bab 03

...***...

Di dalam kamarnya, Hana mencoba sebisa mungkin untuk terlelap namun nyatanya nihil. Ia sama sekali tak bisa memejamkan matanya barang sedikitpun, Terlalu banyak yang sedang ia pikirkan saat ini.

Bohong jika ia menuruti kemauan pria gila yang sialnya juga egois itu. ia sama sekali belum menyerah untuk kabur dari mansion ini. lusa atau esok lusanya lagi ia pastikan ia sudah berada di luar mansion ini, well...yang jadi masalah, kemana ia akan pergi setelah ia behasil keluar dari mansion ini, sedangkan dirinya saja tidak tahu ia berada di kota apa? Yang ia tahu saat ini adalah bahwa ia benar-benar terhempas ke masa lalu.

Menghela nafas berat, ia sungguh di buat pusing dengan keadaannya saat ini. Karena lelah berpikir, rasa kantuk akhirnya menyerang. Ia terlelap dengan nyaman seolah dirinya berada dirumah, seolah ia tidak penah tidur sama sekali hari ini. padahal belum dua puluh empat jam ia terbangun setelah dua hari lamanya tertidur.

...***...

Waktu menunjukan pukul tiga malam. Para tamu di pesta sudah beberapa jam yang lalu meninggalkan aula tempat di adakannya pesta dan pergi kerumah masing-masing, meski adapun beberapa orang yang memutuskan menginap juga. beruntung mansion tersebut memiliki banyak kamar untuk di jadikan tempat tidur.

Dalam kegelapan malam yang berkabut. Pria itu terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah. mata hazel keemasannya berubah warna menjadi merah menyala. dalam kegelapan ruangan tersebut Ethan menyeringai memperlihatkan sosok gelapnya, sosoknya yang yang selama ini ia benci selama beribu-ribu tahun lamanya.

Setelah itu suara erangan menakutkan dan rintih kesakitan keluar dari mulutnya. Ethan berusaha untuk melawan sisi gelapnya yang kapan pun bisa menyerang mangsanya tak tanggung-tanggung, ia mencoba menekannya dengan cara melukai dirinya sendiri.

Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Ethan berhasil mengendalikan dirinya kembali. darah telah berceceran dimana-mana dan luka yang ia lakukan terhadap dirinya senduru telah sembuh dalam waktu singkat. sekarang ia sepenuhnya sadar meski kebencian dalam sirinya sendiri semakin meningkat.

Tiba-tiba sesuatu mengusiknya, entah bagaimana setelah ini ia merasa ingin menemui sosok cantik Hana di dalam kamarnya.rasanya begitu aneh dan jelas tidak normal mesku begitu Ethan pun bangkit dari ranjangnya dan melangkah pergi menemui Hana di kamarnya.

Sesampainya ia di depan pintu kamar Hana, Ethan sempat meragu untuk membukanya tapi ego terdalamnya tetap menginginkannya bergerak menemui Hana.

Setelah pintu yabg menjadi oenghalang antara dirinya dan wanita itu terbuka lebar tanpa ragu Ethan melangkahkan kakinya mendekati Hana yang terlelap.

Wanita tersebut nampak terlihat menikmati tidurnya dan mungkin ia sedang bermimpi saat ini. tatapan Ethan teralih pada tangan Hana yang di balut perban, perban tersebut sebelumnya bersih tanpa noda sekarang ia bisa melihat noda coklat kering di perban tersebut dan Ethan yakin itu adalah darah. Pelan-pelan Ethan membawa tangan Hana yang terluka. Ia membuka perban itu secara teratur dalam gerakan pelan. Namun setelah perban tersebut terbuka sepenuhnya Ethan sempat terkejut karena lukannya masih belum sembuh, kemudian Ethan membawa tangan tersebut ke depan mulutnya.

"Semoga kau cepat sembuh."ujarnya berbisik yang ajaibnya luka tersebut merespon apa yang di katakannya. luka memanjang tersebut perlahan mulai hilang dan digantikan dengan kulit baru yang sempuna tanpa cacat sedikipun.

"Kau mungkin akan bertanya-tanya, tapi aku pastikan kau akan tahu jawabannya."

Ia tersenyum sambil sesekali mengusap tangan itu dengan lembut sebelum kemudian ia bergegas pergi meninggalkan Hana yang masih terlelap.

...***...

Ternyata seminggu telah berlalu Hana berada di Mansion tersebut. Setelah di pikir-pikir kembali, wanita itu memutuskan untuk tinggal dan berikutnya ia mencoba menerima semuanya dengan pasrah. ia menganggap hal yang terjadi sekarang adalah sebuah pertualang. ia akan mencoba bertahan seraya memikirkan langkah selanjutnya. ia akan mencari tahu mengapa ia bisa sampai pada abad yang entah abad berapa dan ia juga akan mulai mencari tahu bagaimana caranya ia kembali pada duniannya? jika ia bisa pergi kemasalalu bukankah ia juga bisa kembali ke masa depan ? ia hanya perlu mencari tahunya sendiri dan sebisa mungkin menyembunyikan rahasia mengenai asal-usulnya yang sesungguhnya.

Dalam beberapa hari pula, meski enggan Hana juga sudah banyak belajar dari beberapa pelayan Ethan. Mina contohnya, Wanita itu sempat mengajarkan Hana cara memasak meski pada akhirnya rasanya akan selalu aneh dan membingungkan. Akhirnya Hana menyerah mempelajari cara memasak dan sejujur ia bahkan tak berani menggenggam pisau dan ya...satu-satunya alasan karena ia takut teriris dan berdarah.

hal yang paling ia sukai saat ini adalah saat dirinya berada di istal bergelut dengan kuda seperti saat ini, jack pria tambun dengan rambut mulai memutih semua itu dengan senang hati membiarkan Hana merawat kuda-kuda Ethan. Ethan Thomas Essex, sekarang ia tahu nama pria tersebut. Mina lah yang memberitahunya bahkan tak hanya nama melainkan segala hal tentang Ethan.

Pria itu brengsek. dari perkataan yang ia dengar. Ethan seorang pria beruntung karena di kelilingi banyak wanita dan itu adalah tipe yang paling Hana benci.

Gemuruh halilintar mulai terdengar, hujan deras baru saja tiba mengguyur bumi. di samping istal Hana menengadah keatas langit, bertanya-tanya. apa tuhan sedang marah padanya hingga ia mengirim Hana kesini?

Demi apapun, Hana masih belum mengerti mengapa dirinya bisa sampai di sini dan malangnya lagi ia harus menjadi pelayan di rumah si arogan Ethan Thomas Essex. Cih...malang nian nasibnya. Ia seorang anak artis papan atas dan juga model majalah ternama di dunianya tapi di sini...

Hana menggelengkan kepala."aku benar-benar benci hidupku."ujarnya kesal.

Derap kaki tapal kuda terdengar, Hana sontak mengalihkn pandangannya.

Ethan baru saja kembali dari perburuannya bersama tamu lainnya. untuk sesaat wanita itu menahan nafas. Hana meperhatikan sosok pria tersebut dengan seksama, tubuh atletis pria itu tersiram air hujan yang kini makin menonjolkan dada bidang dan otot-ototnya yang sempurna.

" apa yang kau lakukan disini?" Ethan bertanya saat sudah sampai di sisi tubuhnya.

Hana tersadar lalu membuang muka dan beranjak pergi tanpa menjawab perkataan tuannya terlebih dahulu. ia masih marah pada pria tampan tersebut apa lagi jika ia mengingat segala ancaman Ethan terhadapnya.

"****** tidak tahu malu." Maki Ethan pelan namun masih bisa terdengar oleh Hana.

Tangan Hana terkepal. ia kesal sekaligus tidak terima dengan penghinaan Ethan hari ini. jelas saja karena ia bukan ****** atau pelacur seperti yang pria itu tuduhkan kepadanya selama ini.

Lalu dengan mantap Hana membalikan badannya dan berjalan mengampiri Ethan kembali.

"Kau..."sambil mengacungkan jari telunjuknya ke wajah Ethan."kau adalah pria tolol paling brengsek sir. aku membencimu sialan dan pergilah ke neraka!"

geram, pria itu segera melompat turun dari kudanya dan berdiri di hadapan wanita mungil nan cantik dan pemberang itu.

"Kau benar Miss miller. Aku memang pria tolol paling brengsek seperti yang kau bilang barusan. tapi kau harus ingat..."ujarnya terhenti, Ethan mencondongkan badannya lalu berbisik." Bahwa nyawamu ada di tanganku Hana"

Hana terkejut, ia sontak mendorong tubuh kekar Ethan untuk menjauh darinya.

matanya menyiratkan kebencian begitu pula Ethan.

"Mengapa kau melakukan ini terhadapku? Apa salahku?"Hana frustasi.

Ethan mengendikan bahunya, berlalu begitu saja bersama kudanya memasuki istal.

"Kudengar kau menyukai willow?"ujar Ethan menghentikan langkahnya sejenak.

Hana sedikit ragu. Jari telunjuknya bergerak menggaruk sisi wajahnya yang tak gatal sama sekali, ia berpikir.

Willow?

Oh! kuda putih itu. Batinnya berkata senang.

Hana menatap Ethan antusias namun sedetik kemudian ia sadar dan kembali memasang wajah kesal.

"Ya dia cantik dan aku memang menyukainya, Lantas mengapa?"balas Hana dengan ketus.

Ethan mengelus kuda jantannya, lalu berkata."jika kau mau kau bisa menungganginya Hana?"ucapnya tanpa melihat kearah Hana.

Terbelalak, bola mata Hana terbuka lebar sementara mulutnya sedikit terbuka. Sekarang apa lagi? Pikirnya bertanya-tanya. Hana bingung, benarkah apa yang baru saja ia dengar? demi tuhan apa yang terjadi dengan Ethan?

Hana memang menyukai willow salah satu kuda betina milik Ethan. tapi Hana cukup sadar diri bahwa ia tidak akan memulai perdebatan apapun dengan Ethan hanya karena ingin menunggangi kudanya.

Pria tua Jack pasti yang memberitahukannya pada Ethan. sialnya lagi mengapa sikap pria itu selalu berubah-ubah dengan cepat? Hana curiga Ethan merencanakan sesuatu atau sesuatu mungkin telah terjadi kepada pria itu.

"Sir Apa perburuan hari ini berjalan lancar?"dengan ragu Hana bertanya.

Mendengarnya pertanyaan dahi Ethan berkerut dalam, lalu Ethan menatap Hana.

"Mengapa kau menanyakannya?"tanya Ethan memincingkan mata.

"Hmm... ku pikir, suasana hatimu sedang bagus karena perburuan hari ini, hingga kau membolehkan aku menunggangi willow."ucap Hana terus terang.

Rahang Ethan sedikit mengeras, ia tidak suka dengan pemikiran Hana.

"Kau sedang meragukan kebaikanku, Hana?" Tanyanya marah.

Hana sontak mengambil langkah mundur. Ia ketakutan setelah mendengar nada marah yang di keluarkan Ethan.

"Ti-tidak tentu saja tidak Sir. Aku hanya mengutarakan apa yang ku pikirkan karena willow kuda spesial jadi intinya aku penasaran. "usai mengatakan hal itu cepat-cepat Hana pergi dari istal membuat si empu kuda jantan tersebut menggeram marah.

"Kembali kemari Hana !" Teriak Ethan lantang, sementara yang di panggilnya tetap berlalu pergi.

...***...

"Miss. apa kau sudah memasukan dagingnya kedalam panci?" Tanya Mina mengingatkan.

Hana bergegas memasukan daging tersebut kedalam panci untuk di rebus. ia baru saja mengingat perintah tersebut karena sedari tadi ia asik melamun.

"Kau tidak akan pernah becus jika kau melamun saja."Mina melanjutkan ucapannya.

Hana mendesah pelan."kau benar , Maafkan aku hari ini ada begitu banyak yang kupikirkan."

"Apa bersangkutan dengan tuan Ethan?"

"Entahlah, aku juga tidak tahu."

"Kau bisa memberitahuku miss."

"Tidak ada yang perlu di beritahukan."

"Aku tahu, dia terkadang memang tidak mudah di mengerti."

Hana mengangguk membenarkan.

"Sangat."

Selesai membantu memasak banyak hidangan makan, Hana di bantu pelayan lainnya menghidangkan makanan tersebut di atas meja. dengan gerakan tangan kikuk akhirnya ia bisa menyelesaikan tugasnya.

Hana meringgis pelan saat luka di punggung tangannya tiba-tiba berdenyut padahal luka tersebut sudah di pastikan telah sembuh. tapi mengapa terasa aneh, ia selalu merasa panas seolah ia pernah menyentuh api di sana hingga tiba-tiba lamunannya terbuyar saat seseorang di belakangnya berbicara.

"Hei, apa kau pelayan di sini ?"tanyanya yang Hana tahu ternyata seorang pria.

Hana membalikan tubuhnya untuk melihat si penanya tersebut.

Degh...

Hana terkejut, ia membelalakan matanya dan geleyar panas menyelimuti hatinya menimbulkan amarah.

Dia di sini. Laki-laki itu di sini. Batinnya berkata.

Karena Hana tak kunjung menjawab, pria itu mengarahkan tangannya ke bahu Hana.

"Jangan menyentuhku!" Ucap Hana saat sadar pria itu akan menyentuhnya.

Pria tersebut mengerutkan dahinya, tidak suka dengan penolakan si pelayan tersebut.pasalnya ia yang seorang bangsawan tak seharusnya di acuhkan oleh seseorang apalagi seorang pelayan rendahan.

"Bajingan! mengapa kau mengikutiku kemari!?"Hana berteriak lantang, ia tidak menyadari keadaan sekitarnya.

"Hei tenanglah, aku tidak tahu apa maksudmu?"katanya seraya kembali mengarahkan tangannya ke bahu Hana.

"Tidak jangan sentuh aku keparat!"

Plak....

Hana menampar pria tersebut. Ia masih belum menyadari keadaannya.

"Jangan berani menyentuhku setelah apa yang kau lakukan. Kau... kau berselingkuh dari---" tenggorokannya tiba-tiba terasa kering. sekarang ia sadar dengan apa yang sudah ia lakukan.

"APA YANG KAU LAKUKAN HANA MILLER!!!" Teriak Ethan penuh amarah.

Seolah diingatkan. Ia terkesiap reflek menutup mulut dengan tangannya sendiri.

"ASTAGA! apa yang sudah kulakulan!?"

Hana mengedarkan pandangannya, ia baru sadar ia menjadi pusat perhatian sekarang.oh ampun bahkan Ethan ada di sana dengan wajah garang, siap untuk melampiaskan amarahnya. Memang wajar, Terlebih lagi apa yang sudah ia lakukan? demi tuhan ia baru saja menampar Roy, bukan tapi orang yang memiliki wajah persis seperti mantan kekasihnya dan seharusnya ia ingat bahwa ia bukan di dunianya dan seharusnya ia berpikir Roy tidak akan mungkin mengikutinya ke masalu. Jelas, seharusnya ia juga sadar bahwa orang di hadapannya saat ini lebih menarik di banding mantannya tersebut.

Astaga, sekarang semuanya hancur dan kemungkinan Ethan akan membunuhnya sekarang.

"Miss Miller Ikut denganku sekarang juga!" Ucap Ethan geram.

Hana kembali dari lamunannya dan menatap wajah Ethan dengan waswas.

"SEKARANG JUGA MISS Miller !" Teriaknya keras. Membuat Hana terkejut sekaligus ngeri.

Dengan terpaksa Hana mengikuti Ethan. pikirnya, Biarlah Ethan memakinya apapun yang ia inginkan, kali ini Hana akan berusaha tidak melawan malaikat mautnya tersebut. Ia pasrah dan mengakui kesalahannya.

Ethan membawa langkahnya pergi ke arah lorong gelap. Sesampainya di lorong ia membalikan badan tegapnya secara tiba-tiba membuat Hana sedikit terlonjak.

Ethan menatap Hana tajam. Ia kesal dan marah terhadap wanita di hadapannya saat ini. berani sekali Hana memperlakukan tamunya seperti itu tapi anehnya mengapa ia juga marah saat ia mendengar setiap ucapan Hana kepada Richard Harrington putra bibi angkatnya barusan. Hana dengan jelas mengatakan bahwa Richard selingkuh, apa itu artinya Hana adalah kekasih Richard? dan ketika Hana tahu kekasihnya itu selingkuh maka dia melarikan diri kehutan dan bertemu dengannya. Sial Ethan frustasi dengan pemikirannya, tanpa sadar ia juga mengacak-ngacak rambutnya sendiri.

Hana yang melihat hal itu hanya berharap bahwa Ethan masih dalam keadaan waras saat pria itu menyemburkan amarahnya nanti.

"Sir apa kau baik-baik saja?"Hana mencoba bertanya.

Ethan menghentikan gerakan tangannya dan menatap wanita tersebut.

"Kau melakukan kesalahan Hana Miller."ucap Ethan dingin.

Dalam hati Hana membenarkan ucapan Ethan dan sekarang ia menyesal melakukannya.

"Mengapa kau melakukannya? Mengapa kau memperlakukan tamuku seperti itu Hana? Kau menampar tamuku dan kau mempermalukanku ******!!!"maki Ethan lantang.

Hana tak berani menjawab. Ia hanya menatap Ethan marah. Ethan selalu memakinya dengan sebutan ****** dan itu melukai harga dirinya. Ia ingin sekali melawan pria ini tapi apa yang akan ia katakan, ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia menampar pria itu karena mirip dengan Roy mantannya bukan?

" mengapa kau diam saja Hana? Mengapa kau tidak menjawab perkataanku hah!?"

Ethan kembali membentak dan Hana masih tetap bungkam membuat Ethan semakin di kuasai amarah. Dengan perlahan ia mendekati Hana. Sesampainya di hadapan wanita tersebut Ethan kembali berkata kali ini penuh dengan penekanan.

"Katakan sesuatu woman!"

"Apa yang harus ku katakan, Sir?"balas Hana berbisik. ia tak berani sama sekali meninggikan suaranya. Ia takut sekaligus gugup. Ethan berada di hadapannya dengan badan tegap dan tatapan bengis.

Wangi mint dan kayu manis menguar mengisi rongga dada wanita tersebut. Sikap Maskulin dan terkesan misterius Ethan mengingatkan ia akan sesuatu tentang bahaya, sebuah bahaya yang erotis. Haha ia pasti gila menyamakan keadaannya saat ini dengan kata Erotis.

"Apa Kau menyembunyikan sesuatu dariku Hana?"tanya Ethan kemudian.

Hana menggelengkan kepalanya.

"Kau berbohong."

"A-aku tidak berbohong sir."

"Lalu mengapa kau mengatakan padanya bahwa ia telah selingkuh, apa kau kekasihnya?"

Tamat sudah riwayatnya. Itu pertanyaan paling sulit yang tak bisa ia jawab di zaman ini. sekarang apa yang harus ia lakukan?

apa ia harus tetap bungkam?

"Sampai kapan kau akan tetap diam Hana?"

"Sir aku tidak sengaja melakukan itu Sungguh!"kata Hana panik

"****** tidak tahu malu. berani sekali kau membohongi tuanmu hah? apa kau tidak ingat bahwa hidup dan matimu ada si tanganku, aku bisa saja membunuhmu saat ini Hana!"

Hana menggigit bibirnya seraya menghela nafas. kini habis sudah kesabarannya, Ethan kembali memanggilnya dengan sebutan ****** di tambah lagi pria itu kembali mengumandangkan ancamannya.

"Sial aku sudah muak."Hana menatap tajam pada Ethan." Kau memanggilku dengan sebutan ******, apa kau pikir aku tidak sakit hati? dan sampai kapan kau akan terus mengancamku? jika kau ingin membunuhku, Mengapa tidak kau bunuh saja aku sekarang toh aku tidak perduli dengan nyawaku sendiri. mengapa kau masih mengulur waktu sir? Mengapa kau masih membiarkanku hi---hmmp" ucapanya terhenti ketika sesuatu yang lembab nan kenyal menyentuh bibirnya. Hana tertegung untuk beberapa detik kemudian namun selanjutnya ia berusaha melepaskan dirinya dari pria tersebut. ia sama sekali tudak pernah menyangka Ethan akan menciumnya alih-alih kembali mengancamnya.

"Kau...kau menciumku Sir!" Hana berteriak lantang.

Ethan yang baru saja mendengar pertanyaan tersebut sontak terkejut. Ia sendiri tidak tahu apa yang sudah terjadi beberapa detik yang lalu. ia bertanya-tanya, apa benar ia melakukan hal itu? benarkah ia mencium Hana? tapi mengapa ia melakukannya? dan mengapa ia tidak merasakan penyesalan apapun?

"Kau melecehkanku Sir dasar berengsek!!!" Seraya menyerang dada bidang Ethan dengan memukulnya berkali-kali.

" Bajingan, bangsawan tidak bermoral. kau pikir kau bisa melecehkanku seenaknya? aku bahkan sudah sebisa mungkin menahan amarahku, aku bahkan menerima amukan dan makianmu karena aku memang bersalah menamparnya tapi mengapa kau melecehkanku? aku memang sering membuatmu marah tapi kau tidak berhak melecehkanku, aku membencimu sir, aku sangat membencimu!"

Hana terengah-engah setelah menyelesaikan perkataannya.

"Apa kau sudah selesai berbicara Hana?"ucap Ethan dengan suara pelan.

Pukulan Hana di dadanya mendadak terhenti. Hana menatap wajah Ethan yang berubah. Ia tidak tahu ekspresi macam apa yang sedang Ethan terapkan di wajahnya.

Baru beberapa saat yang lalu Ethan marah-marah terhadapnya tapi sekarang ada apa?

"Jika kau sudah selesai, maka aku akan pergi." Imbuhnya kemudian.

"Ethan."

Hana memanggil nama pria itu tanpa ia sadari. saat itu pula Ethan seolah lupa bernafas. Jantungnya uang telah mati terasa berdenyut nyeri saat mendengar Hana memanggilnya tanpa embel-embel tuan.

Tadinya, ia berniat meninggalkan Hana sekarang juga. tapi saat namanya keluar dari mulut wanita tersebut Ethan tak percaya, Ia merasa luarbiasa dan sungguh ia harus memastikan sekali lagi apa yang baru saja ia dengar.

"Katakan sekali lagi."

Hana tak mengerti."Apa?"

"Sebut namaku Hana."

Hana mengerutkan keningnya bingung. mengapa pula Ethan tiba-tiba ingin ia menyebut namanya?

"Kau mendengarkan ku Hana, Kumohon panggil namaku sekali lagi." Ucap Ethan, kali ini terdengar lembut.

Hana tak mampu mengalihkan perhatiannya kemanapun selain pada Ethan seorang dan ia terhanyut di dalamnya.

Ada sesuatu yang salah? Sekarang Hana dapat merasakan jantungnya berdegup dengan kencang dan meski Hana tidak yakin tapi ia tahu Ethan lah penyebabnya. tapi apa artinya? apa ia ketakutan atau sesuatu yang lain. Hana belum bisa memastikan dan ia harus mencobanya sekarang.

"Et-han...Ethan"

Dengan kesadaran sepenuhnya Ethan menarik tubuh Hana dengan satu tangannya. Ia melingkari pinggang wanita tersebut sementara tangan lainnya berada di tengkuknya, menahannya agar tak bergerak. Kini tak ada lagi jarak yang memisahkan keduanya.

"Dengar Hana, kau harus tahu aku tidak pernah bermaksud melecehkanmu karena melakukannya dan aku tidak bisa berhenti melakukannya."ucapnya di depan wajah Hana selanjutnya Ethan kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Hana seperti ucapannya sebelumnya.

Ia tidak bisa berhenti. tidak ketika rasa manisnya membuat Ethan ketagihan, Meski Ethan tahu Hana terkejut dan ingin memberontak lagi tapi Ethan tak akan melepaskannya hingga Ethan tahu kali ini Hana menerimanya.

Tanpa keduanya ketahui benang merah tak kasat mata tersulur menyatukan keduanya. Meski belum nampak terucap tapi hati keduanya tak bisa membohongi apa yang keduanya rasakan saat ini adalah sesuatu yang spesial.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!