Pagi pun datang, dan saat ini ada seorang wanita yang masih terlelap karena dirinya semalaman menangis. Wanita itu pun mulai mengerakan badannya tanda dia akan bangun, dan benar saja tak berselang lama wanita itu pun terbangun.
"Jam berapa ini?". Gumamnya sambil mengambil ponselnya yang ada dimeja nakas, alangkah terkejut dirinya saat jam sudah menunjukan pukul enam kurang seperempat.
"Astaga Nabila beg* banget sih pakai lupa pasang alarm, jadi telatkan solat subuhnya". Ya, wanita itu adalah Nabila dia hampir saja melewatkan solat subuhnya, karena lupa pasang alarm. Nabila langsung beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu. Nabila belum ingat bahwa dirinya semalam habis nangis.
Setelah mandi, Nabila langsung solat subuh dan setelah selesai dirinya langsung membereskan ranjang, saat membereskan ranjang Nabila melihat seprainya basah.
Deg, Nabila teringkat kejadian semalam, dimana suaminya ingin menikah lagi dengan adiknya sendiri. Nabila pun langsung menangis kembali sambil duduk diranjangnya. Cukup lama Nabila menangis, dan setelah tangisannya mereda, Nabila kembali membereskan ranjangnya, walaupun Nabila masih mengeluarkan air mata.
"Ya Allah semoga Nabila kuat dengan cobaan ini". Batin Nabila karena dirinya harus kuat apa pun cobaannya.
Setelah selesai membereskan ranjangnya,Nabila keluar dari kamarnya dia menarik nafas dalam dalam agar tidak mengeluarkan air matanya lagi. Nabila berjalan menuju dapur untuk memasak, walaupun dia sakit hati dengan suaminya tapi dirinya harus tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri.
Saat Nabila sedang memasak, turunlan Alfaro dan Nisa yang bergandengan tangan mesra, mereka mulai menunjukan kemesraanya dihadapan Nabila setelah kejadian semalam.
Karena Nabila lagi fokus dengan masakannya, dia tidak menyadari kedatangan Alfaro dan Nisa. Sedangkan Alfaro dan Nisa langsung duduk dimeja makan.
Setelah makannya jadi Nabila langsung memasukannya kedalam piring,tapi saat Nabila melirik kearah meja makan, Nabila langsung kaget karena suami dan Nisa sedang berciuman dengan mesra.
Prak
Piring yang berisi masakan Nabila langsung jatuh kelantai dan berhamburan kemana mana. Sedangkan yang sedang bercumbu mesra langsung melirik kearah Nabila.
"Gimana sih makanan aja sampai jatuh begitu". Bentak Alfaro yang melihat makanannya berhamburan kemana mana.
"Kenapa kalian berciuman, padahal kalian belum menikah". Bentak Nabila juga kebawa emosi.
"Terserah kita dong, sirik atau ngiri?". Tanya Nisa yang langsung mengecup bibir Alfaro lagi.
Nabila hanya bisa mengepalkan tangannya dan membaca istigfar sambil mengelus dadanya agar dirinya tidak terbawa emosi. Sedangkan Nisa langsung tersenyum mengejek kearah Nabila.
"Ayo sayang kita sarapan diluar aja". Ucap Nisa yang langsung mengenggam tangan Alfaro. Sedangkan Nabila jangan ditanya lagi dia sakit hati apalagi mendengar adiknya memanggil suaminya dengan sebutan 'sayang', bagaikan ditusuk seribu jarum hati Nabila langsung sakit,sakit sekali, tapi dirinya tidak mau bercerai dengan suaminya dia terlalu cinta kepada suaminya.
Saat melihat Nisa dan Alfaro sudah pergi, Nabila langsung memungut piring yang jatuh tadi, piring itu pecah seperti hati Nabila yang saat ini sedang pecah.
Nabila terus menangis sambil memungut pecahan pecahan beling itu, dan saat ingin mengambil pecahan piring terakhir, tangannya Nabila tergorek oleh pecahan itu, tangan Nabila pun langsung berdarah. Nabila langsung berlari ke arah wastafel, untuk membersihkan darahnya. Nabila pun mengambil alat P3K untuk mengobati lukanya, saat sedang memperban tangannya Nabila terus menangis. Tiba tiba saat sedang mengobati lukannya ada yang suara bel masuk.
Ting tong
Ting tong
Nabila langsung mengelap air matanya dan membereskan alat P3Knya, dan langsung membuka pintu rumahnya dan terpangpanglah Sania dengan senyum manis.
"Loh habis nangis yah?". Tanya Sania karena melihat mata Nabila sembab.
"Assalamualaikum". Ucap Nabila bukannya menjawab pertanyaan Sania, Nabila malah mengucapkan salam.
"Wa'alaikumsalam". Sahut Sania yang belum sadar.
"Eh bentar, kok ada yang salah yah?, hmm.. harusnya gue yang ngucapin salam bukan loh pe-a". Ucap Sania sambil menjitak kening Nabila.
Sedangkan Nabila tidak menyahuti ucapan Sania lagi. "Loh mau apa kesini?". Tanya Nabila sambil menyuruh Sania untuk masuk kedalam rumahnya.
"Lah kan loh sendiri yang nyuruh gue kesini pagi pagi, dan kita kan sebentar lagi berangkat pameran ke Bandung". Ucap Sania karena dirinya memang disuruh Nabila untuk kerumahnya pagi pagi.
"Emang iya?". Tanya Nabila yang masih belum mengingatnya.
"Iya, loh belum jawab pertanyaan gue, loh habis nangis yah?". Tanya Sania kembali.
"Nggak kok, gue cuman kelilipan tadi". Bohong Nabila, karena dirinya tidak mau membuat temannya yang satu ini khawatir.
"Beneran?". Tanya Sania masih belum yakin dengan jawaban Nabila.
"Udah ah gue mau ganti baju dulu". Ucap Nabila mengalihkan pembicaraan.
"Eh tunggu tunggu". Ucap Sania memberhentikan langkah Nabila, Nabila pun melirik Sania, sedangkan Nabila mengankat kepalanya seakan berkata 'apa lagi', Sania pun mengerti dengan gerakan kepala Nabila.
"Tangan loh kenapa pakai perban?". Tanya Sania saat melihat tanga Nabila diperban.
"Tadi gue kena pecahan beling, udah ah jangan banyak tanya". Ucap Nabila sambil berjalan kekamarnya. Sania hanya menganguk angukan kepalanya tanda mengerti.
"Gue tahu loh bohong sama gue". Batin Sania, karena tadi dirinya pas lagi ditaksi, melihat Alfaro dan Nisa bergandengan tangan. Sania tidak mau terlalu kepo karena takut temannya risih dengan berbagai pertanyaan yang dirinya lontarkan.
Tak berselang lama Nabila turun dari kamarnya dan berjalan menuju Sania yang sedang duduk di ruang tamu.
"Ayo berangkat nanti telat". Ucap Nabila, Sania pun melirik ke arah Nabila, Sania langsung takjub melihat penampilan Nabila yang selalu cantik, Nabila menggunakan dress pendek berwarna biru laut, sanhat cocok dikulit putihnya.
"Wih loh selalu cantik, tapi kenapa gue selalu jelek yah". Ucap Sania takjub.
"Loh cantik kok, tapi-...". Ucap Nabila mengantung omongannya dan itu berhasil membuat Sania penasaran.
"Tapi apa?". Tanya Sania.
"Tapi kalau lihatnya dari sedotan dan dilihatnya dari monas, haha". Ucap Nabila mengejek, Sania pun langsung memonyongkan bibirnya mendengar ucapan Nabila. Tapi Sania kembali tersenyum melihat Nabila tertawa bahagia.
"Udah ayo ah nanti telat". Ucap Sania berjalan duluan keluar dari rumah Nabila, dan disusul oleh Nabila. Mereka pun berangkat ke Bandung, dan yang menyetir adalah Sania karena Nabila terlalu lelah untuk menyetir.
"Loh udah sarapan belum?". Tanya Sania. Sedangkan Nabila menggelengkan kepalanya karena memang dirinya belum sarapan.
"Sarapan dulu yah, nanti loh tiba tiba pingsan di Bandung, gue juga yang ribet". Ucap Sania karena dirinya tidak mau Nabila sakit.
"Enggak ah gue males makan, tadi gue udah minum susu kok". Ucap Nabila.
"Emang minum susu termasuk sarapan?, nggak kan". Ucap Sania.
"Nggak, tapi gue udah kenyang kok minum susu aja". Ucap Nabila karena dirinya tidak nafsu makan. Sedangkan Sania hanya pasrah karena sulit untuk menyuruh Nabila makan dan lain halnya. Sania pun kembali fokus menyetir mobilnya.
MOHON KERITIK DAN SARANNYA YAH KAKAK-KAKAK, TAPI INGAT KERITIK DAN SARANNYA JANGAN MELUKAI HATI AUTHOR ATAU ORANG LAIN YAH MAKASIH😊❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Mak Nab
mana boleh adik beradik bermadu
2025-01-19
0
Uti Enzo
jangan d buat bodoh nabila thor
2024-12-06
0
Endang Priya
persetan dgn cinta kalo harus menderita.
2022-05-25
0