Bab 5 Menikah siri

Malam pun telah berlalu berganti pagi yang cerah secerah hati Hendri saat ini yang ingin menjalankan rencananya. Hendri hari ini akan berkunjung ke rumah Arumi dia mengajak Salsa. Hendri akan melamar Arumi dan mengajaknya menikah.

Hendri dan Salsa sudah berdandan rapi mereka berpamitan sama Mia. Mia heran dengan mereka pagi-pagi buta sudah berdandan rapi dihari libur gini. 

"Mau kemana kalian?" Tanya Mia sembari netranya mengitari kedua anaknya.

"Kami berdua ada acara Bu, di rumah temen," jawab Salsa.

"Kok barengan kayak mau kondangan aja."

"Iya Bu, kita mau kondangan, bener kan Sa," imbuh Hendri.

"Kalau mau kondangan kok Ibu nggak di ajak."

"Nggak boleh ikut, maksudnya Ibu nggak boleh ikut ini acara anak muda," elak Salsa.

"Ih kalian, udah tau Ibu suka banget dateng ke kondangan kok nggak diajak," ucap Mia menyunggingkan mulutnya.

"Bu acaranya pagi banget aku berangkat dulu ya," ucap Salsa yang nggak ingin lama-lama di intimidasi Ibunya.

"Ya udah sana berangkat bikin pingin Ibu aja," sentak Mia.

Mereka berdua saling mengecup punggung tangan Mia bergantian dan pergi meninggalkan rumahnya.

Tak terasa perjalanan sampailah di rumah Arumi. Dengan berjalan kaki, Hendri dan Salsa menuju rumah Arumi yang ada di gang sempit.

"Mana kak rumahnya Arumi?" Tanya Salsa yang penasaran dengan rumah Arumi sembari ditangannya menenteng buah tangan untuk Arumi dan neneknya.

"Sebentar lagi kita sampai," ucap Hendri yang kedua tangannya menyangga hadiah untuk Arumi.

Sampailah mereka berdua di rumah kontrakan Arumi. Rumah tanpa pagar dan tanpa halaman di gang sempit. Salsa nampak terkejut melihat rumah Arumi yang tak pernah ada dibenaknya.

"Ini rumahnya Kak," cetus Salsa.

"Iya, ayo kita masuk," ajak Hendri.

Hendri dan Salsa mengucapkan salam dan disambut Arumi dan neneknya yang memang sudah siap menyambut kedatangannya. Arumi mempersilahkan duduk Hendri dan Salsa. Sedangkan Nenek suryati sibuk menanyakan tentang ibunya Hendri yang tak ikut datang. Hendri pun berterus terang kalau ibunya tak berkenan datang karena tak menyetujui pernikahannya.

Hari ini hendri menyatakan melamar Arumi. Terpancar senyum kebahagiaan pada Arumi karena mendapat lamaran dari kekasihnya walau pun hanya sederhana yang hanya disaksikan Nenek dan calon adiknya.

Dan Hendri mengatakan sejujurnya kalau dia akan menikahi Arumi secara siri karena ibunya belum merestuinya. Nanti kalau ibunya sudah merestui baru akan mengesahkannya secara hukum.

Nenek Suryati terpaksa menyetujuinya dari pada pernikahannya tertunda. Nenek hanya ingin melihat mereka bersama dalam satu ikatan yang halal yaitu menikah. Arumi pun bersedia karena Nenek menyetujuinya.

 

Terpancar raut bahagia pada wajah Arumi dan Hendri yang sebentar lagi akan menikah. Salsa dan Nenek Suryati juga ikut terbawa suasana bahagia mereka saat ini didalam rumah sederhana ini.

Hendri berencana akan menikahi Arumi besok. Hendri tidak ingin menunggu lama-lama. Kata Nenek Suryati lebih cepat dilaksanakan lebih baik, karena dengan menikah mengikuti sunnah rasulullah dan memenuhi perintah Allah, menjauhkan diri dari maksiat, dan tersimpan banyak pahala di dalamnya.

Tidak ada salahnya menurut Hendri yang sudah siap untuk menikah melaksanakan perintah Allah, walau tak direstui orang tua satu-satunya.

Setelah pulang dari rumah Arumi Hendri akan  langsung pergi ke rumah pak penghulu yang kebetulan rumahnya di sekitar rumah Arumi.

 

Hendri masih ditemani Salsa adiknya. Hendri meminta kepada Pak penghulu untuk menikahkannya besok. Akad nikah akan dilaksanakan besok di rumahnya Arumi saja pada pukul tujuh malam setelah isyak.

Hendri memilih waktu malam hari supaya tidak diketahui banyak orang termasuk ibunya. Hendri dan Arumi hanya akan mengundang beberapa orang saja sebagai saksi di pernikahannya.

***

Hari sudah malam nampak Hendri tengah tiduran sembari menghafalkan kata ijab untuk pernikahannya besok supaya lancar mengucapkannya. Berulang-ulang Hendri mengucapkannya supaya hafal dan tidak gugup saat mengucapkannya di tempat ijab nanti.

Suara Hendri terdengar sampai telinga Mia yang kebetulan lewat didepan kamar Hendri yang tertutup. Didengarkannya dengan seksama ucapan Hendri. Sangat jelas ditelinga Mia Hendri mengucapkan kata ijab qabul.

 

Membuat Mia merasa terusik dan masuk tanpa permisi ke kamar Hendri yang kebetulan tidak di kunci. Hendri pun kaget setengah mati melihat ibunya yang main masuk kamarnya tanpa permisi.

"Ibu!!" Ucap Hendri dengan mata terbelalak.

"Ya ini Ibu, kenapa kamu mengucap kata ijab qabul berulang kali. Apa kamu benar-benar akan menikah Hendri," teriak Mia.

Salsa yang ada di kamar sebelah mendengar teriakan Ibunya. Dia pun keluar dari kamarnya untuk memastikan ada apa dengan ibunya kenapa berteriak di kamar kakaknya.

Hendri diam saja tak menjawab pertanyaan Ibunya. Mia seperti tau jawaban Hendri dari sorot matanya.

"Kamu benar-benar akan menikah dengan Arumi. Kamu nekad ya. Ibu nggak suka dengan sikap kamu. Hendri kamu anak durhaka, kamu berani melawan Ibumu hanya karena gadis miskin itu. Sudah tau Ibu nggak menginginkan menantu seperti dia, kenapa kamu masih tetap akan menikahinya." amarah Mia meletup-letup.

"Maafkan aku Bu, maafkan aku. Aku sudah berjanji akan menikahi Arumi dan akan tetap aku laksanakan walau tanpa restu Ibu. Maafkan aku Bu, maafkan aku yang durhaka sama Ibu. Aku akan tetap dengan pendirianku menikah dengan Arumi," tegas Hendri.

"Ibu nggak bisa terima Hendri, kamu merendahkan ibu, kamu tidak menganggap Bu sebagai orang tuamu. Kamu sudah durhaka sama Ibu. Ibu tidak mau melihat anak durhaka sepertimu di sini. Lebih baik kamu keluar dari rumah ini. Kalau kamu memang lebih memilih gadis miskin itu."

Mia sangat marah karena hendri benar-benar akan menikahi Arumi.

"Jangan Bu, jangan usir kakak hanya karena masalah sepele," ucap Salsa yang sedari tadi menyimak percakapan Ibunya dari luar kamar Hendri.

"Kamu tau apa anak kecil ikut campur saja. Katamu ini masalah sepele. Ini menyangkut masa depan kakakmu dan keluarga kita. Kenapa kamu membela kakakmu yang nggak nurut sama Ibu," sentak Mia pada Salsa.

Salsa tidak pantang menyerah tetap membela kakak tercintanya.

"Kasihan kak Hendri Bu. Ibu jangan egois gitu, jangan usir kak Hendri Salsa mohon Bu," ucap Salsa memohon.

"Terserah kakakmu pilihan ada di tangannya, kalau dia memilih Ibu dia akan tetap di sini kalau dia memilih Arumi gadis miskin itu berarti dia harus keluar dari rumah ini."

Mia sudah memutuskan tinggal Hendri akan memilih Ibunya atau Arumi kekasih tercintanya.

"Aku akan pergi dari rumah ini," ucap Hendri dengan berani.

"Kakak, jangan pergi dari rumah ini," ucap Salsa mendekat ke kakaknya.

Sedangkan Mia menatap tajam penuh amarah yang tak diungkapkannya pada Hendri dan meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah kata pun. Mia merasa sudah pegal hatinya merasakan anak laki-laki satu-satunya yang sangat dihandalkan dalam mencari nafkah dan sekarang nekad akan meninggalkannya hanya karena seorang gadis.

"Dasar anak durhaka tidak tau terima kasih sama orang tua, ingat Hendri kamu akan menyesal telah melukai hati Ibu." Mia menggerutu di dalam kamarnya.

"Kak Hendri kenapa memilih pergi dari rumah ini, Kakak mau tinggal di mana nanti."

"Kamu nggak usah khawatir, Kakak akan cari kontrakan sekalian bisa Kakak tinggalin nanti bersama Arumi setelah kita menikah."

"Kakak.... hi...hi...," Salsa sangat terharu dan kasihan sama Kakaknya.

Hendri mulai berkemas memasukkan baju dan barang pentingnya dalam koper kecil. Di saksikan Salsa yang terus menangisinya karena benar-benar akan pergi.

"Kakak pamit dulu, kamu jangan bersedih jaga Ibu baik-baik," ucap Hendri pamit Salsa.

"Kakak jangan pergi...," Salsa menangis haru melihat kepergian Kakaknya meninggalkan rumahnya.

Hendri benar-benar nekad demi bisa berhubungan halal dengan kekasih tercintanya yaitu Arumi.

Waktu begitu cepat berlalu, sekarang tepat pukul tujuh akad nikah di rumah Arumi akan segera dimulai. Pak penghulu sudah datang sedari tadi. Hendri pun kini sudah berhadapan dengan pak penghulu.

 

Para saksi dan wali untuk Arumi sudah berkumpul tinggal menunggu Arumi yang masih di kamarnya yang belum selesai dengan dandanan sederhananya.

Arumi sudah keluar dari kamarnya dan menuju tempat ijab qabul dengan riasan sederhana kebaya putih panjang menutupi seluruh tubuhnya. Hijab putih berkilau mempercantik wajah Arumi yang memang sudah cantik sedari dulu.

Hendri dibuat terpukau saat melihat Arumi, yang jarang merias diri. Ternyata Arumi lebih cantik dari biasanya. Kini Arumi sudah duduk bersanding dengan Hendri. Ijab qabul siap di mulai. Dengan hikmad semua menyaksikan acara sakral ini.

Hendri melantunkan ijab qabul dengan lancar, tanpa rasa gugup. Hanya sekali saja langsung terucap kata sah dari semua para saksi. Senyum bahagia terpancar dari Hendri dan Arumi, diikuti semua yang menyaksikan juga ikut terbawa suasana bahagia mereka.

"Alhamdulillah," ucap Nenek suryati bersyukur acaranya berjalan lancar.

Kini mereka berdua sudah syah menjadi pasangan suami istri walau hanya menikah secara siri.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

menikah tanpa restu susah sebab ada halangan nya...apa lagi halangan adalah ibu Hendri

2024-08-17

0

Teh Ai..

Teh Ai..

itu bpk s Hendri kemana thor ko gk ada dlam cerita ini..

2023-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mengajak menikah
2 Bab 2 Meminta restu
3 Bab 3 Tak direstui
4 Bab 4 Tetap akan menikah
5 Bab 5 Menikah siri
6 Bab 6 Berbulan madu
7 Bab 7 Hamil
8 Bab 8 Ke rumah mertua
9 Bab 9 Tinggal di rumah mertua
10 Bab 10 Omelan mertua
11 Bab 11 Nggak pulang-pulang
12 Bab 12 Di hukum
13 Bab 13 Seperti seorang pembantu
14 Bab 14 Berkunjung ke rumah Nenek
15 Bab 15 Pesan Nenek
16 Bab 16 Mencoba tegar
17 Bab 17 Ceo baru
18 Bab 18 Bertemu lagi
19 Bab 19 Syarat yang berat
20 Bab 20 Begitu berat rasanya
21 Bab 21 Bu Direktur
22 Bab 22 Mendapat hukuman
23 Bab 23 Menunggu kedatangan Hendri
24 Bab 24 Pulang larut
25 Tak bisa menjelaskan
26 Bab 26 Janji
27 Bab 27 Kekecewaan Mia
28 Bab 28 Mendapat Gaji
29 Bab 29 Ungkapan cinta
30 Bab 30 Keinginan Melinda
31 Bab 31 Ungkapan
32 Bab 32 Vitting
33 Bab 33 Kecewa
34 Bab 34 Beruntung
35 Bab 35 Melamar
36 Bab 36 Jujur
37 Bab 37 Harus Bersedia
38 Bab 38 Memberi Jawaban
39 Bab 39 Persiapan
40 Bab 40 Mau Melahirkan
41 Bab 41 Selamat
42 Bab 42 Sah Juga
43 Bab 43 Benar-benar
44 Bab 44 Harus bercerai
45 Bab 45 Rasa Sakit
46 Bab 46 pulang
47 Bab 47 Nanti Akan Tahu
48 Bab 48 Mencari
49 Bab 49 Bingung
50 Bab 50 Nasi Sudah Menjadi Bubur
51 Bab 51 Sungguh Geram
52 Bab 52 Menutupi
53 Bab 53 Bertemu
54 Bab 54 Mengurungkan
55 Bab 55 Tidak Boleh Tau
56 Bab 56 Membantu
57 Bab 57 Bertemu Lagi
58 Bab 58 Rezeki
59 Bab 59 Tau juga
60 Bab 60 Pernyataan Gilang
61 Bab 61 Babak Belur
62 Bab 62 Cinta
63 Bab 62 Cinta
64 Bab 63 Tidak Jadi
65 Bab 64 Memberitahu
66 Bab 65 Menyesal
67 Bab 66 Berdebat
68 Bab 67 Pamer
69 Bab 68 Pingsan
70 Bab 69 Diam-diam
71 Bab 70 Kue Cinta Yang Popoler
72 Bab 71 Rumah Impian
73 Bab 72 Solusi
74 Bab 73 Teringat
75 Bab 74 Mimpi Jadi Nyata
76 Bab 75 Jedag, Jedug.
77 Bab 76 Melamar
78 Bab 77 Takut
79 Bab 78 Tercenang
80 Bab 79 Terbongkar
81 Bab 80 Terusir
82 Bab 81 Hukuman
83 Bab 82 Malam Yang Indah
84 Bab 83 Ngidam Aneh
85 Bab 84 Tersadar
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 Mengajak menikah
2
Bab 2 Meminta restu
3
Bab 3 Tak direstui
4
Bab 4 Tetap akan menikah
5
Bab 5 Menikah siri
6
Bab 6 Berbulan madu
7
Bab 7 Hamil
8
Bab 8 Ke rumah mertua
9
Bab 9 Tinggal di rumah mertua
10
Bab 10 Omelan mertua
11
Bab 11 Nggak pulang-pulang
12
Bab 12 Di hukum
13
Bab 13 Seperti seorang pembantu
14
Bab 14 Berkunjung ke rumah Nenek
15
Bab 15 Pesan Nenek
16
Bab 16 Mencoba tegar
17
Bab 17 Ceo baru
18
Bab 18 Bertemu lagi
19
Bab 19 Syarat yang berat
20
Bab 20 Begitu berat rasanya
21
Bab 21 Bu Direktur
22
Bab 22 Mendapat hukuman
23
Bab 23 Menunggu kedatangan Hendri
24
Bab 24 Pulang larut
25
Tak bisa menjelaskan
26
Bab 26 Janji
27
Bab 27 Kekecewaan Mia
28
Bab 28 Mendapat Gaji
29
Bab 29 Ungkapan cinta
30
Bab 30 Keinginan Melinda
31
Bab 31 Ungkapan
32
Bab 32 Vitting
33
Bab 33 Kecewa
34
Bab 34 Beruntung
35
Bab 35 Melamar
36
Bab 36 Jujur
37
Bab 37 Harus Bersedia
38
Bab 38 Memberi Jawaban
39
Bab 39 Persiapan
40
Bab 40 Mau Melahirkan
41
Bab 41 Selamat
42
Bab 42 Sah Juga
43
Bab 43 Benar-benar
44
Bab 44 Harus bercerai
45
Bab 45 Rasa Sakit
46
Bab 46 pulang
47
Bab 47 Nanti Akan Tahu
48
Bab 48 Mencari
49
Bab 49 Bingung
50
Bab 50 Nasi Sudah Menjadi Bubur
51
Bab 51 Sungguh Geram
52
Bab 52 Menutupi
53
Bab 53 Bertemu
54
Bab 54 Mengurungkan
55
Bab 55 Tidak Boleh Tau
56
Bab 56 Membantu
57
Bab 57 Bertemu Lagi
58
Bab 58 Rezeki
59
Bab 59 Tau juga
60
Bab 60 Pernyataan Gilang
61
Bab 61 Babak Belur
62
Bab 62 Cinta
63
Bab 62 Cinta
64
Bab 63 Tidak Jadi
65
Bab 64 Memberitahu
66
Bab 65 Menyesal
67
Bab 66 Berdebat
68
Bab 67 Pamer
69
Bab 68 Pingsan
70
Bab 69 Diam-diam
71
Bab 70 Kue Cinta Yang Popoler
72
Bab 71 Rumah Impian
73
Bab 72 Solusi
74
Bab 73 Teringat
75
Bab 74 Mimpi Jadi Nyata
76
Bab 75 Jedag, Jedug.
77
Bab 76 Melamar
78
Bab 77 Takut
79
Bab 78 Tercenang
80
Bab 79 Terbongkar
81
Bab 80 Terusir
82
Bab 81 Hukuman
83
Bab 82 Malam Yang Indah
84
Bab 83 Ngidam Aneh
85
Bab 84 Tersadar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!