Golden Cafe

Alunan musik yang menenangkan hati terdengar berkumandang di dalam sebuah ruangan klasik dengan warna dominan hitam putih.

Tempat yang biasa di sebut dengan Cafe Golden dimana namanya sangat berbeda dengan konsep Kafe itu sendiri.

Tiga orang pria berparas tampan sedang duduk santai menikmati sarapan pagi mereka di dalam ruangan kafe itu.

Sudah seminggu sejak mereka tiba di Indonesia, dan tempat yang selalu mereka kunjungi adalah Kafe itu karena terasa cocok dengan lidah mereka.

"Dam aku masih ingat bagaimana kau dipermalukan oleh gadis pemulung itu hahahahahha" Dev tertawa terbahak-bahak sambil menyeruput tehnya.

Adam memasang wajah kesal, sebenarnya harga dirinya benar benar terluka waktu itu, bagaimana bisa seorang Adam sang leader Mafia bisa mengalami hal memalukan seperti itu.

"Ck... Berani sekali dia mempermalukanku, ck... Ku harap aku tak perlu bertemu gadis tengil itu lagi," ucap Adam memasang wajah kesal.

"Hahahah makanya jangan memandang orang dari pakaian, kau lihat kan meski dia hanya seorang gadis sederhana tapi dia pintar, kasihan sekali kau Adam hahah," Mike ikut mengejek Adam yang memang punya sifat paling pesimis, mungkin karena banyak berhadapan dengan musuh dan saingan bisnis dia menjadi pria yang mudah berpikiran negatif.

"Ku harap kau akan bertemu gadis itu lagi, sepertinya dia cocok diajak berdebat hahaha," ucap Dev yang tampak banyak tertawa hari ini.

Mike dan Adam saling menatap, seminggu ini Dev tampak sangat banyak tertawa, sepertinya mood pria itu sedang benar benar baik.

"Wah kau banyak tertawa sejak tiba disini, apa ada sesuatu yang menarik hatimu?" Tanya Mike.

"Hanya hal biasa, dan yang paling menyenangkan adalah saat Adam di skak mat oleh gadis itu hahahaha, aku terus mengingat kejadian itu huahhahahah, wajah Adam pasti benar Benar merah hahahah" Dev terus terusan meledek Adam, pria itu hanya bisa memasang wajah masam.

"Lagi pula tak mungkin dia mengenaliku Dev, aku memakai kacamata dan Masker," ucap Adam berusaha membela dirinya sendiri.

"Jiahhh aku bertaruh pasti dia akan mengenalmu hahahahah" ucap Dev.

"Heh aku tak akan bertemu gadis itu lagi," ucap Adam.

Sebenarnya saat mereka mengalami kejadian itu, Dev terus melirik ke arah Lisa yang waktu itu benar benar berani membalas perkataan Adam.

Dia terus mengingat bagaimana Lisa membalas perkataan Adam, mereka bahkan sama sama melemparkan tatapan sinis yang menurut Dev benar benar menyenangkan untuk disaksikan.

"Dev apa kau pasti ingin tinggal disini untuk sementara? Tapi kan negara ini..." Adam berhenti melanjutkan kata katanya.

"Tak apa Dam, aku hanya ingin menikmati negeri dimana Mamaku hidup dan meninggal," ucap Dev.

"Tapi aku khawatir kalau penyakit mu akan lebih sering kumat," ucap Adam lagi.

"Itu sebabnya kalian berdua kubawa kesini, Kau wakilku makanya ku bawa kesini dan kau Mike sudah ku pindah ke rumah sakit disini," ucap Dev pada Adam yang merupakan wakilnya di perusahaan miliknya, serta Mike yang berprofesi sebagai seorang dokter yang telah diakui dunia dan memegang berbagai lisensi kedokteran.

"Whaattt!!!" Pekik mereka berdua, sebab mereka dipindahkan tanpa pemberitahuan oleh Dev, tentu mereka akan sangat terkejut dengan hal ini.

"Kapan kau melakukan itu? Kenapa kami tidak tau? Kenapa tidak memberitahukan pada kami?" Ucap Mike yang benar benar terkejut dengan keputusan Dev.

"Ck... Kalian masih bekerja padaku jadi menurut saja atau ku potong gaji kalian," ucap Dev.

Mike dan Adam saling menatap, seketika itu juga mereka berdua memutar malas kedua bola mata mereka, karena selalu saja Dev akan menggunakan ancaman itu untuk membuat kedua sahabatnya itu menurut dengan kemauannya, walaupun sebenarnya tanpa disuruh pun mereka pasti akan mengikuti Dev kemana mana.

Bagi Adam dan Mike Dev bukan hanya sekedar bos atau atasan maupun pasien yang harus mereka layani, Dev adalah Sahabat yang bahkan melebihi saudara.

Setelah mereka menemukan Dev di hutan waktu itu, Dev tinggal bersama mereka, ternyata Dev bukanlah anak yang bodoh, dia bahkan bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam banyak bidang.

Kehidupan Adam dan Mike yang dulu bisa dikatakan cukup sederhana bersama keluarga mereka masing masing berubah secara drastis setelah kehadiran Dev diantara mereka.

Meskipun saat pertama kali Dev menunjukkan penyakit nya mereka memang sangat terkejut, namun mereka menerima pria itu dan merawatnya dengan baik.

Orang tua Mike dan Adam sudah menganggap Dev sebagai anggota keluarga mereka. Hal inilah yang membuat Dev bisa bertahan sampai saat ini.

Adam lahir dari keluarga sederhana, namun dia terikat dengan sebuah kelompok mafia menjadikan Adam tumbuh dengan kehidupan yang keras hingga mencapai posisinya saat ini sebagai seorang leader Mafia.

Mike sendiri lahir di keluarga menengah, Dev dan Adam yang membantu pria itu mencapai cita citanya menjadi seorang dokter yang sukses dan ahli dalam banyak bidang.

"Terserah padamu saja Tuan Dev yang terhormat, kami hanya bisa menurut saja," ucap Mike dan Adam bersamaan.

Mereka asik berbincang di dalam kafe itu, ketiga pria itu sontak menjadi perhatian para pengunjung Kafe karena paras mereka yang tampan dan menarik tapi tak ada yang tau kalau mereka adalah orang orang kejam jika disakiti.

Sementara itu, seorang gadis berparas cantik tengah berjalan dengan keranjang pengumpul di punggungnya, dia sedang memungut kaleng kaleng bekas dan botol minuman bekas sambil bersenandung dan membaca catatan catatan di tangannya.

Dia tiba di depan kafe Golden yang terkenal, Gadis itu melihat tempat sampah Kafe yang terlihat penuh. Matanya langsung berbinar saat melihat ada banyak sekali kaleng minuman dan botol bekas di dalam tempat sampah itu.

Dengan semangat Lisa melangkah menuju tempat sampah itu dan mulai mengumpulkan sampah sampah kaleng bekas minuman serta botol air mineral ke dalam keranjang pengumpul nya.

Klotang... Krasak... Klotang...

Suara kaleng minuman dan botol air mineral yang saling bertubrukan terdengar nyaring di telinga Lisa. Dengan senyum penuh semangat gadis yang memakai kemeja kotak kotak dengan celana pendek berwarna hitam itu memungut sampah dengan senyum bahagia.

"Wah hari ini bisa makan enak lagi sama Papa heheh, Pa anakmu bawa banyak uang," ucap Lisa dengan senyum sumringah di wajahnya.

"Ehh neng lagi ngapain?" Ucap salah satu pelayan yang bekerja di kafe itu, dia baru tiba setelah mengantar layanan pesan antar.

"Ehh saya lagi ambil kaleng minuman bekasnya, gak apa apa kan?" Tanya Lisa.

"Ohh ambil aja neng, di dalam masih banyak, kalau mau boleh ikut saya ke dalam, soalnya pengumpul kita belum datang udah seminggu jadi sampah numpuk di belakang," ucap pelayan itu.

"Wah beneran mbak!!" Tanya Lisa dengan mata berbinar-binar.

"Bener neng, ya udah ayo ke dalam," ucap Pelayan itu

"Emang boleh mbak? Pakaian saya sedikit," ucap Lisa merasa tidak enak.

"Nggak apa apa kok neng, nanti bisa lewat belakang buat antar kaleng bekasnya," ucap pelayan itu sopan.

"Baik mbak, terimakasih," ucap Lisa sambil tersenyum semangat.

Pelayan itu membalas senyuman Lisa dengan ramah, Kafe itu memang terkenal dnegan pelayanannya yang baik dan rasa makanannya yang pas sehingga tidak heran melihat pelayan Kafe yang begitu menghargai orang lain.

.

.

.

like, vote dan komen 😊😉😉

Terpopuler

Comments

Aini Chayankx Ahmad N

Aini Chayankx Ahmad N

bahasa nya apik rapi kak.semangat

2023-03-01

0

Momy tata

Momy tata

ya hampir sama dengan yg buruk rupa ada sahabat mafia & dokternya

2022-02-02

0

Fitri Yani

Fitri Yani

emm sdh brpa bnyk ya aq bca novel mue.🤔 semua kerennn😄

2021-12-04

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!