Bryan merupakan anak tunggal dari kelurga Domani. Sejak kecil dia sudah dijodohkan dengan seorang wanita yang tidak pernah dia temui sebelumnya. Yang di tahu, namanya Caca. Begitulah mamanya sering menyebut gadis itu.
Dia tipe anak penurut, namun ketika berhubungan dengan perjodohan itu, dia akan menolak secara langsung. Dia juga tidak mengerti mengapa dia sangat begitu tidak tertarik dengan gadis itu. Walaupun mamanya sering sekali menceritakan kelebihan-kelebihan dari gadis itu. Tapi tetap saja, dia sangat tidak menyukai perjodohan.
Bahkan saat ini, di ruang makan, mama dan papanya sedang menceritakan gadis itu. Dia mulai tidak berselera untuk makan, Tapi dia juga tidak ingin menjadi anak durhaka karena merusak mood kedua orang tuanya di pagi hari.
"Sayang, tahu tidak. Caca sekolah di tempat yang sama loh sama Bryan" ucap Mama Bryan yang membuat kuping Bryan semakin panas.
"Oya, bagus dong. Siapa tahu merek nanti bertemu di sana. Jadi kita tidak perlu menunggu sampai mereka lulus SMA." ucap Papa Bryan.
"Ish, kurang ajar. Kenapa gadis itu sekolah ditempat Ku. Apa dia sengaja ingin mencari perhatianku nanti. Awas saja jika aku tahu siapa orangnya. Akan aku buat dia tidak betah disekolah itu" batin Bryan.
"Benar sekali pa. Mama tidak bisa bayangkan bagaimana lucunya mereka saat bertemu nanti" ucap Mama Bryan.
"Apaan sih Ma. Bryan sudah bilang, Bryan tidak mau dijodoh-jodohkan" ucap Bryan kemudian berdiri dan izin berpamitan untuk berangkat ke sekolah.
"Bagaimana bisa kau akan berangkat. Lihat kau bahkan belum menyentuh sarapanmu Bryan" ucap Mama Bryan.
"Bryan sudah kenyang Ma. Kenyang makan hati" ucap Bryan kemudian berlalu pergi. Tidak lupa dia mencium tangan kedua orang tuanya. Walaupun kesal sifatnya yang memang anak penurut dan baik tidak akan pernah hilang.
Selama diperjalanan dia tidak henti-hentinya mengatai gadis yang akan dijodohkan dengannya.
"Cacacacaca, kayak nama kacang. Kenapa dia tidak hilang saja dari dunia ini. Kenapa aku sangat membencinya" ucap Bryan.
Sesampainya di kampus, dia langsung disambut oleh Nathan. Sahabat nya sejak SMP sekaligus anggota dari the King.
"Hey bro, cuci mata yuk" ucap Nathan.
"Sana ketoilet, ngapain ngajak-ngajak" ucap Bryan yang membuat Nathan mendengus kesal. Sifat sok polos sahabatnya yang satu ini terkadang membuatnya geleng-geleng kepala. Rasanya ingin sekali dia mencuci kepala atau meng-install ulang otak sahabatnya ini, agar sifat polos dan tololnya berkurang.
"Goblok, maksudnya aku itu. Cuci mata itu lihat cewek-cewek bening" ucap Nathan sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Kurang kerjaan sekali. Sana dah. Malas sekali aku" ucap Bryan kemudian berlalu pergi meninggalkan Nathan sendiri.
"Ish dasar. Nggak seru sekali punya temen kayak dia. Tapi kenapa aku betah ya temenan sama dia. Aduh, tahu ah gelap. Aku susul dia saja" ucap Nathan kemudian mengejar Bryan. Namun belum beberapa langkah. Mereka berdua langsung terdiam. Dia melihat 4 orang wanita tengah adu mulut di depan toilet wanita.
Bryan yang diketahui banyak orang punya sifat cuek dan dingin. Tiba-tiba mendekati mereka dan terlihat begitu penasaran dengan pertengkaran itu.
"Wah, kejadian langka nih" ucap Nathan saat melihat Bryan begitu tertarik.
"Hey cewek baru. Jangan keganjenan deh. Kau ingin cari perhatian Alex dan Mahen. Wah cari mati loh" ucap Sindy.
"Apaan sih kak. Aku tidak mengerti yang kamu maksud. Bisa minggir nggak kak. Aku ingin masuk ke toilet" ucap Clarisa sambil berusaha menerobos ketiga gadis itu. Namun bukannya berhasil dia malah terjatuh karena Sindy mendorongnya.
Dia langsung bangun. Dia sungguh tidak terima diperlakukan seperti ini.
"Apa sih mau kakak. Aku sudah meminta izin dan bersikap baik loh. Sekali lagi aku minta tolong, minggir kak. Kalian menghalangi langkah aku" ucap Clarisa yang membuat Sindy terlihat semakin marah.
"Wah kurang ajar dia Sin. Minta dikasi pelajaran nih" ucap seorang wanita disampingnya.
"Kamu berani sama aku huh" ucap Sindy sambil mendorong tubuh Clarisa kembali. Namun Clarisa kali ini tidak berpindah sama sekali.
"Aku tidak takut sama siapapun. Aku hanya takut pada penciptaku" ucap Clarisa balik menantang.
"Wah, berani sekali. Pegang tangannya" ucap Sindy pada keuda anak buahnya. Mereka langsung mengikuti perintah sindy. Clarisa diam saja. Dia akan mengikuti arah permainan dari kakak kelasnya ini.
"Plakk" satu tamparan berhasil mendarat di pipi Clarisa. Clarisapun tersenyum dan malah mengejek Sindy.
"Segitu saja kak?" Tanya Clarisa.
Sindy tentunya semakin marah. Dia pun kembali melayangkan tamparan.
"Plakk" namun kali ini bukan mendarat di pipi Clarisa. Tamparan sindy malah mendarat di pipi salah satu anak buahnya sekaligus temannya.
"Sin, kenapa kamu malah menamparku" tanya gadis itu. Sindy terlihat bingung dia pun langsung menyangkal perbuatannya.
"Salahkan dia. Dia yang membuatku menamparmu" ucap Sindy.
"Lah, kok jadi salah aku kak. Bukannya kakak yang menampar teman kakak" ucap Clarisa dengan senyum yang sungguh menjengkelkan bagi sindy.
"Plakkk" satu tamparan mendarat di pipi Sindy. Kali ini temannya yang tertampar tadi yang menamparnya
"Hey kenapa kau menamparku" teriak Sindy.
"Biar adil" ucap temannya. Sindy tentunya murka. Dia menjambak rambut temannya. Hingga membuat pertengkaran marah beralih diantara mereka. Clarisa yang tangannya saat itu sudah dilepaskan oleh mereka. Langsung berlalu begitu saja. Meninggalkan pertengkaran diantara kakak kelas itu.
"Menarik" ucap Bryan.
-Bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
momy ida
clarisa kah yg dijodohkan sama Bryan.....???
2022-06-06
1