bab 5

Lia membuka matanya, dia terkejut, sesosok pria dengan pakaian lengkap berdiri di samping ranjang tempat nya terbaring sedang menatap nya.. Dengan tangan yang dimasukan dalam saku celananya.

Lia terbangun hingga terduduk saking terkejudnya.. dengan tangan yang memegangi selimut menutupi dadanya.. sesaat ia merasa lega, pria itu adalah Davin.. dia teringat, telah bercinta dengan nya beberapa jam yang lalu..

" Kenapa kamu tetap tinggal. Aku sudah memintamu pergi bukan??!! " ucap Davin dengan tampang dingin nya.

" Aaaahhh.. Aku bingung .. Dan kamu juga tak memberiku cukup waktu.." ucap Lia, Dia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, dan sedikit menunduk.. lalu kembali mendongak menatap Davin

" Kamu tiba-tiba menyuruhku pergi, dan tak berapa lama sudah berada didalam kamar ini. dan terlihat kacau. bagaimana aku bisa pergi tanpa terlihat."

" Bersihkan dirimu !! aku mau merokok !"

Davin beranjak pergi, entah kemana.. Lia mengusap wajahnya dan menenggelamkan wajahnya disana. Dia lalu berjalan kekamar mandi, dengan berbalut selimut.

Lia keluar dari kamar mandi, setelah berapa lamanya membersihkan diri. dengan handuk yang membelilit tubuhnya.

ruang mewah itu tampak kosong, tak ada seorangpun kecuali Lia. Dia mengedarkan pandangannya.. memang hanya ada dia disana.

'mungkin Davin merokok diluar' batin Lia saat itu.. ia dengan santai membuka handuknya dan mulai memakai pakaian nya satu persatu.

tanpa ia sadari, Davin yang tengah merokok di balkon bersandar pada pagar pembatas dari beton menghadap kekamar.. melihat semua aktifitasnya..

Lia menyisir rambutnya yang masih basah.. Dia mulai laparr. diedarkannya pandangannya keliling kamar itu tampak 2buah pear diatas meja, berikut dengan pisau yang tadi sempat diambil Davin..

hanya itu satu-satunya makanan yang terlihat oleh matanya..ia memakan kedua buah itu dengan lahap.. sayang tak cukup membuatnya kenyang..

kembali ia memandang sekitar. tampak ada kulkas di ujung ruangan.. Lia coba mengecek.. hanya beberapa minuman dan beberapa bungkus biskuit disana.. dari pada lapar, ia makan saja , ia nikmati biskuit itu dengan sebotol minuman dingin dan menyalakan tivi layar.

Davin masuk dari balkon.. yang tentu membuat Lia terkejud.

' Apa dia melihatku tadi??!' batinnyaa masih dengan muka terkejudnya.

Davin duduk di kursi samping yang menghadap kearah Lia. namun agak jauh..

" Kau sudah makan??" tanya nya

" Belum... aku kelaparan sekarang.. " balas Lia dengan muka memelasnya..

Davin tersenyum geli, diraihnya telepon sambung di atas meja yang tak jauh dari tempatnya duduk..

" Kau mau makan apa?"

Lia tercenung.. ini pukul 03.00 dini hari, mana ada resto yang buka. dan pastilah lama karna makan waktu perjalanan jga..

" Apapun yang bisa dimakan dan datang. dengan cepat.."

Davin tertawa renyah...

" Baiklah..."

Davin menekan sambungan cepat.

" Room service " suara diseberang sana.

" Kami ingin makan... " ucap Davin, " siapkan apapun yang kalian punya daannn..... sebotol wine "

" Baik !"

" Secepatnya !!"

Davin menutup teleponnya.

kembali ia memperhatikan Lia, dengan aktifitasnya mengunyah biskuit dan menonton acara tv..

" Appaaaa???!!!" seru Lia yang merasa dari tadi dilihat Davin tanpa berkedip. Davin tersenyum sekilas..

" Bagaimana interview mu tadi??!!"

" Mmmmm,, tidak baik " balas Lia, " kurasa !!"

" Jelaskan ! "

"Mmmmm.... " Lia mencoba berfikir dan mengingat-ingat kejadian di ruang interview.. hari ini terlalu banyak kejadian yang Dia alami.

" Aku tidak masuk dalam qualifikasi yang mereka cari.. "

Davin masih menyimak...

" Dan sepertinya surat rekomendasimu bermasalah.. Mereka terlihat kesal.. "

Davin tertawa kecil, Dia menggeleng dan nundukkan kepalanya dan kembali menatap Lia.

" Lalu ?? "

" Hari ini aku cukup sial, " cerita Lia sambil menjejal kan biskuit terakhir kemulutnya.

" Aku kehilangan sepatuku dilift, dan dikejar oleh segerombolan pria garang.. " Lanjut Lia dengan tawa renyah nya.. Ia cukup geli dengan kesialan hari ini yang begitu bertubi-tubi..

" Kau dikejar segerombolan pria?? " Davin memajukan badan nya dan kedua tangan nya bertumpu pada lututnya.

" Kenapa??" selidiknya

" Aku mencari pintu darurat, agar bisa turun lewat tangga. Tp aku malah masuk keruangan mereka. sepertinya, mereka sedang merencanakan sesuatu yang jahat pada seseorang.... " Lanjut Lia mendongeng..

" Mmmmm... sebentar, biar ku ingat-ingat... " Lia memejamkan mata dan mengetuk-ngetuk dahinya dengan 2 jari nya..

" Di.. en... aaaahh,, apa yaaa... Diii..... eennn... " Lia mencoba mengingat-ingat kembali...

" DNA? "

" Aaahh... benarr !!! " Lia merasa tebakan Davin benar, hingga ia bersemangat..

" Mereka menyebut DNA grup.. "

Davin mengeluarkan ponsel dari kantong jaket jas nya, memijit-mijitnya, lalu menyerahkannya kepada Lia.

" Apa orang ini ada diantara mereka??"

tampak dilayar foto seorang pria dengan tato naga di lehernya, Lia terkejut..

" Benarr... Dialah yang paling mendominasi , kurasa dialah penguasanya."

Lia mulai mencerna, rautmuka nya mulai berubah,

" Apa kau mengenalnya ???"

Davin semakin mendekatkan dirinya ke arah Lia..

''Apa kau ingat apa yang mereka bicarakan??!!" Davin menatap tajam Lia yang mana itu membuatnya sedikit takut.

Toktoktoktok

suara pintu kamar diketuk..

" makanannya kah???" Lia mengalihkan pembicaraan dan pandangannya .dengan semangat Ia berlari kearah pintu. membukanya, tampak pelayan Hotel dengan kereta dorongnya didepan pintu dengan tersenyum ramah..

Sementara itu, Davin menghubungi seseorang melalui ponsel nya.

" G-Dragon terlibat !!"

" Aku sudah mendapatkannya!!" suara Kevin disebrang sana.

" Seperti yang diharapkan !! kau cepat !" senyum Davin mengembang, Ia tampak puas.

▪▪▪▪

Kembali ke situasi Lia

Lia mempersilahkan nya masuk.. melihat makanan yang dibawa pelayan itu begitu banyak dan lezat, membuat air liur Lia menetess..sampai ia harus mengelapnya. setelah menata makanan dimeja, pelayan itu pergi..

Lia tak sabar ingin menyantap. Dia mulai mengambil makanan dan melahabnya. Lia melirik Davin yang masih duduk ditempat nya, Dia terlihat sedang menghubungi seseorang..

" Kau tak makan??" ucap Lia, saat diliatnya Davin telah selesai menelpon.

Davin berjalan mendekat

" Hmmmm.. apa yang kita punya???!!" Davin duduk dan memandang meja yang sudah penuh dengan makanan.

Davin mengambil beberapa makanan dan mengunyahnya.. Dia melirik Lia yang aktif menjejalkan makanan kemulutnya.

terliat beberapa piring yang telah kosong menumpuk disampingnya. Davin tercengang.

" Kau sudah menghabiskan sebanyak itu??!!"

Lia yang sibuk menjejalkan makanan kemulutnya, menghentikan aktifitasnya..

" Jangan berkata seolah aku serakus itu. " ucap Lia setelah menelan makanan yang ada dimulutnya,ia sedikit tersinggung,

" Makanan disini banyak, tapi porsinya sedikit. " ucapnya sedikit kesal,

" Lihat ini !!" Lia menunjuk satu piring desert yang dipatting sempurna. " sepotong kue kecil yang di hias seperti sulaman."

" Ini tak bisa membuatku kenyang." gumamnya. lalu menjejalkan makanan lain kemulutnya.

Davin menelan sisa makanan yang masih tertinggal dimulutnya..

" Kau masih ingat apa yang mereka bicarakan?!"

" Huuuummm??!"

" Orang bertato naga itu.." Davin menatapnya tajam.

Lia menggelang..

Davin menyandarkan punggungnya di sandaran kursi . jari-jari tangannya menyentuh bibir seksinya.. Jelas Dia menginginkan informasi lebih.

"tak masalah ! toh kevin sudah mendapatkannya, hanya tinggal mencari tau siapa dalang nya.. " pikir Davin saat itu , " mereka tak mungkin bergerak sendiri !"

▪▪▪▪

Pagi itu mereka bersiap keluar kamar, Lia memperhatikan sepatunya yang tinggal sebelah, apakah akan memakainya atw bertelanjang kaki saja.. saat itu ia melihat sandal hotel di rak dekat kamar mandi.

Ahir nya ia putuskan untuk memakai itu saja. sementara sepatu sebelahnya ia genggam.

" Masih lama kahh?? " seru Davin dari dekat pintu kamar 306.

" Aahh.. iyaaa !" seru Lia, ia berlari kecil ke pintu, tak jauh dari pintu ia melihat pasangan sepatunya yang tertinggal di lift waktu itu. ia terhenti..

" Aaaaaa... ini !!" serunya.. ia ber alih melihat sepatu yang ia genggam.

Dia lalu mengambi sepatu yang tergeletak dilantai..

" Kenapa??" Davin mendekat,

" ini sepatuku !! kenapa bisa ada disini??!!" serunya girang.. ia tak menyangka akan menemui sepatunya yang hilang tertinggL di lift

" Aku menemukannya di lift. "

Lia yang terlihat girang itu, melepas sendal yang ia pakai, lalu berganti memakai sepatunya .

" Masih bisa dipakaii.. " ucap Lia senang..

Davin tertawa geli..

" Sebegitu senangnya kah??!!"

"Tentuu !! aku kehilangannya dilift, ini sepatuku satu-satu nya."

Kembali Davin tersenyum gelii..

" Ayoo pulang..!"

▪▪▪▪

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

masih bingung dg karakter davin..hmmm

2022-01-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!