Malam pun telah berlalu berganti pagi yang cerah secerah hati Hendri saat ini yang ingin menjalankan rencananya. Hendri hari ini akan berkunjung ke rumah Arumi dia mengajak Salsa. Hendri akan melamar Arumi dan mengajaknya menikah.
Hendri dan Salsa sudah berdandan rapi mereka berpamitan sama Mia. Mia heran dengan mereka pagi-pagi buta sudah berdandan rapi dihari libur gini.
"Mau kemana kalian?" Tanya Mia sembari netranya mengitari kedua anaknya.
"Kami berdua ada acara Bu, di rumah temen," jawab Salsa.
"Kok barengan kayak mau kondangan aja."
"Iya Bu, kita mau kondangan, bener kan Sa," imbuh Hendri.
"Kalau mau kondangan kok Ibu nggak di ajak."
"Nggak boleh ikut, maksudnya Ibu nggak boleh ikut ini acara anak muda," elak Salsa.
"Ih kalian, udah tau Ibu suka banget dateng ke kondangan kok nggak diajak," ucap Mia menyunggingkan mulutnya.
"Bu acaranya pagi banget aku berangkat dulu ya," ucap Salsa yang nggak ingin lama-lama di intimidasi Ibunya.
"Ya udah sana berangkat bikin pingin Ibu aja," sentak Mia.
Mereka berdua saling mengecup punggung tangan Mia bergantian dan pergi meninggalkan rumahnya.
Tak terasa perjalanan sampailah di rumah Arumi. Dengan berjalan kaki, Hendri dan Salsa menuju rumah Arumi yang ada di gang sempit.
"Mana kak rumahnya Arumi?" Tanya Salsa yang penasaran dengan rumah Arumi sembari ditangannya menenteng buah tangan untuk Arumi dan neneknya.
"Sebentar lagi kita sampai," ucap Hendri yang kedua tangannya menyangga hadiah untuk Arumi.
Sampailah mereka berdua di rumah kontrakan Arumi. Rumah tanpa pagar dan tanpa halaman di gang sempit. Salsa nampak terkejut melihat rumah Arumi yang tak pernah ada dibenaknya.
"Ini rumahnya Kak," cetus Salsa.
"Iya, ayo kita masuk," ajak Hendri.
Hendri dan Salsa mengucapkan salam dan disambut Arumi dan neneknya yang memang sudah siap menyambut kedatangannya. Arumi mempersilahkan duduk Hendri dan Salsa. Sedangkan Nenek suryati sibuk menanyakan tentang ibunya Hendri yang tak ikut datang. Hendri pun berterus terang kalau ibunya tak berkenan datang karena tak menyetujui pernikahannya.
Hari ini hendri menyatakan melamar Arumi. Terpancar senyum kebahagiaan pada Arumi karena mendapat lamaran dari kekasihnya walau pun hanya sederhana yang hanya disaksikan Nenek dan calon adiknya.
Dan Hendri mengatakan sejujurnya kalau dia akan menikahi Arumi secara siri karena ibunya belum merestuinya. Nanti kalau ibunya sudah merestui baru akan mengesahkannya secara hukum.
Nenek Suryati terpaksa menyetujuinya dari pada pernikahannya tertunda. Nenek hanya ingin melihat mereka bersama dalam satu ikatan yang halal yaitu menikah. Arumi pun bersedia karena Nenek menyetujuinya.
Terpancar raut bahagia pada wajah Arumi dan Hendri yang sebentar lagi akan menikah. Salsa dan Nenek Suryati juga ikut terbawa suasana bahagia mereka saat ini didalam rumah sederhana ini.
Hendri berencana akan menikahi Arumi besok. Hendri tidak ingin menunggu lama-lama. Kata Nenek Suryati lebih cepat dilaksanakan lebih baik, karena dengan menikah mengikuti sunnah rasulullah dan memenuhi perintah Allah, menjauhkan diri dari maksiat, dan tersimpan banyak pahala di dalamnya.
Tidak ada salahnya menurut Hendri yang sudah siap untuk menikah melaksanakan perintah Allah, walau tak direstui orang tua satu-satunya.
Setelah pulang dari rumah Arumi Hendri akan langsung pergi ke rumah pak penghulu yang kebetulan rumahnya di sekitar rumah Arumi.
Hendri masih ditemani Salsa adiknya. Hendri meminta kepada Pak penghulu untuk menikahkannya besok. Akad nikah akan dilaksanakan besok di rumahnya Arumi saja pada pukul tujuh malam setelah isyak.
Hendri memilih waktu malam hari supaya tidak diketahui banyak orang termasuk ibunya. Hendri dan Arumi hanya akan mengundang beberapa orang saja sebagai saksi di pernikahannya.
***
Hari sudah malam nampak Hendri tengah tiduran sembari menghafalkan kata ijab untuk pernikahannya besok supaya lancar mengucapkannya. Berulang-ulang Hendri mengucapkannya supaya hafal dan tidak gugup saat mengucapkannya di tempat ijab nanti.
Suara Hendri terdengar sampai telinga Mia yang kebetulan lewat didepan kamar Hendri yang tertutup. Didengarkannya dengan seksama ucapan Hendri. Sangat jelas ditelinga Mia Hendri mengucapkan kata ijab qabul.
Membuat Mia merasa terusik dan masuk tanpa permisi ke kamar Hendri yang kebetulan tidak di kunci. Hendri pun kaget setengah mati melihat ibunya yang main masuk kamarnya tanpa permisi.
"Ibu!!" Ucap Hendri dengan mata terbelalak.
"Ya ini Ibu, kenapa kamu mengucap kata ijab qabul berulang kali. Apa kamu benar-benar akan menikah Hendri," teriak Mia.
Salsa yang ada di kamar sebelah mendengar teriakan Ibunya. Dia pun keluar dari kamarnya untuk memastikan ada apa dengan ibunya kenapa berteriak di kamar kakaknya.
Hendri diam saja tak menjawab pertanyaan Ibunya. Mia seperti tau jawaban Hendri dari sorot matanya.
"Kamu benar-benar akan menikah dengan Arumi. Kamu nekad ya. Ibu nggak suka dengan sikap kamu. Hendri kamu anak durhaka, kamu berani melawan Ibumu hanya karena gadis miskin itu. Sudah tau Ibu nggak menginginkan menantu seperti dia, kenapa kamu masih tetap akan menikahinya." amarah Mia meletup-letup.
"Maafkan aku Bu, maafkan aku. Aku sudah berjanji akan menikahi Arumi dan akan tetap aku laksanakan walau tanpa restu Ibu. Maafkan aku Bu, maafkan aku yang durhaka sama Ibu. Aku akan tetap dengan pendirianku menikah dengan Arumi," tegas Hendri.
"Ibu nggak bisa terima Hendri, kamu merendahkan ibu, kamu tidak menganggap Bu sebagai orang tuamu. Kamu sudah durhaka sama Ibu. Ibu tidak mau melihat anak durhaka sepertimu di sini. Lebih baik kamu keluar dari rumah ini. Kalau kamu memang lebih memilih gadis miskin itu."
Mia sangat marah karena hendri benar-benar akan menikahi Arumi.
"Jangan Bu, jangan usir kakak hanya karena masalah sepele," ucap Salsa yang sedari tadi menyimak percakapan Ibunya dari luar kamar Hendri.
"Kamu tau apa anak kecil ikut campur saja. Katamu ini masalah sepele. Ini menyangkut masa depan kakakmu dan keluarga kita. Kenapa kamu membela kakakmu yang nggak nurut sama Ibu," sentak Mia pada Salsa.
Salsa tidak pantang menyerah tetap membela kakak tercintanya.
"Kasihan kak Hendri Bu. Ibu jangan egois gitu, jangan usir kak Hendri Salsa mohon Bu," ucap Salsa memohon.
"Terserah kakakmu pilihan ada di tangannya, kalau dia memilih Ibu dia akan tetap di sini kalau dia memilih Arumi gadis miskin itu berarti dia harus keluar dari rumah ini."
Mia sudah memutuskan tinggal Hendri akan memilih Ibunya atau Arumi kekasih tercintanya.
"Aku akan pergi dari rumah ini," ucap Hendri dengan berani.
"Kakak, jangan pergi dari rumah ini," ucap Salsa mendekat ke kakaknya.
Sedangkan Mia menatap tajam penuh amarah yang tak diungkapkannya pada Hendri dan meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah kata pun. Mia merasa sudah pegal hatinya merasakan anak laki-laki satu-satunya yang sangat dihandalkan dalam mencari nafkah dan sekarang nekad akan meninggalkannya hanya karena seorang gadis.
"Dasar anak durhaka tidak tau terima kasih sama orang tua, ingat Hendri kamu akan menyesal telah melukai hati Ibu." Mia menggerutu di dalam kamarnya.
"Kak Hendri kenapa memilih pergi dari rumah ini, Kakak mau tinggal di mana nanti."
"Kamu nggak usah khawatir, Kakak akan cari kontrakan sekalian bisa Kakak tinggalin nanti bersama Arumi setelah kita menikah."
"Kakak.... hi...hi...," Salsa sangat terharu dan kasihan sama Kakaknya.
Hendri mulai berkemas memasukkan baju dan barang pentingnya dalam koper kecil. Di saksikan Salsa yang terus menangisinya karena benar-benar akan pergi.
"Kakak pamit dulu, kamu jangan bersedih jaga Ibu baik-baik," ucap Hendri pamit Salsa.
"Kakak jangan pergi...," Salsa menangis haru melihat kepergian Kakaknya meninggalkan rumahnya.
Hendri benar-benar nekad demi bisa berhubungan halal dengan kekasih tercintanya yaitu Arumi.
Waktu begitu cepat berlalu, sekarang tepat pukul tujuh akad nikah di rumah Arumi akan segera dimulai. Pak penghulu sudah datang sedari tadi. Hendri pun kini sudah berhadapan dengan pak penghulu.
Para saksi dan wali untuk Arumi sudah berkumpul tinggal menunggu Arumi yang masih di kamarnya yang belum selesai dengan dandanan sederhananya.
Arumi sudah keluar dari kamarnya dan menuju tempat ijab qabul dengan riasan sederhana kebaya putih panjang menutupi seluruh tubuhnya. Hijab putih berkilau mempercantik wajah Arumi yang memang sudah cantik sedari dulu.
Hendri dibuat terpukau saat melihat Arumi, yang jarang merias diri. Ternyata Arumi lebih cantik dari biasanya. Kini Arumi sudah duduk bersanding dengan Hendri. Ijab qabul siap di mulai. Dengan hikmad semua menyaksikan acara sakral ini.
Hendri melantunkan ijab qabul dengan lancar, tanpa rasa gugup. Hanya sekali saja langsung terucap kata sah dari semua para saksi. Senyum bahagia terpancar dari Hendri dan Arumi, diikuti semua yang menyaksikan juga ikut terbawa suasana bahagia mereka.
"Alhamdulillah," ucap Nenek suryati bersyukur acaranya berjalan lancar.
Kini mereka berdua sudah syah menjadi pasangan suami istri walau hanya menikah secara siri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
menikah tanpa restu susah sebab ada halangan nya...apa lagi halangan adalah ibu Hendri
2024-08-17
0
Teh Ai..
itu bpk s Hendri kemana thor ko gk ada dlam cerita ini..
2023-06-11
0