Sudah dua bulan waktu berlalu, Rania sudah diboyong oleh Bisma ke Jakarta satu bulan yang lalu, karena dia sudah tidak bisa menemukan alasan yang cocok untuk diberikan pada sang ayah mertua.
Kadang kala, Rania merasa ada hal yang aneh dengan Bisma suaminya, karena acap kali tidak bisa pulang ke rumah kecil mereka, dengan alasan sedang lembur, atau tiba-tiba ke luar kota. Akan tetapi Rania selalu menepis kecurigaannya, karena tidak ingin kehidupan pernikahannya hancur karena rasa curiga dan tidak percaya pada Suami.
Bagi Rania di dalam sebuah hubungan itu, harus dilandasi dengan rasa percaya pada pasangan kita.
Hari ini Rania, tiba-tiba ingin sekali berbelanja pakaian di sebuah mall, karena dia tidak mau Bisma suaminya, bosan dengan dirinya yang selalu memakai pakaian yang itu-itu saja.
"Hmm, kayak aku tidak perlu membeli pakaian yang mahal-mahal. Yang penting nyaman dan sesuai, pasti akan terlihat tetap cantik. Kasihan Mas Bisma yang harus kerja capek-capek, tapi aku dengan mudahnya menghabiskannya," bisik Riana pada hatinya sendiri, sambil berpindah ke stand pakaian yang harganya lebih murah dari pakaian yang berjejer rapi di stand yang pertama dia kunjungi, hingga membuat pelayan di stand itu, menatap sinis ke arahnya dan pastinya mengumpati Riana di dalam hati.
"Setelah selesai dengan keperluannya, Riana berniat untuk makan siang dulu sebelum pulang. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika dia melihat pria yang sangat dia kenal bersama dengan seorang wanita cantik, yang menggelayut manja di lengan pria itu. Kedua orang itu, memasuki restoran yang hendak dituju oleh Riana.
"Bu-bukannya itu, mas Bisma? tapi siapa wanita itu?" batin Rania dengan hati yang sakit.
"Apa mas Bisma selingkuh di belakangku?" hati Rania semakin sakit dengan kalimat yang baru saja tercetus di pikirannya.
"Ah mungkin itu hanya sahabatnya saja," Rania masih berusaha untuk berpikiran positif.
"Tapi kalau hanya sahabat, kenapa harus semesra itu" Rania menyangkal tapi dia mematahkan kembali sangkalannya.
"Dari pada aku sibuk menduga-duga, mending aku samperin aja mereka dan menanyakan apa hubungannya mereka," Rania, mengayunkan kakinya, melangkah menghampiri dua sejoli yang tingkat kemesraan mereka semakin menjadi-jadi.
"Mas Bisma, ini siapa?" tanya Rania dengan nada yang sangat lembut, begitu berdiri di depan meja dimana suami dan wanita itu duduk.
Wajah Bisma yang tadinya sangat bahagia langsung berubah 180 derajat. Wajah pria itu pucat, seperti tidak dialiri darah sama sekali.
"A-Ana? ka-kamu ngapain di sini?" Bisma terlihat sangat gugup hingga kecurigaan Riana semakin besar.
"Aku sedang belanja pakaian, Mas." jawab Riana masih dengan intonasi suara yang masih lembut.
"Siapa dia, Sayang?" tanya wanita yang bersama dengan Bisma dengan mata yang menghunus tajam.
Riana terkesiap kaget, begitu mendengar wanita itu memanggil suaminya dengan panggilan sayang.
"Kenapa kamu panggil suami saya, Sayang? apa hubungan kalian berdua?" Riana mengalihkan tatapannya ke arah Bisma, " Mas, jelaskan, ada apa ini?"
Bisma terlihat semakin pucat melihat tatapan Riana yang meminta penjelasan.
"Hei, siapa yang kamu sebut suamimu? dia itu suamiku, bukan suamimu. Enak saja kalau bicara," suara wanita yang ternyata Dania istri pertama Bisma, mulai meninggi.
"Su-suamimu? tidak mungkin! dia itu suamiku, Mbak," jawab Rania dengan mata yang mulai berembun.
"Sayang, jelaskan ada apa ini?!" suara Dania sudah semakin tidak terkendali.
Inilah perbedaan Rania dan Dania. Rania wanita yang sangat lembut dan selalu berpikiran positif sedangkan Dania, wanita yang sangat emosional.
"Kita pulang dulu! aku akan jelaskan di rumah. Malu kalau di sini." Bisma berjalan mendahului kedua wanita yang merupakan istrinya itu, sebelum Dania mengamuk.
"Aku mau kamu jelaskan di sini, Mas!" teriak Dania yang tidak bergeming dari tempatnya berdiri.
Akan tetapi Bisma tetap berjalan, dengan wajah yang memerah menahan malu, membuat Dania dan Riana mau tidak mau akhirnya menyusul Bisma.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bisma membawa kedua istrinya itu ke rumah yang ditempatinya bersama dengan Dania selama ini.
"Kalian berdua duduk dulu!"
"Tidak usah basa-basi, Bisma! sekarang jelaskan siapa dia?" Dania yang sudang dipenuhi dengan emosi, menyebut nama suaminya begitu saja dengan mata yang sudah memerah.
Bisma tidak langsung menjawab. Dia menatap dua wajah wanita yang dicintainya, bergantian. Dua wajah dengan ekspresi berbeda. Dania dengan amarahnya, Riana dengan wajah sendunya.
"Jawab, Bisma!" desak Dania, yang semakin emosional melihat Bisma yang diam saja.
"Baiklah! dia Riana striku sama seperti kamu," ucap Bisma, dengan intonasi yang sangat pelan.
"Apa?!" bukan hanya Dania yang memekik, Riana juga sama seperti Bisma.
"Mas, bilang ini tidak benar. Kamu bercanda kan?" Riana mengguncang-guncang tubuh Bisma, dengan air mata yang sudah berhasil lolos dari matanya.
"Hei, jangan sentuh suamiku!" Dania menarik tangan Riana dan mendorong tubuh wanita itu dengan keras, hingga membuat tubuh Riana hampir terjatuh. Untung saja tangan Bisma dengan sigap menangkap tubuh itu.
"Dania! kamu jangan kasar begitu! dia ini __"
"Dia ini apa, hah?! ayo jawab! dia ini apa?" amarah Dania sudah tidak bisa terkendali, hingga membuat Bisma terdiam.
"Mbak, aku ini istrinya Mas, Bisma. Aku tahu kamu juga istrinya, tapi aku yakin kalau, Mbak itu adalah orang yang hadir di antara kami berdua.Jadi aku mohon, supaya kamu meninggalkan Mas Bisma."
"Apa kamu bilang? aku yang hadir di antara kalian berdua? sekarang jelaskan, sudah berapa lama kalian berdua menikah? hah?!"
Riana bergeming, merasa bimbang dengan apa yang ada dipikirannya. Dia merasa kalau Dania adalah istri yang baru dinikahi oleh Bisma, dan dirinyalah yang pertama.
"Kenapa diam? JAWAB!" bentak Dania.
"Dua bulan, Mbak!" desis Riana.
"Dua bulan? dan kamu dengan percaya dirinya mengatakan kalau aku yang hadir di antara kalian berdua? ck, kasihan sekali kamu! asal kamu tahu aku dan Bisma__"
"Dania!"
"Diam kamu! aku sedang berbicara dengan 'pelakor' ini." Dania mengarahkan jari telunjuknya ke arah muka Bisma, ketika pria itu hendak memotong ucapannya.
Dania kembali menatap Riana dengan rahang yang mengeras dan mencengkram dagu wanita itu.
"Asal kamu tahu, kalau aku dan Bisma sudah 6 tahun menikah! dan apa tadi kamu bilang? dua bulan? dasar perempuan tidak tahu diri!" Dania menarik rambut Riana dengan kencang, hingga membuat wanita itu merintih kesakitan.
"Dania, lepaskan dia!" Bisma menarik tubuh Dania dan mendorong tubuh istri pertamanya agar menjauh dari Riana.
"Mas, apa itu benar? katakan kalau itu tidak benar?" Riana menatap Bisma dengan tatapan memohon, berharap pria itu mengatakan kalau Dania berbohong.
"Itu benar, Sayang! dia istri pertamaku dan kamu yang kedua,"
pegangan Riana melemah dari tubuh Bisma seiring merosotnya tubuhnya, terduduk di lantai. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya ternyata yang kedua.
"Kami sudah dengar sendiri kan? sekarang kamu pergi dari rumahku! karena rumah ini jijik menerima wanita penggoda seperti kamu."
"Dania! Riana tidak salah! dia bukan wanita penggoda, tapi aku yang salah. Aku tidak __"
"Kamu jangan membela di lagi! aku yakin kalau sebenarnya dia sudah tahu yang kamu sudah beristri. Dia hanya berpura-pura tidak tahu aja! kamu jangan tertipu dengan wajah polosnya!" Dania menyela, sebelum Bisma selesai berbicara.
"Ada apa ini?" tiba-tiba seorang wanita setengah baya muncul dari arah pintu.
Tbc
Please like vote dan komen dong guys. Thank you 🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
🌷Tuti Komalasari🌷
dasar si Bisma pembohong besar, mungkin ngakunya bujangan waktu meminang Riana...
2021-12-18
2
💕Leyka Gallardiev 💕
cepet bngt thor tau2 udah 2bln aja... btw riana kpn belah durennya tau2 udah pergi ke jkrt aza 🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2021-12-04
2
Yeni Eka
Yg salah lakinya geh
2021-11-15
0