bab 4

Lia memasuki kamar 306 .. Dia masih dibuat takjub dengan ruangan mewah itu.. matanya berkeliling menikmati keindahan kamar itu yang tampak begitu elegan.. setelah matanya puas memandang, Lia melihat jam . pukul 20.45 wib. Lia yang merasa cukup penat dan lelah, memutuskan untuk mandi sejenak..

waktu menunjukkan pukul 21.03 wib Lia keluar kamar mandi dengan berbalut handuk ditubuhnya. Ia berjalan mengambil hairdryer dan mulai mengeringkan rambutnya. baru setengah kering dan lembab.. ponsel nya berdering.. Lia menghentikan aktifitas nya, dan mengambil benda pipih dari dalam tasnya. tampak dilayar nmr Davin. Lia menggeser tombol terima.

" Hallo??"

" Kamu dimana??!!" Suara Davin terdengar lebih berat dan sengal..

" Dikamar 306. Kamu menyuruhku menunggu disini.."

" Pergi dari sana sekarang !! Jangan sampai terlihat siapapun !!" perintah Davin.. telepon ditutup..

Lia bingung.. sejenak Ia terdiam.. pikirannya traveling saat itu.. Dia mendengar seperti suara pintu dibuka dan menutup kembali. Ia lalu berjalan untuk memastikan. Terlihat olehnya Davin berdiri bersandar menyamping pada tembok kamar.. Dia terlihat kacau.

Lia tak bersuara... hanya menatap dengan pandanga yang sulit diartikan.

Davin menoleh kearah Lia. Terlihat Lia dengan balutan handuknya, dan rambut yang setengah kering terurai kedepan.. Davin menelan saliva nya, dan memejamkan matanya . Dia benar-benar terlihat kacau namun tak mengurangi ketampanannya.

" Kenapa kamu masih disini??" suara Davin lirih.. Dia terlihat seperti orang sakau yang kehabisan obat..

" Apa yang berjadi??" suara Lia pelan, perlahan Lia mendekat .

" Jangan mendekat..!!" Perintah Davin, Lia menghentikan langkahnya. " Aku tak ingin kau terlibat."

Davin berjalan mendekati sebuah meja tak jauh dari. sana dan mengambil pisau. buah. ia mengangkat tangan nya dan hendak menusuk paha kanannya. Buru-buru Lia menahan pisau itu dengan tangan nya.. Ia membungkuk tepat di depan Davin.

" Apa yang kamu lakukan." pekik Lia . " Kamu menyakiti dirimu sendiri..." Lia masih berhsaha menahan dan merebut pisau itu..

Davin menarik lengan Lia dan membenturkanya ke tembok, ditahannya tubuh Lia dengan tubuhnya, dan mencium bibir merah Lia dengan buasnya, lalu menjalar hingga kelehernya.. Lia meronta, berusaha melawan..

Tubuh Davin mulai menjauh.. Dia terlihat sangat kacau.. kembali Ia meraih pisau yang jauh tak jauh dari nya berdiri dan hendak menusukkannya kepaha kanannya sekali lagi, Lia menahannya dengan menggenggam pisau itu..

" Apa yang kau lakukan HAAAAHHH???!!!" teriak Lia menatap Wajah Davin dari bawah..

" Aku... Harus tetap membuat diriku sadar...!!" suara Davin kembali terdengar berat. " Seseorang memasukan sesuatu dalam minumanku.. "

Lia terkejut.. raut wajah berubah...

" Ada yang tidak beres disana... " ungkap Davin lagi

" Mungkinkan kau meminum v*****??"

" Aku tak tau... " suara Davin makin berat...

Lia terdiam sejenak.. Ia menatap iba Davin..

" Aku akan membantumu.. " ucap Lia yakin.. " Ini bukan sesuatu yang bisa kamu tangani sendiri.."

Davin menatap Lia tak mengerti.. perlahan genggaman pisaunya melemah yang lalu diambil alih oleh Lia. dan meletakkanya dimeja.

Perlahan Lia mendekatkan tubuhnya, mengalungkan tangan nya di leher Davin , dan Davin memeluk pinggang Lia.. perlahan mereka menyatukan bibir, dan saling menggulum lidah.. semakin lama, ciuman Davin membuas... ia menjadi tak sabar, merengkuh tubuh Lia erat-erat dan menarik lepas handuk yang Dia kenakan..

Davin semakin liar, menciumi setiap jengkal tubuh atas Lia.. Dia mulai menanggalkan apapun yang melekat ditubuhnya. Diangkatnya sebelah kaki paha Lia hingga kepinggangnya, lalu mulai menggendongnya, Lia mencapit tubuh Davin masih mencium bibir Lia dengan Rakusnya.. Davin berjlan hingga tubuh Lia terbentur tembok.. Dia mulai mempercepat hentakan tubuhnya.. hingga pelepasan disana..

Wajah tegang Davin mulai mengendor. Nafasnya tak lagi memburu seperti sebelumnya. Perlahan Ia mulai menatap wajah Lia... Ada semburat rasa sayang terpancar dimata Davin.

Davin mulai merasakannya lagi, ternyata ini belum berakhir. Dia bergerak berpindah mengangkat tubuh Lia yang masih dalam gendongannya kearah ranjang.. kembali ia mencumbui tubuh mulus Lia,, dari leher, bergerak kebawah hingga kedadanya, lalu kembali menggulum bibir Lia yang terasa manis oleh nya.. Davin mulai menghentakan tubuhnya, sedikit lebih keras dan cepat, membuat tubuh Lia ikut bergetarr.. Davin. perlahan melakukan pelepasan..

Ditatapnya kembali wajah Lia yang terpejam... lalu dikecupnya kening Lia dengan lembut..

Lia perlahan menggerakkan tangan mengelus kepala Davin yang kini mencium lehernya.

" Jangan buat tanda disana.. " larang Lia.. " sedikit kebawah, agar tertutup. oleh baju ku.."

Davin menurut, Dia. menggeser bibirnya sedikit kebawah, dan membuat kiss mark disana.. satu, dua, tiga kissmark tercetak jelas di dada Lia.

kembali Davin merasakannya. kembali ia mengangkat tubuh Lia dan memposisikan tubuhnya diranjang yang lebih nyaman.. Davin mulai beraksi lagi, kali ini lebih lembut,, tidak sebuas dan serakus sebelumnya.. hingga sekali lagi Dia melakukan pelepasan..

Dilihat nya wajah Lia sekali lagi, Lia tampak Lemah dan lemas.. sekali lagi Davin mengecup lembut kening Lia, lalu berpindah ke matanya yang terpejam, berpindah kehidungnya, lalu kepipinya, dan mengecup ringan bibir ramun Lia.

Lia mulai terlelap..

▪▪▪▪▪

Perlahan Lia membuka matanya, rasa lelah dan ngantuk masih menggelayutinya.

Davin juga terlihat terlelap dengan memeluk tubuhnya dari belakang.

Lia menggerakkan tubuhnya perlahan. Dia hendak bangun.. namun tertahan oleh pelukan Davin yang erat..

" Jangan bergerak !!"

" Aku tau kamu sudah tak sanggup. Jangan membangunkan yang ada dibawah sana. !!" ucap Davin masih dengan mata terpejam..

Lia menurut. Dia kembali memejamkan matanya dan langsung terlelap..

Slang beberapa saat, Davin. bangun. Ia berjalan menuju kamar mandi membersihkan diri. lalu keluar dengan berbalut handuk dipinggangnya..

Davin berdiri ditepi ranjang, menatap tubuh polos Lia yang sedang terlelap.

Terdengar suara pintu diketuk.. Davin menyelimuti tubuh Lia hingga menutupi lengan dan dadanya. lalu berjalan menuju pintu kamar.

Tampak Kevin di balik pintu. Dia tertegun.. kaget melihat penampilan Davin..

" Apa ini??!! kau baik-baik saja?? " cerca nya

Davin melangkah lebih dulu kedalam kamar Kevin ngikuti..

" Kenapa mengirimiku SOS.. " ujar Kevin lagi, " Aku langsung berlari kemari begitu menerimanya.. Kupikir terjadi sesuatu padamu ! tak biasanya kau mengirimiku... "

belum sempat Kevin menyelesaikan ucapannya, Dia terhenti karna Davin berhenti didepan nya, dan menatap seseorang diatas ranjang.

Kevin tercengang melihat pemandangan itu. Dia menatap wajah Davin..

" Sepertinya mereka memasukan semacam V***** dalam minumanku. "

" Kau yakin??!!"

" Ada seorang wanita dengan pakaian menggoda mengekoriku sepanjang pelarianku dari sana. dia terus menempel seperti permen karet." terang Davin, " Aku pikir dia adalah jebakan yang memang disiapkan untukku. Jadi aku memukulnya dengan sepatu yang aku temukan di dalam lift."

" Baiklah !! " ucap Kevin mengerti. " Apa yang kau ingin aku lakukan ??!!"

" Cari siapapun yang terlibat. dan buat mereka merasakan lebih buruk dari yang aku rasakan. " titah Davin dengan tampang dingin nya.

" Baiklah !!! " ucap Kevin kemudian, menatap wanita yang terbaring diranjang. " Bagaimana dengan Dia? haruskah aku bereskan juga??!"

Davin menatap Tubuh Lia

" Tidak !!" ucap Davin masih dengan tampang dinginnya, " Dia jadi urusanku.."

▪▪▪▪▪

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!