat merasakan aroma khas yang menguat dari tubuh wanita itu. Arga berniat untuk memegang pundak mulus itu, namun belum sempat tangannya menyentuh tubuh molek tersebut, terdengar suara yang berasal dari samping kirinya.
"Sayang,"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Ree.Pand
hayoo siapa yang manggil
2023-02-08
0