Nenek Suryati ikut duduk bergabung bersama Arumi dan Hendri.
"Sepertinya ada kabar gembira yang akan disampaikan pada Nenek. Hendri kamu datang ke sini pasti ingin menikahi Arumi kan," terka Menek Suryati.
"Iya Nek, aku sudah siap dan mantab menikah dengan Arumi. Terima kasih nek sudah merestui hubungan kami. Aku senang sekali Nek," ucap Hendri.
"Nenek juga terima kasih sama kamu sudah bersedia menikahi Arumi. Nenek seneng banget akhirnya Arumi akan mempunyai suami yang sangat dicintainya. Kalian berdua pasangan yang serasi. Cepat tentukan hari pernikahan kalian."
"Tapi Nek, ada kendala dengan pernikahan kami," ucap Arumi.
"Ada kendala apa Arumi?"
"Kami berdua belum mendapat restu dari ibunya mas Hendri."
"Kenapa dia tidak mau merestui kalian yang memang sudah mantab ingin menikah. Bodoh sekali ibumu anaknya akan menjalankan sunnah rasulnya malah dilarang," cetus Nenek Suryati.
"Ehm..."
Arumi dan Hendri hanya bergeming tak menanggapi ucapan Nenek.
"Apa alasan ibumu tak merestui kalian?" Tanya Nenek Suryati serius.
"Karena aku dari keluarga miskin Nek," cetus Arumi.
"Itu alasannya. Hanya karena status dia tidak mau merestui. Ini tidak bisa di biarkan besok Nenek akan bicara sama ibumu."
"Tapi Nek," ucap Hendri ingin mencegah Nenek bicara sama ibunya, takutnya ibunya makin menghina dan merendahkan keluarga Arumi.
"Tenang saja kalian besok Nenek akan menemui ibumu Hendri, Nenek akan bicara serius sama ibumu. Emangnya siapa dia, mentang-mentang dia orang berpunya seenaknya saja mencegah anaknya menikah dengan orang miskin. Orang seperti ibumu perlu diberi pengarahan biar sadar diri," ucap Nenek.
"Nenek nggak usah ketemu sama ibuku, aku takut nenek akan semakin di hina oleh ibuku. Urungkan saja niat nenek untuk menemui ubuku. Biar aku saja Nek yang membujuk ibuku supaya merestui pernikahan kami," ucap Hendri.
"Iya Nek serahkan saja sama Mas Hendri. Mas Hendri berjanji akan menikahiku Nek, apa pun yang terjadi. Aku percaya dan yakin sama Mas Hendri," tegas Arumi.
"Baiklah aku nurut sama kalian. Nenek mau kalian menikah secepatnya, itu yang nenek sangat harapkan dari kalian. Jangan lama-lama kalian saling berdekatan nenek takut terjadi sesuatu yang menakutkan yaitu zina," pesan Nenek Suryati.
"Iya Nek insya Allah kita bisa menjaganya, ya kan Mas Hendri."
"Ya Nek, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga supaya tak terjerumus ke ruang maksiat."
Sudah cukup lama Hendri berada di rumah Arumi. Nenek menyuruh Hendri untuk cepat pulang takut jadi fitnah karena lama-lama di sini karena bukan muhrim belum syah jadi istri Arumi.
Hendri pun segera beranjak dari rumah Arumi, langkahnya berjalan lunglai mengikuti suasana hatinya yang bimbang saat ini. Seiring waktu berjalan sampailah Hendri di rumahnya. Hendri langsung mencari ibunya.
"Ibu mana?" Tanya Hendri pada Salsa yang saat ini sedang asyik nonton tv.
"Ada tu di kamarnya, sejak tadi belum keluar."
Umi masih syok memikirkan anaknya yang kekeh akan tetap menikah dengan garis pilihannya yang miskin itu.
Tanpa mengetuk pintu kamar Mia, Hendri langsung membuka pintu dan masuk. Mia sontak terkejut melihat Kedatangan Hendri di kamarmya.
"Kenapa kamu nylonong aja masuk kamar ibu, kamu nggak sopan Hendri. Apa gadis itu yang membuatmu seperti ini," ucap Mia.
"Iya Bu, gadis itu yang membuatku seperti ini. Aku sungguh mencintainya. Aku akan tetap menikah dengan Arumi Bu, gadis yang aku cintai. Aku tak bisa hidup tanpanya, aku sangat menyayanginya. Dan aku sudah tidak tahan ingin memiliki seutuhnya secara halal."
"Hendri kamu sudah nggak waras, kamu tidak mematuhi perintah Ibu. Ibu tidak akan merestui kamu Hendri. Kamu sudah berani melawan Ibu karena gadis itu."
"Maafkan aku Bu, walau pun Ibu tidak mau merestui aku akan tetap menikah dengan Arumi."
Hendri tak menghiraukan Ibunya yang masih ingin bicara dengannya. Hendri keluar dari kamar Ibunya dan masuk ke dalam kamarnya. Hendri pun mengunci kamarnya. Takut Ibunya membuntutinya.
Dan benar Mia tidak terima dengan sikap Hendri dia pun menuju kamar Hendri. Tangannya mengetuk-ngetuk pintu kamar Hendri dengan keras.
"Hendri, buka pintunya. Ibu masih ingin bicara sama kamu. Ayo cepat buka."
Hendri memilih diam tak menjawab ucapan ibunya. Karena Hendri sudah bulat akan tetap menikah dengan Arumi dalam waktu dekat ini.
"Hendri!! Kamu dengar ucapan Ibu kan. Ibu nggak rela kamu menikah dengan si Arumi itu. Pokoknya bu nggak ridho," ancam Mia.
Cukup lama Mia menunggu didepan pintu kamar Hendri yang tak ada jawaban atau pun reaksi Hendri. Mia pun bosan menunggu dan memutuskan meninggalkan kamar Hendri. Mia berpapasan dengan Salsa dia masih mengutuki anak laki-lakinya sembari berjalan tak menghiraukan Salsa yang berdiri didepan pintu kamarnya.
Salsa hanya menyimak rentetan omelan Ibunya mengutuki kakaknya. Salsa tak bisa menghentikannnya dia hanya bisa geleng kepala melihat sikap Ibunya yang tak mau mengerti tentang keinginan anaknya.
"Aku jadi takut kalau punya pacar yang nggak sesuai dengan keinginan ibu, untung aja aku belum punya pacar. Aku harus menikmati kesendirianku dulu dari pada nanti bernasib sama kayak kak Hendri, udah saling cinta tapi tak direstui, duh sedih sekali. Kasihan kak Hendri," guman Salsa yang masih berdiri didepan pintu kamarnya.
Salsa ingin menghibur kakaknya Hendri yang saat ini dirundung kegundahan.
"Kakak...., udah tidur belum," ucap Salsa sembari mengetuk pintu kamar Hendri.
"Belum! Ada apa?" Jawab Hendri.
"Boleh aku masuk."
Tanpa menjawab Hendri beranjak dari tidurannya dan membuka pintu untuk Salsa.
"Ada apa kamu kesini?" Ucap Hendri dari balik pintu yang terbuka sedikit.
"Boleh aku masuk Kak."
"Silahkan," ucap Hendri datar.
"Aku tau Kakak pasti lagi galau kan. Aku juga ikut galau kasihan sama Kakak yang nggak di beri restu sama ibu. Ibu sungguh keterlaluan kenapa status penting baginya. Padahal kita juga bukan dari golongan orang kaya. Ibu sok kaya banget. Kenapa ibu nggak bisa terima Arumi menurutku dia gadis yang baik dan juga cantik."
"Arumi memang gadis yang baik yang setia mencintai Kakak selama ini. Itu sebabnya Kakak akan menikahinya karena neneknya juga menginginkan kita cepat menikah."
"Terus Kakak akan tetap menikah walau tanpa restu ibu?"
"Ya, Kakak akan tetap menikah dengan Arumi walau tanpa restu ibu. Kakak akan menikah siri dulu. Kakak akan menikah diam-diam tanpa sepengetahuan ibu. Nanti setelah menikah baru aku akan memberitahu ibu. Dan mau tak mau pasti ibu merestui kalau tau aku dan Arumi sudah syah menjadi suami istri."
"Wah hebat banget ide Kakak. Terus Kakak mau nikah kapan?"
"Secepatnya. Besok aku akan berunding dulu sama Arumi dan neneknya, kalau mereka setuju langsung kakak gas aja. Kakak udah nggak sabar ingin cepat menikah dengan Arumi dan memilikinya seutuhnya," ucap Hendri sangat senang mendapat dukungan dari adiknya.
"Aku doakan semoga rencana Kakak berhasil."
"Kakak bersyukur punya Adik seperti kamu, yang baik dan mengerti nggak seperti ibu. Kamu jangan seperti ibu ya," ucap Hendri sembari mengelus rambut Salsa.
"Iya Kak, aku nggak mau kok jadi seperti ibu. Itu hanya akan menyusahkan orang lain dan menyakiti hati."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Asri
umi disini, maksutnya ibu apa mia thor?
2022-01-08
0