My Love From The Past

My Love From The Past

bab 01

Inggris ,26 maret 2017

Hana Miller, perempuan modern, Keras kepala, cantik dan penuh keberuntungan. terlahir sebagai putri artis papan atas terkenal, berprofesi menjadi model majalah ternama sesuatu yang benar-benar indah dan sempurna tapi rupanya saat ini dewi fortuna rupanya sedang tidak ingin berpihak kepadanya karena tepat pada hari spesialnya, hari lahirnya ia di kejutkan dengan perselingkuhan sang kekasih.

Wanita itu menepalkan kedua buku jari tangannya kuat hingga memutih, menekan amarahnya hingga ia kira ia akan meledak sewaktu-waktu.

"Bajingan kau Roy ,aku tidak terima ini !!! Kau--kau selingkuh huh!?"Hana berteriak marah menuduh pria tampan yang kini sedang menggenggam tangan perempuan lain namun si pria hanya terdiam membuatnya semakin geram saja.

Untuk sesaat ia menghirup udara dengan cepat kemudian mengeluarkannya dengan cepat pula.

"Baiklah, jika itu yang kau mau hari ini juga kita putus Roy!"

Raut muka Roy nampak terkejut tapi sedetik kemudian wajahnya berubah datar. Hana mengerang frustasi dan berlalu pergi begitu saja.

Demi melupakan kejadian bukurk yang menimpanya. Hana memutuskan untuk menari di dalam club, ia juga tidak perduli dengan sentuhan nakal yang kerap kali ia terima, yang ada di pikirnya saat ini hanya mencari pelampiasan amarahnya saja. kendati demikian ia juga harus berhati-hati dengan kamera paparazi, alasannya tentu saja ia tidak ingin ibunya mengomel mengatakan kepadanya bahwa reputasinya dapat menurun gara-gara anak perempuannya yang bersikap ******. tapi--persetan dengan itu! Ia juga berhak mendapat kebahagiaan tidak perduli dengan cara benar atau salah.

persetan dengan reputasi ibunya. Orang-orang boleh saja tidak tahu tapi Hana tahu, bagaimana sikap egois ibunya pada sang ayah sehingga ayah Hana memilih perceraian dan meninggalkan Hana dengan ibunya.Hana membenci ibunya.

Dalam hentakan musik keras, di tengah pengunjung yang sedang menari aktivitas Hana mendadak terhenti. mengingat keegoisan ibunya mau tidak mau Hana juga mengingat sosok ayah yang amat dia rindukan.

"Dad." Hana tersenyum sendu di iringi setetes airmata mengalir melewati pipinya.

Aku merindukanmu.batinnya berkata.

Suara musik dalam club mendadak tidak lagi membuatnya bersemangay. terLarut dalam kesedihan mendalam membuat Hana memutuskan segera pergi meninggalkan club.

        Saat malam menjadi semakin larut, gadis itu berjalan di sisi jalan raya, matanya telah membengkak karena menangis sementara ingatannya kembali kemasalalu di mana saat-saat bahagianya bersama sang ayah. Sejak dulu memang ayahnya lah yang mengurus Hana sementara sang ibu sibuk dengan agendanya. sekarang ia kehilangan ayahnya, ia merindukan hari-hari ia berbicara tentang kuda bersama ayahnya, bermain catur dan hal lainnya . Jika saja waktu kembali berputar ia akan berlari mengejar ayahnya, bukan bersembunyi di dalam kamar tapi nyatanya semua sudah terlambat, penyesalan selalu datang di akhir.

Di atas jembatan sungai Thames Hana menghentikan langkahnya dan termenung.

Hana melepaskan sepatu hak tinggi dari kakinya dan berjalan mendekat ke arah penyangga jembatan . Untuk sesaat ia memejamkan matanya kemudian perlahan menghirup udara di sekitarnya, mencoba mengisi rongga dadanya yang terasa kosong. airmata kembali menetes di pipinya, Ia ingin menghentikan waktu dan menangis sekeras mungkin, bukan menangisi kekasihnya yang beselingkuh melainkan menangis untuk sang ayah yang amat di rindukan saat ini.

Hana membuka matanya kemudian ia memandang ke bawah sungai Thames dengan penasaran. Hana sedikit mencondongkan badannya mencoba mengamati sungai Thames, pantulkan bulan di atas air nampak begitu indah namun sekejap kemudian pergerakan kecil di bawah sungai tepat di gambaran bulan di atas air mulai terlihat.

Hujankah? Pikir Hana menerka-nerka.

Hana mengamati. gerakan itu aneh- berputar-putar dari putaran kecil hingga putaran cepat , sedetik kemudian pergerakan itu makin menjadi tidak tentu arah di sertai gelembung meletup-letup.

Terkejut, Hana sontak menolehkan kepalanya ke kanan ke kiri dan anehnya ia tidak mendapati siapapun selain dirinya. anehnya lagi jalanan tampak sepi tidak ada lalu lalang kendaraan satu pun.

"Apa yang terjadi?"

Hana kembalu bertanya-tanya dan pertanyaan itu terjawab dengan gerakan air yang terlihat seperti tali tambang mulai mendekati tubuh Hana.

Hana yang menyadari hal itu sontak segera berlari tapi gerakannya kalah cepat dengan tubuhnya yang tiba-tiba di tarik dan melayang sesaat sebelum menyeretnya dan memasuki air sungai thames.

"Akhh...! TIDAK !!!" teriak Hana.

Tubuh rampingnya tercebur kedalam sungai Thames dan terombang-ambing. Hana mencoba menggerakan kaki serta tangannya untuk berenang tapi ia tidak bisa, seolah seseorang sedang memegangi setiap jengkal tubuhnya, seolah seseorang memang menginkannya tenggelam. Hana sadar ia mulai mulai kehabisan nafas, meski sekuat tenaga ia berusaha berenang atau berteriak ia tetap tidak bisa , hingga akhirnya Hana menyerah dan terseret ke dalam kegelapan sungai thames.

"apa aku akan mati", pikir Hana sebelum ia tak sadarkan diri.

         Perlahan kedua bola mata wanita itu mulai terbuka. tubuhnya yang tergeletak miring di atas permukaan datar berhadapan langsung dengan kumparan berwarna hijau  di hadapannya.

Apakah aku sedang bermimpi?

Tapi bukankah ia baru saja tercebur ke dalam sungai Thames. anehnya mengapa ia dapat merasakan bau tanah dan melihat rumput hijau di hadapannya.seharusnya ia berada di dalam air dan mengambang tapi...

Apa?

Tunggu! Rumput hijau?

Demi apa pun Hana sangat terkejut. Ia spontan bergerak yang  seketika membuatnya merasakan nyeri di kepalanya. Sambil memegangi pelipis kepalanya sendiri Hana mengamati sekitarnya. Dan hasilnya terlalu banyak pohon dan begitu gelap. bulu kuduknya meremang seketika.

"Astaga ada dimana aku?"

Tak mau berlama-lama Hana mencoba bangkit dari tempatnya dan berjalan seraya kembali mengamati keadaan sekitarnya. Ia pikir ia harus segera pergi dari tempat menyeramkan ini namun sesuatu mengusiknya lebih tepatnya pada kakinya saat Hana menyadari bahwa ia tidak mengenakan alas kaki sama sekali, Hana jelas menggerutu kesal.

"Oh bagus! Aku bahkan tidak memakai sepatu ku."

Dan tiba-tiba semilir angin datang, yang rasa dinginnya hampir membuatnya gila karena saat ini ia hanya mengenakan dress mini berwarna hitam. Kemudian pergerakan lainnya muncul di sisi kanan tubuhnya. pepohonan di sekitarnya bergemerisik entah karena apa padahal angin sudah berhenti.

Hana mencoba tenang sebisa mungkin meski bulu kuduknya kembali meremang, waspada.

Sayup-sayup Hana mendengar suara langkah kaki dan ranting patah.

"Siapa di san------aaakhhhh......"

Hana bertriak kala sebuah benda mengkilat panjang berwarna perak melintas dan berdiam tepat di depan wajahnya, lebih tepatnya lagi di lehernya.

pedang...

"Siapa kau ?"tanya seorang pria dengan suara berat tepat berada di belakang tengkuknya.

Ketika Pedang itu makin di dekatkan ke lehernya, rasa dingin menyentak permukaan kulit lehernya membuat Hana ketakutan dan ia mulai terisak.

"Tuan jangan bunuh aku,aku mohon."lirih Hana sambil terisak.

"Bagus memohonlah padaku dan katakan siapa dirimu?"

Hana tidak bisa menjawab, lidahnya terlanjur kelu dan tubuhnya kian terasa melemas

Hana memekik saat Pria itu tiba-tiba memutar tubuh Hana sehingga tatapan keduanya bertemu. Saat itu pula ia mendapati sebuah mata hazel madu keemasan sedang menatapnya begitu tajam meski jauh dari kata ramah namun tetap saja Hana akui saat ini ia terpesona. rambut pria itu berwarna hitam kemerahan dan bibirnya yang merah bahkan mungkin lebih merah dari bibirnya sendiri. Ciptaan tuhan yang luar biasa sempurna. Batin Hana memuji .tapi tunggu ! Kenapa rasanya agak aneh yah..

See...pakaiannya jelas sekali bukan pakaian modern seperti yang sering Hana lihat di tubuh pria-pria biasanya. Pikir Hana, ia agak asing dengan apa yang di kenakan pria tersebut namun juga tidak, mungkin saja ia pernah melihatnya di suatu tempat. Ah mungkin di buku sejarah tapi bagaimana bisa? Apa ia sedang berada di lokasi syuting sejarah? Hana ingin tertawa saja sekarang tapi hanya orang bodoh yang menganggapnya seperti itu, lagi pula ini tidak lucu sialan, kecuali sesuatu telah terjadi seperti ia telah menjelajahi waktu dan tiba di masalalu.

Astaga !!!

Masalalu!

Hana terkejut dengan pemikirannya sendiri dan sontak saja ia melangkah mundur, tangannya reflek terangkat menutup mulutnya sendiri dan tanpa sengaja mengenai pedang pria itu.

Tess...

Darah itu mengalir dari punggung tangannya sendiri.

Hana menatap tetesan darahnya kemudian ia mendongak menatap pria asing di hadapannya.

"aku berdarah." Ucapnya setengah sadar.

"Aku benci darah, aku benci !" Hana berteriak histeris dan berlari meninggalkan pria itu.

"Tunggu!!" Sahut pria itu, seraya mengejar Hana.

Darah, Hana membenci darah itu mengingatkannya pada kasus penculikan dirinya sendiri saat umurnya dua belas tahun, semua itu gara-gara ibunya, berselingkuh dengan pria yang salah dan saat mereka putus pria itu mengancam akan membunuh Hana dan mungkin saat itu pula awal ayah dan ibunya bertengkar untuk yang pertama kalinya.

Menjadi trauma tersendiri bagi Hana.

Mendadak rasa kantuk menyerangnya dan Hana rubuh seketika.

      Pria itu melempar pedangnya secara asal kemudian menangkap tubuh Hana yang kini tak sadarkan diri.

"Hei bangun!" Seraya menepuk pelan pipinya.

Wanita itu tak kunjung sadar, akhirnya pria itu membopong tubuh wanita tersebut, lalu membawanya menuju kuda hitam yang terikat di bawah pohon tak jauh dari tempatnya.

...***...

Kegelapan membelenggu. dua hari wanita di hadapannnya tak sadarkan diri. demam penyebabnya, luka di tangannya sudah di obati meskipun belum sepenuhnya sembuh.

"My Lord." Sahut pria tua di belakang tubuhnya, tepat di depan pintu yang terbuka.

Ethan menegakkan bahunya. Tanpa mengalihkan perhatiannya ia menjawab.

"ada apa Jemes?"

"Pesta sudah siap, sebaiknya anda segera bergegas tamu-tamu pun akan segera tiba My Lord."

Ethan tidak bergeming, ia masih menatap tubuh wanita yang masih tertidur lelap si atas ranjang.

Ada yang aneh dari wanita ini. Batinnya berkata.

Ethan kembali mengingat pertemuannya dengan wanita itu.

Saat itu malam hari ia baru saja kembali dari perburuannya dan tiba-tiba ia di kejutkan dengan sosoknya yang terbaring di atas rumput liar.

Awalnya Ethan berniat menghampirinya namun ketika ia mendapati pergerakan kecil dari tubuh itu sontak membuat Ethan mengurungkan niatnya dan memilih menjadi pengawas meski pada akhirnya ia mulai mendeka.

Wanita ini aneh. Sekali lagi batin Ethan berkata dengan perkataan yang sama. Karena dlihat dari sisi manapun wanita ini jelas sangat aneh.

Ethan melihat wanita itu menggenakan baju yang nyaris tak menutupi semua tubuhnya dan dari gerak geriknya Ethan tahu wanita tersebut nampak sedang bingung.

Meskipun begitu Ethan memutuskan untuk mengacuhkannya akan tetapi hal yang takduga terjadi, Saat ketika ia mendapati wanita tersebut sedang mematapnya ada desiran aneh yang terjadi dalam dirinya. Sesuatu menyentak seluruh indranya dan jantungnya yang mati terasa bedetak lembali dua kali lebih cepat dari biasanya.

Meski wanita tersebut dalam keadaan kacau namun intensitas kecantikannya tak berkurang sama sekali dan Ethan akui ia terpesona.

Anehnya lagi Ethan merasa ada keterikatan antara dirinya dan wanita tersebut. seolah wanita tersebut di hempaskan memang untuk menjadi miliknya, seolah wanita tersebut memang takdirnya. Sungguh miris...Ethan tidak menyangka pikiran konyol tersebut alan terlintas di otaknya dan ia pasti sudah gila.

"My Lord."james kembali berkata. membawa Ethan kembali dari lamunannya.

"Baiklah, katakan pada Mina untuk menjaga wanita ini saat aku turun nanti."jawab Ethan masih menatap wajah yang terlelap itu.

"Baik My Lord."

       Pesta meriah telah berlangsung.

Ethan melangkahkan kakinya, berjalan dengan tegas dengan aura seorang pria matang mendominasi.

Pigur seorang bangsawan nampak sangat terlihat dalam dirinya. Ia seorang Earl Of Essex bangsawan pemegang jabatan tertinggi urutan ketiga dari sekian banyaknya gelar. Ia pria kaya dengan beribu-ribu bahkan berjuta-juta pound uang yang tersebar luas di beberapa bank inggris dan kekayaan lainya berupa estat serta mansion. Ethan sosok sempurna di pandang mata, di tambah lagi dengan wajah tampannya yang behasil memikat banyak perempuan. bahkan tak jarang seperti saat ini para ibu dari status jabatan tertinggi hingga tekecil menawarkan anaknya untuk dijadikan sebagai istri ataupun simpanannya.

Sayang seribu kali sayang dari sekian banyaknya wanita cantik, wanita baik yang menawarkan diri secara sukarela atau sebaliknya justru dari semua itu tak ada satupun yang benar-benar bisa membuatnya tertarik sama sekali atau memang Ethan tak menginginkannya.

Satu kekurangan dari sekian banyaknya kesempurnaan yang ia miliki adalah ia tak memiliki seorang istri.

Ethan tak punya masalalu kelam apapun mengenai kisah percintaannya dengan wanita manapun, ia selalu terbuka dan menerima cinta wanita manapun selama Ethan menginginkannya tapi istri, Ethan tidak bisa.

Seorang istri akan menjadi pelengkap yang paling sempurna bagi seorang pria, itu benar dan itu juga mengganggu benaknya meskipun ia akui ia juga menginginkannya, tapi Ethan tidak bisa karena satu hal yang paling tidak ingin ia akui bahwa sesungguhnya ia Ketakutan.

Ethan terlalu takut untuk memiliki seorang istri karena itu artinya ia akan menikah dan hidup selamanya bersama sang istri.

Kenapa? sekali lagi Ia tidak bisa, alasannya karena jati dirinya. Ethan tidak mau jati dirinya terungkap oleh istrinya sendiri karena itu artinya wanita tersebut akan tahu bahwa dirinya bukan manusia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!