Perjodohan

Kini Jihan dan Zain, sedang berada di rumah Umi Zahra, seperti biasa mulai kamis sore, sampai malam senin jadwal Jihan dan Zain mengajar di pesantren Umi Zahra

Dan kini Jihan dan Zain sedang berada di kamarnya, sedang asyik bercakap cakap masa depan anak anaknya,

Jihan dan Zain masih sama dengan yang dulu, masih seperti pengantin baru, walau anak anaknya sudah tumbuh dewasa, Usia pernikahan mereka tak mengurangi keromantisan keduanya,

Sudah cukup pertikaian dan bencana yang Jihan dan Zain alami waktu itu, setelah itu mereka hidup dengan kehidupan yang baru, dengan bahagia selalu seperti ini

" Sayang.... " Panggil Jihan yang sedang tiduran di bantal serta gunanya

Apa lagi kalau bukan lengan dan dada Zain, yang seba guna sebagai bantal, sandaran pelukan yang selalu memberi kehangatan dan kenyamanan

" Hem...." jawab Zain sambil mengelus punggung Jihan

" Ada apa sayang... Mau beri jatah harian?" goda Zain yang selalu siaga di masalah ranjang

" Kan tadi udah.." jawab Jihan karena belum lama mereka juga habis melakukan sunah rosul malam jum'atnya

Kalau malam jum'at itu special bagi Jihan dan Zain, karena saat berhubungan suami istri di malam jum'at, itu pahalanya sama dengan memerdekakan 100 budak,

Makanya Zain ngotot menyelesaikan ngajinya lebih awal di malam jum'at, agar bisa beronde ronde, dan dapat pahala berlipat lipat..

" Itu terus ya...." ucap Jihan sambil mencubit pinggang Zain

" Mana tau langsung lanjut ronde ke 3" goda Zain karena mereka udah selesai di ronde ke 2

" Masih kuat? udah tua juga" ledek Jihan

" Eleh... Gaya, yang teriak udah tadi siapa?" goda Zain karena Jihan sudah gak kuat tadi

" Tauk ah..... Lupa" jawab Jihan ngumpet di ketek Zain

" Terus tadi manggil ada apa sayang?" tanya Zain lembut sambil mencium kepala Jihan yang mana masih terlihat kencang dan awet muda, tanpa ada kerutan di usia yang sudah kepala 4 ini

" Naifa di sini lho, kita main ke sana yuk" ajak Jihan

" Naifa apa Fahri?" goda Zain cemburu

" Dua duanya lah, " jawab Jihan tanpa sadar

" Hem... Iya lah, mantan.. patner juga kan? " sindir Zain

" Kwkwkwkw... Masih gitu?" tanya Jihan lagi

" Ya mana tau, kesempatan"

" Bukan gitu lho bah, Tadi Naifa minta untuk main ke sana, sekalian kan, kita bisa sambangi El, dan silaturrahmi sama.." ucap Jihan terjeda

" Abah Tasim..." saut Zain sambil nyinyir

" Apaan sih..... Udah tua lho, anak udah besar besar masih aja cemburu gitu?" jawab Jihan sambil tersenyum karena lucu tingkah suaminya yang belum bisa move on sifat cemburunya

" Apa nanti sekalian sowankan Umi, mau ikut jadi bininya sekalian boleh lah..." goda Jihan dan Zain langsung melotot tajam, Jihan makin ngakak melihatnya, dengan berakhir mencium Zain berkali kali

Ke esokan harinya, Jihan dan Zain pergi untuk mengunjungi pondok El, sekalian silaturrahmi ke Ndalem Ilma dan Tasim, dan sekalian ketemu dengan Fahri dan Naifa

" Mi... Mega dan Melisa gimana?" tanya Zain pada Jihan saat dalam perjalanan

" Gimana apanya sih?" tanya Jihan bingung

" Masih ngajak besanan?" tanya Zain

" Abah masih mikirin itu?"

" Ya gimana? nanti mereka menunggu.."

" Kalau Umi sih gak pernah menanggapi serius, orang cuman omong kosong juga, "

" Ya mana tau mereka serius "

" Kalau Umi ya Bah, males untuk menjodoh jodohkan anak anak, biar dia menentukan pilihan sendiri, orang mereka yang manjalani, kita yang gak di jodohkan aja pernah perang apa lagi yang di jodohin? makanya Umi kalau Mega dan Melisa masih ngomong masalah perjodohan, Umi gak mau serius serius menanggapinya, lagian apaan sih orang anak anaknya masih pada remaja juga," jawab Jihan yang gak pernah menganggap ajakan Double Me untuk jadi besan

" Iya juga sih.... Terus kita mampir gak tempat mbah Uti?" tanya Zain saat jalan akan sampai ke rumah Toha

" Nanti kalau pulang aja lah, kita mampir beli jajan dulu untuk El, " jawab Jihan

Dan Hingga akhirnya Zain membelokkan mobilnya di salah satu mini market yang mereka lewati

Jihan gak pernah mau kelewat untuk membawakan makanan maupun jajan untuk anak anaknya saat menyambangi di pesantren

Bahkan sebanyak mungkin sampai penuh mobilnya,

Apa lagi saat menyambangi IL, justru lebih banyak lagi permintaannya, karena IL doyan makan sama seperti dirinya dulu, tapi badan tetap kurus karena bawaan santri, banyak makan tapi juga banyak pikiran

Setelah belanja banyak dan penuh, dengan kantong kantong plastik besar di dalam mobilnya, Zain dan Jihan melanjutkan perjalanannya menuju pondok pesantren AL-JQ

Dan tak lupa Jihan juga membawa oleh oleh untuk Ilma dan Naifa sekalian anak dan juga suami mereka, yang langsung dari butik yang sama sekali sekarang tidak kelola sama Jihan

Setelah menjadi seorang dokter, Dan sibuk dengan rumah sakitnya, Jihan sama sekali tidak pernah andil dalam bisnis perbutikan yang dulu di besarkannya

Selain itu, Jihan sudan enggan, tatkala dulu dia pernah di anggap sebagai perampok dalam butiknya, dan itu kali terakhir Jihan ikut andil,

Bahkan Zain sering kali merayu agar Jihan ikut andil, tapi rasanya kalau udah dengar nama butik, rasa sakit hati kembali muncul, paling enggak sering kali dia minta tolong pada Sintia saja, tanpa harus datang kebutik, dan sering online ngambilnya,

Mencoba melupakan itu pasti, tapi tidak sepenuhnya bisa kembali, dan pasti masih membekas, apa lagi pertama kalinya Jihan di katai sebagai perampok, atas dasar pengelola dan menggunakan uang butik

Kalau dalam bisnis lainnya Jihan masih sering membantu bila Zain kerepotan, karena mau tidak ikut andil juga gak tega melihat suaminya yang bahkan waktu istirahat saja masih berhadapan dengan laptop, jadi Jihan mau gak mau akan ikut andil dalam hal itu, biar bisa segera istirahat sama sama

Sesampainya di pesantren Zain dan Jihan langsung menuju Ndalem Tasim, yang ternyata sudah di sambut oleh Naifa yang ternyata sudah di sana

" Say........ " Teriak Naifa langsung memeluk Jihan

Persaudaraan mereka begitu kental, walau tidak sedarah, tapi cukup hebat, karena Jihan yang selalu menjaga silaturrahmi dengan para sahabat sahabatnya...

" Assalamualaikum...." ucap Jihan pada Naifa yang terlupa mengucapkan salam

" Waalaikumsalam...." Jawab Naifa dan Ilma, kemudian Ilma saling cipika cipiki dan bersalaman dengan Jihan

Begitu juga dengan Tasim dan Zain yang saling salaman, Fahri masih entah kemana, gak kelihatan

" Hm.... Ini pasti buat kami kan?" ucap Naifa pede dan langsung mengambil paper bag di tangan Jihan

" Dek Is..." elak Ilma menegur Naifa

" Udah biasa kali mbak.." saut Jihan yang tau kebiasaan Naifa masih sama dengan yang dulu, dan itu tentu berlaku pada Jihan saja

Naifa dan Ilma hanya tersenyum dan lanjut menyusul Zain dan Tasim yang sudah masuk duluan,

Mereka saling ngobrol, saling cerita dan ngobrol ala ala santri, bukan santri lagi, tapi ala kyai, karena mereka sekarang sudah pada jadi kyai dan bu nyai

Di sela sela ngobrol, Fahri datang bergabung dengan mereka, dengan menggendong anak ke 7 nya, karena hampir 2 tahun sekali Naifa hamil dan melahirkan jadi anaknya banyak

" Weh... Bayi siapa lagi?" tanya Jihan pada Fahri dengan bayi yang masih berumur 6 bulanan

" Anak gue sendiri lah, ke 7 nih..." jawab Fahri santai dan Jihan geleng geleng kepala

" Kok gak cerita sih say..." senggol Jihan pada Naifa yang ada di sebelahnya

" Nanti gue cerita loe bilangnya manak lagi manak lagi.. KB ngapa sih say? Di larang sama Abahnya say.." ujar Naifa yang sering Jihan ledek manak terus

" Hahaha.... Ya tau gitu kan ada ukuran lain untuknya, kalau kayak gitu Umi Jihan kan gak bawa kado ya nak ya.." ucap Jihan sambil mengambil anak Naifa dari pangkuan Fahri

" Alah Kado dari Umi Jihan setiap lahiran datang, Umi Jihan nih kapan Punya baby Lagi" saut Fahri yang menurutnya Jihan gak nambah anak juga sampai saat ini

" Iya say... Anak kami aja udah sama sama 7, kamu belum nambah lagi" saut Naifa , sontak membuat Jihan dan Zain saling pandang

" Perusahaan udah banyak, bisnis di mana, cabang apa aja punya, gak nambah anak nanti anak gue minta jatah warisan lho" gurau Fahri santai

" Boleh... Mau minta warisan apa nak? " jawab Jihan santai sambil ngajak ngomong bayi yang ada di pangkuannya

" Cabang Rumah makan 1 aja gak apa apa Umi" saut Naifa mewakili anak nya

" Di tambah 1 cabang Bank syariah ya gak apa apa kok Umi" tambah Fahri yang sama sama gesrek dengan istrinya Naifa, membuat semuanya makin tertawa ngakak

" Iya bro kenapa gak nambah nambah juga ini, keburu tua lho" ucap Tasim pada Zain

" Dia yang ngandung dan melahirkan Bro, dulu kalau anak anaknya minta adek, dia selalu bilang, kalau Abah siap mengandung dan melahirkan baru Umi mau punya baby lagi,, ya sampai kiamat bro gak bakalan gue bisa hamil apa lagi melahirkan" jawab Zain malah curhat dan membuat bahan tertawaan Mereka semua

Mereka lanjut ngobrol dan ber nostalgia, cukup lama hingga akhirnya waktunya Jihan dan Zain pamit untuk bertemu El

" Gue pamit dulu ya, temuin anak lanang," pamit Zain

" Ketemu di mana? apa gak biar dia yang kesini aja" jawab Tasim

" Kurang bebas katanya ngobrolnya, kalau di ndalem" jawab Jihan karena El yang merasa sungkan

" Tapi entah juga ini nanti di luar mau ketemu gak, dia paling kesal kalau Abah Uminya minta ketemu di area pesantren, takut kalah ganteng sama Abahnya" gurau Zain memberi alasan dan mereka malah tertawa semua

Padahal bukan karena itu, karena El yang masih menyembunyikan identitasnya sebagai anak pendakwah kondang yang masih buming sampai saat ini dengan gaya dakwahnya yang mengikuti perkembangan zaman

Setelah pamit dan bersalaman dengan Jihan yang cipika cipiki mereka mengucap salam dan berjalan beriringan keluar dari rumah menuju pagar

Ilma, Tasim, Naifa dan Fahri mengantar sampai teras runah mereka

Pandangan Tasim dan Fahri masih pada kepergian Jihan dan Zain, membuat Ilma dan Naifa merasa cemburu, karena mereka berdua dulu pernah suka sama Jihan

" Jihan masih sama seperti yang dulu ya Bah.." ucap Ilma pada Tasim yang masih terus menatap kedepan

" Iya... " jawab tasim rak sadar, dan Naifa ikut ikutan

" Makin sukses, awet muda lagi iya gak bah?" ucap Naifa pada Fahri suaminya

" Iya ..." jawab Fahri sama halnya dengan Tasim

" Masih cantik gak?" tanya Naifa dan Ilma yang kesal dan tepat pada muka suaminya

" Iya..." Jawab Tasim dan Fahri kompak dan baru sadar karena istrinya yang sudah pasang badan di depan mata

Terpopuler

Comments

ma2n1sa

ma2n1sa

😅😅😅😅😅 ketahuan.... mata... mata...

2021-11-14

1

Fajarina

Fajarina

gustii anak ws 7 ae 😖

2021-11-06

1

Azhylah Adeeva Qyuu

Azhylah Adeeva Qyuu

🤣🤣🤣🤣ngk dpt jatah..

2021-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 Perbedaan Al El
2 Gombal El
3 Kepelaminan bersamamu
4 Perjodohan
5 cowok Rempong
6 Ungkapan Al
7 Status baru Al
8 Hadiah Mertua
9 Paksaan Al
10 Calon mantu
11 Gombalin Umi
12 Kemauan Al
13 Kepanasan
14 Perlu penjelasan
15 Sederhana
16 Santri dablek
17 Candaan El
18 Drama pertengkaran
19 Ilfil
20 Menolak perjodohan
21 Tergiur
22 Al balik
23 Kenalan dengan Heny
24 Toha vs Alif
25 Nikah muda
26 Dekat Suami
27 Pertimbangan
28 Naluri Ibu
29 Suami Baik
30 Khitbah??
31 Putune Toha
32 Warna baru
33 Pertimbangan
34 Si Otong
35 Pamitan
36 IL Sakit
37 Crewet IL
38 Royal sama anak
39 Menjaga
40 Panik tengah malam
41 Terbangun
42 Emosi jiwa
43 Cari Takziran
44 Senyuman
45 Sungkan
46 Melanggar peraturan
47 Hukuman
48 Ijab sekalian
49 40 Hari
50 Ketat
51 Sport jantung
52 Gak Betah
53 Bertemu Yasmin
54 Takut kehilangan
55 Jangan kaget
56 Hikmah Takziran
57 Lulusan
58 Mengintai
59 Terang terangan
60 Lebay
61 Kita semua sama
62 Pernah Muda
63 Emosi Hati
64 Selingkuh yuk...
65 Besan
66 insecure
67 Sayang Umi
68 Camping
69 Anak sultan
70 Tak Sedarah
71 Siapa Il?
72 Selingkuh
73 Ancaman Jihan
74 Masa lalu
75 Rumit
76 Wejangan
77 EL Rewel
78 Debat Al El
79 Izin
80 Pensiun
81 Banyak Protes
82 Hamil sendiri
83 Persamaan
84 Sosok Il
85 Utang
86 Afdal Nembak Il
87 Nazula
88 Cuplikan Zula
89 Menanti
90 Tangisan Heny
91 Teman baru
92 Profesi baru
93 Tukang Rahasia
94 Tanda tanya El
95 Orang tua Kost
96 Orang Miskin baru
97 Memanusiakan manusia
98 Sayang Gak?
99 Betul Betul betul
100 Kebimbangan El
101 Gak setia
102 Balasan
103 Mati Gaya
104 Menggantung
105 Broken home
106 Siapa Zula
107 Menemani Zula
108 Tekat El
109 Tiba tiba bimbang
110 PUTUS
111 Baik baik
112 Kepo
113 JOMBLO
114 Cewek
115 Manja Il
116 Kumpul
117 Bawel Jihan
118 Nyai Ronggeng
119 Panas Sakit
120 Curhatan
121 Anak Sampah
122 Dunia Tipu tipu
123 Nilai plus
124 Pura pura
125 Sama sama Egois
126 Pasrah
127 Bosen jadi sultan
128 Sudah waktunya
129 Pengakuan
130 Bangga
131 Cengeng
132 Orang aneh
133 Pengalihan tugas
134 Skil Umi
135 Tanpa Takut
136 Semua lelaki Sama
137 Ketahuan
138 Move On
139 Tekat Al
140 Flas back.
141 Mengakhiri
142 Kenapa? ada apa?
143 Sinis Zula
144 Nemu Om
145 Receh
146 Izinkan untuk menemani
147 Udah saatnya
148 Pengertian
149 Lepas tanggung jawab
150 Puasa
151 Memergoki
152 Gercep Sat set
153 Anak Masjid kumpul
154 Pulang kampung
155 Main tempat sultan
156 Sederhana
157 Double Date
158 Saudara Baru
159 Hampir gagal
160 El ilang
161 Pacaran
162 Tikung
163 Lamarkan Zula
164 Terima /tolak?
165 Ketar ketir
166 Keputusan Zula
167 Perang
168 Zula adalah...?
169 Sakit dan Takut
170 Kondisi Jihan
171 Kedatangan Della
172 Cerita Della
173 Rahasia kehamilan
174 Yang sebenarnya
175 Cerita Irfan
176 Kumpul
177 Keseruan pertama
178 Sifat asli
179 Kalap Zula
180 Menuruti semua
181 PINK
182 Pelakor
183 3 Season
184 Jahil
185 Kurang yakin
186 Warisan
187 Drama BNT
188 Permohonan Maaf
189 Berkumpul
190 Bukan saudara
191 Di Hakimi
192 Talak
193 Ide
194 3 Z,
195 Getun
196 Godaan Zula
197 Nyinyiran
198 Culik
199 Belum tau
200 Malaikat kembar
201 Bakal Adek
202 Motifasi
203 Sebut nama
204 Hilang semangat
205 Tukang Catering
206 Ledekan habis
207 Live
208 Artis
209 Tim suporters
210 Besanan
211 Gak peduli
212 Sembuh
213 Masa kecil
214 Cerita sendiri
215 Gandeng terus
216 Kencan gantian
217 Mata kepala
218 Program kehamilan
219 Bandingkan
220 Kritis
221 Candaan Zula
222 Melewati
223 Moment Hamil
224 Syafaat Al Qur'an
225 Info Season 4
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Perbedaan Al El
2
Gombal El
3
Kepelaminan bersamamu
4
Perjodohan
5
cowok Rempong
6
Ungkapan Al
7
Status baru Al
8
Hadiah Mertua
9
Paksaan Al
10
Calon mantu
11
Gombalin Umi
12
Kemauan Al
13
Kepanasan
14
Perlu penjelasan
15
Sederhana
16
Santri dablek
17
Candaan El
18
Drama pertengkaran
19
Ilfil
20
Menolak perjodohan
21
Tergiur
22
Al balik
23
Kenalan dengan Heny
24
Toha vs Alif
25
Nikah muda
26
Dekat Suami
27
Pertimbangan
28
Naluri Ibu
29
Suami Baik
30
Khitbah??
31
Putune Toha
32
Warna baru
33
Pertimbangan
34
Si Otong
35
Pamitan
36
IL Sakit
37
Crewet IL
38
Royal sama anak
39
Menjaga
40
Panik tengah malam
41
Terbangun
42
Emosi jiwa
43
Cari Takziran
44
Senyuman
45
Sungkan
46
Melanggar peraturan
47
Hukuman
48
Ijab sekalian
49
40 Hari
50
Ketat
51
Sport jantung
52
Gak Betah
53
Bertemu Yasmin
54
Takut kehilangan
55
Jangan kaget
56
Hikmah Takziran
57
Lulusan
58
Mengintai
59
Terang terangan
60
Lebay
61
Kita semua sama
62
Pernah Muda
63
Emosi Hati
64
Selingkuh yuk...
65
Besan
66
insecure
67
Sayang Umi
68
Camping
69
Anak sultan
70
Tak Sedarah
71
Siapa Il?
72
Selingkuh
73
Ancaman Jihan
74
Masa lalu
75
Rumit
76
Wejangan
77
EL Rewel
78
Debat Al El
79
Izin
80
Pensiun
81
Banyak Protes
82
Hamil sendiri
83
Persamaan
84
Sosok Il
85
Utang
86
Afdal Nembak Il
87
Nazula
88
Cuplikan Zula
89
Menanti
90
Tangisan Heny
91
Teman baru
92
Profesi baru
93
Tukang Rahasia
94
Tanda tanya El
95
Orang tua Kost
96
Orang Miskin baru
97
Memanusiakan manusia
98
Sayang Gak?
99
Betul Betul betul
100
Kebimbangan El
101
Gak setia
102
Balasan
103
Mati Gaya
104
Menggantung
105
Broken home
106
Siapa Zula
107
Menemani Zula
108
Tekat El
109
Tiba tiba bimbang
110
PUTUS
111
Baik baik
112
Kepo
113
JOMBLO
114
Cewek
115
Manja Il
116
Kumpul
117
Bawel Jihan
118
Nyai Ronggeng
119
Panas Sakit
120
Curhatan
121
Anak Sampah
122
Dunia Tipu tipu
123
Nilai plus
124
Pura pura
125
Sama sama Egois
126
Pasrah
127
Bosen jadi sultan
128
Sudah waktunya
129
Pengakuan
130
Bangga
131
Cengeng
132
Orang aneh
133
Pengalihan tugas
134
Skil Umi
135
Tanpa Takut
136
Semua lelaki Sama
137
Ketahuan
138
Move On
139
Tekat Al
140
Flas back.
141
Mengakhiri
142
Kenapa? ada apa?
143
Sinis Zula
144
Nemu Om
145
Receh
146
Izinkan untuk menemani
147
Udah saatnya
148
Pengertian
149
Lepas tanggung jawab
150
Puasa
151
Memergoki
152
Gercep Sat set
153
Anak Masjid kumpul
154
Pulang kampung
155
Main tempat sultan
156
Sederhana
157
Double Date
158
Saudara Baru
159
Hampir gagal
160
El ilang
161
Pacaran
162
Tikung
163
Lamarkan Zula
164
Terima /tolak?
165
Ketar ketir
166
Keputusan Zula
167
Perang
168
Zula adalah...?
169
Sakit dan Takut
170
Kondisi Jihan
171
Kedatangan Della
172
Cerita Della
173
Rahasia kehamilan
174
Yang sebenarnya
175
Cerita Irfan
176
Kumpul
177
Keseruan pertama
178
Sifat asli
179
Kalap Zula
180
Menuruti semua
181
PINK
182
Pelakor
183
3 Season
184
Jahil
185
Kurang yakin
186
Warisan
187
Drama BNT
188
Permohonan Maaf
189
Berkumpul
190
Bukan saudara
191
Di Hakimi
192
Talak
193
Ide
194
3 Z,
195
Getun
196
Godaan Zula
197
Nyinyiran
198
Culik
199
Belum tau
200
Malaikat kembar
201
Bakal Adek
202
Motifasi
203
Sebut nama
204
Hilang semangat
205
Tukang Catering
206
Ledekan habis
207
Live
208
Artis
209
Tim suporters
210
Besanan
211
Gak peduli
212
Sembuh
213
Masa kecil
214
Cerita sendiri
215
Gandeng terus
216
Kencan gantian
217
Mata kepala
218
Program kehamilan
219
Bandingkan
220
Kritis
221
Candaan Zula
222
Melewati
223
Moment Hamil
224
Syafaat Al Qur'an
225
Info Season 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!