Mengecewakan Jingga

Aris buru - buru memutuskan sambungan teleponnya. Jingga sudah rapi kembali, rambutnya kembali di ikat ke atas.Rasa bersalah menghinggapi perasaan Aris.

" Kenapa diam mas ? Mau buru - buru pergi lagi ? Pergi saja mas. Dua atau tiga kali lagi mas lakuin hal yang sama malah lebih bagus, aku bakalan terbiasa. Hati yang terbiasa kecewa, cenderung mudah kehilangan rasa " sindir Jingga, kembali membuat Aris serba salah.

" Ini dari mami minta tolong dijemput karena driver mami lagi cuti " ucap Aris terpaksa berbohong.

" Silahkan mas, aku gak ngelarang mas pergi. Mau datang kapan juga silahkan. Aku ini cuman istri siri, kedudukannya tidak mungkin sejajar apalagi bisa di atas Ibu Suri " ucap Jingga ketus, memberikan kaos ayahnya yang selalu Jingga peluk tiap kali Jingga kangen pada Aris lalu keluar begitu saja.

Aris memakai kaos yang diberikan Jingga. Perasaan bersalah dan kecewa pada diri sendiri menggelayuti pikiran Aris. Jingga adalah perempuan yang dia dambakan, bukti kecantikan hati dan kecantikan paras yang nyata bukan sekedar dongeng semata. Kecerdasannya mempesona tanpa menista. Entah apa yang membuat maminya tidak bisa menerima Jingga dan malah memilih perempuan lain yang sama sekali tidak bisa membuat jantung Aris berdegup kencang saat melihatnya.

Meskipun sudah menerima sindiran pedas, Aris tetap pergi dari kafe Jingga. Setidaknya malam ini Aris ingin menginap bersama istrinya. Aris juga ingin merasakan hidup tenang dan normal, tapi tekanan menjaga bakti dan budi membuatnya masih belum berani memilih sikap.

" Bu Jingga, maaf ada customer yang minta ketemu manager kafe. Katanya tadi strawberry floatnya terlalu masam bu. Kami sudah jelaskan kalau di sini standartnya memang seperti itu, beliau tidak terima bu. Kan bu Dela lagi cuti bu hari ini. Customer lain pada merhati'in karena tadi bicaranya keras sekali " ucap Ira, waitres senior di kafe menunjuk meja di sisi kanan bagian halaman samping yang rindang.

" Biar saya saja Ir yang menemui customer itu " kata Jingga.

Melangkahkan kaki beralaskan high heels setinggi 5 cm, Jeans skiny warna pudar dengan atasan one shoulder blouse warna maroon.

" Selamat sore pak, ada yang bisa saya bantu ?Apa ada yang kurang berkenan dengan pelayanan kami ? " tanya Jingga dengan sopan, tatapan matanya ramah memandang pada customer laki - laki yang sepertinya kini sedang menilai dirinya.

" Kamu manager di sini ? " laki - laki itu memandang Jingga dari atas ke bawah.

" Benar " jawab Jingga.

" Baiklah, saya kurang puas dengan strawberry smoothies yang diberikan kepada saya. Terlalu asam " ucap laki - laki itu .

" Maaf pak, tapi memang standart rasa strawberry smoothies kami seperti itu. Jika kurang sesuai dengan selera anda, mungkin di next order anda bisa memberikan notes. Sebenarnya di buku menu sudah ada notes bahwa untuk beberapa menu kami bisa menyesuaikan sesuai request customer " Jingga menjelaskan sedetail mungkin dengan menatap laki - laki itu dengan berani.

" Oke, sekarang buatkan saya lagi yang tidak asam dan tidak terlalu manis. Saya tidak mau terlalu banyak cream tambahan, karena bisa menghilangkan rasa strawberry yang alami " ucap customer dengan santai memainkan ponselnya tanpa melihat ke arah Jingga.

" Baik pak , Mohon ditunggu " ucap Jingga ,lalu meninggalkan customer . Dalam hati Jingga mengumpat kasar, selera dia yang beda kenapa yang disalahin kafenya.

Beberapa saat kemudian, Jingga kembali muncul membawa sendiri nampan berisi segelas strawberry pesanan customer tadi.

" Silahkan pak " ucap Jingga setelah meletakkan gelas di atas meja. Customer langsung mencicipinya dan langsung tersenyum puas.

" Ini baru pas, saya mau pesan 3 lagi untuk dibawa pulang. Bisa kan ? " tanyanya.

" Tentu saja bisa, nanti akan di antar waitres. Maaf pak, apa masih ada yang lain ? " tanya Jingga.

"Tidak, terimakasih. Oh ....ya Siapa nama kamu ? " tanya customer.

" Saya Jingga pak. Saya permisi dulu "pamit Jingga.

Customer itu tidak melepaskan pandangannya dari Jingga hingga punggung Jingga tidak terlihat lagi dari penglihatannya.

Sementara itu di sebuah butik terkenal Aris dengan wajah malas, kesal dan marah campur aduk jadi satu. Menunggu mami dan seorang perempuan bernama Irma. Aris memandangi galeri ponselnya, memandangi wajah cantik Jingga dengan berbagai pose. Aris merindukan saat - saat Jingga tersenyum tanpa beban seperti itu. Tidak seperti sekarang, pernikahan membuat mereka semakin jauh, seperti orang asing. Bukan salah Jingga, ini semua salah Aris.

" Ayo Ris, mami sama Irma sudah selesai " ucap ibu Laura, maminya Aris.

Tanpa menjawab, Aris berjalan ke luar butik. mengambil mobilnya yang terparkir di depan pintu utama persis. Bu Laura sengaja menyuruh Irma duduk di bangku depan mobil. Sengaja mendandani Irma seperti Jingga. Tapi bagi Aris itu terlalu memaksa, Meski tinggi badan Irma lebih tinggi tapi pembawaannya tidak seelegan Jingga.

Memang benar kata orang, uang bisa membeli segalanya tapi tidak bisa membeli aura dan karakter seseorang. Ada orang yang mati - matian memakai barang branded, tapi malah dikira orang barangnya palsu. Ada yang seenaknya memakai barang KW malah dikira orang barang asli.

Bukan maksud Aris merendahkan Irma, tapi terlalu memaksa diri menjadi orang kota berkelas, membuat Aris semakin tidak respect. Irma datang dari desa dengan kesederhanaan, tapi maminya menyulap tampilannya lebih modern. Irma menjadi angkuh dan terkesan merendahkan orang lain seketika. Entah apa yang ada dipikiran bu Laura, Irma diperlakukan bak putri raja olehnya.

" Ris kita mampir ke rumah pakde dulu ya. Sebentar saja, mumpung kita keluar sama - sama. Sekalian jalan ngasih kabar kalau kamu bakalan nikah bulan depan. Mami akhirnya mantu juga, anak satu - satunya mami peenikahannya harus mewah. Mami gak mau yang biasa. Irma harus jadi sorotan. Semua perempuan akan iri sama Irma " ucap bu Laura, berhasil membuat Aris mengerem kendaraannya mendadak .

"Ris, apa - apaan sih kamu ini ? " bentak bu Laura.

" Aris hanya bisa nganter mami, setelah itu Aris mau istirahat di apartemen. Aris banyak kerjaan Mi, tolong jangan membuat Aris ikut capek dengan keinginan - keinginan mami " ucap Aris ketus.

" Kalau begitu, kita tidak jadi ke pakde .Kita langsung pulang saja, kamu bisa langsung istirahat di rumah. Jangan harap kamu bisa ke apartemen lagi. Jangan pikir mami bodoh Ris " ucap bu Laura tak kalah ketus.

Aris melajukan kendaraannya lebih kencang. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Seorang Aris Gunawan, ceo perusahaan yang notabene disiplin, tegas dan perfectionis saat menghadapi karyawan dan relasi bisnisnya seolah tidak punya nyali ketika berhadapan dengan maminya.

Sampai rumah Aris langsung masuk ke dalam kamar, membanting pintunya keras. Haruskah Aris melepaskan Jingga ? Tidak !!! Jingga adalah mimpi besar Aris. Melepaskan Jingga, sama halnya bunuh diri perlahan.

Jingga mengumpati dirinya sendiri, di tengah jalan ban mobil yang dia kendarai kempes. Jingga duduk menenangkan diri sejenak di belakang mobilnya, lalu mengambil dongkrak untuk mengganti dengan ban serep.

Jingga berjongkok memasang dongkrak tepat di bawah antara pintu belakang dan fender belakang, tangan mungilnya mengungkit dongkrak dengan sepenuh tenaga.

" Boleh saya bantu ? " ucap seseorang yang sudah berdiri di belakang Jingga.

Terpopuler

Comments

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗

tadinya pen baca dan no coment alias silent disini... tp kok rasanya pen nimpuk pala aris pe benjol yah..!!!!

2023-10-02

0

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

siapa yang mau bantuin ya apa evan mungkin

2022-09-19

0

tria ulandari

tria ulandari

tipe aku bnget ini 😣😣
sudah memaafkan tp tak pernah melupakan 😣

2022-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 Mendadak nikah siri
2 Mempertanyakan restu
3 Datang pergi semaunya
4 Mengecewakan Jingga
5 Tidak tegas
6 Mencoba seatap
7 Disela - sela menemui tamu
8 menikah lagi
9 Ibu suri selalu menang
10 Kebetulan yang menyesakkan
11 Selalu tidak berdaya
12 Hamil
13 Aris beraksi
14 Kesempatan
15 Masih peduli
16 Ketidakpastian
17 Keputusan Rangga
18 Ibu suri beraksi
19 gara - gara kecoak
20 Dedi Malino
21 Bedrest
22 Firasat atau mimpi
23 Rip Evan Prasetya
24 Aku kangen mas
25 Last Journey with you
26 Menyerah
27 Kartu As belum keluar
28 Banyak ketidakpastian
29 bermain peran
30 Bukan suami istri lagi
31 Labil
32 Bukan anak papi mami
33 Seckel Syndrom
34 Berteman ?
35 Benang kusut Aris
36 Aris meninggalkan rumah
37 Aris, Jingga dan Rangga
38 Bertemu teman lama
39 pura - pura
40 Menunda perpisahan
41 kemunculan Elizabeth
42 Di warung mie ayam
43 masih ada rasa memiliki
44 Ambyar
45 Bertemu kembali
46 Adu rayu
47 Tidak waras
48 Jingga adelia ???
49 Surat Evan
50 kesempatan
51 Zzzzzzzz
52 Tidak ada basa basi
53 Salah Paham
54 jangan pura - pura
55 Jadian
56 Aduh mas Aris
57 Takut Khilaf
58 Hanya Raga
59 Menemani Aris
60 Sama - sama resah
61 Kembalinya Rangga
62 Jingga cemburu
63 Belum cinta tapi....
64 Dara
65 Meluruskan salah paham
66 Khilaf yang dirindukan
67 ular berbisa
68 Janda karena siapa?
69 Siapa?
70 Jelas pelakunya
71 Peluang masih sama
72 Masih dalam penyelidikan
73 pengakuan Jingga
74 Rip Reza
75 Mantan suami Jingga
76 Pilu
77 Labil
78 Teman baru untuk Jingga
79 Kepala tanpa mahkota
80 Aris & Jingga
81 Get Well Soon
82 Menunggu Jingga
83 Tujuh belas tahun
84 Abg kadaluwarsa
85 Tetap Kang Rangga
86 Bisa hamil nggak, Om?
87 Tidak mau gratis
88 Aku ini siapa?
89 Haruskah mengalah?
90 Mengalah
91 Menikah bersama
92 Raisa, Rangga, Aris dan Jingga
93 Absurd
94 Kelegaaan hati Rangga
95 Pelukan terakhir
96 Salah paham
97 Setelah resepsi
98 Panduan dari internet
99 Lupa petunjuk di internet
100 Mau terus
101 Penasaran
102 Jingga bukan Jingga
103 Bukan lagi idola
104 Dicuekin
105 Mbak e siapa?
106 Hamil?
107 Kepingan masa lalu
108 Merangkai ingatan
109 Giliran Aris
110 Nasihat kakek tua
111 Ingatan membawa berkah
112 Sahabat
113 Kembalinya semua ingatan
114 Jaga anak kita
115 Cemburu
116 Ungkapan hati Jingga
117 Ketegaran hati Rangga
118 Apa yang terjadi?
119 Jingga
120 Pilu
121 Accident
122 Kasih Ibu sepanjang masa
123 keabadian
124 Pemakaman
125 End
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Mendadak nikah siri
2
Mempertanyakan restu
3
Datang pergi semaunya
4
Mengecewakan Jingga
5
Tidak tegas
6
Mencoba seatap
7
Disela - sela menemui tamu
8
menikah lagi
9
Ibu suri selalu menang
10
Kebetulan yang menyesakkan
11
Selalu tidak berdaya
12
Hamil
13
Aris beraksi
14
Kesempatan
15
Masih peduli
16
Ketidakpastian
17
Keputusan Rangga
18
Ibu suri beraksi
19
gara - gara kecoak
20
Dedi Malino
21
Bedrest
22
Firasat atau mimpi
23
Rip Evan Prasetya
24
Aku kangen mas
25
Last Journey with you
26
Menyerah
27
Kartu As belum keluar
28
Banyak ketidakpastian
29
bermain peran
30
Bukan suami istri lagi
31
Labil
32
Bukan anak papi mami
33
Seckel Syndrom
34
Berteman ?
35
Benang kusut Aris
36
Aris meninggalkan rumah
37
Aris, Jingga dan Rangga
38
Bertemu teman lama
39
pura - pura
40
Menunda perpisahan
41
kemunculan Elizabeth
42
Di warung mie ayam
43
masih ada rasa memiliki
44
Ambyar
45
Bertemu kembali
46
Adu rayu
47
Tidak waras
48
Jingga adelia ???
49
Surat Evan
50
kesempatan
51
Zzzzzzzz
52
Tidak ada basa basi
53
Salah Paham
54
jangan pura - pura
55
Jadian
56
Aduh mas Aris
57
Takut Khilaf
58
Hanya Raga
59
Menemani Aris
60
Sama - sama resah
61
Kembalinya Rangga
62
Jingga cemburu
63
Belum cinta tapi....
64
Dara
65
Meluruskan salah paham
66
Khilaf yang dirindukan
67
ular berbisa
68
Janda karena siapa?
69
Siapa?
70
Jelas pelakunya
71
Peluang masih sama
72
Masih dalam penyelidikan
73
pengakuan Jingga
74
Rip Reza
75
Mantan suami Jingga
76
Pilu
77
Labil
78
Teman baru untuk Jingga
79
Kepala tanpa mahkota
80
Aris & Jingga
81
Get Well Soon
82
Menunggu Jingga
83
Tujuh belas tahun
84
Abg kadaluwarsa
85
Tetap Kang Rangga
86
Bisa hamil nggak, Om?
87
Tidak mau gratis
88
Aku ini siapa?
89
Haruskah mengalah?
90
Mengalah
91
Menikah bersama
92
Raisa, Rangga, Aris dan Jingga
93
Absurd
94
Kelegaaan hati Rangga
95
Pelukan terakhir
96
Salah paham
97
Setelah resepsi
98
Panduan dari internet
99
Lupa petunjuk di internet
100
Mau terus
101
Penasaran
102
Jingga bukan Jingga
103
Bukan lagi idola
104
Dicuekin
105
Mbak e siapa?
106
Hamil?
107
Kepingan masa lalu
108
Merangkai ingatan
109
Giliran Aris
110
Nasihat kakek tua
111
Ingatan membawa berkah
112
Sahabat
113
Kembalinya semua ingatan
114
Jaga anak kita
115
Cemburu
116
Ungkapan hati Jingga
117
Ketegaran hati Rangga
118
Apa yang terjadi?
119
Jingga
120
Pilu
121
Accident
122
Kasih Ibu sepanjang masa
123
keabadian
124
Pemakaman
125
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!