Setelah jam makan siang, Febri langsung menuju rumah sakit. Karena ada Jadwal tugasnya disana. Memang kalau di rumah sakit Febri tak setiap hari hadir karena dia fokus keklinik.
Seperti biasa saat tiba disana Febri langsung disambut oleh kedua sahabat karibnya, Yaitu Ardi dan Yohan. Mereka bertiga bersahabat dari SMA namun saat kuliah mereka berpisah tapi tak ada yang menyangka jika mereka kembali di pertemukan di tempat kerja yang sama.
Febri, Ardi dan Yohan sudah menikah semua, namun hanya Febri yang belum memiliki anak sementara Ardi sudah memiliki 3 anak yang lucu-lucu begitupun dengan Yohan yang tinggal menunggu kelahiran anak keduanya.
"Udah makan siang belum Feb ?" tanya Yohan membuka pembicaraan.
"Sudah tadi, kalian gimana ?" Febri balik bertanya.
"Kalau aku sih belum, gak tau si Ardi"
"Sama gue juga belum" sahut Ardi kemudian.
"Ya sudah kalian makan siang dulu sana sebelum lanjut kerja" titah Febri kepada kedua sahabatnya.
"Entar aja deh, belum laper juga.. "Ardi menatap Yohan "Kalu Lu mau duluan silahkan aja !!"
"Males kalau sendirian" Jawab Yohan sehingga membuat Febri terkekeh.
"Nanti malam habis tugas nongkrong dulu yuk ! udah lama kita gak nongkrong bertiga" Ardi memberikan usul.
"Ide bagus tuh, gue juga bosan kalau habis kerja langsung pulang kerumah. Sekali-kali lah kita nongkrong" Balas Yohan menyetujui usul Ardi.
"Lu mau kan Feb ??" tanya Ardi pada Febri.
Febri terdiam sejenak, jika ia mengikuti kedua sahabatnya otomatis akan terjadi pertengkaran lagi dengan istrinya. Namun Febri tak bisa membohongi diri sendiri ia juga ingin nongkrong atau kumpul bersama dengan teman-temannya. Selama ini karena keposesifan Desi membuat Febri tak lagi merasakan kebebasan.
Desi akan menyerangnya dengan beribu pertanyaan jika ia pulang terlambat. Entah bagaimana caranya Febri menjelaskan pada istrinya kalau ia juga butuh hiburan.
"Jangan kelamaan mikir Feb !" ujar Ardi membuat lamunan Febri buyar seketika.
Dengan menghela nafas panjang Febri menatap kedua sahabatnya "Gue cuman takut istri gue marah-marah lagi, gue capek berantem terus" ucap Febri lirih. Jujur sebenarnya Febri malu mengatakan semua ini. Ia pasti akan di tertawakan oleh kedua sahabatnya itu karena takut dengan sang istri.
"Ya Elah Feb, sekali-kali kan ??. Lagian Desi pasti ngerti lah kalau Lu butuh hiburan di luar" balas Yohan.
"Yang penting nanti sebelum pergi Lu pamit dulu sama Desi !! bilang kalau mau nongkrong sama kita" Ujar Ardi kemudian.
"Ya udah deh gue mau" Akhirnya Febri mengiyakan ajakan kedua sahabatnya.
Setelah mengobrol dengan Ardi dan Yohan.. Febri melanjutkan pekerjaan nya. Sore ini ada dua pasien yang akan menjalani kuretasi karena bayi tak berkembang dan hamil anggur.
Seorang suster memberikan data pasien pada Febri, dengan seksama Febri membaca data pasien. Kali ini kasusnya seorang wanita muda yang baru berumur 20 tahun ia mengandung 4 bulan namun ternyata bayi nya tak berkembang.
"Sudah ada pembukaan ?" tanya Febri pada Suster Lina.
"Kalau pasien yang ini baru pembukaan satu dok, tadi sudah kami beri obat lagi supaya pembukaannya bertambah. Kalau yang ini sudah lengkap" jawab Suster Lina sambil memberikan data pasien yang kedua.
"Kasus yang ini apa ?" Febri kembali bertanya.
"Hamil Anggur dok"
Febri menganggukan kepalanya "Sudah siap kan ?.pasien sudah di bius ?"
"Sudah dok"
"Ayo keruangan Kuret"
Suster Lina mengikuti langkah kaki Febri memasuki ruangan tempat di laksanakan kuretasi. Di depan ruangan ada seorang laki-laki yang berdiri mungkin itu adalah suami Pasien.
"Permisi, saya dokter Febri. Saya yang akan melakukan kuretasi. Bapak sudah bersediakan istrinya saya kuret" ucap Febri dengan sopan. Ia berkata di balik masker kesehatan yang selalu ia kenakan saat akan bertemu Pasien.
"Siap dok" jawab laki-laki itu.
Febri masuk kedalam, seorang wanita sudah terbaring di atas brankar. Matanya tertutup karena pengaruh obat bius. Selain suster Lina ada dua orang suster lagi yang menemani Febri melakukan proses kuretasi.
Tindakan kuretasi berjalan dengan lancar, tidak lama memang karena Febri sudah ahli melakukan nya. Sebagai dokter kandungan Febri sudah sering melakukan tindakan ini.
"Panggil suaminya !! suruh dia mengajak istrinya berbicara supaya pasien cepat sadarkan diri !!" titah Febri kepada Suster Lina.
"Baik Dok"
Febri melepaskan sarung tangannya, kemudian keluar ruangan karena memang tugasnya sudah selesai. Untuk yang lainnya akan di jelaskan oleh suster yang menemaninya.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Malam harinya usai melakukan pekerjaan Febri, Ardi dan Yohan langsung nongkrong disalah satu Bar ternama di kota Solo. Febri sudah mengganti pakaiannya karena memang Febri selalu mempersiapkan pakaian ganti di mobilnya.
Didalam Bar itu ketiga nya memesan minuman. Niat mereka hanya akan minum sedikit namun karena ketagihan mereka kembali memesan dan memesan.
"Eh udah, jangan minum lagi ingat kita bawa mobil sendiri-sendiri entar bahaya" ucap Ardi yang masih punya kesadaran.
Di antara mereka bertiga hanya Ardi yang kuat minuman seperti itu, walaupun ia minum banyak dirinya tidak akan mabuk hanya pusing di bagian kepala yang ia rasakan.
"Jam berapa sekarang ?" tanya Yohan
"Setengah 12 malam" jawab Ardi dengan pandangan berputar-putar di tambah dengan dentuman musik yang sangat keras.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
"Mas Febri kemana sih ? kok belum pulang juga katanya cuman nongkrong sebentar" gerutu Desi sambil melirik jam yang menggantung di dinding ruang keluarga.
Malam sudah sunyi kedua pembantu rumah tangganya sudah tidur semua..Tinggal Desi yang masih enggan untuk menutup mata. Ia tidak akan bisa tidur jika suaminya belum pulang kerumah.
Berulang kali Desi menelpon Febri namun tak kunjung ada jawaban. Begitupun saat ia menelpon kedua sahabat suaminya.
Desi mendudukan diri di sofa, kedua tangannya di lipat didada. Desi berusaha untuk terus berpikiran positif. Ia yakin suaminya tidak akan macam-macam di luar sana. Namun tetap saja seperti ada setan yang berbisik tentang pikiran negatif yang menyerang hatinya.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Febri mengendarai mobilnya dengan pelan, rasa kantuk, pusing dan mual ia rasakan akibat minum alkohol terlalu banyak. Beruntung tadi Ardi memberinya minum air putih yang banyak sehingga Febri masih bisa menyetir dengan baik.
Namun entah kenapa Febri justru membelokkan mobilnya kerumah lama, padahal niatnya ingin pulang kerumah Desi.
Tok....Tok...Tok.
Febri mengetok pintu rumah dengan keras, berharap siapapun didalam sana akan segera membuka pintu.
Mendengar ada yang mengetok pintu Safa terperanjat kaget, ia merasa ketakutan karena mendengar suara ketokan pintu tengah malam begini.
"Siapa ya ?? kenapa ada yang dateng malam-malam begini" gumam Safa
Dengan berjalan pelan Safa menuju pintu depan tak lupa sebuah sapu ia bawa untuk berjaga-jaga. Namun betapa kagetnya Safa saat pintu terbuka menampilkan sosok Febri dengan penampilan acak-acakan. Bau alkohol begitu menyengat di tubuh Febri.
"Mas Febri" ucap Safa kaget.
Febri justru ambruk di pelukan Safa. Membuat tubuh Safa menegang seketika karena ini pertama kalinya ia di peluk laki-laki selain Ayahnya.
----
...LIKE DAN KOMEN...
...ADD FAVORIT...
...RATE BINTANG LIMA...
...KASIH HADIAH (KOPI/BUNGAH)...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
IFON BATUATA
seru ni
2022-01-21
0
Arty Asik
nah ini ni yang selalu di takutkan kalau suami nongkrong yang awalnya nongkrong tapi akhirnya punya cerita
2022-01-06
0
Hafiz Ghany
lalu terjadi lah ..........😂😂😂
2022-01-04
0