Chapter 2. Pura-pura jadi pacar
Pagi cerah tetapi tak secerah hati Zia. Zia beranjak dari ranjangnya dengan malas, dia sengaja mengulur-ulur waktunya agar tak bertemu dengan pria yang akan dijodohkan dengannya. Zia mengambil ponselnya,menekan contact bernama Zacky.tak menunggu lama si pemilik nama menerima panggilan Zia.
“Ganggu aja Zi..”. Suara Zacky masih terdengar serak bangun tidur.
“JEK..! elu masih molor? ”. Tanya Zia.
“Zi.. elu kira-kira dong telfon malam-malam ganggu mimpi gue ama Cecil”. Gerutu Zackydari seberang telfon.
“Malam gundulmu..! Eh RIJEK! Tuh ayam uda pada mau berangkat sekolah elu masih kolor aja. Gue mau minta bantuan elu sekarang juga”. Zacky dengan cepat membuka gorden kamarnya, dia tertawa karena yang dikatakan Zia benar bahwa hari sudah mulai siang.
“Molor Zi... Molor.. “ Zacky menepuk jidatnya berkali-kali.
“Mau minta bantu apa? Kalau soal minta maaf Pak Handoko ogah!”. Lanjutnya mengira-ngira perbuatan sahabat setengah otaknya.
“Ini lebih serem dari Pak Handoko”. Jawabnya dengan serius.
“La koq lebih serem?”. Zacky yang beranjak dari tidurnya melupakan mimpinya dengan cecil.
“Iya,karena ini menyangkut masa depan gue”. Sepertinya si Tuan putri sedang penuh otaknya.
“Sejak kapan elu punya masa depan?”. Cibir Zacky yang selama ini tak pernah mendengar Zia membahas tentang masa depan.
“Ish...”. Zia mendesis mendengar ejekan Zacky.
“Kita ketemu di kantin Mbok Jum jam 09.00 ga pake telat”. Perintah Zia seenak jidatnya membjuat Zacky kalah telak. Kalau sudah begini Zacky hanya bisa menuruti sahabat planetnya. Merekapun saing menutup panggilan telfonnya.
Tok.. Tok..!
“Zi.., kaka masuk ya”. Suara Risa memanggil Zia.
“‘Hem”. Zia masih enggan menyahut.
Risa masuk sambil membawa nampan berisi roti selai nanas beserta segelas susu hangat lalu menaruhnya diatas nakas sebelah ranjang Zia. Risa melirik Zia yang enggan melihatnya, sepertinya dia tau jika Zia sedang kecewa terhadapnya karena tak bisa membantunya kemarin.
“Kau masih marah Zi?”. Tanya Risa sedikit serius.
“Kenapa kalian menyembunyikan ini semua Ka? Sampe masa depan Zia aja kalian semua yang atur”. Wajah Zia mulai memerah menahan sesak nafas ,yang terhimpit di tenggorokannya.
“Kezia..,”. Panggil Risa dengan lirih, dia tahu bagaimana perasaannya sekarang. Perjodohan yang tidak diketahui sama sekali membuat impian-impiannya hilang seketika.
Zia menundukkan wajahnya, gadis yang selama ini mendapat predikat semangat dan ceria, hilang seketika bersamaan dengan lelehan air matanya. Risa merangkul bahunya
, menenggelamkan wajah Zia kedalam pelukannya.
‘Maafkan Kaka Zia..’. Batin Risa yang merasa ikut bersalah menyembunyikan persoalan perjodohan Zia dengan mantannya.
“Kau makanlah karena Kaka berencana mengajakmu berlibur besok pagi”. Ucap Risa memancing Zia agar melupakan kesedihannya.
“Seriusan Ka?”. Dan benar saja Zia langsung mendongak menatap Risa.
Risa mengangguk, dalam hatinya merasa senang karena berhasil merayu sang adik ipar yang katanya imutnya limited edition.
“Tapi mau berlibur kemana Ka?”. Tanyanya yang belum tahu.
“Ajak Zacky dan Rizal pula, karena Ka Rizky akan membawa kita ke pulau pelabuhan Labuan Bajo”. Ujar Risa yang langsung berlalu meninggalkan Zia berlompat-lompat diatas ranjangnya dengan bahagia. Pasalnya Zia dan kedua sahabatnya ingin sekali ke pulau tersebut untuk melihat festival parade Band dari artis-artis terkenal Ibukota.
Zia turun dengan wajah yang bahagia bertolak belakang dengan keadaannya beberapa menit yang lalu bersama Risa di Kamar.
“Mama....!”. Panggil Zia dengan nyaring.
“Kau sudah tak marah dengan Mama?”. Sindir Iriyanti.
“Kalau Zia marah sama Mama, nanti Zia ga dapat makan lagi”. Jawabnya dengan cekikikan.
“Zi..,”. Zia menoleh kearah Mamanya.
“Maafin Mama Nak, Mama tak bermak__”.
“Ih.. Mama apaan sih, kan sudah sewajibnya Zia patuh kepada Mama. Mama sudah membesarkan Zia tanpa Papa, tak ada alasan jika Zia tak menuruti perintah Mama”. Ucap Zia sambil memeluk Mamanya. Sebenarnya Iriyanti juga tak tega dengan perjodohan ini.. Tapi pihak Senopati menginginkan Kezia dan putranya segera menikah.
“Ehm.. Ehm..!”. Rizky dan Risa yang sengaja ikut bergabung.
“Hush... Hush...”. Usir Zia sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
“Durhaka elu dek! Maen usir-usir Kaka”. Gerutu Rizky.
“Orang yang durhaka Kaka, ngatain Zia durhaka”. Cibir Zia.
“Ya Allah dek..., dimana-mana itu yang durhaka yang kecil kali. Ada ceritanya yang tua yang durhaka”. Pertengkaran unfaedah dari adik Kaka yang tak pernah ada habisnya.
Iriyanti dan Risa terkeukeh mendengar pertengkaran Rizky dan Zia.
“Zi, cantik amat mau kemana?”. Risa mengalihkan topik pertengkaran Zia dan suaminya.
“Mengikuti titah Ibu Ratu, sebagai anak yang berbakti harus mengikuti semua perintahnya”. Seloroh Zia dengan pedenya.
“PREEETT...!”. Rizky sambil menjulurkan lidahnya.
“Ma.. Zia berangkat dulu, rasanya sudah mulai gerah disini”. Cibir Zia sambil melirik kearah Kakanya.
“Ingat Zi... jangan sore-sore pulangnya, soalnya malam harinya__”
“Zia harus bertemu dengan calon Zia”. Zia yang memotong ucapan Mamanya. Meski sakit,Zia tetap berusahaceria didepan Mamanya karena Zia takmau mengecawakan Mamanya
Zia mencium pipi lalu mencium punggung tangan Mamanya.Setelah itu berpamitan dengan Rizky dan Risa.
Sebelum Zia bertemu Zacky , dia sengaja mampir ke sebuah mini market yang letaknya sebelum di tempat markasnya.Warung makan mbok Jum yang memiliki cita rasa dalam negeri itu sangat ramai di kunjungi oleh para pelancong luar negeri. Menu masakan daging yang di sayur berkuah sedikit bening, dengan aroma daun kedondong membuat sayur tersebut sangat nikmat.
“Mba’nya bisa ga cepet sedikit, masa’ Cuma hitung gitu aja lama sih”. Cibir Zia yang kesal.
“Maaf mba..ini masalahnya bukan hitungannya tetapi kartu mba’nya ini seertinya kosong”. Ucap mba kasir didepan Zia.
“APA! Ga mungkin mba.., Kaka saya ga mungkin ngosongin kartu sakti saya. Coba deh sekali lagi”. Wajah Zia terkejut saat kasir mengulangi lagi dan ternyata hasilnya sama.
“Mba lama amat sih!” Teriak salah satu pengantri di belakang Zia.
“Idih.. kagak sabaran banget sih mba, orang sabar tuh di sayang Tuhan” Sahut Zia yang sedikit kesal.
“Sabar ya sabar mba..tapi mba’nya sebenarnya punya uang ga sih? Kalau ga punya uang ga usah belanja mba” Sindir pengantri lainnya.
‘Apaan sih, ngehina gue kere’ Batin Zia kesal.
“Mba, belanja mba ini jadikan satu sama nota saya”. Suara bariton di belakang Zia yang membuat Zia terkejut.
Zia menoleh kearah pria tersebut. Pria berkacamata hitam,dengan bentuk tubuh atletis, berhidung mancung, berkulit putih. Diperhatikannya pria tersebut barangkali Zia melupakannya. Selesai pria tersebut membayar belanjanya, pria tersebut lantas memberikan belanjaan Zia .Zia yang sedang melamun terkejut saat pria itu menyodorkan belanja Zia. Terlihat jelas dengan mata Zia senyum manis pria itu. Zia seolah terhanyut dalam senyuman ria berkemeja putih berjaz Navy.
“Adek, lain kali kalau ga punya uang minta Mamamu dulu”. Sindir Pria itu sambil menyodorkan barang belanja Zia lalu pergi meninggalkan Zia yang masih terbengong.
“Adek?”. Zia mengulangi ucapan pria tersebut lalu menoleh kearahnya. Dengan wajah yang penuh amarah Zia mengejar pria tersebut ltapi sayangnya pria tersebut sudah melajukan mobilnya.
“Pria gila! Awas kalo ketemu lagi, gue jadiin pakan ternak kambing lu!”. Umpat Zia.
Zia lalu menghubungi Rizky menanyakan perihal kartu saktinya yang tak ada isinya, tapi lagi-lagi Zia makin kesal karena memang sengaja Mama dan Rizky mengosongkan kartu sakti Zia agar Zia mau menerima perjodohan ini. Zia yang berjalan bergontai dengan wajah yang kusut menghampiri Zacky yang sudah lebih dulu berada di tempat Mbok Jum.
“Nape muke elu?”. Tanya Zacky tertawa melihat wajah kusut Zia.
“Hidup gue Jek..., Hidup gue diujung tanduk Jek”. Ucap Zia dengan termehek-mehek.
“Yee.. tanduk, maksud elu apaan si? Kagak ngerti gue”. Si Jeki yang benar-benar tak mengerti.
“Sebelum Papa meninggal ternyata sudah berjanji akan menjodohkan gue sama anak sahabat Papa gue Jek”. Zia akhirnya menceritakan yang sebenarnya dengan sahabatnya itu.
“Wah.. Selamat Zi,gue ga nyangka elu duluan yang Flash sale”. Zacky yang sengaja meledek Zia.
‘Sahabat durjana elu ya, gue sedih elu malah bahagia’.
“La terus gue harus gimana? Kan ini berita bahagia, akhirnya bakal ada yang jinakkin elu”. Ejek Zacky.
Sebuah sedotan meluncur sempurna di jidat Zacky.
“Jinak..jinak, emang gue Rottweller. Sahut Zia yang tak terima, sedang Zacky tertawa puas ngeledekin sahabat setengah otaknya.
“Kalo menurut elu sama sih kagak apa Zi”. Kali ini bukan sedotan yang mendarat melainkan kulit kacang yang berhampur di wajah Zacky.
“Elu kata gue tempat sampah apa”. Protes Zacky sambil membersihkan sampah kullit kacang di wajahnya.
“Makanya kalau ngomong tuh dijaga”.
‘Yee..dia kata dia ga pernah jaga omongan’. Gerutu Zacky dalam hati.
“Terus eu ngaain ngajakin gue ketemuan?”. Tanya Zacky.
“Gue pingin elu bantu gue, please ya”. Sambil mengedipkan mata dan memasang wajah imutnya.
‘Ciiih, tadi aja ngumpain gue tempat sampah. Sekarang sok imut gini’. Batin Zacky yang cerewet.
“Gue bisa bantuin apa?” Meski mereka sering berdebat tetapi rasa solidaritas persahabatan mereka patut diacungi jempol.
“Elu bantu gue pura-pura jadi pacar gue” Pinta Zia.
“APA!” Ga lagi kiamat bukan.
......................
Jangan lupa jejaknya Kaka Readers🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
~🌹eveliniq🌹~
nyicil baca lg
2022-01-12
2
Titislia
nyimak kak
2021-12-15
1
Ninik H.
weh.. weh.. keren thor
2021-12-05
1