Chapter 3. Pria itu
Malam hari keluarga Kezia ataju yang di anggil Zia sudah bersiap menuju tempat pertemuan Zia dengan putra Tuan Senopati. Risa yang asalnya enggan untuk ikut, akhirnya ikut dengan terpaksa karena takut meni,,mbulkann kecurigaan Iriyanti dan juga Kezia.
“Zia.., ayo dong”. Ajak Iriyanti Mamanya sambil menarik pergelangan Zia yang daritadi menampakkan wajah malas.
“Ma_”. Protes Zia.
“Zi..”. Iriyanti menunjukkan mata tajamnya dan dengan terpaksa Zia mengikutinya.
Zia yang memakai dress selulut berwarna pink pastel sangat terlihat cantik kontras dengan warna kulitnya yang seputih susu. Ditambah dengan jepit rambut berbentuk kupu-kuu berlapis emas menambah keanggunan sang pemilik wajah.
“Dek, tumben elu cantik bener kagak kayak anak liar”. Sindir Rizky yang sebenarnya juga kagum dengan kecantikan adik semata wayangnya.
Bukannya seneng, Zia malah mengerucutkan bibirnya. Risa yang disamping Rizky mengemudi tertawa kecil mendengar sindiran, eh lebih tepat ejekan untuk Zia.
Iriyanti lalu menggenggam tangan Zia. Zia menoleh menatap kedalam manik mata Mamanya yang sangat berharap dengannya. Zia pun tersenyum lalu membalas genggaman Mamanya.
Tiga puluh menit perjalanan, keluarga Zia tiba di kediaman Senopati. Pagar menjulang tinggi berwarna putih itu terbuka menggunakan sensor kedatangan para tamu yang akan berkunjung ke kediaman mereka. Rizky terdiam saat pintu gerbang itu terbuka, tangan dan kakinya serasa enggan memasuki rumah itu. Risa meraih tangan Rizky pelan, mata mereka mengisyaratkan bahwa semua baik-baik saja. Untung saja Iriyanti dan Zia tak melihatnya karena mereka sedang saling bercerita sendiri. Pelan mobil Rizky memasuki kediaman Senopati.Rizky memberhentikan mobilnya, Iriyanti, Risa sudah keluar dari mobilsedang Zia masih enggan untuk turun.
“Dek, turun yuk..”. Ajak Rizky yang mengerti perasaan adiknya.
“Ka..., aku takut”. Akhirnya yang dirasakan Zia mamu diutarakan.
“Percaya Kaka, Kaka akan lindungi kamu seumur hidup Kaka”. Ucap Rizky serius.
Zia pun mengangguk, entah kenapa ucapan Rizky cukup menenangkan perasaannya. Rizky sekeluarga memasuki rumah mewah Senopati, disana mereka semua sudah di sambut para pelayan yang sangat ramah.
“Nyonya, anda sudah ditunggu di Ruang makan oleh Tuan”. Salah satu pelayan memberitahu. Lalu mereka mengikuti pelayan tersebut. Benar saja disana sudah terdapat Senopati, Merry juga seorang pria yang membuat Risa merasa jantungnya berhenti berdetak.
“Selamat datang besan”. Senopati menyambut dengan bahagia.
“Iriyanti, bagaimana kabarmu?”. Tanya Merry istri Senopati.
“Alhamdulillah baik, kamu gimana kabarnya?”. Tanya Iriyanti balik.
“Seperti yang kau lihat, aku selalu terlihat baik”. Jawab Merry dengan senyum yang menawan di usia setengah abadnya.
“Iriyanti, kau tidak kesasar kan?”. Tanya Senopati dengan bercanda.
“Bagaimana aku bisa kesasar ditempat pertama aku bertemu mas Rahardian”. Selorohnya mengingat pertemuan pertama dengan suaminya.
Mereka bertiga tertawa saat mengingat awal mula pertemuan mereka waktu berempat kala itu.
“Dimana Rizky?”. Senopati menoleh mencari keberadaan Rizky.
‘Rizky..,”. PanggilSenopati setelah menemukan Rizky.
‘Tuan,”. Rizky tersenyum kearah Senopati.
Senopati merangkul memeluk Rizky.
“Jangan panggil Tuan, aku dan Papamu adalah sahabat. Panggil saja aku Om”.
Rizky tersenyum, pandangannya kearah seorang pria yang masih antengnya duduk di meja panjang sambil memainkan ponselnya tanpa menoleh sama sekali.
Senopati lalu beralih ke Risa, dia sepertimengenal wanita itu tapi tak ingat jelas siapa Risa. Senopati melirik Iriyanti meinta penjelasan wanita yang didepannya.
“Dia menantuku, istri Rizky mas Seno”. Iriyanti menjelaskan.
“Ri_sa Tuan. Nama saya Ri_sa”. Risa merasa gugup memperkenalkan diri. Ingin sekali dia melarikan diri secepatnha saat melihat sosok Leo yang dingin.
Leo menghentikan kegiatannya bermain ponsel saat Risa memperkenalkan diri. Tangannya meremas ponselnya, matanya menatap tajam dan hatinya merasa sakit. Dirinya ingin sekali segera melakukan balas dendam kepada keluarga Rizky yang sudah merebut Riska darinya.
“Apa dia yang bernama Kezia?”. Tanya Merry saat melihat masih ada satu wanita yang bersama Iriyanti.
Iriyanti mengangguk sambil tersenyum. Sedang Merry mendekati Kezia yang entah mengapa merasa gugup. Wajahnya masih menunduk belum berani melihat bakal calon mertuanya. Begitupun dengan Merry yang mendekati Kezia, Senopati pun ikut mendekati mereka berdua.
Merry mengambil tangan Kezia,
“Kau yang bernama Kezia?”.Tanya Merry lembut.
Kezia mendongak menatap calon Mama mertuanya. Kezia mengangguk,rasa takutnya sedikit hilang kala manik mata teduh Merry menghangatkan pandangannya.
“Kau cantik sekali nak.., Leo pasti menyukaimu”. Ucap Senopati yang seendapat oleh Merry.
“Bukan begitu Leo”. Senopati beralih memanggil putranya yang daritadi diam.
Leo menoleh ke arah Papanya. Dia tersenyum seakan mengejek kearah Zia.
“KAMU!”. Zia yang seperti princes sebelumnya dalam sekejap berubah haluan ke otak setengahnya saat menyadari calon suaminya adalah orang menyebalkan yang tak sengaja bertemu beberapa jam yang lalu.
“Pria gila, ngapain elu disini?”. Sahut Zia yang reflek.
“Hai adek kecil, sudah bilang Mamamu untuk mengganti uangku”. Sindir Leo.
“Heh kampret! Ga usah bawa-bawa emak gue, gue bakal bayar semua belanjaan gue”. Zia yang lupa posisinya sekarang membuat Iriyanti mencubitnya berkali-kali.
“Mama apaan sih..., pria gila macam dia kudu di musnahin. Zi uda rencana mau bikin dia buat pakan ternak kambing Mam”. Zia kembali menjadi bar-bar.
“Zi..,ingat tujuan kita kesini. Elu kagak malu apa ama Tante Mery dan Om Seno”. Bisik Rizky yang langsung disadari Zia. Kalo saja ini bukan dikediaman Leo, Zia pasti sudah merusak wajah tampan Leo.
Senopati tertawa, dia tak menyangka jika Leo dan Zia sudah pernah bertemu sebelumnya.
“Kalian sudah saling kenal rupanya, ini akan lebih mudah memperlancar perjodohan ini “. Ucap Senopati lalu mempersilahkan semuanya duduk di Meja makan.
Zia yang berhadapan dengan Leo membuat dirinya tak nyaman untuk makan. Begitupun dengan Risa tak berbeda jauh dengan keadaan Zia. Risa hanya menyendok makannya sebanyak dua kali, sambil sesekali melirik kearah Leo yang tanpa sengaja juga meliriknya. Rizky yang mengetahuinya dengan sengaja bertingkah mesra dengan menyuapi Istrinya.
Sedang Iriyanti, Merry dan Seno mereka lebih asyik menikmati menu makan malam dengan khidmat. Selesai makan malam, Seno dan Merry mengajak merka ke Taman belakang yang sudah disulap menjadi tempat pesta mini sebagai acara penyambutan calon menantu. Senopati dan Rizky saling membahas persoalan pekerjaan. Sedang Merry dan Iriyanti sedang asyik membahas masa lalu mereka.
Zia yang sedari tadi menghindar karena merasa muak dengan Leo, meminta izin ke Kamar mandi.
“Tante, Zia boleh pinjam Kamar Mandinya?”. Izin Zia.
“Silahkan Zia, kamar mandi ada didekat tangga ruang tamu”. Merry memberi petunjuk.
‘Terimakasih tante “. Zia kemudian menuju ke kamar Mandi. Saat selesai dari Kamar mandi, Zia tak sengaja mendengar percakapan dari sesorang yang Zia kenali suaranya. Zia mengikuti arah suara itu. Betapa terkejut dirinya saat melihat Leo sedang memeluk Risa.
“Ough”. Zia menangkup mulutnya dengan kedua tangannya.
‘Ada hubungan apa antara mereka berdua’. Batin Zia curiga. Zia masih berdiri ingin mendengar percakapan mereka berdua.
“Leo.. sudahlah, semuanya sudah berakhir”. Ucap Risa.
‘Tak bisa Ris, kau yang sudah mengibarkan bendera perang. Asal kau tahu aku ingin sekali membunuh Rizky. Tai aku lihat kau sangat bahagia dengannya”. Ucap Leo kesal.
‘Leo.., aku bilang sudahlah”. Risa kemudian meninggalkan Leo.
‘Kau lihat saja Risa, adik Rizky aku akan buat menderita akibat pengkhianatan kalian’.
Gumam Leo dalam hati .
......................
Jejaknya yuh jangan lupa🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
ichaaaa
aku mampir kak #penaauthor
2022-01-12
1
Titislia
lanjut kak
2021-12-15
1
Ninik H.
keren
2021-12-05
1