Bisma ke Jakarta

"Sayang, aku berangkat dulu ya. Aku janji, minggu depan akan datang lagi ke sini." ucap Bisma sambil membalas pelukan Riana yang mendekap tubuhnya sangat erat.

"Benar, ya. Aku sedih lo, Mas baru seminggu menikah tapi, sudah ditinggal." rajuk Riana dengan bibir yang mengerucut.

Bisma semakin mengeratkan pelukannya dan memberikan kecupan di puncak kepala istrinya itu.

"Aku juga tidak mau seperti ini, Sayang. Aku mau kita setiap hari bersama, menghabiskan waktu berolahraga di kamar. Tubuhmu sudah seperti candu bagiku,"

Semburat merah langsung menghiasi pipi mulus dan putih milik Riana mendengar ucapan mesum suaminya. Teringat jelas bagaimana dia dan Bisma, tiap malam tidak pernah libur melakukan penyatuan, merasakan nikmatnya surga dunia.

"Sebenarnya aku mau melakukannya sekarang denganmu, Sayang. Tapi nanti aku ketinggalan pesawat," bisik Bisma dengan nada yang sensual.

Tiupan napas yang berasal dari mulut Bisma, membuat tubuh Riana meremang. Tidak bisa dipungkiri kalau dirinya pun menginginkan penyatuan dengan sang suami. Akan tetapi dia tidak mau egois, yang hanya karena ingin memenuhi hasratnya, sang suami ketinggalan pesawat sehingga dia harus membayar ongkos pesawat sendiri nantinya.

Sama halnya dengan Riana, Bisma pun ingin menyergap tubuh istrinya itu sekarang. Untuk membeli tiket pesawat baru, bukan hal yang sulit untuk dia lakukan. Akan tetapi, dia tidak mau kalau dirinya melakukan hal itu, Riana akan curiga dan bertanya dari mana dia mendapatkan uang yang banyak untuk membeli tiket pesawat.

"Maafkan aku, Sayang. Aku tidak bermaksud membohongimu mengenai statusku, tapi aku tidak mau, kalau kamu tidak bersedia menikah denganku dan meninggalkanku kalau aku jujur dengan statusku," batin Bisma sambil menatap intens wanita yang kini juga dicintainya, seperti cintanya pada Dania, istri pertamanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bisma kini sudah berada di dalam pesawat dari Surabaya menuju Jakarta. Pria itu terlihat menatap bantalan awan-awan putih di luar. Pikirannya sangat kalut kini, mengingat ucapan papa mertuanya yang mengatakan, kalau dirinya lain kali lebih baik membawa serta Riana bersamanya ke Jakarta, karena bagaimanapun, suami istri itu baiknya hidup dalam satu rumah.

"Apa yang harus aku lakukan? hari ini aku mungkin bisa lega, karena bisa memberikan alasan. Tapi bagaimana dengan ke depannya? tidak mungkin aku, selalu memberikan alasan yang sama." Bisma mengajak hatinya untuk berbicara sendiri.

Ya tadi, Bisma beralasan pada mertuanya itu, akan memboyong Riana ke Jakarta, kalau dia sudah menemukan rumah yang akan mereka tempati nantinya.

"Arghh! biarkan aja lah dulu! nanti saja aku memikirkannya." Bisma mengusap wajahnya dengan kasar, frustasi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah menempuh waktu selama 1jam 30 menit, pesawat yang ditumpangi oleh Bisma kini sudah mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta.

Begitu keluar dari dalam, Bisma langsung masuk ke dalam sebuah mobil mewah, yang memang sudah diperintahkannya lebih dulu, untuk menjemputnya di bandara.

Langit kini sudah mulai berganti warna menjadi jingga karena matahari sudah mulai kembali ke peraduannya.

"Bagaimana kabar Nyonya, Pak Jono?" tanya Bisma pada supir pribadinya, dengan kaki yang menyilang dan netra yang fokus pada ponselnya.

"Nyonya baik-baik saja, Tuan!" jawab pak Jono, seadanya.

"Oh, Ok!" Bisma mangut-mangut tanpa mengalihkan tatapannya dari ponselnya. Kemudian dia terlihat mengotak-atik sesuatu di ponselnya, apa lagi kalau bukan mengganti nama kontak Riana menjadi nama seorang laki-laki dan menghapus semua, riwayat chat. Lalu dia juga tidak lupa mengembalikan nama kontak Dania ke nama sebelumya. Karena dia tahu, kebiasaan Dania yang akan selalu melalukan razia pada ponselnya.

Setelah dirasa semuanya sudah baik-baik saja, Bisma langsung menghubungi Dania.

"Halo, Sayang, kamu dimana?" tanya Bisma setelah terdengar suara Dania menjawab dari ujung telepon.

"Aku sedang di luar sama teman-teman, Sayang. Baru saja selesai pemotretan."

"Oh, aku kirain kamu ada di rumah sekarang. Soalnya aku dalam perjalanan Ke rumah kita."

"Serius?! kalau begitu, aku akan pulang sekarang, tunggu aku di rumah ya. Bye sayang," Bisma, memutuskan panggilan dengan bibir yang tidak berhenti tersenyum.

Bisma hendak menghubungi Riana untuk mengabari istri Keduanya itu, kalau dirinya sudah tiba dengan selamat di Jakarta. Akan tetapi, begitu dia menekan tombol panggil, ponselnya tiba-tiba mati karena kehabisan daya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Sayaaaang!" Dania langsung berlari dan melompat ke arah Bisma yang langsung menangkap dan mengengdong wanita itu.

"Aku kangen kamu," ucap Dania sambil mengecup bibir suaminya.

"Aku juga tentu saja sangat kangen, Sayang." jawab Bisma sambil berkali-kali mencium Dania.

"Kita ke atas, yuk!" Bisma menurunkan tubuh sang istri dan menggandeng tangan Dania bersama menuju ke kamar mereka.

Bisma langsung menutup pintu kamar begitu tubuh mereka sudah sepenuhnya masuk ke dalam kamar.

"Aku merindukanmu, Sayang!" Bisma menarik tubuh Dania untuk semakin dekat padanya dan langsung menyerang bibir wanita itu dengan ganas dan penuh hasrat.

Dania yang juga merindukan sentuhan suaminya membalas serangan suaminya. Cukup lama mereka melakukan pemanasan sebelum sampai ke inti. Setelah dirasa sudah cukup, akhirnya kedua insan yang sudah terbakar gai*rah itu akhirnya melakukan penyatuan. Ruangan itu kini dipenuhi dengan suara-suara yang bisa mengundang libido bagi orang yang mendengarnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara Bisma dan Dania yang sedang menikmati indahnya surga dunia, nun jauh di Kalimantan, Riana sedang gelisah menunggu kabar sang suami yang dari tadi tidak memberikan kabar padanya.

"Aku lebih baik menghubunginya. Kalau begini, aku tidak akan tenang," batin Riana dengan tangan yang meraih ponselnya.

Riana mencoba menghubungi nomor Bisma, tapi yang menjawab suara operator yang mengatakan kalau nomor itu sedang tidak bisa dihubungi.

Riana mencoba sekali lagi, hasilnya tetap sama.

"Kenapa nomor mu tidak bisa dihubungi sih, Mas? tidak terjadi apa-apa kan denganmu?" bisik Riana pada dirinya sendiri.

"Aku harus berpikiran positif. Bisa saja, Mas Bisma langsung ada urusan penting yang tidak bisa ditunda. Aku yakin nanti dia pasti akan menghubungiku," Reina manggut-manggut, berusaha tenang dengan apa yang baru saja dilontarkannya dalam hati.

Karena tidak mendapat jawaban dari Bisma, Riana akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pesan, berharap nanti setelah ponsel sang suami aktif, pria itu langsung menghubunginya.

"Sepertinya apa yang papa ucapkan tadi benar. Lebih baik aku ikut saja ke Jakarta, karena Mas Bisma lebih banyak melakukan pekerjaan di Jakarta dari pada di sini. Baru ditinggal sehari saja aku sudah tidak tenang begini, bagaimana kalau sampai berlama-lama?" Riana masih tetap asik mengajak hatinya untuk bercengkrama. Seandainya ada orang lain yang melihatnya, mungkin orang-orang akan menganggap dia gila.

Cukup lama Riana menunggu telepon dari suaminya. Akan tetapi, sampai jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, belum ada tanda-tanda kalau pria itu akan menghubunginya. Karena lelah menunggu, Riana pun akhirnya jatuh tertidur dengan ponsel di tangannya.

Tbc

Please jangan lupa untuk like, vote dan komen. Thank you

Terpopuler

Comments

yanti ryanti

yanti ryanti

heeemmm menarik

2022-01-13

0

🌷Tuti Komalasari🌷

🌷Tuti Komalasari🌷

menarik ceritanya...🌷

2021-12-18

3

💕Leyka Gallardiev 💕

💕Leyka Gallardiev 💕

Wah masih penasaran dengan kelanjutan cinta segi🔺 ini

2021-12-04

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 52 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!