Setelah mengumpulakan begitu banyak barang bekas hari ini, Lisa berjalan menuju pengumpul barang bekas yang selalu membeli barang bekas yang dikumpulnya dengan harga yang lumayan.
Hasil memulung hari ini membuat Lisa tersenyum sumringah, entah kenapa dia lebih suka melakukan hal itu dibanding bekerja seperti Papanya dengan menjual gorengan di pingir jalan.
Dia berjalan dengan senyuman bahagia hingga tiba di tempat pengumpul barang.
Brukk...
Lisa meletakkan keranjangnya di depan pengumpul yang tengah sibuk menimbang berat barang barang bekas.
Pria tua keturunan Tionghoa dengan kacamata petak kas milik orang jaman dahulu, kumis tipis segaris yang melintang di atas bibir tipisnya serta sebuah topi kupluk yang menjadi ciri kas pria tua yang berbadan kurus itu.
“Wa banyak sekali hasilnya Lisa, situ memang terbaik, lai lai kita hitung beratnya,” ucap pria itu menyambut Lisa dengan senyuman.
“ Hai uncle chung ,” sapa Lisa sambil tersenyum dan mulai memasukan barang barangnya ke dalam karung untuk di timbang.
“Wahh, banyak sekali kamu hebat, terbaik, “ ucap Uncle Chung sambil mengangkat kedua jari jempolnya ke arah Lisa.
“Terimakasih uncle chung,” seru Lisa sambil mengangkat karung berisi keranjang bekas ke atas alat timbangan.
“ Dapat dari mana Lisa?” tanya Uncle chung sambil mencatat berat barang bawaan Lisa.
“Dari Golden Kafe uncle, orang orang disana baik banget, kata mereka Lisa boleh ngumpulin semua barang bekas setiap seminggu sekali karena pengumpul mereka tidak pernah datang lagi sejak sebulan yang lalu, jadi daripada menumpuk disana, Lisa yang akan mengumpulkan semua barang bekas mereka, lumayan buat makan enak sama Papa hehehe.,” kekeh Lisa.
“bagus nak, kamu pasti akan dapat balasan yang setimpal dengan semua pekerjaan baik kamu lakukan di masa ini, Uncle yakin kamu akan jadi orang sukses nanti, kamu itu gadis yang baik dan rendah hati meski sedikit pemberontak sih,” ucap uncle chung sambil menepuk pucuk kepala Lisa.
Lisa tersenyum sumringah, “Tentu saja aku kan Lisa si gadis cerdas hahahaha,” Lisa tertawa sambil menunjuk kepalanya memuji dirinya sendiri.
Uncle chung sendiri sudah menganggap Lisa sebagai keluarganya, karena Lisa banyak membantu Uncle chung merawat istrinya yang sakit beberapa tahun lalu, meskipun memang istrinya harus meregang nyawa akibat penyakit yang dideritanya, tetapi uncle chung tak pernah lupa dengan apa yang Lisa perbuat untuk membantu mereka.
“Lisa kamu memang nggak mau kerja di perusahaan atau di restoran maupun di tempat yang kerjanya lebih enak gitu? Daripada ngumpul sampah begini, capek, keringatan, kena debu, padahal kamu hebat dan pintar loh,” ucap Uncle chung sambil mengangkat barang bekas itu dan menyatukannya dengan tumpukan yang lain sesuai jenisnya masing masing.
“Buat apa Uncle, toh juga gak ada yang mau menerima lulusan SD kayak Lisa, percuma capek capek buat surat lamaran kalau toh juga malah direndahkan karena Cuma lulus SD, Lisa lebih senang kerja serabutan begini daripada harus dipermalukan, Lisa gak mau buat Papa sedih, Lebih baik tetap seperti ini dan Lisa ngumpulin uang dengan cara yang buat Lisa nyaman,” jawab Lisa jujur.
“ Ya semua tergantung kamunya juga sih Lisa, kalau kamu memang nyaman cari cuan dengan cara begini nggak masalah selama kamu bahagia eeaaakkk hahahhahah,” Uncle chung tertawa diikuti oleh Lisa yang juga terkikik karena ucapan uncle Chung.
“ Hahaha Uncle benar, naanti kalau Lisa udah bosan dengan semua pekerjaan Lisa ini, Lisa akan buat usaha sendiri, gak suka kalau harus kerja di bawah orang besar dan malah jadi bahan ejekan, Lisa cukup tau diri heheh,” ucap lisa dengan senyuman manisnya sambil menerima uang hasil barang bekas dari uncle Chung.
“hmmm... iya iya, pokoknya kamu jangan dengarin apa kata orang, kamu pasti bisa, kalau butuh bantuan kamu minta tolong sama uncle, “ ucap Uncle Chung.
“baik Uncle Chung, eh tapi ini lebih,” ucap Lisa mengembalikan beberapa lembar uang pada Uncle Chung .
“Ambil aja, bonus buat kamu karena udah bawa banyak barang hari ini,” ucap Uncle chung memberikan kembali uang itu pada Lisa.
“Wahhh asiiikkk, uncle memang yang terbaik ,” seru Lisa dengan senyuman bahagia. “kalau begitu Lisa pergi dulu ya Uncle, mau beli makan enak buat papa hehehe,” ucap Lisa sambil mengangkat keranjang pengumpulnya dan menggendongnya di belakang punggungnya.
“Iya hati hati ya, titip salam samap Papa kamu,” ucap Uncle Chung. “Siap uncle, bye bye,” ucap Lisa sambil melambaikan tangannya. Gadis cantik itu beranjak dari tempat uncle Chung dengan senyuman bahagia, selain menadapatkan banyak barang bekas serta buku buku bekas berisi pengetahuan dan informasi terkini, hari ini dia berhasil mengeluarkan satu idenya dalam bidang fashion dan berhasil membuat orang orang terpukau, belum lagi bayaran barang bekasnya cukup banyak sehingga menambah pundi pundi pundi tabungan Lisa.
Tap... tap... tap
Kaki kecil Lisa melangkah menuju rumahnya yang tampak sepi sebab sang Papa belum pulang berjualan, dia meletakkan keranjang pengumpulnya di halaman rumah lalu masuk ke dalam rumah setelah membersihkan kaki dan tangannya di keran depan.
“Papa kayaknya belum pulang, sekalian aja deh jemput Papa terus kencan berdua hahahah,” ucap Lisa. Gadis cantik bertubuh mungil itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu dia beranjak menuju kamarnya dan mengganti pakaiannya dengan sebuah gaun sederhana berwarna hitam yang panjangnya tidak sampai mata kaki, kemudian dia memakai jaket untuk menutupi lengannya.
Biasanya lisa akan menjemput Papanya dari tempat jualan setelah selesai memulung dan menyempatkan diri jalan jalan dengan sang papa. Sudah menjadi kebiasaan mereka berdua sejak Mama Lisa meninggal dunia.
“Udah cantik hehe, let,s gooo “ seru gadis itu setelah memastikan uangnya cukup di kantong untuk mengajak kencan sang papa, sebagian uangnya akan dia tabung dan sebagian lagi dia buat membeli makanan enak .
Dengan senyum bahagia Lisa berjalan menuju tempat dimana papanya bekerja. “Wuiiihh, kok si buluk berubah jadi cantik, mau gaet om om kaya neng heh,” ejek seorang Ibu ibu yang selalu mengajak Lisa bertengkar.
“Cih apaan sih bu kok nyolot, iri yaaa,” ejek lisa sambil menyipitkan matanya menatap ibu ibu itu. “heh buat apa saya iri sama orang miskin dan pemulung seperti kamu, lihat nih cincinku 10 karat kalungku emas berlian, antingku besar kamu mah gak ada apa apanya,” ejek ibu ibu yang sering di sapa Ibu Markonah itu.
“idih imitasi doang bangga,” balas Lisa tak kalah nyolot dengan Ibu Markonah.
“Heh apa kamu bilang? Imitasi ?dasar gadis miskin, kalau gak mampu bilang, memang mata orang miskin gak bisa bedain mana asli mana palsu, ehh aku harus hati hati jangan sampai kamu curi emasku ini,” ucap Ibu markonah dengan tatapan tajam.
“ idih pede amat lu markonah, dasar tukang gosip wleekkkkk, “ ejek Lisa sambil pergi meninggalkan Ibu Markonah yang sudah geram dan kesal dengan kelakuan Lisa.
“Liiisaaaaaa,” teriakan Ibu markonah menggelegar di sepanjang dusun itu, dia selalu saja kalah jika berdebat dengan gadis itu. Sementara itu Lisa yang tidak memperdulikan ejekan orang orang disekitarnya melanjutkan perjalannya dengan senyuman bahagia, meskipun banyak yang mengatakan kalau dia itubukan gadis baik baik, kalau dia itu pelac**r, kalau dia itu wanita malam dan sebagainya, semuanya ditepisnya dengan menunjukkan kalau dia lebih cerdas dari orang orang yang mengejeknya itu.
Kaki kecilnya menuntunnya menuju lapak jualan sang papa yang slealu ramai pembeli karena rasa gorengannya yang unik dan juga sehat. Dari ujung jalan, Lisa menatap sang papa yang tengah melayani pembeli sambil sesekali mengusap keringatnya. Gadis itu tersenyum, dia melangkah dengan bahagia menghampiri papanya.
“papa,” panggil Lisa.
Pak Kevin menoleh dan melihat anak semata wayangnya yang begitu mirip dengan dirinya, dia merentangkan kedua tangannya saat melihat anak gadisnya. “Wah cantik sekali anak Papa? Mau kemana?” tanya Pak Kevin sambil memeluk anaknya, para pelnggan selalu senang jika Lisa datang ke tempat jualan Papanya karena gadis itu benar benar ramah .
“Mau kencan bareng Papaku yang tampan ini heheh,” kekeh lisa sambil melepas pelukannya.
“hahah, baiklah, sebentar lagi ya sayang,” ucap Pak Kevin.
.
.
.
like, vote dan komen 😉😉😉
terus dukung author ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Andi Fitri
suka dgn krakter lisa ceria dan cuek..
2023-10-02
0
Retno Elisabeth
lanjut thor
2023-06-11
0
D'Megaa 🌻
pas baca uncle chung jadi kepikiran si uncle ahtong di upin ipin 🤣🤣🤣
2021-11-04
7