" Tidak pak, terimakasih " ucap Jingga tanpa menoleh. Dongkrak sudah terpasang sempurna, tinggal mengganti bannya saja sekarang.
"Jingga kan ? " tanya seseorang itu, membuat Jingga akhirnya menoleh juga.
" Owhhh pak ....." ucap Jingga terhenti karena tidak tau nama customer strawberry smothies tadi.
" Rangga .... Jangan panggil pak, saya belum tua - tua banget " ucap Rangga langsung mengambil alih mengganti ban mobil tanpa menunggu persetujuan Jingga.
" Terimakasih mas Rangga " ucap Jingga ,memberikan tisu basah pada laki - laki bernama Rangga setelah ban mobil sudah terpasang sempurna.
" Nekat banget ganti ban sendiri " ucap Rangga.
" Sudah biasah mas, kalau nunggu bantuan mah kelamaan. Iya kalau ada yang lewat, kalau nggak ada gimana. Bisa - bisa nginep di jalan " kata Jingga.
" Iya sih, tapi hebat sih kamu " puji Rangga dengan sadar.
" Biasa saja mas " jawab Jingga datar.
" Sudah lama kerja di kafe itu ? " tanya Rangga, rasa ingin tahunya pada sosok Jingga menjadi semakin besar.
" Cukup lama mas, sampai ketemu jodoh pun di sana " ucap Jingga sengaja menjawab seperti itu, agar pikiran Rangga tidak macam - macam dengannya.
" Pacar ? "tanya Rangga semakin penasaran.
" Lebih tepatnya Suami " Jingga menjawab santai sambil memasukkan tools kembali ke bagasi mobilnya.
Jingga memegang dadanya sesaat setelah tangannya kosong. Terasa aneh, memiliki suami tapi semua masih sendiri. Hanya kejadian tadi sore yang mengingatkan Jingga kalau dia sudah mempunyai suami. Aris adalah orang yang datang dan pergi sesuka hatinya. Meminta maaf lalu akan melakukan hal yang sama lagi dan lagi.
" Rumahmu daerah mana Ngga ? " tanya Rangga.
" Perumahan Griya Tawang mas. Aku duluan ya mas. Terimakasih sekali lagi " pamit Jingga.
Mobil Jingga mulai bergerak menjauhi tempatnya mengganti ban. Rangga segera masuk kembali ke dalam mobil lalu menjalankan mobilnya ke arah yang sama dengan Jingga tapi berbeda tujuan.
Sampai di rumah setelah membersihkan diri Jingga pun setia memandangi layar ponsel sambil sesekali matanya mengamati acara TV. Sedangkan Aris masih berkutat dengan perasaan yang sedang dilema. Aris memutuskan untuk menemui mami dan papinya .
" Mi ... Pi ... Aris sudah menikah siri dengan Jingga " ucap Aris jujur.
" Mami sudah tau " sahut bu Laura santai.
Pak Gunawan, papinya Aris hanya terdiam. Pak Gunawan sama seperti Aris, menurut saja apa kata bu Laura.
" Kalau mami tau, kenapa mami menyuruh Aris menikah lagi mi ? " tanya Aris kesal.
" Kalian hanya menikah siri Ris, kamu bisa menceraikan Jingga kapanpun tanpa harus kehilangan waktu, tenaga dan materi. Pernikahan kalian tidak terdaftar sah secara hukum. Kalau kamu menikah dengan Irma, Jingga tidak bisa apa - apa " ucap bu Laura sinis.
" Mi, apa sih kurangnya Jingga ? kenapa mami tidak bisa menerima Jingga ? Kenapa harus Irma ? maaf mi Irma tidak lebih segala - galanya dari Jingga. Jika ada kalimat setiap Ibu menginginkan yang terbaik buat anaknya, apa mami yakin Irma yang terbaik buat Aris ? Apa dasar penilaian mami ? " Aris bertanya - tanya dengan sedikit emosi.
" Ini yang mami tidak suka dari Jingga. Dia membuat kamu berani mempertanyakan keputusan mami. Mami tidak suka dibantah Ris. Papimu saja selalu menyerahkan semua keputusan pada mami, kenapa kamu berani sekali membantah kemauan mami. Ingat Ris, mami bisa membuat Jingga kehilangan semua yang dia rintis dari nol " ancam bu Laura lagi dan lagi kemudian keluar dari kamar meninggalkan pak Gunawan dan Aris di kamar berdua.
" Pi, kenapa papi diam saja. Aris ini anak papi mami satu - satunya tapi kalian tega memperlakukan Aris seperti ini. Aris akan bersikap fair dan realistis pi, tolong katakan kenapa harus Irma ? apa lebihnya Irna di mata papi mami dibanding Jingga " desak Aris.
"Ris ... Nurut saja sama mami. Anggap ini sebagai bakti kamu sebagai anak. Percayalah ini yang terbaik, Jangan membantah mamimu. Mamimu orang yang paling nekat. Apa yang diucapkannya bukan sekedar ancaman " ucap pak Gunawan tegas.
"Pi, Aris ini seharusnya sudah tidak bisa diperlakukan seperti ini. Aris masih bersabar dan menerima saja apa mau kalian. Tapi Aris pun punya batasan. Kalau sampai kalian berani menyentuh Jingga, Aris sanggup kehilangan segalanya yang Aris miliki di sini sekarang " ucap Aris, keluar dari kamar mami papinya dengan wajah yang merah penuh amarah.
Irma menghampiri Aris, masih dengan gaya busana seperti Jingga. Tapi Aris tidak peduli dan melewati Irma begitu saja.
" Mas ..." panggil Irma sedikit kesal.
" Apa ? " tanya Aris datar.
" Ada temennya mas Aris di bawah. Katanya baru datang dari luar negeri " jawab Irma.
Meninggalkan Irma begitu saja, Aris langsung berjalan semangat menuju lantai satu.
" Datang gak kabar - kabar "sapa Aris pada Rangga, sahabatnya yang baru saja pulang dari luar negeri.
"Stefanie minta balik ke sini bro, sudah bosen dia berkarier di sono. Sebagai burung, nurut sajalah ke mana sangkar berpindah " ucap Rangga dengan tawanya yang khas.
" Kayak setia saja sama satu sangkar " ledek Aris.
" Aku masih setia. Sejauh ini, semoga tidak ada godaan untukku " jawab Rangga dengan santainya.
" Setidaknya istrimu pilihanmu sendiri Ngga, bukan istri hasil paksaan orangtuamu " ucap Aris lirih.
" Tadi itu calon binimu ? " tanya Rangga.
Aris mengangguk. Aris dan Evan belum menceritakan perihal pernikahan siri Aris dengan Jingga. Rangga hanya tau kalau Aris akan menikah dengan perempuan pilihan maminya.
" Gak ada yang lain ? "sindir Rangga, berhasil membuat Aris semakin kesal.
" Ngga, jujur sebenernya aku sudah nikah siri " ucap Aris lirih, meski tidak masalah kalaupun semua mendengar. Toh semua sudah tau.
" What ???? " tanya Rangga kaget.
" Aku bener - bener cinta sama yang ini " jawab Aris serius.
Rangga jadi penasaran dengan perempuan yang bisa membuat sahabatnya jatuh cinta itu. Aris satu - satunya di antara mereka bertiga yang tidak pernah mengalami indahnya berpacaran.
" Terus gimana ? kok mamimu sudah bawa calonmu ke sini ? emang kamu gak nolak gitu ? " tanya Rangga sangat heran.
" Mami gak setuju sama hubungan kami. Entah kenapa, kamu bisa tanya ke Evan perempuan yang aku cintai ini seperti apa dan herannya mami malah memaksaku menikahi Irma. Perempuan yang kamu lihat tadi. Ini bukan tentang fisik atau pendidikan apalagi asalnya dari mana, tapi attitude dia bikin ilfeel bro "jelas Aris panjang lebar.
" Kalau aku sih juga gak feel bro sama yang tadi. Kamu harus tegas bro, pernikahan itu bukan main - main. Komitmennya seumur hidup. Kamu sudah mengikrarkan akad dengan seorang perempuan. Pertanggung jawabkan ikrarmu. Percayalah seberat apapun pernikahan yang dihadapi, kalau itu pilihan kita, kita gak bakalan nyerah dan melepas begitu saja. Kita gak bakalan bingung menyalahkan orang lain kalau kita sedang ada masalah " ucap Rangga yang memang lebih dulu berumah tangga.
" Bagaimana dengan rumah tanggamu dan Stefanie ? " tanya Aris mengalihkan pembicaraan sejenak. Ucapan Rangga barusan semakin membuat Aris merasa bersalah dengan Jingga.
" kami tidak lebih baik. Masih berjalan sesuai kemauan Stefanie. Tapi aku malu kalau sampai pernikahan ini gagal. Karena aku yang memilih Stefanie jadi istriku. Aku hanya berharap hatiku bisa setia. Seburuk apapun jalan rumah tangga kami. Kalaupun berakhir, aku ingin endingnya baik. Asal kamu tau aku di titik mulai lelah, aku takut goyah " ucap Rangga jujur.
Rangga dan Aris terus bercerita dan berbagi keresahan. Aris lupa ada seorang perempuan yang menunggu kedatangannya, minimal kabar darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
ainatul hasanah
kenapa Feeling aku Rangga ini bakalan berjodoh dengan Jingga.
2022-11-21
0
Bunda windi❤ 💚
ealah rangga malah sahabat nya aris to,, ketok e ki rangga naksir jingga
2022-09-19
0
tria ulandari
jgn bikin gagal fokus dech Ngga ,, maksud nya burung yg mana 😂😂
2022-09-07
0